Anda di halaman 1dari 8

Nama : Amanda Septinita A. P.

NIM : 20150710003

Kelompok : FISSURE 3

Standart Erupsi Gigi Permanen pada Anak – anak


Yunani Terbaru
Sinopsis

Standarisasi perkembangan gigi sangat penting dalam bidang medis, biologi dan
antropologi. Surve terakhir dalam menentukan standarisasi erupsi gigi di masyarakat
yunani sudah mengahabiskan waktu lebih dari 30 tahun yang lalu. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menyajikan data baru pada waktu dan urutan munculnya
gigi permanen, menggunakan tiga metode dan untuk menentukan korelasi yang
berbeda dengan usia dan parameter pertumbuhan somatik lainnya. Data cross
sectional dan longitudinal pada erupsi gigi permanen dikumpulkan melalui
memeriksa 382 anak-anak (189 perempuan dan 193 laki-laki). Jumlah rekaman
yang diperoleh antara tahun 2009 dan 2011 adalah 646. Tiap gigi permanen saat itu
mencetak skor: 0, 0.25, 0,5 atau 1. Rekaman dikenalkan dalam sebuah database
dan statistik analisis yang telah dilakukan. Jumlah gigi ditentukan untuk interval usia
1 tahun. Jumlah gigi lebih tinggi untuk perempuan diinterval usia 2 tahun secara
signifikan: 9.5-10.4 atau 11.5-12.4. gigi permanen yang mengalami erupsi pertama
kali adalah gigi geraham permanen pertama yang bawah, diikuti oleh gigi geraham
permanen pertama atas atau gigi seri bawah yang tengah. Usia erupsi gigi insisivus
lateral bawa jauh lebih tertutup dari usia erupsi gigi insisivus central atas dan
kadang-kadang bisa mendahului atau erupsi secara bersamaan. Gigi kaninus atas
mengalami erupsi gigi setelah gigi pertama premolar atas dan bawa mengalami
erupsi, sekitar umur 10.5 tahun. Gigi kaninus atas mengalami erupsi sekitar umur
11.5 tahun, setelah erupsi kedua gigi premolar kedua bawah dan hampir mendekati
erupsi gigi molar kedua. Gigi yang mengalami erupsi terakhir adalah gigi molar
kedua, setelah umur 12 tahun. Foto atau studi gips mewakili bukti yang baik dan kita
bisa memverifikasi data yang dinilai. Korelasi telah ditentukan. Korelasi dengan berat
badan dan tinggi badan bisa mengambil dalam accout, tapi tidak ada korelasi antara
indeks massa tubuh (BMI). Jumlah dari gigi permanen yang erupsi, tidak bergantung
pada hadir dan tidaknya hadirnya menstruasi, pada tanggal penilaian, untuk sample
perempuan kita.

Pengantar

Pengelupasan keluar untuk gigi primer dan berikut erupsi dari gigi permanen adalah
sebuah fenomena perkembangan yang merupakan bagian dari proses
perkembangan tubuh yang berkelanjutan. Ini merupakan fenomena psikologis yang
mempunyai karakteristik yang tidak tampak di organ tubuh manapun [1].

Perkembang oklusi, dengan kata lain, erupsi gigi dan pembentukan hubungan timbal
balik antara gigi atas dan rahang bawah, merupakan sebuah proses yang diatur
secara genetik dan lingkungan [2].

Istilah dari “Erupsi Gigi” biasanya merujuk pada munculnya beberapa bagian dari
permukaaan gigi atas pada gingiva. Namun, sebenarnya erupsi melibatkan seluruh
prose embrilogis dari pembentukan benih gigi, mandibula dan maxila, tahap
kalsifikasi, pembetukan mahkota dan pembentukan akar. Akar hanya terbentuk
sepertiga saat mahkota mulai erupsi di dalam rongga mulut. Tidak hanya proses
embriologis yang merupakan bagian dari erupsi, tetapi juga proses perkembang
oklusal yang panjang. Demikian, munculnya gigi di rongga mulut hanya satu bagian
dari keseluruhan proses erupsi [3].

