Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SHALAT SUNNAH RAWATIB, DUHA ,GERHANA


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fiqih Ibadah I
Dosen Pengampu : Ainol Yakin, M.Si.

Di Susun Oleh :
Kelompok 8
1. Nurrul Fithriani Ikhwan (171410222)
2. Ayu Rizkia Fatma (171410187)
3. Dani Kurniawan (171410205)
4. Fikri Pratama Putra (171410199)
Kelas: Ekonomi Syariah F

EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN
SERANG-BANTEN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 2
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Shalat Rawatib 3
B. Shalat Duha 6
C. Shalat Qususf 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 10
DAFTAR PUSTAKA 11

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Shalat merupakan suatu ibadah bahkan ibadah yang paling utama dalam proses
penghambaan dan pendekatan diri kepada Allah. Shalat yang dikerjakan dengan
sepenuh hati, ikhlas karena Allah akan menumbuhkan sensasi kenikmatan tersendiri.
Shalat dalam syariat islam terbagi menjadi dua, yaitu shalat fardu dan shalat sunah.
Shalat sunah ialah shalat untuk menambah kekurangan dalam melaksanakan shalat
fardu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Shalat rawatib ?
2. Apa yang di makaud shalat dhuha ?
3. Apa yang dmaksud shalat khusuf?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian shalat sunah
2. Mengetahui macam-macam shalat sunah

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Shalat sunah rawatib

Rasullah saw. bersabda, “bagi muslim yang mendirikan shalat sunnah setiap hari
sebanyak dua belas rakaat akan di bangunkan rumah disurga oleh allah.” Pada hadis lain,
“siapa yang konsisten melaksanakan dua belas rakaat sehari semalam, pasti masuk surga.
Yaitu, empat rakaat sebelum dzuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah
magrib, dua rakaat sesudah isya,dan dua rakaat sebelum subuh.”

Rangkaian shalat sunnah ini disebut shalat rawatib karena dikerjakan mengiringi
shalat fardhu. Ada dua macam shalat rawatib:

a. Qabliyyah adalah shalat sunnah yang dikerjakan seblum shalat wajib (2 rakaat sebelum
shalat subuh, 2 rakaat sebelum zuhur, 2 atau 4 rakaat sebelum asar, dan 2 rakaat sebelum
isya).

Niatnya:

‫اُﺻَﻠﱢﻰ ﺳُﻨﱠﺔً اﻟﻈﱡﮭْﺮِرَﻛْﻌَﺘَﯿْﻦِ ﻗَﺒْﻠِﯿﱠﺔً ﻣُﺴْﺘَﻘْﺒِﻞَ اﻟْﻘِﺒْﻠَﺔِ ِ ِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ‬

USHOLLI SUNNATAZH-ZHUHRI ROK'ATAINI QOBLIYYATAN MUSTAQBILAL


QIBLATI LILLAAHI TA'AALA

Artinya:

Aku niat melakukan shalat sunat sebelum dzuhur 2 rakaat, sambil menghadap qiblat
karena Allah ta'ala
*Kata zuhur diganti sesuai dengan shalat wajib yang akan di kerjakan

b. Ba’diyyah adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu (2 atau 4
rakaat sesudah zuhur, 2 rakaat sesudah magrib, dan 2 rakaat sesudah isya).

Niatnya :

‫اُﺻَﻠﱢﻰ ﺳُﻨﱠﺔَ اﻟﺼﱡﺒْﺢِ رَﻛْﻌَﺘَﯿْﻦِ ﻗَﺒْﻠِﯿﱠﺔً ﻣُﺴْﺘَﻘْﺒِﻞَ اﻟْﻘِﺒْﻠَﺔِ ِ ِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ‬

USHOLLI SUNNATASH-SHUBHI ROK'ATAINI QOBLIYYATAN MUSTAQBILAL


QIBLATI LILLAAHI TA'AALA

Artinya:

4
Aku niat melakukan shalat sunat sebelum subuh 2 rakaat, sambil menghadap qiblat
karena Allah ta'ala
*kata “zuhur” diganti sesuai dengan shalat wajib yang telah dikerjakan

Waktu Rakaat Bacaan setelah Al-Fatihah Hukum


Sebelum asar 2 Nabi saw. bersabda,
“semoga allah
menyayangi orang yang
shalat empat rakaat
Atau sebelum asar.”
4 Sunnah ghairu muakkad
(tidak sangatdianjurkan)
Sebelum 2 Sunnah ghairu muakkad
magrib (tidak sangat dianjurkan)
Sesudah 2 Surat Al-kafirun dan Al-Ikhlas Sunnah muakkad (sangat
magrib dianjurkan)
Sebelum isya 2 Sunnah ghairu muakkad
(tidak sangat dianjurkan)
Sesudah isya 2

Atau
Sebelum 2 Surat al-kảfirủn dan surat al- Sunnah muakkad (sangat
subuh Ikhlas dianjurkan)
Sebelum zuhur 2 Sunnah muakkad (sangat
Atau dianjurkan)
4
Sebelum zuhur 2 Sunnah muakkad (sangat
Atau dianjurkan)
4 Sunnah ghairu muakkad
(tidak sangat dianjurkan)
4
Sesudah 4 Sunnah ghairu muakkat
jum’at (tidak sangat diajurkan)

Catatan
1. HR. Ibnu Majah
2. H.R Ahmad, al Tirmidzi, dan abu Dawud dari Ibn’ umar. Menurut al-albani,hadis
tersebut sahih.

