Anda di halaman 1dari 6

Jurnal

JurnalIlmiah
IlmiahPermas:
Permas:Jurnal
JurnalIlmiah
IlmiahSTIKES
STIKESKendal
KendalVolume
Volume99No
No1,1,Hal
Hal56
56--61,
61,Januari
Januari2019
2019ISSN 2089-0834 (Cetak)
Sekolah
SekolahTinggi
TinggiIlmu
IlmuKesehatan
KesehatanKendal
Kendal ISSN 2549-8134 (Online)

PENURUNAN RISIKO JATUH MELALUI PENILAIAN TINETTI PERFORMANCE


ORIENTED MOBILITY ASSESSMENT (POMA) DENGAN LATIHAN
KESEIMBANGAN FISIK PADA LANSIA
Asti Nuraeni1, Sri Hartini1
¹ Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
asti@stikestelogorejo.ac.id

ABSTRAK
Proses menua merupakan proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak
dapat bertahan terhadap infeksi dan perbaikan kerusakan yang diderita. Masalah kesehatan
yang sering terjadi pada lansia salah satunya adalah muskuloskeletal, yaitu penurunan massa
dan tonus otot, serat otot berkurang ukurannya, kekuatan otot berkurang. Insiden jatuh di
Indonesia tercatat dari 115 penghuni panti sebanyak 30 lansia atau sekitar 43,47%. Salah satu
upaya mencegah terjadinya jatuh pada lansia yaitu dengan cara latihan keseimbangan fisik.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh latihan keseimbangan fisik dengan
penilaian Tinetti POMA terhadap penurunan kejadian lansia jatuh. Desain penelitian ini
menggunakan pre-eksperimental dengan metode one group pretest posttest design. Teknik
sampling pada penelitian ini menggunakan metode simple random sampling dan besar sampel
menggunakan Roschoe dengan jumlah sampel 30 responden. Hasil penelitian menunjukan
bahwa Sebelum diberikan intervensi, menunjukan hasil bahwa responden lansia yang
memiliki risiko jatuh tinggi sebanyak 9 responden (30,0%), dan responden dengan risiko jatuh
sedang sebanyak 21 responden (70,0%). Sedangkan setelah diberikan intervensi menunjukan
hasil yang sama besar yaitu sebanyak 15 responden (50%) memiliki risiko jatuh sedang dan
15 responden (50%) memiliki risiko jatuh rendah. Hasil statistik dengan uji paired t test
menunjukkan ada pengaruh latihan keseimbangan fisik lansia dengan kajian jatih pada lansia
dengan P value 0,000. Perawat diharapkan mampu mencegah risiko jatuh pada lansia dengan
memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada petugas panti/ kader tentang pengkajian lansia
yang beresiko jatuh yang kemudian untuk melakukan pencegahan pada lansia dengan
diberikan latihan keseimbangan fisik.

Kata kunci : Tinetti POMA, latihan keseimbangan fisik

RISK DECREASING FALLS THROUGH TINETTI PERFORMANCE ORIENTED


MOBILITY ASSESSMENT (POMA) ASSESSMENT WITH EXERCISE
PHYSICAL BALANCE IN ELDERLY

ABSTRACT
Aging is a process of slowly disappearing the ability of tissue to repair itself or replace and maintain
its normal function so it cannot withstand infections and repair damage suffered. Health problems that
often occur in the elderly, one of which is musculoskeletal, which is a decrease in muscle mass and
tone, muscle fiber decreases in size, muscle strength decreases. The falling incident in Indonesia was
recorded by 115 orphanage residents as many as 30 elderly or around 43.47%. One effort to prevent
falls in the elderly is by physical balance training. The purpose of this study was to analyze the effect
of physical balance training with the Tinetti POMA assessment of the decline in the incidence of
elderly falls. The design of this study used a pre-experimental method with one group pretest posttest
design. The sampling technique in this study used a simple random sampling method and the sample
size used Roschoe with a sample of 30 respondents. The results showed that before the intervention
was given, the results showed that elderly respondents who had a high risk of falling were 9
respondents (30.0%), and respondents with a moderate risk of falling were 21 respondents (70.0%).
Whereas after being given the intervention showed the same results as many as 15 respondents (50%)
had a risk of moderate fall and 15 respondents (50%) had a risk of falling low. Statistical results with
56
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 1, Hal 56 - 61, Januari 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