Erupsi gigi bisa dibagi dalam fase yang berbeda: pra munculnya erupsi ketika gigi
berkembang bergerak di dalam tulang alveolar; munculnya, saat ketika cusp
(tonjolan runcing atau tumpul pada mahkota) atau tepi insisal dari gigi pertama yang
menembus gingiva; erupsi post muncul berikut dan erupsi gigi sampai mencapai
tingkat oklusal. Kecepatan erupsi lebih cepat selama proses ini dan oleh karena itu
tahap post emergent muncul kadang-kadang digunakan. Ketika cusp mesiolingual
dari gigi molar permanen pertama bawah mulai muncul, 2 bulan kemudian
permukaan oklusal bisa dilihat [2].

Periode pertumbuhan gigi bisa dibagi dalam 3 periode secara teori; antara umur 6
dan 8 tahun erupsi gigi depan; antara umur 8 dan 10 tahun periode intermediet,
antara umur 10 dan 12 tahun erupsi gigi yang berlangsung pada bagian lateral [4,5].
Umunya erupsi gigi terjadi pada perempuan terlebih dahulu dibandingkan dengan
laki-laki [2] dan periode intermediet lebih pendek pada perempuan daripada laki-laki
[4,5]. Ada variasi individu yang hebat dalam waktu erupsi gigi permanen.
Keterlamban atau percepatan di usia 12 bulan merupakan rata-rata jadwal erupsi
gigi dalam kisaran yang normal [2, 6].

Pengetahuan yang memadai soal waktu dan pola dari erupsi gigi merupaka sesuatu
yang penting untuk mendiagnosa dan rencana perawatan ketika berkerja dengan
anak-anak dalam kedokteran gigi anak dan ortodontik [1]. Dari sudut pandang dokter
gigi ini merupakan sesuatu yang adakalanya penting untuk mempertimbangkan
kembali waktu erupsi gigi. Selama bertahun-tahun, urutan dan waktu dari erupsi gigi
adalah kemungkinan [7]. Ini juga berguna dalam bidang bedah dan untuk
menentukan umur dalam bidang ilmu forensik [1]. Estimasi umur manusia berperan
penting dalam bencana massal dan sendiri atau suaka mencari minor dengan tidak
adanya dokumen yang tepat. Ini juga berkontribusi pada antropologi [8]. Variasi lebih
dari setahun dalam waktu perkembangan gigi bisa menjadi indikator dari salah satu
penyakit dalam pengobatan pediatrik dan endokrinologi pediatrik [6].

Usia gigi ditentukan oleh 3 karakteristik. Pertama gigi yang mengalami erupsi. Kedua
dan ketiga, yang erat terkait, adalah jumlah resopsi akar gigi primer dan jumlah dari
gigi yang berkembang [9].

Banyak penulis yang melaporkan erupsi gigi permanen antara etnis dan gender itu
berbeda [1, 7, dan 8]. Studi ini menunjukan bahwa variasi ada dalam waktu erupsi
gigi permanen dan ini mungkin disebabkan oleh perbedaan ras yang banyak [10].
Karena banyak faktor terkait yang muncul, standar untuk munculnya gigi permanen
sangat berguna ketika mereka berasal dari populasi yang mereka terapkan [11].

Faktor endogen (secara genetik atau berasal dari hormon) mempunyai pengaruh
yang besar pada erupsi gigi [12]. Faktor sosial ekonomi dan nutrisi, kondisi karies
dan tren sekuler juga telah ditemukan memiliki beberapa efek pada erupsi gigi
permanen [11, 13].

Pada umumnya wanita mengalami erupsi gigi lebih dulu rata-rata dengan waktu
erupsi 5 bulan daripada pria [14]. Alasan perbedaan erupsi gigi pada pria dan wanita
masih kurang dimengerti. Ini diasumsikan bahwa onset awal gigi permanen adalah
bagian dari kematangan seksual yang berbeda pada kedua jenis kelamin pada usia
yang diberikan [15, 16].
Anak-anak yang menunjukkan berat badan dan tinggi badan di bawah rata-rata
menunjukkan erupsi yang lambat daripada anak-anak yang rata-rata memiliki berat
badan dan tinggi normal [11, 17].