Petunjuk Nabi
Aisyah ditanya tentang shalat rasulullah. Aisyah menjawab. “ beliau shalat isya
bersama masyarakat kemudian pulang kerumah dah shalat (sunnah) empat
rakaat...”(HR.Abu Dawud).

5
Rasulullah saw. bersabda, “ jika kalian shalat sunnh setelah shalat jumat, shalatlah
empat rakaat.” Amr dalam riwayatnya menambahkan, Ibnu Idris berkata, suhail,
berkata, “ jika engkau sedang terburu-buru, maka shalatlah dua rakaat di masjid dan
dua rakaat di rumah saat engkau pulang.”(HR Muslim)

Shalat menjadi udara, air, makanan, obat,dan multivitamin yang di perlukan


jiwa untuk bertahan hidup dan diperlukanjiwa untuk bertahan hidup dan
berkembang, shalat wajib turut melindungi kita dari malnutrisi spiritual, dan
menjadi suntikan pencegah penyakit-penyakit yang mematikan fitrah manusia.
Dr.Khalilah Khavari,
Pakar kecerdasan spiritual

Petunjuk Nabi
Dari Abdullah Ibn Mugaffal, rasulullah bersabda, “Di antara setiap dua ajan terhadap
shalat,” ( beliau mengulang ucapan tersebut tiga kali),dan pada kali tiga beliauy
berkata, “ bagi yang mau,” (HR Bukhari).
Ibnu Umar berkata, rasulullah bersabda, “Allah akan merahmati orang yang shalat
sunnah empat rakaa “Allah akan merahmati orang yang shalat sunnah empat rakaat
sebelum asar,” (HR Abu Dawud)
Shalat sebelum shalat magrib, dan pada kali ketiga beliau bersabda: “bagi yang mau,
kahawatir umat manusia akan menganggapnya wajib,” (KH Bukhari)
Abdulah ibn syaqiq berkata, “ aku bertanya pad ‘aisyah tentang shalat sunnah
Rasulullah. Aisyah menjawab, “ nabi shalat dirumah sebelum duhur empat rakaat
kemudian masuk lalu shalaat dua rakaata

2. Shalat Dhuha
Shalat dhuha adalah shalat sunah yang dikerjakan pada waktu pagi atuau waktu
dhuha yakni ketika matahari naik setimggi tombak atau naik sepenggalah yang kira-kira
antara jam tujuh, delapan, sembilan sampai masuk waktu shalat dzuhu. Shalat dhuha
sedikitnya dikerjakan dua rekaat dan sebanyak-banyaknya ua belas rakaat dengan setipa
dua rekaat satu salam. Shalat duha hukumnya sunah muakkad (sangat dianjurkan). Sebab

6
Rasulullah senantiasa mengerjakannya dan membimbing sahabat-sahabatnya untuk
mengerjakan sekaligus berpesan untuk selau mengerjakannya dengan menjadikannya
sebagai wasiat, sepetri didalam hadis Rasulullah bersapdah

‫او ﺻﺎ ﻧﻲ ﺧﻠﯿﻠﻲ ﺻﻠﻲ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ ﺑﺜﻼ ث ﺻﺎ م ﺛﻼ ﺛﺔ اﯾﺎ م ﻣﻦ ﻛﻞ ﺷﮭﺮ ور ﻛﻌﺘﻲ اﻟﻀﺤﻲ‬
‫وان او ﺗﺮ ﻗﺒﻞ ان اﻧﺎ م‬

Dari Abu Hurairah RA ia berkata, “ Kekasihku SAW mewariskan kepadaku tiga


hal ; yaitu puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat shlat dhuha, dan shalat witir sebelum
tidur.”

Cara melaksanakan shalat dhuha sama dengan shalat fardu dalam setiap
gerakannya, yang membedakan hanyalah niat shalatnya. Lafaz niat shalat dhuha dua
rakaat adalah:

‫ﺗﻌﺎ ﻟﻰ‬ ‫اﺻﻠﻲ ﺳﻨﺔ اﻟﻀﺤﻰ رﻛﻌﺘﯿﻦ‬

“ Aku niat sahalat sunah dhuha dua rakaat karena Allah ta’ala.”

Shalat duha mengandung banyak keutamaan dan hikmah . Mangkanya Rasulullah


SAW senantiasa mengerjakannya, dan memottivasi par sahabatnya melekukan hal ynag
serupa. Keutamaan yang kita dapat dalaM melaksanakan shalat dhuha adalah akan
mendatangkan keutngan yang besar, akan diampuni dosanya walau sebanyak buih di luat,
mahala melaksanakan shalat dhuha sama saja seperti menunaikan haji dan umroh.