paired t test showed that there was an effect of elderly physical balance training with a jatih study on
the elderly with P value 0,000. Nurses are expected to be able to prevent the risk of falling on the
elderly by providing knowledge to nursing staff / cadres about the study of elderly people who are at
risk of falling who then to prevent the elderly by being given physical balance training.

Keywords: POMA Tinetti, physical balance training

PENDAHULUAN dari 65 tahun menderita jatuh setiap tahunnya


Lansia adalah bagian dari suatu proses tumbuh sekitar 1/140 memerluka perawatan dirumah
kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba sakit (Nugroho, 2012). Berdasarkan penduduk
menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, lansia di Indonesia pada tahun 2020
anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. mendatang sudah mencapai angka 11,4% atau
Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tercatat sekitar 28,8juta prang (BPS, 2007).
tingkah laku yang terjadi pada semua orang Insiden jatuh di Indonesia tercatat dari 115
pada saat mereka mencapai usia tahap penghuni panti sebanyak 30 lansia atau sekitar
perkembangan kronologis seperti halnya 43,47%.
dengan proses menua (Azizah, 2011). Proses
menua adalah suatu proses menghilangnya Mencegah terjadinya jatuh lebih buruk maka
secara perlahan kemampuan jaringan untuk dapat dilakukan dengan tindakan pencegahan
memperbaiki diri atau mengganti dan dan pengobatan agar dapat mengurangi risiko
mempertahankan fungsi normalnya sehingga jatuh pada lansia. Peran perawat pada kasus ini
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan dapat dilakukan dengan promotif yaitu upaya
perbaikan kerusakan yang diderita dan masalah untuk meningkatkan status atau derajat
kesehatan lainnya (Constantindes, 1994). kesehatan yang lebih optimal seperti
pemberian edukasi pencegahan jatuh. Peran
Masalah kesehatan yang sering dijumpai pada perawat pada preventif yaitu usaha pencegahan
lansia antara lain gangguan sirkulasi darah jatuh. Dan peran perawat pada kuratif dapat
seperti hipertensi, kelainan pembuluh darah dilakukan dengan usaha pengendalian dan
diotak, dan ginjal. Penurunan fungsi organ pengobatan atau perawatan lansia jatuh. Dan
pada sistem muskuloskeletal sering terjadi peran perawat dalam rehabilitatif adalah
pada lansia (Azizah, 2011). Perubahan fisik seperti pemulihan kesehatan, mengupayakan
yang terjadi pada lansia salah satunya adalah penderita mempertahankan potensinya. Peran
muskuloskeletal, yaitu penurunan massa dan perawat dalam promotif dan kuratif pada lansia
tonus otot, serat otot berkurang ukurannya, dengan risiko jatuh yaitu berupa edukasi
kekuatan otot berkurang sebanding dengan pencegahan jatuh dan latihan keseimbangan
penurunan masa otot (Potter & Perry, 2010). ekstremitas (Ayu, 2011).
Semua perubahan tersebut dapat
mengakibatkan kelambanan dalam gerak, Pengkajian lansia dengan menggunakan
langkah kaki yang pendek, kekuatan otot penilaian Tinetti POMA dapat meminimalkan
menurun terutama ekstremitas bawah dan lansia jatuh dan dengan pemberian latihan
mengalami gangguan keseimbangan dan keseimbangan fisik. Latihan keseimbangan
akhirnya beresiko jatuh (Maryam, 2008). fisik merupakan latihan untuk mengontrol
gerek dan posisi pada bagian pusat tubuh yaitu
Perkiraan dari biro sensus Amerika Serikat, mengontrol gerak dan posisi dari trunk sampai
jumlah populasi lansia di proyeksikan akan pelvic yang digunakan untuk melakukan
naik 414%, suatu angka tertinggi diseluruh gerakan secara optimal. Latihan ini juga
dunia lebih dari 500 juta lanjut usia dengan merupakan komponen penting dalam
umur rata-rata 60 tahun dan diperkirakan akan memaksimalkan aktivitas agar lebih efisien.
meningkat pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 Latihan ini merupakan salah satu latihan yang
milyar. Berdasarkan survei masyarakat di efektif dan efisien dalam meningkatkan
Amerika Serikat didapatkan sekitar 30% lansia keseimbangan (Astiti, 2014).
umur lebih dari 65 tahun disetiap tahunnya.
Separuh dari angka tersebut mengalami jatuh Peranan perawat dalam mencegah terjadinya
berulang. Insiden jatuh di Amerika Serikat resiko jatuh pada lansia. Bedasarkan latar
pada umur lebih dari 65 tahun dengan rata-rata belakang diatas penulis tertarik untuk
jatuh 0,6/orang. Sekitar 1/3 lansia umur lebih melakukan penelitian tentang “Penurunan

