Anda di halaman 1dari 154

Untuk Acuan

Bartram J, Corrales L, Davison A, Deere D, Drury D, Gordon B, Howard G, Rinehold A, Stevens M.


Manual rencana keamanan air: Tuntunan manajemen risiko untuk pemasok air minum, World Health Organization, Geneva, 2009

WHO Library Cataloguing in Publication Data:


Water safety plan manual: step-by- step risk management for drining-water-suppliers.

1. Penyediaan air siap minum. 2. Pencemaran air – pencegahan dan pengendalian. 3. Penyediaan air – standar. 4. Manajemen risiko – metode.
5. Teknik sanitasi –pendidikan. 6. Perencanaan kesehatan regional. 7. Laporan kasus I. World Health Organization. II. International Water Association

ISBN: 978 92 4 156263 8 (NLM classification:WA 675)

© World Health Organization 2009 International Water Association (IWA)


Dilindungi hak cipta. Publikasi World Health Organization dapat diperoleh dari WHO
Press, World Health Organization, 20 Avenue Appia, 1211 Geneva 27, Swiss (tel: The International Water Association (IWA), sebuah jaringan global para professional
+41 22 791 3264; fax: +41 22 791 4857; e-mail: bookorders@who.int). permintaan air, adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang resmi bekerja sama dengan
izin memperbanyak atau menerjemahkan publikasi WHO – baik untuk diperjual WHO. Jaringan resm LSM yang bekerjasama dengan WHO memberikan kontribusi
belikan atau distribusi nonkomersial – harus disampaikan ke pada WHO Press, pada
untuk mempromosikan kebijakan, strategi dan program yang diturunkan dari putusan-
alamat di atas (fax:+41 22 791 4806; e-mail: permissions@who.int).
Penampilan dan presentasi materi dalam publikasi ini tidak menjadi pernyataan opini putusan badan penyelenggara Organisasi itu. Peran IWA sebagai LSM resmi yang
apapun dari World Health Organization yang menyangkut status legal, Negara, bekerjasama dengan WHO memfokuskan kepada dukungan bagi negara-negara untuk
kawasan, kota, atau area atau otoritasnya, atau yang terkait dengan pembatasan batas- melaksanakan kebijakan-kebijakan intersektoral dan intervensi-intervensi melalui
batas wilayah. Garis putus-putus pada peta menandakan perkiraan garis batas yang perlindungan kesehatan terhadap ancaman lingkungan sekarang dan jangka panjang.
belum tuntas perjanjiannya. Sejarah panjang mengenai kerjasama itu, asalnya dibentuk melalui kegiatan-kegiatan
bersama pendahulu-pendahulu WHO dan IWA, the International Ater Supply
Pernyataan perusahaan terterntu atau produk perusahaan tertentu tidak menjadi
Association dan the international Ater Quality Association. Area utama kerjasama itu
pengesahan atau anjuran dari World Health Organization dalam memilih materi yang
sama yang tidak dinyatakan dalam dokumen ini. Kecuali ada kesalahan atau tidak adalah dalam keamanan air minum.
dicantumkan, nama-nama produk dagang dibedakan dengan memakai huruf besar
pada huruf pertama nama dagang itu. Bonn Charter untuk Air Minum yang Aman dari IWA mendorong pengaplikasian
Water Safety Plans (WSP) seperti yang dinyatakan dalam WHO Guidelines for
Segala kehati-hatian telah diambil oleh World Health Organization untuk memastikan Drinking Water Quality (Revisi-revisi WHO Guidelines akan dianggap sebagai revisi
informasi dalam publikasi ini. Akan tetapi, materi yang dipublikasikan ini daripada Bonn Charter sama seperti Bonn Charter mengacu kepada Guidelines). IWA
didistribusikan tanpa jaminan hukum apapun baik tersurat maupun tersirat. World mempromosikan WSP bersama WHO melalui perjanjian resmi projek kolaborasi dan
Health Organization samasekali tidak bertanggung-jawab atas kerusakan-kerusakan kegiatan program-program terkait sampai tahun 2015, dan melalui keanggotaan para
akibat pemakaian dokumen ini.
penyedia air, institusi-institusi riset, industri , dan para profesional perseorangan.
Pekerjaan IWA mencakup suatu kesatuan antara riset dan praktek, meliputi semua
segi siklus air. IWA adalah badan amal terdaftar di Inggris (Perusahaan terdaftar di
Inggris No. 3597005 Registered Charity (England) No. 1076690).
Cara mengembangkan dan melaksanakan Rencana Keamanan Air
Pendekatan selangkah-demi-selangkah memakai 11 modul pembelajaran

Persiapan
Tindakan-tindakan awal, meliputi membentuk tim WSP
(Modul 1)

Penilaian Sistem
- Menjelaskankan sistem pasokan air (Modul 2)
Umpan-balik - Mengenali bahaya-bahaya dan peristiwa-
peristiwa berbahaya serta menilai risiko-
risikonya (Modul 3)
Revisi WSP Rencanakan - Menentukan dan memvalidasikan cara-cara
setelah insiden dan lakukan kendali, penilaian ulang dan memprioritaskan
(Modul 11) tinjauan ulang risiko-risiko (Modul 4)
periodik pada
WSP (Modul
10)
- Kembangkan, laksanakan, dan bina rencana Peningkatan
pengembangan/perbaikan (Modul 5) Diperlukan investasi
untuk modifikasi
sistem penting (Modul
5)

Pemantauan Operasional
- Mendefinisikan pemantauan upaya-upaya
pengawasan (Modul 6)
- Pastikan keefektifan WSP (Apakah sistem
mencapai target kesehatan?) (Modul7)

Manajemen dan Komunikasi


Insiden - Siapkan prosedur-prosedur manajemen (Modul
(kedaruratan) 8)
- Mengembangkan program penunjang (Modul 9)
Daftar Isi

Persiapan Pendahuluan

Ringkasan Modul-modul

Modul 1. Membentuk tim WSP

Modul 2. Menjelaskan sistem penyediaan air

Modul 3. Mengidentifikasikan bahaya dan kejadian berbahaya serta menilai risikonya

Penilaian Sistem Modul 4. Menentukan dan memvalidasikan cara-cara pengendalian, menilai ulang dan memprioritisasi risiko-
risiko

Modul 5. Kembangkan, laksanakan, dan bina rencana perbaikan /peningkatan

Pemantauan Operasional Modul 6. Mendefinisikan pemantauan upaya-upaya pengawasan

Modul 7. Pastikan keefektifan WSP

Manajemen dan Modul 8. Siapkan prosedur manajemen


Komunikasi

Modul 9. Mengembangkan program penunjang

Umpan balik dan Perbaikan Modul 10. Rencanakan dan lakukan tinjauan ulang periodic pada WSP

Modul 11. Revisi WSP setelah terjadi insiden

Ucapan terima kasih

Kepustakaan dan informasi lanjut

Daftar kata-kata
- pikirkan ada tidaknya kendali atau pelindung dalam setiap keadaan
Pendahuluan yang berisiko dan apakah hal tersebut efektif atau tidak;
“Upaya paling efektif untuk memastikan keamanan penyediaan air - validasikan efektifitas dari kendali dan pelindung;
minum secara konsisten adalah melalui penilaian menyeluruh risiko - laksanakan rencana pengembangan bila diperlukan;
dan pendekatan manajemen risiko yang meliputi semua langkah dalam - mendemonstrasikan bahwa sistem tersebut aman;
penyediaan air mulai dari pengambilan air sampai kepada konsumen. - meninjau ulang bahaya, risiko, dan kendali secara berkala;
Dalam panduan berikut, pendekatan semacam itu disebut dengan water - buat catatan hasil yang akurat secara transparan dan demi kejelasan
safety plans (WSP)”. hasil.

Tujuan Dasar sistematik daripada strategi WSP ini tidak boleh hilang atau
Kalimat di atas mengawali Bab 4 dalam Third Edition of the WHO dilupakan selama pelaksanaan. Keuntungan dari strategi WSP adalah
Guidelines for Drinking-water Quality (2004) dan mencakup filosofi
dari pendekatan WSP. Bab itu lebih menjelaskan prinsip-prinsip bahwa WSP dapat diterapkan untuk memastikan keamanan air dari semua
pendekatan WSP daripada menjadi sebuah panduan dalam aplikasi tipe dan juga semua ukuran sistem penyediaan air, baik yang sederhana
sehari-hari. Tujuan dari buku ini adalah sebagai pedoman praktis untuk
memfasilitasi pengembangan WSP terutama dalam penyediaan air maupun yang kompleks.
terorganisir yang dikelola oleh penyedia air atau yang sejenisnya.