7
3. Shalat gerhana

Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda-tanda kekuasaan Allah, ia tidak


tertutup karena kematian seseorang atau lahirya seseorang atau lahirnya seseorang. Dan
jika meihat gerhana (matahari dan bulan ), berdoalah kepada Allah dan shalatlah hingga
selesai.

a. Tata cara pelaksanaan shalat gerhana


Shalat sunnah gerhana (matahari atau bulan ) dilaksanakan dalam empat rakaat:
1. Pada rakaat pertama, setelah takbir membacaal-fatihah dan
surah yang panjang, lalu rukuk yang panjang dan bangun dari
rukuk, tanpa sujuddan masuk ke rakaat ke dua.
2. Pada rakaat kedua melakukan sama seperti rakaat ke dua
dengan bacaan dan rukuk yang lebih pendek dari rakaat
petama.
3. Pada rakaat ketiga sama melakuan hal yang sama seperti
paadarakaat pertama dan kedua dilengkpi dengan sujud, jadi
rukun shalatnya lengkap seperti shalat biasa.
4. Pada rakaat terakhir, melakukan hl yang sama seerti paada
rakaat ketiga dengan duduk tahiyatul akhir.

Hal ini berdasran hadist nabi :

Aisyah r.a., istri nabi, berkata : Aku pernah shalat gerhana ,matahari dalam masa
hidup Nabi. Beliau keluar dari masjid menuju masjid dan membaiskan masyarakat di
belakang beliau. Beliau kemudian berakbir dan melantunkan bacaan panjang , kemudian
mereka takbir dan rukuk yang panjang kemudia beliau mengucapkan ‫ﺳﻤﻊ ﷲ اﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪه‬
lalu berdiri tanpa sujud. Dan beliau membaca bacaan yang panjang , lebih pendek dari
bacaan rakaat pertama , kemudian beiau sujud dan rukuk yang panjang , namun lebih
pendek dari rakaat pertama . kemudian beliau membacakan ‫اﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪه وﻟﻚ ال‬
‫ ﺳﻤﻊ ﷲ‬kemudian sujud dan melakukan hal yang sama (sepertipada rakaat lke tiga
)padarakaat yang ke empat , maka lengkalah empat rakaat dalam empat sujud. Maka
gerhana matahari berakhir sebelum masyarakat bubar dari shalat. Kemudian beliau
berdiri dan memuji Allah kemudian ia bersabda : ( Gerhana matahari dan bulan)
merupakan dua dari tanda-tanda Allah, bukan karena hilangnya seseorang atau krna
lahirnya seseorang . Jika kalian melihatnya , bergegaslah untuk shalat( HR Bukhari).

8
b. Niat Shalat gerhana matahari

 ‫اﺻﻞ ﺳﻨﺔ ﻟﻜﺼﻮ ف اﻟﺸﻤﺶ رﻛﻌﺘﻠ ﻦ اﻣﺎ ﻣﺎ‬

‫ﺗﻌﺎ ﻟﻰ‬ ‫ﻣﺎﻣﻮ ﻣﺎ‬/

Artinya : Saya niat shalat gerhana matahari dua rakaat ( sebgai imam/makmum lillahi
taala .

c. Niat shalat gerhana bulan

‫اﺻﻞ ﺳﻨﺔ ﻟﻜﺼﻮ ف اﻟﻘﻤﺮ رﻛﻌﺘﻠ ﻦ اﻣﺎ ﻣﺎ‬

‫ﺗﻌﺎ ﻟﻰ‬ ‫ﻣﺎﻣﻮ ﻣﺎ‬/


Artinya : Saya niat shalat gerhana matahari dua rakaat ( sebgai imam/makmum0 lillahi
taala .

9
KESIMPULAN

Shalat sunah rawatib merupakan shalat sunnah yang dilakukan sebelum melakukan
shalat fardlu ( Qabliyah, ba’diyah).

Shalat dhuha adalah shalat sunah yang dikerjakan pada waktu pagi atuau waktu dhuha
yakni ketika matahari naik setimggi tombak atau naik sepenggalah yang kira-kira
antara jam tujuh, delapan, sembilan sampai masuk waktu shalat dzuhu. Shalat dhuha
sedikitnya dikerjakan dua rekaat dan sebanyak-banyaknya ua belas rakaat dengan
setipa dua rekaat satu salam. Shalat duha hukumnya sunah muakkad (sangat
dianjurkan).

Shalat qusuf merupakan shalat yang di laksanakan ketika terjadi gerhana (matahari
dan bulan) Sebagai tanda mengagungkan kekuasaan allah dan tanda-tanda
kekuasaan Allah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Wajdi firdaus dan Rahmani Saira, 2009. Buku Pintar Shalat Wajib dan Sunnah. Jakarta :
Zaman

Zuhri Minan, 1956. Tuntunan Shalat Lengkap dan Wiridan dan Shalat-Shalat Sunah.
Kudus : Menara Kudus

Cholil, 1995. Keutamaan dan Keistimewaan Shalat Tahajjud, Shalat hajat, Shalat
istikharah, Shalat Dhuha, Beserta Wirid dan Doa-doa Pilihan. Surabaya : Ampel Suci

11

Anda mungkin juga menyukai