57
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 1, Hal 56 - 61, Januari 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

risiko jatuh melalui penilaian Tinetti POMA Penelitian ini merupakan penelitian Quasi-
dengan latihan keseimbangan fisik pada lansia experimental design yang berbentuk one group
di wilayah binaan kelurahan Manyaran pretest posttest yaitu dengan menggunakan
penilaian Tinetti POMA untuk risiko jatuh
Semarang”.
pada lansia dan latihan keseimbangan fisik.
Prestest dilakukan penilaian risiko jatuh yang
METODE kemudian diikuti dengan pengamatan dalam
Desain penelitian ini menggunakan pre- periode waktu tertentu dalam pemberian
eksperimental dengan metode one group latihan keseimbangan fisik. Setelah itu akan
pretest posttest design. Teknik sampling pada dilakukan lagi pengukurannya dengan
penelitian ini menggunakan rumus Roschoe menggunakan instrumen penilaian Tinetti
dengan mengambil sampel 30 lansia di POMA untuk pengukursn risiko jatuh pada
wilayah kelurahan Manyaran Semarang. Dan lansia.
pengambilan sample menggukana metode
simple random sampling yaitu setiap anggota Peneliti sebelum melakukan kegiatan
populasi mempunyai kesempatan yang sama penelitian terlebih dahulu dan akan
untuk diseleksi menjadi sampel memberikan pelatihan singkat tentang
pencegahan jatuh pada lansia serta
Penelitian ini dilaksanakan pada 5 April 2017 mendemonstrasikan tentang latihan
– 5 Mei 2017. Jumlah sampel dalam penelitian keseimbangan fisik kepada kader kesehatan
ini sebanyak 30 responden yang terdiri dari pada masing-masing RW, serta memberikan
lansia di wilayah RW I dan II kelurahan masukan tentang apa saja yang diperlukan
dalam upaya pencegahan jatuh pada lansia.
Manyaran Semarang.
Setelah metode pencegahan lansia jatuh ini
Penelitian ini menggunakan 3 instrumen yaitu siap untuk diimplementasikan kemudian
lembar karakteristik responden lansia, lembar penelitian akan dilaksanakan.
penilaian Tinetti performance oriented
mobility assessment POMA, serta lembar HASIL
observasi latihan keseimbangan fisik pada Distribusi frekuensi karakteristik responden
lansia. dan gambaran resiko jatuh lansia disajikan
pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.
Karakteristik Responden (n= 30)
Variabel f %
Usia
50-55 3 10
56-60 8 26,7
61-65 8 26,7
66-70 3 10
>70 8 26,7
Jenis kelamin
Laki-laki 6 20
Perempuan 24 80
Pendidikan
Tidak sekolah 6 20
SD 21 70
SLTP 2 6.7
SLTA 1 3.3
Aktivitas fisik
Senam 1 3,3
Kegiatan ibadah 9 30
Berkebun beternak 2 6,7
Kegiatan Keterampilan 1 3,3
Kegiatan rumah 17 56,7