Pokok-pokok pertimbangan dalam mengembangkan dan


melaksanakan WSP Pendekatan WSP harus dilihat sebagai strategi manajemen risiko atau
Tujuan dari WSP sangat jelas: seperti sebuah sistem yang akan mempengaruhi penggunaan air secara
Untuk menjamin keselamatan dan diterimanya penyediaan air minum keseluruhan dalam menyediakan air yang aman secara terus menerus.
secara terus menerus. Risiko-risiko nyata yang sekarang tidak terkendali harus dikurangi. Hal
ini dapat berupa langkah-langkah jangka pendek, jangka menengah,
Pengembangan dan pelaksanaan pendekatan WSP untuk penyediaan air ataupun jangka panjang untuk perbaikan. Pendekatan WSP haruslah
minum adalah sebagai berikut: dinamis dan praktis dan bukan menjadi sebuah prosedur operasi
- bentuk sebuah tim dan tentukan metode bagaimana WSP akan semata-mata. Pendekatan WSP jangan dipandang sebagai sarana untuk
dikembangkan; membentuk sebuah birokrasi dan arsip. Jika nantinya hanya akan
- mengidentifikasi segala bahaya dan kejadian berbahaya yang dapat berakhir sebagai folder yang berlabel ’WSP’ yang jarang digunakan,
mempengaruhi keamanan penyediaan air mulai dari pengambilan air, jelaslah sudah bahwa program tersebut tidak efektif.
selama proses produksi dan distribusi sampai kepada tempat pemakaian
oleh konsumen;
- menilai risiko yang mungkin timbul dari tiap bahaya dan kejadian Tidak hanya ada satu cara dalam melaksanakan pendekatan WSP.
berbahaya; Tulisan dalam buku ini menunjukan bagaimana strategi dapat
dilaksanakan, dengan contoh-contoh efektifitasnya bagi para badan
penyedia air. Hal penting yang perlu dicermati mengenai pendekatan memiliki tanggung jawab dalam memastikan keamanan air dan agar
WSP adalah kecocokannya dengan cara pengorganisasian dan mereka bekerja sama dengan badan pengelola air dalam pengurangan
pengoperasian badan penyedia air; jika tidak, cara pendekatan ini tentu risiko. Contohnya adalah pekerja pertanian dan perhutanan, pemilik
tidak akan diterima dalam organisasi itu. Mengembangkan pendekatan lahan, industri, transportasi, badan pengelola air lain, pemerintah
WSP mungkin dilakukan dengan menunjukkan bahwa cara kerja setempat dan konsumen. Perwakilan dari seluruh organisasi mungkin
tertentu akan mengakibatkan risiko atau tidak terkendali dengan benar, tidak perlu diikutsertakan semua dalam tim WSP tapi mereka perlu
sehingga badan penyedia air itu harus mengubah cara kerjanya. Badan menjadi bagian dalam sebuah jaringan komunikasi dan mengerti
penyedia air janganlah mengubah cara kerjanya hanya untuk memenuhi dampak dari kontribusinya kepada usaha WSP. Penting bahwa WSP
rekomendasi dari sebuah manual atau untuk sekedar merefleksikan diaudit secara reguler oleh badan independen eksternal. Hal ini akan
metodologi badan penyedia air lain. menumbuhkan kepercayaan daripada semua pengampu kepentingan.
Tim dalam WSP haruslah memiliki pengalaman dan keahlian
untuk mengerti tentang pengambilan air, pengolahan dan distribusi air Akan ada kecenderungan bahwa pengidentifikasian bahaya hanya
dan juga bahaya-bahaya yang dapat mempengaruhi selama sistem dibatasi kepada pemikiran tentang masukan-masukan langsung kepada
penyediaan tersebut. Untuk pemanfaatan berskala kecil, mendatangkan sistem penyediaan air yang mempengaruhi parameter mikroba dan
ahli dari luar mungkin dapat membantu. Tim ini sangatlah penting agar kimia, karena topic-topik tersebut memang sangat penting untuk
pendekatan WSP dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang yang kepatuhan terhadap standar kualitas air. Namun, pendekatan untuk
terkait dengan keamanan air baik dalam badan pengelola air maupun memastikan air aman haruslah lebih luas, dengan mempertimbangkan
yang di luarnya. aspek-aspek seperti kemungkinan kerusakan karena banjir, kecukupan
sumber air dan persediaan alternatif, ketersediaan dan kemampuan
WSP tidak dapat dilakukan hanya dengan belajar dari buku. WSP persediaan tenaga, kualitas pengolahan kimia dan bahan-bahan,
harus dikerjakan dengan mendatangi tempat yang terkait untuk program pelatihan, ketersediaan staff terlatih, pembersihan tempat
memastikan pengetahuan, informasi dan skema-skema yang dapat penampungan, pengetahuan mengenai sistem distribusi, keamanan,
dimanfaatkan oleh badan pengelola. Dalam kunjungan ke tempat prosedur emergensi, kemampuan sistem komunikasi dan ketersediaan
pengolahan diperlukan juga masukan-masukan dari orang yang bekerja fasilitas laboratorium, yang semuanya membutuhkan penilaian risiko.
di sana atau dari tempat pengambilan air dan memperoleh pengetahuan Daftar tersebut bukan berarti sudah semuanya. Jika badan pengelola
setempat secara rinci yang mungkin tidak didapatkan dalam catatan- air menganggap bahwa area-area tersebut bukanlah termasuk
catatan badan pengelola. Penilaian, pengembangan, penggabungan atau pendekatan WSP, maka badan tersebut sebenarnya tidak memiliki
penulisan ulang prosedur standar operasi adalah sebuah bagian yang tak keseluruhan pengertian strategi WSP dan belum sepenuhnya
terpisahkan dari strategi WSP. Idealnya, semua prosedur harus ditandai mengerti akan konsepnya.
sebagai bagian dari strategi WSP atau cara kerja yang membantu untuk
mendapat pengakuan dan penerimaan dari para badan pengelola air. Kendali yang jelas untuk risiko yang telah teridentifikasi adalah
perlindungan secara fisik atau proses-proses di tempat pengolahan air
Pengelola air akan menjadi pelopor dalam pendekatan WSP tapi seperti filtrasi dan disinfeksi, tetapi pertimbangan dan penilaian dari
tidak dilakukan secara terisolasi sendiri. Tujuan utama dari sebuah kendali perlu jauh lebih luas lagi. Kesamaan pengertian antara
pendekatan WSP adalah untuk mengidentifikasi bahwa semua orang petani dengan industri dalam penggunaan bahan kimia, pengawasan
ternak, mempekerjakan hanya staf-staf terlatih, pola pemompaan, signifikan terhadap kesehatan, dapat dipandang sebagai risiko yang
pemeriksaan secara visual, penutupan atau penghentian operasi signifikan bagi reputasi badan pengelola air sehingga harus ditangani
otomatis, pengauditan, atau persetujuan kualitas, pemasok bahan kimia melalui WSP. Terkadang, mungkin lebih tepat untuk menilai risiko
dan produsen tanaman, semua dapat dianggap sebagai pengendali dalam bentuk format yang disederhanakan (sebagai contoh ‘signifikan’,
selama semua dapat divalidasikan secara efektif dan dipantau untuk ‘tidak signifikan’ atau ‘tidak yakin’) berdasarkan sebuah keputusan
mendemonstrasikan bahwa mereka terus menerus memberikan kelompok. Apapun metode yang digunakan, sangatlah penting
perlindungan. Sekali lagi, daftar ini bukan berarti sudah semuanya. bahwa metodologi penilaian risiko dilaksanakan dengan cukup
Memulai pelaksanaan pendekatan WSP bukan berarti bahwa jelas dan secara rinci demi konsistensi. Hal ini khususnya penting
setiap kendali yang ada harus divalidasi ulang tetapi mereka untuk badan pengelola air yang besar, karena penilaian risiko mungkin
memang memerlukan sebuah kehandalan data dan catatan-catatan dikerjakan oleh banyak orang yang berbeda.
yang ada untuk dievaluasi.
Kerumitan sebuah penilaian risiko tergantung daripada kerumitan pada
Penting untuk menilai risiko yang berada dimanapun sebelum dan sistem penyedian air. Kecanggihan alat-alat dan proses pengolahan air
sesudah pengendaliannya (atau pengurangannya) karena dengan cara yang diperlakukan sebagai kendali untuk memproduksi air yang aman
ini akan terbukti bahwa setiap bahaya telah dikenali dan cara malahan bisa menimbulkan potensi bahaya itu sendiri untuk sistem
pengendaliannya sudah diuji keefektifannya. Penilaian risiko akan penyediaan air sehingga memerlukan penilaian risiko yang rinci.
menunjukkan banyak risiko-risiko besar yang tidak dianggap penting Sebagai contoh, sistem ozon dan karbon aktif granuler yang dipakai
bagi keamanan sistem penyediaan air. Namun, penting agar semua sebagai pengendali kontaminasi organik dapat menjadi bahaya;
risiko tersebut sudah dicatat secara jelas dan dimengerti oleh para misalnya karena emisi ozon, pembentukan bromate, pertumbuhan
pengelola air. Bahkan, yang lebih penting lagi adalah perlunya biofilm, masalah cecap-rasa, dan kontaminasi setelah regenerasi.
untuk memprioritaskan dan mempersiapkan program Pendekatan WSP perlu dilibatkan mulai dari tahap perencanaan
pengembangan secepatnya ketika risiko yang signifikan telah semua perbaikan maupun susunan baru sistem penyediaan air.
diketahui.
Pemantauan kepatuhan merupakan bagian penting proses verifikasi
Tidak semua risiko dapat dinilai secara mudah hanya dengan untuk menunjukkan bahwa WSP tersebut bekerja. Pemantauan ini akan
menggunakan sebuah metodologi (contohnya dengan menggunakan menunjukkan apakah air pada titik dimana kualitasnya harus dipenuhi
matriks risiko’semi-kuantitatif’), karena sebuah risiko hanya (biasanya pada keran konsumen), memang memenuhi standar kualitas
diperkirakan dalam bentuk kemungkinan munculnya suatu bahaya dan air; tetapi ini tidak menjadikan air sudah aman karena ketika hasil
tingkat keparahan konsekuensi yang ditimbulkan bila bahaya tersebut pemantauan kepatuhan diperoleh, air tersebut sudah diminum atau
benar-benar terjadi. Beberapa risiko tidak dapat dinilai menggunakan digunakan untuk kebutuhan rumah tangga lainnya. Validasi, untuk
definisi yang sempit tentang ‘kemungkinan’ (contohnya, perkiraan menunjukan bahwa upaya pengendalian dapat mengurangi risiko-
kejadian ‘tiap bulan’) atau tentang ‘konsekuensi’ (contohnya tingkat risiko, dan pemantauan operasional, untuk mendemonstrasikan bahwa
keparahan dampak kesehatan masyarakat diperkirakan’sedang’). mereka tetap bekerja secara efektif, merupakan alat yang lebih penting
Sebagai contoh, umpan balik dari konsumen yang berpotensi dinilai dalam menjamin keamanan air karena keduanya terfokus pada proses-
negatif mengenai hal-hal yang sebenarnya tidak berdampak secara
proses yang membuat air aman. Pemantauan operasional merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendekatan WSP.

Mengatasi kepuasan diri


Banyak unsur dalam pendekatan WSP telah tergabung dalam praktek
operasi yang benar daripada badan pengelola air yang ada. Namun,
pelaksanaan WSP sepenuhnya akan mengharuskan agar semua badan
pengelola air untuk melihat lagi semua hal yang dapat mempengaruhi
keamanan air. Segala apa tidak akan terjadi dengan sendirinya. Jika
upaya-upaya perlindungan sudah ada dan menghasilkan air dengan
kualitas semestinya, pertanyaannya adalah, apakah ini terjadi karena
handalnya sistem atau hanya karena keberuntungan? Badan pengelola
air yang tidak pernah mengalami insiden dan konsumen yang merasa
bahagia dengan air mereka yang sudah aman memang merupakan
sebuah keberuntungan, atau mungkin sebenarnya kurang mengikuti
prosedur dan penilaian yang seharusnya untuk mengidentifikasi
masalah. Pelaksanaan pendekatan WSP secaa terbuka dan transparan
akan meningkatkan kepercayaan konsumen dan pemangku kepentingan
lain dalam keamanan penyediaan air. Mengembangkan WSP bukan
menjadi akhir dari tujuan, namun merupakan cara mencapai tujuan.
WSP hanya akan berguna jika dikerjakan dan direvisi.
tampilan, diagram, atau tips praktis untuk menolong tim WSP menghadapi
Sekilas tentang modul
tantangan-tantangan spesifik. Bagian-bagian ini sering berupa contoh
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan manual ini Output dan metodologi yang digunakan dari beberapa pengalaman WSP
yang terbaru.
Manual ini dibagi menjadi 11 bab, masing-masing mewakili langkah kunci
dalam proses pengembangan dan pelaksanaan WSP. Tiap modul dibagi
menjadi tiga bagian: ’Ringkasan’, ‘Contoh-contoh dan alat-alat’ dan ‘Studi
Studi kasus
kasus’, seperti di bawah ini.
Studi kasus menyampaikan pelajaran yang telah diambil dari pengalaman
nyata. Studi-studi itu dimaksudkan untuk membuat konsep WSP menjadi
Ringkasan lebih nyata dan untuk membantu pembaca mengantisipasi masalah dan
rintangan yang mungkin muncul. Uraian-uraiannya diambil dari inisiatif
Bagian ringkasan menyediakan sebuah pendahuluan singkat tentang
WSP di Australia, Amerika Latin dan Kepulauan Karibia (ALKK), dan
Modul, termasuk kenapa modul penting dan kecocokannya di dalam
Britania Raya (Inggris dan Wales). Pengalaman-pengalaman ini
seluruh proses pengembangan dan pelaksanaan WSP. Bagian ini
disampaikan dalam tiga studi kasus yang berbeda. Wawasan yang didapat
memberikan ringkasan mengenai kegiatan-kegiatan penting yang harus
melalui perkembangan dari ‘gabungan’ WSP dapat diterapkan untuk sistem
dikerjakan, tantangan-tantangan yang mungkin akan dihadapi, dan hasil
air lainnya yang mempunyai karakter yang sama. Pemaparan secara umum
yang penting yang akan dihasilkan.
dari penyedia air dan konteks cara bagaimana WSP dikembangkan dan
dilaksanakan akan disampaikan pada halaman-halaman berikut.