Studi terbaru mengungkap bahwa munculnya gigi pada waktu yang bersamaan di
sisi kanan dan kiri, gigi mandibula cenderung muncul lebih dulu daripada bagian
maxillanya dan perempuan cenderung maju dibandingkan laki-laki [1, 10, 11, 15,
18].

sebagian besar studi tentang munculnya gigi adalah cross sectional, meskipun studi
longitudinal beberapa ada [3, 11, 19]. Prospektif studi longitudinal sebagian besar
menyediakan hasil yang aktual.

Ketika kita mengambil periode singkat dari waktu penelitian yang kita punya, ketika
kita menyelidiki seperti dinamis, kompleks dan proses biologi yang panjang kita
mendapat kesimpulan bahwa kita harus melakukan penilitian kita seperti meneliti
cross sectional atau kita harus menyelidik masa dinamis ketika melakukan studi
longitudinal campuran. Kemungkinan lainnya adalah menciptakan database yang
baik; yang bisa digunakan oleh peneliti masa depan dalam studi longitudinal [20].

Temuan klinis tidak cukup untuk memiliki kemungkinan to mengontrol data yang
dinilai, untuk memeriksa kriteria penyertaan, untuk memiliki bukti penelitian yang
baik dan database untuk penilitian di masa depan [21].

Urutan foto intraoral dan urutan studi gips, diambil pada tahap paling dinamis, yang
peralatan yang diperlukan untuk menemani temuan klinis di setiap penelitian erupsi
(fig.1, Fig.2).

Meskipun metode paling akurat untuk mempelajari urutan erupsi (dan posisi) dari
gigi permanen adalah untuk menelusuri sejarah gigi dari individu yang sama, banyak
peneliti, pertimbangan dalam bertahun-tahun dan berbagai macam kesulitan yang
masuk dalam metode ini, telah memilih untuk studi urutan ini dalam hal waktu erupsi
rata-rata (usia rata-rata saat waktu erupsi) [3].

Tujuan

Klinik kita hari ke hari mengamati dan membuktikan bahwa ada perbedaan antara
temuan klinis mengenai usia dan urutan erupsi beberapa gigi dan berarti umur telah
menentukan lebih dari 30 tahun yang lalu dalam masyarakat yunani. Tujuan dari
penilitian ini adalah: untuk menentukan usia rata-rata dan urutan erupsi gigi
permanen, perbedaan antara 3 metode yang berbeda, jumlah gigi yang mengalami
erupsi pada usia yang berbeda dan jenis kelamin yang berbeda, untuk mengetahui
hubungan antara umur, tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh, kehadiran
menstruasi dan jumlah gigi permanen yang mengalami erupsi.

Materi dan Metode

Data yang digunakan untuk studi ini dikumpulkan dari 382 anak-anak (189
perempuan dan 193 laki-laki), umur antara 3.5 tahun dan 15.5 tahun. Anak-anak ini
berasal dari 3 sekolah yang berbeda (satu dari Timisoara dan 2 dari sekolah yang
berasal dari desa yang dekat dengan Timisoara), 1 sekolah keperawatan atau
pasien di klinik Paedodontik-Ortodontik dan 1 praktikan gigi dari Timisoara.
Beberapa anak hanya memiliki satu data dan beberapa lainnya mempunya dua
sampai lima data pada interval usia yang berbeda. Jumlah data yang diperoleh
antara tahun 2009 dan 2011 sebanyak 646 (331 data perempuan dan 315 data laki-
laki). Kita membagi sampel menjadi grup-grup, mempertimbangkan selang usia satu
tahun. Survei kami adalah calon cross sectional, tapi data longitudinal juga termasuk
di dalamnya (Fig.3).

Kriteria inklusi adalah: anak-anak yang sehat, terbebas dari kelainan yang
memengaruhi pertumbuhan, sakit mental atau anomali kongenital. Sebagian besar
dari anak-anak menjadi nenek moyang orang yunani berdasarkan nama. Tidak ada
seleksi yang dibuat mempertimbangkan karies, gigi primer yang terekstrasi dini,
perbedaan perkembangan fisik, status sosial, agama, etnis atau apakah pasien yang
lahir di Timisoara atau tidak. Anak-anak yang diketahui atau dicurigai mengidap
anodontia dan anak-anak yang memakai peralatan ortodontik tetap dikeluarkan dari
studi kita.