58
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 1, Hal 56 - 61, Januari 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Tabel 2.
Perubahan risiko jatuh terhadap penilaian tinetti performance oriented mobility assessment (poma)
dengan latihan keseimbangan fisik pada lansia (n=30)
Variabel f % P value
Resiko jatuh lansia sebelum diberikan intervensi
Tinggi 9 30
Sedang 21 70
0,000
Resiko jatuh lansia sebelum diberikan intervensi
Sedang 15 50
Rendah 15 50

PEMBAHASAN mengandung reseptor estrogen yang responsif


1. Mendiskripsikan Karakteristik Responden terhadap hormon seks wanita. Faktor hormonal
a. Umur seperti estrogen dan progesteron dapat
Karakteristik responden pada penelitian ini mempengaruhi tendon, sehingga perempuan
memiliki rentang usia diatas 50 tahun. Menjadi mengalami penurunan pada sistem
tua merupakan proses alamiah, yang berarti muskuloskeletal selama masa menopause
seseorang telah melalui tiga tahap (Azizah, 2017, hlm.6).
kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua.
Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis, Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti dilakukan oleh Stevens (2012) bahwa
mengalami kemunduran, salah satunya adalah perempuan lebih berisiko terjadinya jatuh.
kemunduran fisik (Nasrullah, 2016, hlm.1). Sistem musculoskeletal sangat dipengaruhi
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh oleh proses penuaan. Perubahan di otot
kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba meliputi penurunan jumlah masa otot yang
menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, digantikan dengan jaringan fibrosa
anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua menyebabkan penurunan kekuatan otot, tonus
(Azizah, 2011, hlm. 1). Lansia akan dan masa otot. Dan penurunan elastisitas
mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan, ligamen, tendon dan kartilago menyebabkan
dan sosial karena usianya. Perubahan ini akan tulang menjadi lemah sehingga menyebabkan
memberikan pengaruh pada seluruh aspek gangguan mobilitas dan beresiko jatuh
kehidupan, termasuk kesehatannya (Fatimah, (Fatimah, 2010 hlm 51).
2010, hlm.3).
Sistem musculoskeletal sangat dipengaruhi c. Pendidikan
oleh proses penuaan. Perubahan di otot Distribusi responden berdasarkan pendidikan
meliputi penurunan jumlah masa otot yang sebagian besar berlatar pendidikan SD yaitu
digantikan dengan jaringan fibrosa sebanyak 21 responden (70%). Pendidikan
menyebabkan penurunan kekuatan otot, tonus yang rendah dapat mempengaruhi pola pikir
dan masa otot. Semua ini menimbulkan nyeri, rasional dan irasional dalam pengambilan
gangguan mobilitas, kurang perawatan diri dan keputusan. Pendidikan yang rendah membuat
beresiko jatuh (Fatimah, 2010 hlm 51). lansia tidak terlalu mengerti tentang manfaat
dari latihan fisik dalam upaya menjaga
b. Jenis Kelamin keseimbangan tubuh agar dapat mencegah
Distribusi responden berdasarkan jenis terjadinya jatuh, sehingga lansia menjadi
kelamin pada penelitian ini sebagian besar kurang peduli terhadap terjadinya penurunan
adalah perempuan, yaitu sebesar 24 responden fungsi sistem muskuloskeletal. Faktor kognitif
(90%). Lansia dengan jenis kelamin juga merupakan salah satu penyebab terjadinya
perempuan lebih rentan untuk terjadinya risiko jatuh pada lansia (Azizah,2011, hlm.19).
jatuh. Perempuan yang menopause akan terjadi
penurunan hormon estrogen yang d. Aktivitas Fisik
mengakibatkan terjadinya gangguan Distribusi responden terhadap aktivitas fisik
keseimbangan kalsium dan membuat osteoklas menunjukan hasil bahwa hanya terdapat 1
tidak terkendali. responden (3,3%) yang melakukan aktivitas
Hormon estrogen sangat penting untuk fisik berupa senam. Aktivitas fisik seperti
homeostatis jaring lunak. Pada tendon senam dapat meningkatkan keseimbangan.