Contoh-contoh dan Alat-alat

Bagian contoh-contoh dan alat-alat menjelaskan tentang sumber daya yang


dapat dipergunakan untuk mendukung pengembangan dan pelaksanaan
WSP. Sumber daya ini termasuk tabel dan daftar contoh, bentuk-bentuk
pengambilan air dan di tempat-tempat pengambilan lain ditemukan
kegiatan sanitasi setempat dengan berbagai derajat tingkat pengawasan.
STUDI KASUS 1: AUSTRALIA
Profil
Sistem-sistem penyediaan air perkotaan melalui perpipaan yang Proses pengolahan
terorganisasi di Australia Proses pengolahan biasanya memakai disinfektan klorin saja, atau
dengan filtrasi dan klorinasi konvensional secara langsung. Sumber air
Pendahuluan permukaan dari sumber yang terlindungi biasanya diolah dengan
WSP ini dilakukan oleh badan-badan pengelola air dan hampir klorinasi saja dan yang berasal dari tempat pengambilan air yang sudah
seluruhnya diurus sendiri tanpa bantuan yang berarti dari luar. dikotori secara koagulasi/flokulasi/ sedimentasi konvensional, serta
Kebanyakan pekerja pada badan-badan pengelola air itu sudah terbiasa filtrasi dan klorinasi. Kloraminasi sering diterapkan untuk
dengan penggunaan manajemen risiko yang sistematis, manajemen mempertahankan sisa khlor di berbagai sistem. Sumber air tanah
sistem, dan manajemen sistem secara umum, karena adanya keharusan biasanya diolah dengan aerasi dan klorinasi. Proses pengolahan
sejak dulu dalam melaksanakan kesehatan dan keselamatan kerja serta berjalan dengan baik.
sistem manajemen lingkungan. Lagi pula, kebanyakan perusahaan
sudah memiliki beberapa sistem manajemen generik, seperti ISO 9001.
Sampai derajat tertentu WSP mengambil sistem manajemen yang dan
Tempat penerima air
ada, sistem manajemen kesehatan makanan, misalnya HACCP dan ISO
Rumah tangga mendapat air melalui sistem pipa internal secara
22000. WSP awalnya didorong oleh keinginan perusahaan untuk
langsung. Kota-kota biasanya terhubung dengan sistem peyediaan air
menerapkan praktek yang benar, dan baru-baru ini didorong oleh
perkotaan dengan tekanan aliran air yang tetap sehingga tempat
keinginan untuk menyesuaikan dengan WSP WHO versi Australia,
penyimpanan air dalam rumah tangga tidak ada.
yaitu menjadi kerangka manajemen kualitas air minum (Australian
Drinking Water Guidelines 2004).
Standar kualitas air
Standar kualitas air ditetapkan di dalam Australian Drinking Water
Populasi yang dilayani
Guidelines yang sangat mirip dengan WHO Guidelines for Drinking-
Populasi yang dilayani berkisar antara 50.000 sampai 4 juta orang.
water Quality. Tes dan pelaporan menurut pedoman sudah dijalankan,
terutama untuk E. Coli atau koliform termo-toleran (tahan suhu tinggi).
Sumber-sumber air
Air berasal dari gabungan antara air tanah dan permukaan. Dalam
kebanyakan kasus, cukup banyak aktivitas pertanian yang tidak terlalu
sering dan tidak diatur berada disekitar tempat pengambilan air, seperti Kualitas pelayanan
tempat ternak makan rumput; ada juga tempat tinggal penduduk desa. Pelayanan air melalui keran berlangsung secara terus menerus dan
Sistem pembuangan air limbah ditemukan pada beberapa tempat standar kualtas air terpenuhi hampir setiap saat. Tidak ada catatatan
insiden penyakit yang ditularkan melalui air selama periode
pengembangan dan pelaksanaan WSP. Pengolahan di tempat tidak memiliki keahlian atau sumber daya untuk menjalankan proses
pemakaian tidak diperlukan, meskipun terkadang dilakukan juga oleh tersebut.
konsumen untuk menghilangkan rasa dan bau klorin demi estetika.

Kendala sumber daya Populasi yang dilayani


Sistem-sistem penyediaan air beroperasi atas berdasarkan pemulihan- Populasi yang dilayani berkisar antara 30.000 sampai 120.000 orang.
biaya sepenuhnya dan dividen pemerintah terlunasi. Perusahaan
menutup seluruh biaya yang terkait dengan pemeliharaan kualitas dan Sumber-sumber air
kuantitas air. Air berasal dari gabungan antara air tanah dan permukaan. Dalam
semua kasus, terdapat cukup banyak aktivitas industri yang tidak diatur
Kondisi infrastruktur berada di sekitar tempat pelimpahan air, seperti pertambangan,
Sistem-sistem yang diutarakan semua terpelihara dengan baik dengan pehutanan, atau pembuatan jalan. Sistem pembuangan air kotor
angka kebocoran yang rendah; ini mencerminkan upaya yang terfokus perkotaan tidak ada; sehingga ekskreta ditangani dengan sistem septik
pada penghematan air di Australia yang relatif termasuk daerah kering. yang buruk atau dibuang langsung ke dalam badan-badan air untuk
Sistem manajemen aset yang sistematis sudah tersedia dan berguna sumber air bersih.
untuk memperbaiki dan mengganti aset-aset dalam mengendalikan
angka kegagalan terkntrol.
Proses pengolahan
STUDI KASUS 2: AMERIKA LATIN DAN KEPULAUAN
Antara satu dan lima pusat pengolahair an melayani setiap komunitas.
KARIBIA (ALKK)
Sumber-sumber air permukaan ditangani dengan teknik pengolahan
konvensional: koagulasi/flokulasi/sedimentasi, filtrasi dan khlorinasi.
Profil
Sumber-sumber air tanah ditangani dengan aerasi, filtrasi dan
Penyediaan air teroganisir melalui pipa dibawah kendala sumber daya
khlorinasi, atau dalam beberapa kasus, hanya khlorinasi saja. Dalam
di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.
semua kasus, proses-proses pengolahan tidak dijalankan secara optimal
karena operator-operator yang kurang terlatih dan kendala keuangan.
Pendahuluan
Program WSP dimulai sebagai bagian dari usaha multi-agensi dimana
saran teknis dari pihak luar dan pengumpulan dana dilaksanakan untuk
mendorong proyek demonstrasi WSP di wilayah ALKK. Pemilihan Tempat penerima air
tempat proyek dilakukan oleh manajer pelayanan air minum dan Kebanyakan rumah tangga mendapatkan air secara langsung ke rumah
pejabat senior pemerintahan, terutama dalam Departemen Kesehatan. mereka. Lainnya memiliki keran di lapangan, dan beberapa
Meskipun beberapa pekerja badan pelayanan air sudah terbiasa dengan menggunakan keran bersama atau tempat penampungan air. Dalam
pendekatan WSP, namun mereka tidak menguasai proses resmi setiap kasus, ada beberapa bagian di kota yang tidak tersambung
mengenai manajemen pencegahan risiko dan merasa bahwa mereka dengan sistem penyediaan air perkotaan, ataupun memakai sambungan
tidak terdaftar dan tidak resmi. Tempat penampungan di rumah tangga
merupakan hal yang wajar dikarenakan pelayananan yang tidak kehilangan air sebanyak 70% , dan tangki penampungan yang sudah
konsisten. sangat tua di sistem distribusi yang sudah tidak digunakan,
mempengaruhi tekanan dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan.
Dalam semua kasus, dibutuhkan pengembangan modal untuk mencapai
Standar kualitas air kualitas air yang diinginkan dan pelayanan yang konsisten.
Standar kualitas air sering tidak jelas atau inkonsisten. Beberapa badan
pengelolaan menggunakan standar berbasis lingkungan dan beberapa
yang lain menggunakan standar berbasis kesehatan untuk sistem yang STUDI KASUS 3: BRITANIA RAYA (INGGRIS DAN WALES)
sama. Dalam beberapa kasus, petunjuk berbasis kesehatan dari WHO Profil
digunakan tanpa beradaptasi dengan kondisi dan permasalahan Penyediaan air perpipaan swasta yang terorganisasi di Inggris dan
setempat, sehingga standar menjadi mustahil dan tidak berguna. Dalam Wales
semua kasus, tidak ada program-program pemberlakuan yang aktif.
Pendahuluan
Studi kasus ini, yang ditulis oleh regulator kualitas air minum,
Kualitas pelayanan menjelaskan beberapa keuntungan-keuntungan dan tantangan-tantangan
Pelayanan air ke keran terputus-putus. Di beberapa daerah, rumah yang dihadapi oleh badan swasta penyediaan air yang memakai WSP di
tangga secara rutin mengalami 8 jam atau lebih per hari tanpa Inggris dan Wales. Pihak pengatur mendukung perusahaan-perusahaan
pelayanan air dan masa-masa tekanan air rendah menjadi hal yang biasa air untuk melaksanakan WSP setelah adanya pemberitaan edisi ketiga
di kebanyakan rumah. Kualitas air jauh dari kelayakan menurut dari WHO Guidelines for Drinking-water Quality di tahun 2004,
peraturan standar; pengolahan sekunder yang dilakukan di dalam rumah dengan kebijakannya yaitu pendekatan WSP. Dorongan untuk
sudah menjadi hal yang biasa. pelaksanaan WSP diberikan oleh pihak pengatur dengan menyatakan
bahwa skema perbaikan air minum untuk lima tahun program
pengembangan ke depan hanya akan menerima dukungan pihak
pengatur apabila mereka sudah teridentifikasi dalam metode WSP.
Kendala sumber daya
Studi kasus ini menitikberatkan pada daerah yang dilihat pihak
Sistem tidak beroperasi dengan dasar pemulihan biaya biarpun sudah
pengatur sebagai bagian yang lemah atau belum lengkap dalam metode
disubsidi oleh pemerintah. Oleh karenanya, badan-badan pelayanan air
WSP, dengan tujuan untuk membantu para penyedia air yang akan
tidak dapat mempertahankan pasokan bahan kimia yang cukup,
memulai pelaksanaan WSP. Pengalaman –pengalaman yang
pemeliharaan peralatan yang memadai, atau biaya listrik yang tinggi
disampaikan jangan ditafsirkan sebagai pengalaman semua penyedia
untuk memompa 24 jam setiap hari.
air, karena beberapa perusahaan sudah mengembangkan metode WSP
yang baik sejak dari awal. Pada tiga tahun pertama dilaksanakannya
WSP, pihak pengatur memberikan petunjuk dan arahan untuk
Kondisi infrastruktur pengembangan. Pihak pengatur menekankan untuk tidak
Sistem-sistem yang diuarkan ditandai dengan infrastruktur pengolahan mengkhususkan metode rinci WSP, dengan tujuan untuk memastikan
air yang sudah tua, kebocoran sistem pipa distribusi yang bocor sampai bahwa perusahaan tersebut mengembangkan WSP mereka sesuai
dengan bagaimana perusahaan tersebut berjalan, sebuah pemikiran perusahaan dengan pengatur tekanan air yang dapat diandalkan terus
penting yang memberikan keberagaman bagi perusahaan air dibawah menerus. Meskipun demikian, penyimpanan air dalam rumah
regulasi-regulasi yang dipakai. merupakan hal yang biasa di Inggris dan Wales.
Pemantauan kepatuhan akan regulasi pada awalnya dipandang sebagai
tahap verifikasi penting dari WSP. Namun, sebagai tambahan mulai
dari awal 2008, unsur-unsur pengidentifikasian bahaya dan penilaian Standar kualitas air
risiko dari kerangka kerja WSP yang menjadi syarat regulasi dan WSP Regulasi kualitas air sudah diterapkan di Inggris dan Wales, sejalan
mulai muncul dalam program audit pihak regulator. dengan European Union’s Drinking Water Directive, yang
mencerminkan WHO Guidelines fo Drinking Water Quality. Para
penyedia air berada di bawah regulasi ketat mengenai keuangan,
Populasi yang dilayani kualitas air minum, dan peraturan lingkungan.
Populasi yang dilayani oleh setiap badan pengelola air berkisar antara
2.500 sampai 8.5 juta konsumen.
Kualitas pelayanan
Sumber-sumber air
Kira-kira 70% pemasokan berasal dari sumber air permukaan, 30% dari
Kualitas air terolah secara keseluruhan sangat baik, biasanya 99.9%
sumber air tanah. Sebanyak 26 perusahaan air menyediakan 15.750 juta
liter air perpipaan per hari untuk 53,6 juta populasi melalui jaringan memenuhi standar nasional dan Eropa untuk kualitas air minum.
distribusi sepanjang 338.500 km. Terdapat 4.520 tempat penampungan
dan 1.690 daerah penyediaan air. Kendala sumber daya