Data dikumpulkan dengan dua pemeriksa: satu orang yang melakukan pemriksaan
dan satu orang yang mencatat informasi pada grafik gigi, pada waktu yang
bersamaan. Sebagian besar pendaftaran ditemani oleh foto atau studi gips. Tanggal
lahir dan jenis kelamis diambil dari daftar sekolah. Tanggal penilaian juga terdaftar.
Usia dihitung dari tahun-tahun dan bulan dari masing-masing tanggal lahir dan
tanggal pemeriksaan mereka.
Tinggi dan berat badan dan tanggal pertama menstruasi (pada perempuan) dinilai
pada saat yang bersamaan.

Tiap gigi permanen yang ada diberi skor: hasil 0 – saat gigi mengalami erupsi (gigi
yang menembus gingiva dengan satu bagian atau seluruh tepi insisal, untuk
insisivus atau dengan satu atau dua cusp, untuk setiap gigi); hasil 0.25 – jika
perempat dari tinggi gigi mengalami erupsi; hasil 0.5 – jika setengah dari tinggi gigi
tererupsi; dan skor 1 – jika gigi memiliki lebih dari setengah sampai seluruh mahkota
terupsi. Jika gigi tidak ada maka tidak dinilai (Fig.4). Gigi primer juga dinilai dan
oklusi dinilai karena studi ini adalah bagian dari survei yang lebih luas: pertumbuhan
dentofasial dan perkembangan studi.

Semua data ditentukan mana yang termasuk dalam database besar untuk dianalisis
dengan metode statistik di Departemen Informasi Medis dan Biostatistik dari
Timisoara (Fig.5). Program ini digunakan SPSS v. 17. Data berikut diperkanalkan di
dalam database kita, tanggal lahir, oklusi gigi molar primer dan permament, tanggal
pertama menstruasi, dan ada tidaknya menstruasi, tanggal penilaian, interval umur,
umur dalam tahun, umur dalam tahun dan bulan, tinggi badan, berat badan, indeks
massa badan dihitung berdasarkan formula, jumlah gigi permanen yang dihitung
menggunakan komputer, hasil untuk setiap gigi dari 1.7 sampai 2.7 dan dari 3.7
sampai 4.7, diikuti dengan skor gigi primer dan jumlah gigi primer yang ada dan tidak
ada.

Hasil

Umur dari setiap anak dan jumlah gigi permanen yang dihitung oleh komputer. Kita
memasukkan tiap anak dalam korespondensi kelompok usia satu tahun. Jumlah
rata-rata dari gigi permamen yang ada (seluruh hasil sudah dihitung, hanya sel
kosong yang tidak termasuk) ditentukan untuk perempuan dan laki-laki dan
pengujian diterapkan untuk membanding dua grup. Perbedaan antara laki-laki dan
perempuan sangatlah signifikan untuk usia 9.5-10.4 tahun (perempuan memiliki
jumlah rata-rata gigi 17.82, dibandingkan deng 15.23 yang merupakan jumlah rata-
rata gigi untuk laki-laki) dan usia 11.5-12.4 tahun (jumlah rata-rata gigi perempuan
adalah 25.45 dan 23.00 untuk laki-laki, p=0.004). Pada kelompok usia ini,
perempuan dari sampel kita memiliki gigi permanen yang terupsi signifikan
dibandingkan laki-laki (Fig.6).
Kita menentukan waktu erupsi gigi dalam tiga cara berbeda: untuk hasil 0 (saat
erupsi gigi, ketika gigi menembus gingiva), yang paling akurat untuk sampel yang
lebih besar; untuk hasil 0 dan 0.25 (kita mengambil dari kedua hasil laporan, saat
erupsi gigi dan ketika perempat tinggi gigi terupsi), yang ini tidak begitu akurat tapi
memiliki keuntungan bahwa jumlah gigi yang kita ambil dalam penentuan ini lebih
besar dari sebelumnya; untuk hasil 0 dan 0.25 (kita mengambil dari kedua hasil
laporan, sama seperti sebelumnya, tapi kita menerapkan pembenaran yang
seharusnya memperbaiki hasil yang terakhir). Urutan dari erupsi gigi tidak ditentukan
dari catatan sejarah gigi dari individu yang sama, seperti dalam studi longitudinal,
tapi mengambil laporan rata-rata umur yang mengalami erupsi pada setiap
pasangan gigi homolog (Fig.7).