59
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 1, Hal 56 - 61, Januari 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Senam merupakan bagian dari aktivitas fisik milik lansia yang berperan besar terhadap
yang terencana, terstruktur, dan berulang-ulang terjadinya jatuh. Gangguan muskuluskeletal
yang dilakukan secara khusus untuk menyebabkan gangguan berjalan (gait) dan ini
meningkatkan kebugaran. berhubungan dengan proses menuai yang
fisiologis. Gangguan gait yang terjadi akibat
Penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati proses menua antara lain disebabkan oleh
(2012, hlm.5) menunjukan hasil bahwa lansia kekakuan jaringan penghubung, berkurangnya
yang tidak melakukan senam secara rutin dapat masa otot, perlambatan konduksi saraf,
memiliki risiko jatuh lebih tinggi dibandingkan penurunan fisus atau lapang pandang dan
dengan lansia yang rutin mengikuti senam kerusakan proprioseptif (Azizah, 2011,
dengan p value = 0,000. Manfaat dari aktifitas hlm.19). Latihan keseimbangan fisik dapat
fisik berupa senam yaitu dapat meningkatkan menurunkan risiko jatuh pada lansia.
mobilitas pada lansia serta dapat fleksibilitas
dan keseimbangan tubuh akan ikut meningkat. Latihan merupakan komponen yang paling
Penelitian yang dilakukan oleh Maryam (2009, berhasil dari program penurunan risiko jatuh
hlm.13) menunjukan hasil bahwa aktifitas fisik dan merupakan intervensi tunggal yang efektif.
yang kurang terutama dalam hal berolahraga Pada lansia yang memiliki risiko tinggi untuk
akan mengakibatkan gangguan keseimbangan jatuh, kebutuhan dan lama latihan
tubuh sehingga risiko jatuh akan meningkat. keseimbangan sangat individual (Utama, 2009,
hlm.188). Manfaat latihan keseimbangan fisik
2. Gambaran risiko jatuh pada lansia sebelum antara lain mempertahankan pergerakan untuk
dan sesudah diberikan intervensi mencegah kekakuan sendi dan
Dari hasil latihan keseimbangan fisik yang mempertahankan tonus normal pada otot yang
dilakukan pada lansia di wilayah RW II mengendalikannya, mengembalikan
Kelurahan Manyaran Semarang menunujukan pergerakan yang terbatas karena disuse, cidera
hasil bahwa terdapat penurunan resiko jatuh atau penyakit serta membentuk kembali otot
pada lansia. Gambaran distribusi frekuensi dan memulihkan keseimbangan otot yang
responden dengan risiko jatuh pada lansia terganggu sehingga risiko jatuh dapat
sebelum diberikan intervensi menunjukan hasil berkurang (Kneale , 2011, hlm.105).
bahwa responden yang memiliki risiko jatuh
tinggi sebanyak 9 responden (30,0%), dan Hasil penelitian dari Maryam (2009) tentang
responden dengan risiko jatuh sedang pengaruh latihan keseimbangan fisik terhadap
sebanyak 21 responden (70,0%). Setelah keseimbangan tubuh lansia di panti sosial
diberikan intervensi jumlah responden dengan Treasna Werdha Jakarta menunjukan hasil
risiko jatuh tinggi 0 responden (0%), bahwa keseimbangan tubuh lebih baik setelah
sedangkan untuk risiko jatuh sedang sebanyak diberikan latihan keseimbangan dengan p
15 responden (50,0%) dan risiko jatuh rendah value < 0,05. Hasil penelitian yang sama yang
sebanyak 15 responden (50%). Berdasarkan dilakukan oleh Nurkuncoro (2015) tentang
hasil uji T sampel berpasangan diperoleh data pengaruh latihan keseimbangan terhadap risiko
nilai p value = 0,000 pada derajat kemaknaan α jatuh lansia di panti sosial Tresna Werdha
= 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai Yogyakarta terhadap 20 lansia menunjukan
p value lebih kecil dari α = 0,05 yang atinya hasil bahwa terdapat pengaruh latihan
H1 diterima, ada pengaruh latihan keseimbangan fisik terhadap risiko jatuh pada
keseimbangan fisik lansia terhadap penurunan lansia dengan p value : 0,000.
risiko jatuh pada lansia wilayah binaan
kelurahan Manyaran. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pengertian Jatuh menurut The international Ada pengaruh latihan keseimbangan fisik
classification of disease adalah suatu kejadian lansia terhadap penurunan risiko jatuh pada
yang tidak diharapkan dimana seseorang lansia
terjatuh dari tempat yang tinggi ke tempat yang
lebih rendah atau tempat yang sama tingginya Saran
(Utama, 2009, hlm.175). Faktor yang Penelitian ini dapat bermanfaat bagi
menyebabkan lansia jatuh salah satunya adalah pelayanan kesehatan khususnya di Panti untuk
penurunan fungsi sistem muskuloskeletal. membekali para tenaga kesehatan dalam
Faktor ini disebutkan beberapa peneliti rangka pencegahan risiko jatuh pada lansia
merupakan faktor yang benar- benar murni dengan memberikan bekal ilmu pengetahuan
60
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 1, Hal 56 - 61, Januari 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

kepada petugas tentang pengkajian lansia yang Berdasarkan Keikutsertaan Senam


beresiko jatuh yang kemudian untuk Lansia di Panti Werda Pelkris
melakukan pencegahan pada lansia dengan Pengayoman dan Elim Semarang.
diberikan latihan keseimbangan fisik. Diakses tanggal 19 Agustus 2018

DAFTAR PUSTAKA Riwidikdo, H. (2012). Statistik kesehatan.


Ayu, Henny Achjar, Komang. (2011). Asuhan Yogyakarta : Nuha Medika
Keperawatan Komunitas : teori &
praktik. Jakarta : EGC

Azizah, Dwi Firda. (2017). Hubungan Antara


Aktivitas Fisik dengan Risiko Jatuh
Pada Lanjut Usia di Desa Jaten
Kecamatan Juwiring Klaten. Di akses
tanggal 19 Agustus 2018

Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperwatan


Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu

Berman, A., Snyder, S., Kozier, B., Glenora.


(2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan
Klinis . Jakarta : ECG

Fatimah. (2010). Merawat Manusia Lanjut


Usia. Jakarta : TIM

Martono, Hadi. (2009). Geriatri Ilmu


Kesehatan Usia Lanjut.Jakarta : Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia

Maryam, Raden Siti. (2009). Pengaruh latihan


keseimbangan fisik terhadap
keseimbangan tubuh lansia di Panti
Sosial Tresna Werdha Jakarta. Di akses
tanggal 24 Juli 2018

Nasrullah, Dede. (2016). Buku Ajar


Keperawatan Gerontik Jilid 1 dengan
Pendekatan Asuhan Keperawatan
NANDA, NIC, dan NOC. Jakarta : TIM

Notoadmojo. (2010). Metode penelitian


kesehatan. Jakarta : Salemba Medika

_______. (2012). Metodologi penelitian


kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nurkuncoro, Irawan Danar. (2015). Pengaruh


latihan keseimbangan terhadap risiko
jatuh pada lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Yogyakarta Unit Budhi Luhur
Kasongan Bantul. Di akses tanggal 25
Juli 2018

Nurhayati, Eka. (2012). Perbedaan


Keseimbangan Tubuh Lansia

61

Anda mungkin juga menyukai