Industri air di Inggris dan Wales beralih ke tangan swasta pada tahun 1989,
Proses pengolahan
Studi kasus ini mencakup 1.220 tempat pengolahan air, dengan sehingga memberikan perbaikan investasi oleh penyedia air. Hal ini
berbagai macam proses, termasuk koagulasi/flokulasi/ edimentasi menjadikan industri yang maju dan canggih.
secara konvensional, filtrasi dan khlorinasi, dan teknologi-teknologi
yang makin banyak dipakai, seperti GAC (granular activated carbon), Kondisi infrastruktur
membran, ozonisasi, dan sinar UV, untuk mengatasi risiko yang
muncul. Banyak sumber air tanah yang masih ditangani dengan
disinfektan saja. Sistem yang dijelaskan sudah terpelihara dengan baik, namun tingkat
kebocoran pada jaringan masih menjadi masalah di beberapa daerah
dengan kondisi perpipaan yang sudah tua.
Tempat penerima air
Rumah tangga menerima air langsung ke rumah mereka melalui sistem
perpipaan internal, terhubung dengan sistem perpipaan milik
Pendahuluan
Pembentukan tim yang berdedikasi dan yang memenuhi syarat adalah suatu keharusan untuk menjaga kemampuan teknis
yang diperlukan untuk Rencana Keamanan Air (Water Safety Plan, WSP). Langkah ini termasuk menyusun sebuah tim
yang terdiri dari individu-individu yang berasal dari penyedia pelayanan, dan juga dalam beberapa kasus, berasal dari
kelompok yang lebih luas dari para pemangku kepentingan, dengan tanggung jawab kelompok dalam memahami sistem
penyediaan air dan mengenali bahaya-bahaya yang dapat mempengaruhi kualitas air dan keamanannya dalam rangkaian
penyediaan air. Tim akan bertanggung jawab untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan memelihara WSP
sebagai bagian inti dari kegiatan mereka sehari-hari. Penting bahwa semua pihak terkait memerankan peran aktif dalam
pengembangan WSP dan mendukung pendekatan WSP. Penting bagi tim WSP mempunyai pengalaman yang adekuat
dan kepiawaian untuk mengerti tentang pengambilan air dari sumbernya, penatalaksanaan dan distribusi dan bahaya-
bahaya yang dapat mempengaruhi keamanan keseluruhan sistem pemasokan air mulai dari sumber sampai ke pihak yang
mengkonsumsi. Untuk badan pelayanan yang kecil, akan berguna untuk memiliki tambahan kemampuan lainnya. Amat
vital bagi tim untuk membuat pendekatan WSP dipahami dan diterima oleh siapa saja yang berkepentingan dengan
keamanan air baik di dalam maupun di luar badan pelayanan air. Oleh karenanya, tim yang bersifat inklusif yang bekerja
sama dengan semua orang di dalam maupun di luar badan pelayanan air akan jauh lebih efektif daripada tim yang
eksklusif dan memaksakan cara pendekatan WSP kepada badan pelayanan air. Tugas awal yang penting dari tim adalah
mengatur bagaimana mengimplementasikan pendekatan WSP dan metodologi apa yang akan dipergunakan, terutama
dalam upaya memperhitungkan risiko.

Kegiatan-kegiatan kunci memastikan adanya sumber daya finansial yang cukup


sertakan manajemen senior, dan pastikan dan secara aktif mempromosikan keamanan air
dukungan pendanaan dan bahan baku sebagai tujuan oganisasi. Pemahaman kasus secara
Untuk implementasi WSP yang sukses, penting bagi jelas diperlukan untuk menunjukkan bahwa adopsi
manajemen senior mendukung prosesnya. Dukungan WSP penting dan menguntungkan untuk organisasi
ini penting untuk memperoleh dukungan bagi tersebut.
perubahan-perubahan dalam keseharian pekerjaan,
Menentukan keahlian yang diperlukan dan besar tim yang tepat Penting untuk membagi tanggung jawab antar anggota tim sejak
Melibatkan staf operasional di dalam tim akan berdampak pada awal proses dan menetapkan secara jelas serta merekam tugas-tugas
suksesnya rencana karena memfasilitasikan pengimplementasian mereka. Untuk tim-tim yang besar biasanya sangat terbantu dengan
dan kepemilikannya. Namun, tergantung dari besarnya badan
memakai tabel yang berisi ringkasan aktifitas-aktifitas rencana WSP
pelayanan air, kebanyakan anggota tim tidak akan menjalankan
kewajiban-kewajiban WSP sepenuh hati 100% melainkan akan dan siapa yang bertanggung jawab untuk melaksanakannya.
melanjutkan kewajiban-kewajiban keseharian mereka. Anggota tim
Menetapkan jangka waktu pengembangan WSP
secara kolektif harus mempunyai keahlian-keahlian untuk mengenali
Pengembangan WSP tahap awal memerlukan waktu yang cukup.
bahaya-bahaya dan paham akan penanganan risiko-risiko yang
WSP akan mengakibatkan bertambah banyaknya waktu yang
terkait dengan bahaya itu. Tim harus mempunyai otoritas untuk
digunakan staf memeriksa sistem di lapangan namun akan
memungkinkan pengimplementasian saran-saran yang berasal dari
mengurangi ketergantungan pada hasil tes laboratorium rutin.
WSP.
Pendekatan WSP memungkinkan para operator mengetahui sistem
mereka secara lebih efektif karena mereka menggunakan waktu
Menunjuk pemimpin tim lebih banyak untuk mengenali dan mengendalikan risiko-risiko
Pemimpin tim harus ditunjuk untuk menjalankan proyek dan tetap daripada hanya sekedar menganalisiskan risiko. Saat WSP selesai
fokus. Pemimpin ini harus mempunyai otoritas dan kemampuan- dibentuk dan organisasi menjadi terbiasa dengan sistem, waktu kerja
kemampuan organisasional dan interpersonal untuk memastikan yang diperlukan akan berkurang.
proyek dapat diimplementasikan. Pada situasi dimana kemampuan
yang diperlukan tidak tersedia di tempat, pemimpin tim harus
Tantangan-tantangan yang harus dihadapi
mencari kesempatan-kesempatan untuk memperoleh dukungan dari
 Menemukan anggota yang terampil;
luar. Hal ini dapat meliputi pemakaian pembanding atau perjanjian-
perjanjian kemitraan dengan organisasi-organisasi lainnya, program-  Mengatur muatan kerja tim WSP agar sesuai dengan peran dan
program bantuan nasional atau internasional dan sumber daya, struktur organisasi yang ada;
misalnya dari internet.  Mengenali dan mengikutsertakan para pemangku kepentingan dari
luar.
Menetapkan dan merekam peran dan tanggung jawab tiap  Menjaga kebersamaan tim
individu dalam tim  Membuat tim berkomunikasi secara efektif dengan badan pengadaan
air dan para pemangku kepentingan lainnya.
Output
Pembentukan tim multidisiplin dan berpengalaman yang mengerti
komponen sistem, dan ditempat pada tempatnya untuk bekerja
dengan benar dalam menilai risiko-risiko yang mungkin terkait
dengan tiap-tiap komponen di dalam sistem. Tim harus mengerti
kesehatan dan target-target lain yang harus dicapai; dan memiliki
keahlian untuk memastikan setelah dilakukan penilaian, apakah
sistem dapat mengikuti standar kualitas air yang benar.
Modul 1
Membentuk tim WSP

Contoh/alat 1.1: Daftar keterampilan yang harus dipertimbangkan saat menilai keahlian yang diperlukan
untuk tim WSP yang besar
 Keahlian teknis dan pengalaman operasional khusus sistem
 Kemampuan dan kemauan untuk memulai pengembangan, implementasi, dan pemeliharaan WSP;
 Otoritas organisasional untuk melaporkan ke otoritas pengendalian yang benar, seperti eksekutif sebuah organisasi,
atau pemimpin-pemimpin sebuah komunitas;
 Mengerti sistem-sistem manajemen termasuk prosedur darurat;
 Mengerti proses-proses yang dipakai untuk memperoleh dan membicarakan hasil-hasil pemantauan dan pelaporan;
 Mengerti target-target kualitas kualitas air yang harus dicapai;
 Menghargai kebutuhan kualitas air para pelanggan;
 Mengerti aspek-aspek praktek mengimplementasikan WSP pada konteks operasional yang benar;
 Mengerti dampak pengawasan kualitas air yang diusulkan terhadap lingkungan;
 Membiasakan diri dengan pelatihan dan program-program kepedulian.

Contoh/alat 1.2: Komposisi tim WSP (dari Melbourne Water, badan pelayanan air yang besar memasok air
kepada 3,5 juta orang melalui perusahaan-perusahaan eceran terpisah)

Nama jabatan Tim kerja Keahlian


Pemimpin Tim/Insinyur Senior Perencanaan Kualitas Air Pengaturan kualitas air
Operator Penyediaan Air Tim Pengolah Air Pengoperasian – Upper Yarra
Dukungan Proses – Jasa Pengiriman Pengoperasian – Area Utara Spesialis Penanganan Air
Operator Penyediaan Air Tim Westenport Area Pengoperasian – distribusi/pengolahan
Pimpinan Seksi Pengolahan Air Sistem Pengolahan Manajemen aset tempat pengolahan
Kontraktor Pengoperasian Operasi-operasi – Area Selatan Pengaturan penyediaan air
Operator Penyediaan Air Tim Thomson Reservoir Pengoperasian –Thomson Reservoir
Insinyur Proses Pengoperasian – Area Utara Pengaturan penyediaan air
Operator Penyediaan Air Tim Silvan Reservoir Pengoperasian tempat pengolahan
Operator Penyediaan Air Tim Maroondah-Winneke Reservoir Sugarloaf Resrbpor. Wommele Treatment Pland
dan Maroodah Reserovoir area
Ilmuwan Utama Perencanaan Qualitas Air Mikrobiologi
Pimpinan Seksi Pekerjaan Dihulu Pengoperasian Pengoperasian tempat sumber air
Ilmuwan dari perusahaan air eceran Perusahaan Air Eceran Spesialis/ahli kimia kualitas air
Insinyur dari perusahaan air eceran Perusahaan Air Eceran Pengaturan kualitas air
Manajer Insinyur dari perusahaan air eceran Perusahaan Air Eceran Perencanaan kualitas air
Contoh/alat 1.3: Pendekatan-pendekatan lain pembentukan tim WSP untuk sistem-sistem yang lebih besar dan lebih kecil
Tergantung dari besarnya organisasi penyediaan air, dan di mana letak tanggung jawab organisasi-organisasi untuk sistem-sistem ganda,
mungkin perlu untuk mempunyai kelompok kerja WSP lebih dari satu yang berfungsi melaporkan ke tim pusat. Kegunaan pengaturan ini
harus dinilai sejak permulaan proses, dan termasuk: tim inti; kelompok kerja kecil lainnya yang menangani aspek-aspek tertentu dari WSP
(contoh pada ‘tempat pengambilan air’, ‘air dari sumber’, ‘pengolahan’ dan ‘sistem distribusi’); dan anggota-anggota tim eksternal beserta
para peninjau yang mungkin terdiri dari badan-badan pemerintah dan ahli-ahli independen. Penting agar tiap-tiap tim menggunakan
metodologi yang sama, terutama untuk menilai risiko-risiko dan menyadari apa yang dilakukan oleh tim-tim lainnya.

Badan pelayanan air yang kecil biasanya tidak memilliki sendiri ahli-ahli kualitas air. Namun, badan pelayanan tersebut harus setidaknya
memiliki operator-operator dan manajemen di dalam tim dan mengajak ahli-ahli eksternal dalam bidang kesehatan dan kualitas air.
Sumber-sumber eksternal ini dapat terdiri dari badan-badan(contoh, departemen kesehatan, teknik dan sanitasi atau sumber daya alam)
atau konsultan-konsultan.

Contoh-contoh formulir yang dapat digunakan untuk mencatat informasi penting pada waktu menyusun tim WSP dan memulai tahap-tahap awal
WSP tertera pada Contoh/alat 1.4, 1.5 dan 1.6.

Contoh/alat 1.4: Formulir rincian tim WSP

Rincian tim WSP dan tim-tim kecil lainnya harus dicatat sebagai bagian metodologi WSP badan pelayanan air. Hal ini perlu diperbarui ketika
karyawan dan rincian kontak diganti.

Nama Keanggotaan Jabatan Tugas di dalam tim Informasi kontak


Sam Kariuke Blue Water Supply Operator Penyediaan Air Petugas Penghubung Tempat Pengambilan Air 234-5678
Kariuke@bluewater.com
dll:
Modul 1
Membentuk tim
WSP

Contoh/alat 1.5: Formulir rencana pembiayaan WSP (contoh untuk badan pelayanan yang besar)
Biarpun pemakaian tenaga kerja dari luar diperlukan jika ahli atau kapasitas dalam perusahaan terbatas, pengalihan daya ini harus dibatasi
serendah-rendahnya karena akan menghambat perkembangan pengetahuan tenaga-tenaga kerja dalam badan perusahaan.
Kegiatan Budget kegiatan Aspek-aspek bersumber dari Aspek-aspek bersumber dari Budget staff
dalam badan pelayanan luar badan pelayanan
Pembentukan tim WSP US$ 5.000 Pelaksanaan dan manajemen Fasilitasi dan peninjauan ulang 1,5 setara beban kerja penuh
proyek (full-time equivalen) selama
pengembangan dan
implementasi
0,5 FTE untuk pemeliharaan
berjalan
Kelompok kerja WSP Masing-masing US$ 30.000 Manajemen proyek Dukungan teknis
Penghubung pemangku Pengumpulan data 3 FTE selama pengembangan
kepentingan Analisis dan presentasi data dan pelaksanaan
Integrasi dengan sistem-sistem 1 FTE untuk pemeliharaan
yang ada berjalan
dll:
Contoh/alat 1.6: Formulir identifikasi pemangku kepentingan

Nama pemangku Hubungan dengan Titik kunci Titik tempat kontak Titik tempat kontak Mekanisme interaksi Acuan kepada rincian
kepentingan masalah penyediaan dalam tim WSP dengan pemangku kontak dan catatan
air minum kepentingan interaksi
Enivironment Meregulasikan Mengganggu Petugas Perwakilan Manajer wilayah Pertemuan tahunan File EPA
Protection Authority falisitas-fasilitas perlindungan tempat Regulasi
(EPA) pencemaran yang pengambilan air baku
besar
Organisasi pertanian Peternakan dan Meminimalkan Petugas Perwakilan Manajer Pertemuan-pertemuan File tempat
di tanah yang pemakaian bahan asupan bahaya tempat pengambilan pengoperasian informal dan pengambilan air baku
berdekatan dengan kimia pertanian mikroba dan bahan air baku terjadwal milik pemangku
tempat pengambilan kimia kedalam tempat kepentingan
air baku pengambilan air baku
Tempat pembuatan Sumber setempat Patuh kepada standar Petugas Perwakilan Manajer tempat Peertemuan tahunan File tempat
bahan kimia pembuangan kedalam air buangan industri regulasi operasi pengambilan air baku
tempat pengambilan milik pemangku
air baku kepentingan
dll:

Contoh/alat 1.7: Mengerti komitmenWSP


WSP melambangkan tanggung jawab nyata yang diemban bersama oleh semua karyawan relevan dalam organisasi penyediaan air.
Pengembangan dan pelaksanaan memakan waktu dan membutuhkan sumber daya banyak. Pengimplementasian menuntut adanya komitmen dari
semua tataran dalam organisasi. Pemeliharaan WSP membutuhan perhatian manajemen yang berjalan untuk mendorong suatu budya kepatuhan
terhadap segala tuntutan WSP. Mungkin baru bertahun-tahun kemudian keuntungan-keuntungan pelaksanaan WSP menjadi nyata, tetapi
pengalaman yang lalu menunjukkan bahwa asupan dan komitmen memperoleh imbalannya ketika WSP menjurus kepada keefisienan dan
pengertian yang lebih baik mengenai sistem penyediaan air beserta produksi air berkualitas yang secara konsisten memenuhi target-target
berbasis kesehatan.
Modul 1
Membentuk tim
WSP

Studi kasus 1: Australia yang mengatur badam pelayanan air terlibat dalam lokakarya
Pengalaman Lapangan 1.1 – peranan tim WSP penilaian risiko dan dalam peninjauan rencana. Seringkali
pemerintahan lokal dan badan-badan manajemen tempat
Tim WSP biasanya diatur dan dipimpin oleh koordinator badan pengambilan air baku ikut serta di dalam perencanaan. Pemasok-
pelayanan air yang berdedikasi. Orang ini biasanya adalah insinyur pemasok air berjumlah besar, atau usaha-usaha eceran, sering
atau ilmuwan berpengalaman dalam manajemen kualitas air selama terlibat dalam pengembangan WSP, diwakili oleh konsumen eceran
beberapa tahun atau lebih. Orang yang mengkoordinasi biasanya mereka dan semua pemasok-pemasoknya. Kontraktor-kontraktor,
mempunyai gelar “Manager Kualitas Air – Water Quality misalnya kontraktor-kontraktor penatalakasanaan, operasi dan
Manager”, atau “Koordinator Kualitas Air – Water Quality pemeliharaan biasanya juga terlibat dalam pengembangan WSP
Manager”, atau yang baru-baru ini, gelar “Koordinator Kualitas dalam badan pelayanan air mereka. Namun, keikutsertaan para
Produk – Product Quality Coordinator”, gelar-gelar yang dipakai pemangku kepentingan eksternal dan para kontraktor ini biasanya
untuk mencerminkan perpanjangan tugas mereka menangani air hanya terbatas pada meninjau ulang dan pelatihan saja. Terkadang
daur ulang. Biasanya tim koordinasi WSP adalah kelompok yang fasilitator profesional dikontrak untuk membantu dukungan
kecil yang hanya terdiri dari koordinatornya saja, atau seorang pengembangan rencana-rencana, berperan sebagai pelatih atau
koordinator dengan satu atau beberapa staff pendukung, yang pembimbing dan memberikan dukungan teknis kepada koordinator
hampir bisa dikatakan bekerja hanya untuk menciptakan dan WSP, dan dukungan umum untuk menyelenggarakan loakarya dan
memelihara WSP. Penanganan seluruh tim bertambah menjadi membantu menyelesaikan dokumentasi.
lusinan atau lebih pegawai yang biasanya mengikutsertakan pegawai
dari pengoperasian-pengoperasian, pemeliharaan lapangan, dan Studi kasus 2: Amerika Latin dan Kepulauan Karibia (ALKK)
perencanaan penyediaan air yang bertanggung jawab terhadap kerja
Pengalaman Lapangan 1.1 – peran tim WSP
tim WSP sebagai sebagian kecil keseluruhan peran mereka.
Kelompok “pemula” kecil terdiri atas ahli-ahli eksternal dan manajer
senior badan pelayanan mendiskusikan tujuan-tujuan dan komposisi
Pengalaman Lapangan 1.2 – pihak luar tim WSP dan menyetujui bahwa tim itu harus mempunyai dua
fungsi penting. Fungsi pertama adalah mengumpulkan orang-orang
Satu atau lebih pengampu kepentingan biasanya bertanggung jawab dengan keahlian di bidang penyediaan air (contoh: pengambilan air
dalam usaha-usaha WSP. Pada kebanyakan kasus, otoritas kesehatan baku, penolahan, dan distribusi), kesehatan dan masalah-masalah
lingkungan, untuk mengembangkan WSP. Maka, Gugus Tugas kerja mereka; keprihatinan adanya sengketa kepentingan didalam
multidisiplin dibentuk untuk memberikan peranan di tempat. Tujuan negara kecil dimana terdapat banyak tumpang tindih yang terjadi
kedua tim adalah memberikan dukungan politis dan otoritas yang dalam lingkup professional; dan pengurangan rasa investasi dan
diperlukan untuk memungkinkan pengimplementasian rekomendasi keterlibatan pelayanan di dalam WSP.
yang dihasilkan dari WSP. Sejauh ini, Komite Pengendalian yang
terdiri dari petugas-petugas senior badan pelayanan air, Kementerian Konflik-konflik kepribadian juga berdampak kepada tidak efektifnya
Kesehatan dan Badan Pelestarian Lingkungan (Environmental dinamika kerja tim dan kemajuan proses kerja menjadi jelas
Protection Agencies) regional dibentuk untuk mengemban dan terhambat. Akhirnya konsultan kedua dilibatkan menggantikan
mendukung aktifitas Gugus Tugas. Mengikutsertakan petugas- konsultan pertama dan manajer badan pelayanan air senior diberikan
petugas senior sejak awal proyek terbukti menjadi penting dalam tanggung jawab tambahan untuk pengembangan WSP.
menciptakan dukungan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang Bertambahnya tugas manajer badan pelayanan air menyebabkan
memerlukan otoritas politis atau manajerial, seperti membuat perlu dilepasnya beberapa tugas lain selama prroses pengembangan
standar-standar kualitas air, menerapkan syarat-syarat regulasi, WSP, namun ini terbukti penting untuk menigkatkan kolaborasi
mencurahkan pendanaan atau sumber daya ketenagaan. antar badan dan momentum proyek. Pengaturan kedua ini sukses
dan menggarisbawahi pentingnya penilaian yang hati-hati dalam
Pengalaman Lapangan 1.2 – menunjuk penulis /koordinator menunjuk seorang koordinator WSP untuk menghindari konflik
WSP kepentingan dan memastikan kekompakkan tim.