Ketika mengambil keseluruhan sampel laporan, korelasi antara jumlah gigi dan umur
hampir sempurna (r=0.914, p<0.001), dengan tinggi dan berat badan kuat dan
langsung (r=0.86 dan r=0.792. p<0.001 untuk kedua hubungan) tapi rendah dengan
indeks massa badan (BMI) (r=0.344, p<0.001) (Fig.8). Jumlah dari erupsi gigi
permanen untuk 124 perempuan, tidak bergantung pada hadir tidaknya menstruasi
pada tanggal penilaian.

Diskusi dan Kesimpulan

Pembenaran untuk 0.25 diambil dari atlas [3], karena kita tidak dapat memeriksa
cukup anak-anak pada interval umur. Tiap-tiap dari tiga metode yang diterapkan
dalam studi kita memiliki keuntungan dan kerugian. Inilah mengapa kita mencoba
untuk menganalisis hasil dari tiga cara, dengan sadar kesalahan kecil merupakan
kesalahan dari bagian masing-masing. Untuk metode pertama jumlah gigi yang
termasuk tidak cukup. Sampel gigi membesar ketika kita menggunakan metode
kedua, tapi jumlah rata-rata umur yang ditentukan jadi lebih tinggi, karena dalam
berbagai situasi perempat dari gigi sudah terupsi. Kita membutuhkan pembenaran
dan metode ketiga dikembangkan. Kerugiannya adalah pembenaran tersebut
tidaklah original, tapi ditentukan pada sampel orang Jepang pada 20 tahun lalu. Ada
permintaan untuk studi di masa mendatang untuk menentukan kecepatan erupsi gigi
pada anak-anak masyarakat yunani.
Perempuan biasanya giginya terupsi lebih banyak, tapi pada interval umur dua tahun
gigi mengalami erupsi secara signifikan. Ini bisa menunjukkan bahwa perbedaan
seksual yang tersirat.

Erupsi kaninus bawah pada 10.5. Ini berbeda bila dibandingkan dengan standar
nasional, menentukan waktu yang lalu [6, 12], tapi mirip dengan orang Eropa dan
Amerika (dari kaukasia asli) standar yang sebenarnya. Dalam banyak kasus gigi
erupsi setelah gigi premolar pertama dan kadang-kadang gigi premolar kedua.

Erupsi gigi kaninus atas pada 11.5 dan erupsi gig molar kedua segera erupsi
setelahnya.

Kita tahu bahwa variasi antar individu lebih besar dimana SD lebih tinggi (lebih dari
1). Deviasi standar berhubungan dengan premolar yang lebih tinggi, karena
bergantung pada karies dan kehilangan prematur gigi molar primer.

Gigi molar pertama bawah selalu menjadi pertama, tapi berhubungan dengan SD
yang selalu tinggi. Kita memiliki variasi antar individu yang besar mengenai rata-rata
umur yang mengalami erupsi gigi permanen pertama kali.

Perbedaan urutan antara tiga metode terjadi antar gigi insisivus lateral bawah dan
insisivus central bawah dan antara gigi insisivus lateral bawah dan gigi insisivus
central atas. Pengamatan klinis kita berdasarkan hasil berikut (Fig.7, Fig.9).

Karena data erupsi gigi telah dikumpulkan sejak dua tahun lalu dan memeriksanya
dengan foto dan studi gips, tabel yang kita kembang bisa digunakan sebagai standar
dan uji klinis sampai survei terbaru, lebih teroganisir dan menambah lebih anak-
anak, akan dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai