Anda di halaman 1dari 2

CODE BLUE

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:


RSPMI/SPO/KKS/067/IX/2018 00 1/2
Tanggal Terbit: Ditetapkan oleh:
Standar Prosedur 14 September 2018 Rumah Sakit PMI Aceh Utara
Operasional Direktur,

dr. Irawati Usman


NIK : 01.6.0457.11.17
Pengertian 1. Code Blue adalah suatu kode/isyarat terhadap terjadinya
kegawatdaruratan henti jantung dan atau henti napas di lingkungan
Rumah Sakit.
2. Tim Medis Reaksi Cepat Code Blue adalah tim yang memiliki
wewenang dan tugas memberikan pertolongan segera pada pasien,
staf, dan semua orang yang berada di lingkungan Rumah Sakit yang
dicurigai mengalami kegawatdaruratan saat henti jantung dan atau
henti napas.
Tujuan 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan tindakan
pertolongan kegawatdaruratan pada pasien yang mengalami henti
jantung dan atau henti napas.
2. Memberikan bantuan sirkulasi dan pernapasan yang adekuat sampai
kondisi henti jantung teratasi atau pasien dinyatakan meninggal.
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit PMI Aceh Utara
Nomor: 094/RSPMI/DIR/SK/IX/2018 Tentang Pelatihan Teknik Resusitasi
Jantung Paru Tingkat dasar Pada Seluruh Staf dan Tingkat Lanjut Bagi Staf
Yang di Tentukan.

Prosedur 1. Memastikan pasien memang membutuhkan pertolongan segera demi


menyelamatkan hidupnya.
2. Petugas yang menemukan segera menghubungi operator untuk
mengumumkan status Code Blue dengan menyebut lokasi kejadian.
3. Team akan dipimpin oleh dokter jaga dan perawat jaga.
4. Team medis lain berasal dari IGD dan Emergency datang dengan
membawa Trolley emergency.
5. Lakukan RJP (Resusitasi Jantug Paru) sesuai ACLS.
6. Melakukan cek nadi carotis disertai dengan memperhatikan apakah
pasien bernapas atau tidak selama 5-10 detik.
7. Bila ditemukan pasien hanti jantung dan henti napas lakukan RJP
dengan cara:
a. Tentukan titik RJP yaitu bagian tengah sternum
b. Kedalaman RJP 2 inchi (minimal 5 cm) dan pastikan recoil dada
sempurna
c. Lakukan RJP secara teratur dengan siklus 30:2 (30 kali kompresi, 2
kali ventilasi)
d. Kecepatan RJP 100 kali per menit
8. Melakukan cek nadi carotis ulang setelah 5 siklus/ 2 menit RJP
a. Jika nadi tidak teraba lanjutkan kompresi jantung dan paru.
b. Jika nadi teraba lanjutkan dengan pemberian ventilasi.
9. Pasang Monitor Ekg atau defibrillator bila ada.
10. Perhatikan irama jantung:
a. VF/VT tanpa nadi, lakukan defibrilasi dengan energi maksimal 360
joule (defibrilasi monofasik) dan 200 joule (defibrilasi monofasik),
kemudian segera lanjut RJP selama 5 siklus/ 2 menit.
b. Asistole/PEA lanjut dengan RJP 5 siklus/ 2 menit.
11. Melakukan evaluasi tindakan di atas, jika belum berhasil lakukan
pemasangan infus dan intubasi.
12. Pastikan persetujuan intubasi telah disetujui dan ditanda tangani. Bila
keluarga menolak maka harus menandatangani blangko penolakan
tindakan medis.
13. Jika alat bantu napas lanjut telah terpasang, berikan napas 1 kali/6
detik atau 10 kali/menit dengan kompresi jantung kontinyu.
14. Memberikan terapi sesuai dosis/ intruksi dokter:
a. Epinefrin IV 1 mg setiap 3-5 menit.
b. Amiodaron IV, dosis pertama 300 mg, dosis ke dua 150 mg.
15. Melakukan RJP atau resusitasi maksimal 30 menit. Jika tidak berhasil
atau setelah ada tanda kematian hentikan RJP. Jika berhasil observasi
tanda vital, kesadaran, pupil, warna kulit, dan pindahkan pasien ke
ruang HCU.
16. Bila pasien dinyatakan meninggal, pernyataan meninggal dilakukan
oleh dokter kepada keluarga pasien.
17. Informasikan kepada keluarga terkait kondisi pasien.
18. Bereskan peralatan yang telah digunakan.
19. Mencuci tangan.
Unit Terkait 1. Instalansi Gawat Darurat
2. High Care Unit
3. Instalasi Rawat Inap
4. Dokter Anastesi/Jaga

Anda mungkin juga menyukai