Idealnya, peran koordinator WSP diisi oleh pegawai badan


pelayanan air, namun, karena keterbatasan sumber daya, badan
pelayanan itu tidak dapat menyediakan pegawai yang sanggup
bekerja penuh didalam tugas yang memerlukan waktu cepat itu.
Oleh karena itu, tim WSP memutuskan untuk mengajak seorang
konsultan memegang peran sebagai koordinator WSP, yang meliputi
perencanaan dan memfasilitasi pertemuan-pertemuan Gugus Tugas,
berhubungan dengan anggota Gugus Tugas dan Komite
Pengendalian, mengenali adanya kesenjangan informasi,
menyediakan keahlian teknis di bidang penilaian kualitas air, dan
menulis dokumen WSP. Tidak lama kemudian, sejumlah masalah
terungkap dengan sendirinya, yaitu keseganan badan pelayanan air
untuk berbagi informasi yang berpotensi sensitif mengenai cara
Studi kasus 3: Britania Raya (Inggris dan Wales) WSP berbentuk buku/kertas tertulis terbatas jangkauannya di dalam
perusahaan sehingga tidak membangkitkan rasa memiliki pada staf.
Pengalaman Lapangan 1.1 – mencapai komitmen untuk Untuk perusahaan air yang besar, system informasi berlandaskan
menggunakan pendekatan WSP komputer yang tersedia bagi semua staf melalui intranet lebih
Antusiasme terhadap pendekatan WSP biasanya tidak terjadi secara sukses. Sistem-sistem tersebut biasanya berisi unsure-unsur dasar
menyeluruh di dalam industri; di beberapa perusahaan ada keraguan WSP untuk tiap sistem penyediaan air yang diuraikan secara
terhadap nilai tambah bagi industri yang maju dan sudah baik konvensional dan menyertakan mata rantai ke prosedur-prosedur
performanya. Namun, perusahaan-perusahaan lain segera melihat terkait dan materi-materi lainnya. Rencana-rencana terbaik menilai
pendekatan WSP mengembangkan apa-apa yang selama ini sudah segala-galanya sebagai bagian dari WSP. Isu-isu yang terkait dengan
mereka kerjakan dalam penilaian dan manajemen risiko. keamanan dan sensitif diselesaikan dengan berbagai tingkat akses
terbatas.
Beberapa perusahaan tidak merasa nyaman menggunakan istilah
‘keamanan’ dalam Rencana Keamanan Air – Water Safety Plan
karena mereka merasa konsumen akan berpendapat bahwa air Pengalaman Lapangan 1.2 – memperluas tim WSP
tersebut mungkin tidak aman. Karena itu, perusahaan-perusahaan ini
lebih memilih untuk menamai WSP mereka dengan ‘Rencana- Pada kebanyakan perusahaan, tim-tim meluas dari kelompok inti
rencana Manajemen Risiko – Risk Management Plans’ atau yang kecil sejalan dengan bertambahnya pengetahuan mengenai
semacamnya, yaitu istilah-istilah yang dipandang oleh badan berapa luas pendekatan WSP yang dijalankan benar-benar dipahami.
regulasi sebagai alternatif yang tepat, asalkan isinya konsisten Pada perusahaan-perusahaan sangat besar yang bekerja di daerah
dengan WSP. geografi yang luas, tim-tim kecil dibentuk yang dikoordinasi oleh
tim pusat. cara ini berjalan dengan baik dalam memperluas
Dokumen pendek yang menjelaskan metodologi WSP, yaitu cara keterlibatan perusahaan.
pengimplementasian dan pencapaian yang diharapkan dipandang
sebagai titik awal penting untuk mendapatkan persetujuan dewan Para pemangku kepentingan eksternal belum secara langsung
dan manajemen senior yang sangat diperlukan dalam mencapai menjadi anggota tim WSP. mungkin ini disebabkan oleh alasan yang
keberhasilan proyek. Pengalaman umum dari hampir seluruh dapat dimaklumi yaitu sikap menutup diri agar tidak memberikan
perusahaan air adalah waktu yang diperlukan untuk implementasi informasi sensitif secara bebas.
WSP biasanya diabaikan.
Pengalaman Lapangan 1.3 – mengajarkan tim WSP sudut
pandang baru

Pada beberapa perusahaan, di awal proses impelementasi, tanggung


jawab pengembangan WSP hanya diberikan secara penuh kepada
manajer kualitas air atau yang setara. Ini berarti sistem penyediaan
air dikerjakan hanya oleh seseorang yang merasa sudah terbiasa
dengan sistem tersebut dan tahu mengenai semua bahaya, risiko dan
kelemahan-kelemahannya sehingga pendekatan baru WSP menjadi
sirna. Orang semacam itu juga akan cenderung membatasi
pemikirannya kepada bahaya-bahaya yang terkait dengan kepatuhan
kepada parameter saja (meskipun hal ini bukan terbatas menjadi
masalah bagi orang-orang itu saja) karena hal ini sudah merupakan
pengalaman sehari-harinya. Ini berarti cakupan pendekatan WSP
yang sangat luas sudah hilang sejak dari awal.
Modul 2

Menjelaskan sistem penyediaan air


Modul 2
Menjelaskan sistem
penyediaan air

Pendahuluan
Tugas pertama tim WSP adalah menjelaskan sepenuhnya penyediaan air. Ketika badan pelayanan air belum mempunyai
pendokumentasian sistem air, investigasi-investigasi lapangan perlu dilakukan. Tujuannya adalah untuk memastikan
pendokumentasian lanjutan tentang sifat kualitas air sebelum diproses, saat diproses, dan setelah diproses, dan sistem yang
dipergunakan untuk menghasilkan air dengan kualitas tersebut sudah akurat sehingga risiko- risiko-risiko dapat dinilai dan
dikelola. Sekalipun benar bahwa mungkin masih ada peluang untuk pendekatan umum yang harus diambil jika pekerjaan
yang dihadapi hampir sama atau ketika hubungan dengan badan-badan eksternal tetap sama bagi sejumlah pemasok-pemasok
air, tiap pasokan itu harus dinilai dengan rinci sendiri-sendiri. Data harus dikumpulkan secara spesifik tentang pemasok
tersebut, dan semua langkah-langkah lain yang diambil dan mengarah kepada WSP harus khusus bagi pemasok itu. Banyak
badan pelayanan air sudah memiliki pengalaman ekstensif mengenai sistem air dan menyimpan pendokumentasian yang
relevan. Pada kasus ini, WSP sedikitnya memerlukan agar dokumeni secara sistematik ditinjau untuk memastikan
pembaharuannya, lengkap serta diperiksa keakuratannya dalam kunjungan lapangan.

Kegiatan-kegiatan Kunci yang lengkap dan tidak semua relevan bagi


Penjelasan rinci sistem penyediaan air diperlukan setiap sistem penyediaan air:
untuk mendukung proses penilaian risiko  Standard-standard kualiatas air yang relevan;
selanjutnya. Langkah tersebut harus  Sumber (atau sumber-sumber) air termasuk
menghasilkan informasi yang cukup untuk aliran air hujan/atau proses-proses isi ulang, dan
mengetahui dimana letak kerentanan sistem jika memungkinkan, sumber-sumber alternatif
terhadap situasi-situasi berbahaya, tipe-tipe dalam kejadian insiden;
bahaya tertentu, dan cara-cara pengendaliannya.
Yang berikut ini harus disertakan dalam
penjelasan itu tetapi bukan merupakan daftar
 Perubahan-perubahan yang diketahui dan yang dicurigai  Rincian mengenanai bagaimana air didistribusikan termasuk
tentang kualitas sumber air sehubungan dengan cuaca dan jaringan, penyimpanan dan mobil-mobil tangki;
kondisi-kondisi lainnya;  Penjelasan tentang bahan-bahan yang kontak dengan air;
 Setiap keterkaitan sumber-sumber dan kondisi-kondisi;  Pengenalan konsumen dan penggunaan air;
 Rincian-rincian pemakaian lahan ditempat pengambilan;  Adanya karyawan yang terlatih;
 Titik pengambilan air;  Seberapa baik prosedur yang ada dicatat.
 Informasi yang berhubungan dengan penyimpanan air;
 Informasi yang berhubungan dengan pengolahan air,
termasuk proses-proses dan bahan-bahan kimia atau bahan
lain yang dimasukkan ke dalam air;
Diagram alur yang akan mencatat keseluruhan elemen-elemen  Kurangnya pengetahuan dalam industri dan risiko;
dalam sistem penyediaan air secara rinci harus dikembangkan.  Mendapatkan seluruh badan-badan lokal dan pemerintah dengan
Diagram alur itu harus divalidasikan melalui pengecekan lapangan informasi yang berharga atau akan berperan;
dan kemudian digunakan dalam proses penilaian risiko. Buku acuan  Waktu yang diperlukan karyawan untuk melakukan kerja
silang harus dibuat bagi dokumentasi lainnya yang menunjukkan lapangan;
rincian-rincian seperti peta dengan batas-batas lahan, tempat-tempat  Prosedur-prosedur dan pemdokumentasian yang sudah
pengolahan air kotor, tangki septik, industri dan sumber risiko ketinggalan jaman
potensial lainnya. Peta area-area pemasokan air harus dicek. Acuan-
acuan dan salinan diagram alur yang diberi bertanggal yang sudah
divalidasikan harus disimpan sebagai bagian dari WSP. Tidak semua
langkah-langkah proses menjadi tanggung jawab organisasi
penyediaan air. Namun, perlu dilakukan pencatatan siapa-siapa yang
mempunyai tanggung jawab primer karena informasi ini akan
berdampak dalam pemilihan dan efisiensi cara-cara pengendalian.
Untuk sistem yang sederhana, hanya urutan tiap-tiap langkah sudah Output
cukup untuk menunjukkan arah aliran air di dalam sistem. Akan
1. Uraian rinci sistem penyediaan air yang baru, termasuk diagram
tetapi, untuk sistem yang lebih kompleks mungkin diperlukan tanda-
alur.
tanda panah untuk menunjukkan arah aliran air.
2. Pemahaman kualitas air yang sekarang disediakan oleh bdan
Tantangan yang biasa dihadapi penyediaan air.
3. Pengenalan konsumen dan penggunaan air.
 Kekurangan adanya peta-peta yang akurat untuk memperlihatkan
sistem-sistem distribusi;
 Kurangnya pengetahuan dalam hal penggunaan
lahan/manajemen tempat pengambilan air;
Modul 2
Menjelaskan sistem
penyediaan air

Contoh/alat 2.1: Mempertimbangkan penyusunan-penyusunan dasar pada sistem penyediaan air yang akan dinilai

Penjelasan harus mencakup keseluruhan sistem dari sumber sampai titik akhir pasokan. Karyawan harus dipersiapkan untuk menyediakan
waktu yang cukup untuk langkah ini. Sebagai contoh, mengerjakan penilaian lapangan sistem distribusi air yang besar; pipa yang lebih dari
800km di Kampala, Uganda memerlukan 40 orang-hari kerja, sedangkan penilaian jaringan yang lebih kecil sepanjang 600 km memerlukan
15 hari.

Contoh/alat 2.2: Unsur-unsur dasar untuk menggambarkan sistem penyediaan air

Tempat Penatalaksaan Distribusi Konsumen


pengambilan air

Beberapa bentuk-bentuk lain untuk sistem penyediaan juga mungkin, sebagai contoh, lebih dari satu sumber tempat pengambilan memasok
sebuah tempat pengolahan air; daerah distribusi memperoleh pasokan air dari banyak tempat pengolahan air; pembagian distribusi air lebih
lanjut ke dalam pipa utama, reservoir pelayanan dan elemen-elemen jaringan; dan secara terpisah memilah konsumen menjadi pengguna
domestik dan industrial. Sistem dasar harus mencatat seluruh masukan dan Output meskipun mereka tidak beroperasi sepanjang waktu.

Contoh/alat 2.3: Diagram alur sistem air yang baik

Diagram alur yang akurat daripada sistem penyediaan air mulai dari tempat pengambilan ke titik penggunaan sangat membantu pengenalan
bahaya-bahaya, risiko-risiko dan pengendalian arus air. Hal ini akan membantu menentukan bagaimana risiko-risiko dapat berpindah ke
konsumen dan apakah semua itu dapat atau sedang dikendalikan. Sangat penting untuk membawa lembar peta diagram alur ke lapangan untuk
mengecek keakuratannya karena pengetahuan lokal merupakan masukan yang penting. Untuk kesederhanaan dan konsistensinya, dapat
digunakan simbol-simbol diagram alur teknik standar (lihat Contoh/alat 2.5). untuk sistem-sistem besar akan berguna untuk membagi diagram
alur setiap elemen dasar atau beberapa darinya (tempat pengambilan air, pengolahan, distribusi, dan konsumen) menjadi bagian-bagian terpisah.
Diagram alur yang terpisah dapat dibuat, sebagai contoh lebih dari satu sumber pada tempat pengambilan air, untuk bermacam-macam jalur-jalur
pengolahan dan reservoir-reservoir pelayanan, dan pipa utama dan jaringan perpipaan pada tahap distribusi.

Contoh/alat 2.4: Pemakaian dan pengguna air yang dimaksudkan

Pemakaian yang pantas harus disebutkan dalam regulasi. Sebagai contoh, European Drinking Water Directive mencakup air yang dikhususkan
untuk konsumsi manusia yang diartikan sebagai air untuk minum, memasak, penyiapan makanan, dan produksi makanan.

Pemakaian yang dimaksudkan Pemakai air yang dimaksudkan

Air yang disediakan dimaksudkan untuk konsumsi umum, kebersihan perseorangan Air disediakan untuk populasi umum.
dan mencuci pakaian. Bahan makanan juga boleh diolah dengan air itu.
Konsumen yang dimaksud tidak termasuk mereka yang memiliki kelainan imunitas
atau industri dengan kebutuhan kualitas air yang khusus. Kelompok-kelompok ini
disarankan menyediakan pengolahan tambahan di titik penggunaan.
Contoh/alat 2.5: System pengecekan diagram alur proses. Perlu diingat bahwa diagram alur yang terpisah
perlu dibuat untuk pabrik pengolahan air agar dapat memperlihatkan langkah-langkah yang dilakukan dalam
pengolahan. (contoh koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, penyimpanan air bersih, tempat penambahan
bahan kimiawi seperti alum dan pengatur pH, dan oksidan-oksidan prapengolahan, khlor sebagai desinfektan
utama dan bila perlu, tambahan khlor untuk memperoleh sisa khlor yang diperlukan, , pengatur pH air hasil
olahan, dll)p22.
Modul 2
Menjelaskan sistem
penyediaan air

Contoh/alat 2.6: Diagram dasar sistem distribusi, mengacu kepada prosedur-prosedur dan diagram-diagram lebih rinci dimana perlu
Studi kasus 1: Australia menurut tanggal, biasanya menggambarkan nilai-nilai patokan.
Table-tabel biasanya dipersiapkan untuk menggambarkan ringkasan
Pengalaman Lapangan 2.1 – diagram alur statistik kualitas air dan membandingkannya denga nilai-nilai
Kebanyakan pengelola sudah memiliki diagram-diagram dengan patokan. Data ini dipakai untuk memberitahukan badan pelayanan
sistem yang ekstensif termasuk data sistem informasi geografis air mengenai bahaya-bahaya yang akan muncul pada tahap-tahap
(geographic information system – GIS) dari tempat pengambilan air, yang diamati. Tambahan pemeriksaan kualitas air atau pemeriksaan
lokasi-lokasi aset, dan jaringan distribusi. Kebanyakan pengelola khusus biasanya tidak diperlukan untuk melengkapi WSP, meskipun
juga memiliki diagram-diagram sistem hidrolik dan alur proses pengambilan sampel pemeriksaan seringkali diberi bertanda sebagai
untuk aset-aset mereka. Namun, sedikit dari mereka yang memiliki tindakan perbaikan untuk kemudian hari.
tipe diagram alur teoritis yang biasa digunakan untuk WSP. Karena
itu, kebanyakan pengelola mengembangkan satu atau lebih diagram- Pengalaman Lapangan 2.3 – menjelaskan sistem
diagram alur tambahan untuk mendukung WSP mereka. Penjelasan-penjelasan sistem biasanya singkat dan dalam bentuk
Kebanyakan pengelola mengembangkan diagram alur yang ringkasan. Penjelasan-penjelasan rinci tentang sistem, misalnya,
menyeluruh kemudian banyak yang mengembangkan diagram alur laporan-laporan yang digunakan untuk merancang dan beroperasi,
khusus untuk tiap tempat pengolahan dan untuk tiap sistem dijadikan acuan secara sangat rinci, sedangkan WSP hanya
penyediaan air yang berbeda. Diagram alur secara umum memberikan rincian yang ringkas. Akibatnya, penjelasan-penjelasan
dikembangkan menggunakan perangkat lunak generik biasa, tapi sistem WSP biasanya cukup singkat dan ditujukan kepada para
banyak juga yang menggunakan perangkat lunak diagram alur pendengar tertentu: tim WSP.
khusus.
Studi kasus 2: Amerika Latin dan Kepulauan Karibia (ALKK)
Pengalaman Lapangan 2.2 – menjelaskan kualitas air sekarang
Kebanyakan pengelola melakukan analisis data kualitas air sebagai Pengalaman Lapangan 2.1 – diagram alur
bagian fase penilaian risiko untuk pengembangan WSPnya. Kualitas Tim WSP mendapatkan bahwa diagram alur menjadi alat yang
air biasanya dirancang sebagai gambar grafik rangkaian waktu berguna untuk menjelaskan sistem dan sering mengacu kepada
diagram itu selama proses pengembangan WSP. Daripada
menggunakan menggunakan simbol-simbol diagram alur teknik tempat pengolahan air sudah cukup untuk menjaga kualitas air
standar, tim lebih memilih sebuah alternatif skematis untuk disepanjang jaringan distribusi namun tidak pernah dibantah dalam
menggambarkan sistem penyediaan air dengan cara yang intuitif penilaian kualitas air sekarang, penambahan dosis khlor tidak dapat
karena cara ini dianggap lebih mudah diinterpretasikan dan lebih dinilai sebagai bentuk koreksi yang penting untuk mencegah
mudah diterima khalayak. Skematik tersebut menunjukkan semua kontaminasi mikroba. Karena langkah-langkah WSP selanjutnya
sumber-sumber air permukaan dan air tanah serta penjelasan rinci bergantung dan dibangun berdasarkan informasi yang didapat dari
proses-proses pengolahan, termasuk koagulasi/flokulasi/sedimentasi, penjelasan sistem, adalah penting bahwa penjelasan sistem mampu
filtrasi, penyimpanan, dan semua titik-titik penambahan bahan kimia mencerminkan kondisi-kondisi yang ada secara akurat.
serta panah penunjuk dan diameter pipa untuk menunjukkan alur di
dalam sistem distribusi. Tingkat yang sangat rinci ini membuat Pengalaman Lapangan 2.3 – melakukan survei rumah tangga
diagram menjadi alat yang sangat berguna untuk memfasilitasi Masalah-masalah tidak konsistennya pelayanan dan tidak jelasnya
pengertian dan mendiskusikan sistem yang sedang dinilai. Peta-peta kualitas air menimbulkan banyak komunitas perumahan menyimpan
tambahan mengenai daerah aliran sungai dan jaringan distribusi juga atau mengolah air di rumah. Untuk lebih mengerti dampak praktek-
merupakan panduan visual yang berguna. praktek dititik konsumsi, dilakukan Survei Penggunaan Air Rumah
Tangga dan Kesehatan yang meyampaikan pertanyaan-pertanyaan
Pengalaman Lapangan 2.2 – menjelaskan kualitas air minum mengenai sumber-sumber air rumah tangga, penyimpanan, dan
sekarang praktek-praktek pengolahan, sudut pandang konsumen, kepuasan
Komponen penting dari penjelasan sistem adalah penilaian kualitas dan kesadaran akan kesehatan. Kadar sisa khlor air ledeng diperiksa
dari air olahan dan air yang dipasok saat ini. Pemeriksaan kualitas dan beberapa sampel juga diperiksa kontaminasi mikrobanya. Survei
air dan penijauan catatan-catatan pemantauan yang dikumpulkan rumah tangga menemukan bahwa penyimpanan air di tangki dan
oleh pengelola air dan departemen kesehatan menunjukkan bahwa bejana air minum berhubungan dengan meningkatnya kontaminasi;
air yang sudah selesai diolah secara konsisten tidak memenuhi area yang dilayani secara tidak konsisten atau bahkan tanpa ada
standar-standar kualitas air, menunjukkan perbedaan yang sangat pelayanan; menemukan bahwa sebagian besar air yang sampai ke
nyata antara kualitas air yang dirasakan dengan kualitas air yang ledeng tidak diberi khlor; dan mengungkapkan bahwa dampak-
sesungguhnya. Perbedaan-perbedaan ini penting untuk dampak kesehatan terkait air dan biayanya merupakan keprihatinan
dipertimbangkan saat mengevaluasi efektifitas cara kendali yang ada besar komunitas. Informasi tersebut berguna untuk
dan dalam menilai risiko akibat bahaya-bahaya yang sudah dikenal menginformasikan badan penyediaan air tentang pengalaman dan
(Modul 4). Sebagai contoh, jika dipercayai bahwa khlorinasi di
prioritas konsumen serta memberitahukan Kementerian Kesehatan
mengenai masalah kesehatan dan perlunya pendidikan masyarakat.
Modul 2
Menjelaskan sistem
penyediaan air

persyaratan kekeruhan air merupakan cara yang proaktif dan realistis


dalam menghadapi keterbatasan-keterbatasan di dalam sistem dan
Pengalaman Lapangan 2.4 – memilih standar regulasi yang
sekaligus memberikan sebuah perencanaan jangka panjang untuk
tepat
mencapai kepatuhan kepada parameter ini.
Dalam rangka menentukah apakah regulasi standar-standar kimia
dan disinfeksi air dipenuhi, akan lebih berguna jika semua badan Studi kasus 3: Britania Raya (Inggris dan Wales)
yang terlibat dalam pemantauan sepakat akan standar-standar mana
yang harus diikuti. Pada permulaan proses WSP, tingkat-tingkat Pengalaman Lapangan 2.1 – raian sistem pemeriksaan di
angka target untuk beberapa bahan kimia ditetapkan pada tingkat lapangan
yang sangat rendah sehingga tidak dapat diharapkan akan tercapai
Badan pengolahan air dan sistem-sistem distribusi air sudah sangat
meskipun memakai sistem yang telah disempurnakan. Badan-badan
baik dicatat menggunakan diagram-diagram alur dan teknik. Banyak
pengelola itu berbeda pendapat apakah mereka akan menggunakan
informasi tersedia tentang pengambilan air baku, baik dari
standar berbasis lingkungan dari EPA, standar-standar nasional atau
investigasi perusahaan sendiri dan persyaratan-persyaratan regulasi
Uni Eropa, atau standar berbasis kesehatan dari WHO. Badan-badan
mengenai pestisida, nitrat dan Cryptosporidium. Tantangan
yang diwakilkan dalam tim WSP sepakat untuk menggunakan
utamanya adalah waktu dan beban kerja yang diperlukan untuk
kriteria yang konsisten yang menjamin keamanan air minum dan
membawa diagram-diagram sistem yang ada hasil tinjauan di atas
dapat dicapai sesuai dengan kemampuan sistem yang ada. Pada
meja untuk diperiksa keakuratannya di lapangan dan kemudian
kasus persyaratan kekeruhan air, tim berpendapat bahwa sistem
mendapat masukan dari tempat pengambilan air baku serta dari para
tersebut tidak dapat diharapkan secara konsisten memenuhi target
teknisi lapangan dan operator. Pekerjaan ini memberikan hasil
yang ditentukan sebelum melakukan perbaikan-perbaikan. Daripada
keuntungan karena biasanya peninjauan itu berhasil mengungkapkan
tetap melanggar ketentuan, diambillah pendekatan bertahap yaitu
kesalahan-kesalahan kecil atau informasi yang sebelumnya belum
menetapkan target menengah dengan pengertian bahwa standar-
diketahui oleh badan pusat.
standar itu akan dimodifikasikan sejalan dilakukannya revisi-revisi
perbaikan WSP. Pendekatan bertahap untuk mencapai tingkat target Pengalaman Lapangan 2.2 – menggabung data penyediaan air
yang ada ke dalam WSP
Umumnya, perusahaan-perusahaan air mempunyai informasi yang
sangat baik mengenai sistem distribusi dan menjaga sistem-sistem
GIS yang canggih serta catatan-catatan pengguna-pengguna
industrial besar dan pengguna-pengguna yang sensitif seperti rumah
sakit dan sekolah-sekolah. Biarpun sistem-sistem dan catatan-
catatan tersebut sudah tersedia pada tempatnya bukan berarti selalu
langsung disertakan dalam pengembangan WSP.
Modul 3
Mengidentifikasi bahaya dan kejadian berbahaya serta
menilai risikonya
Modul 3
Mengidentifikasi
bahaya dan
kejadian
berbahaya serta
menilai risikonya
Pendahuluan

Dalam prakteknya modul ini bersama dengan Modul 4 (menentukan dan memvalidasikan cara-cara pengendalian, menilai
ulang, dan menentukan risiko-risiko prioritas), serta Modul 5 (mengembangkan, melaksanakan rencana
perbaikan/peningkatan), biasanya dilakukan bersamaan. Demi kejelasan, masing-masing modul ini disajikan dalam bentuk
terpisah karena melibatkan sejumlah aktifitas. Pada intinya langkah dalam modul-modul ini merupakan penilaian sistem yang
menidentifikasikan bahaya-bahaya potensial dan kejadian-kejadian berbahaya pada tiap-tiap mata rantai penyediaan air,
besarnya risiko yang ditimbulkan oleh tiap-tiap bahaya dan kejadian-kejadian berbahaya, cara-cara yang tepat untuk
mengendalikan risiko yang teridentifikasikan, dan konfirmasi bahwa standar-standar serta target-target telah dipenuhi.

Modul 3, yaitu langkah pertama dalam proses ini, harus:


 Mengenali semua bahaya potensial biologis, fisik dan kimia yang terkait dengan tiap langkah yang dapat mempengaruhi
keamanan air dalam penyediaan air minum;
 Mengenali semua bahaya dan kejadian-kejadian berbahaya yang dapat terjadi ketika penyediaan air terkontaminasi,
terbengkalai, atau terputus;
 Menilai risiko-risiko yang terdentifikasikan pada tiap titik dalam diagram alur yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Langkah-langkah utama Penilaian risiko

Risiko yang terkait dengan tiap bahaya dapat digambarkan dengan


Mengidentifikasi bahaya-bahaya dan kejadian-kejadian
berbahaya mencari kemungkinan terjadinya (contoh ‘pasti’, ‘mungkin’,
Untuk setiap langkah diagram alur proses yang sudah divalidasikan, ‘jarang’) dan mengevaluasi parahnya konsekuensi jika bahaya
tim WSP diminta untuk menilai kesalahan apa yang mungkin terjadi tersebut muncul (contoh ‘tidak berarti’, ‘berdampak besar’,
di titik yang mana pada sistem penyediaan air dalam hal bahaya- ‘bencana’). Dampak potensial pada kesehatan masyarakat adalah
bahaya dan kejadian-kejadian berbahaya. Pengenalan bahaya pertimbangan yang paling penting, namun faktor lain seperti efek-
mencakup kunjungan ke lokasi dan juga studi pustaka. Inspeksi efek estetik, kelangsungan dan kecukupan pasokan, dan reputasi
secara visual terhadap beberapa aspek misalnya daerah sekitar titik- pengelola juga harus dipertimbangkan. Sasarannya harus dibedakan
titik tempat pengambilan air dan unsur-unsur pengolahan akan antara risiko-risiko signifikan dengan yang kurang signifikan. Cara
mengungkap bahaya-bahaya yang belum teridentifikasi jika hanya terbaik dalam memulai hal ini adalah dengan membuat tabel
dari studi di atas meja. Pengenalan bahaya juga memerlukan sederhana sehingga secara sistematis mencatat semua peristiwa-
penilaian informasi dan peristiwa-peristiwa sejarah dan informasi peristiwa berpotensi berbahaya dan bahaya-bahaya terkait, sekaligus
prediktif berdasarkan data pengelolaan dan pengetahuan mengenai dengan perkiraan besarnya risiko (lihat Contoh/alat 3.8). Ketika
aspek-aspek tertentu pengolahan dan sistem-sistem penyediaan. Tim memulai proses penilaian risiko, pengelola harus menentukan
harus memperhitungkan faktor-faktor yang dapat membawa risiko- definisi rinci mengenai apa yang mereka maksud dengan ‘mungkin’,
risiko yang tidak serta merta terlihat nyata, misalnya keletakan ‘jarang’, ‘tidak signifikan’, ‘berdampak besar’, dll. Istilah-istilah ini
tempat pengolahan air di dataran tempat banjir (dimana tidak ada harus memungkinkan penilaian risiko terhindar dari sikap terlalu
catatan mengenai banjir) atau umur pipa-pipa pada sistem distribusi subyektif. Hal yang amat penting adalah perlunya menetapkan lebih
(pipa-pipa yang tua lebih rentan terhadap fluktuasi tekanan air dulu definisi atau angka matriks risiko yang menentukan risiko yang
dibandingkan dengan yang baru). Pengenalan faktor-faktor ‘signifikan’. Informasi yang akan menjelaskan penilaian risiko akan
‘berpengaruh’ seperti hal-hal ini menuntut agar tim WSP berpikir didapat dari pengalaman, pengetahuan, dan pertimbangan dari
secara kreatif dan luas. Sejumlah bahaya-bahaya dan kejadian- pengelola, masing-masing anggota tim, pekerjaan sehari-hari
kejadian berbahaya mungkin muncul pada setiap langkah dalam industri yang baik, dan pustaka teknis. Jika data tidak cukup untuk
sistem penyediaan air. memilah apakah sebuah risiko besar atau kecil, risiko-risiko harus
dinilai signifikan sampai pemeriksaan selanjutnya menjelaskan hasil
penilaian tersebut.
Penilaian risiko harus spesifik untuk tiap sistem air minum karena kepada terbentuknya risiko akibat bahaya atau kejadian-kejadian
tiap sistem adalah unik. berbahaya.
 Mendefinisikan secara jelas kemunculan dan konsekuensinya secara
Bahaya-bahaya dan kejadian-kejadian berbahaya
cukup rinci untuk menghindarkan penilaian-penilaian subyektif dan
Bahaya-bahaya didefinisikan sebagai: Agen-agen fisik, biologi, memungkinkan konsistensi.
kimia, atau radiologi yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat.

kejadian-kejadian berbahaya didefinisikan sebagai: Sebuah peristiwa


yang membawa bahaya-bahaya kepada, atau gagal untuk
menjauhkan bahaya-bahaya dari penyediaan air.

Sebagai contoh, hujan deras (kejadian berbahaya) akan memicu


masuknya mikroba-mikroba patogen (bahaya) ke dalam sumber air
baku.

Tantangan-tantangan yang harus dihadapi


Output
 Kemungkinan lolosnya bahaya-bahaya baru dan kejadian-kejadian 1. Gambaran mengenai kesalahan apa yang mungkin terjadi dan di
berbahaya. Karena penilaian risiko memperlihatkan gambaran mana terjadinya terkait dengan bahaya-bahaya dan kejadian-
‘sesaat’ tentang sistem, penilaian risiko harus ditinjau ulang secara kejadian berbahaya.
teratur agar tidak melewatkan bahaya-bahaya baru dan kejadian- 2. Penilaian risiko-risiko disampaikan dalam bentuk yang dapat
kejadian berbahaya. diinterpretasikan dan dapat dibandingkan, sedemikian sehingga
 Ketidakpastian dalam penilaian risiko-risiko karena tidak adanya risiko-risiko yang lebih signifikan dapat secara jelas dibedakan dari
data, kurangnya pengetahuan mengenai aktifitas seputar rantai risiko-risiko yang kurang signifikan.
penyediaan air dan kontribusi relatif kekurangan-kekurangan itu
Modul 3
Mengidentifikasi
bahaya dan
kejadian
berbahaya serta
menilai risikonya
Contoh/alat 3.1: bahaya-bahaya yang seringkali mempengaruhi tempat pengambilan air
Kejadian-kejadian berbahaya (sumber bahaya) Bahaya-bahaya terkait (dan masalah yang perlu dipertimbangkan)
Pola cuaca dan meteorologi Banjir, perubahan-perubahan cepat pada kualitas sumber air
Variasi musim Perubahan-perubahan pada kualitas sumber air
Geologi Arsen, fluoride, timah, uranium, radon
Lubang-lubang resapan (jalan masuk air permukaan)
Agrikultur Kontaminasi mikroba, pestisida-pestisida, nitrat
Penyebaran lumpur dan kotoran
Pembuangan bangkai-bangkai hewan
Kehutanan Pestisida-pestisida, PAHs – polyaromic hydrocarbon (kebakaran)
Industri Kontaminasi bahan kimia dan mikroba
(termasuk bekas daerah industri dan daerah industri yang sudah terbengkalai) Kecenderungan kehilangan sumber air akibat kontaminasi
Pertambangan (termasuk tambang-tambang yang ditinggalkan) Kontaminasi bahan kimia
Transportasi – jalan-jalan Pestisida-pestisida, bahan-bahan kimia (kecelakaan lalulintas)
Transportasi – rel-rel kereta api Pestisida-pestisida
Transportasi – bandara-bandara Bahan-bahan-kimia organik
(termasuk lapangan terbang yang sudah ditinggalkan)
Pengembangan Aliran air hujan
Perumahan – tank septik Kontaminasi mikroba
Rumah pejagalan Kontaminasi organik dan mikroba
Alam liar Kontaminasi mikroba
Penggunaan rekreasi Kontaminasi mikroba
Persaingan pemakaian air Kecukupan
Penyimpanan air yang belum diolah Tumbuhnya alga dan racun-racun, Stratifkasi air
Lapisan aquifer yang tidak terlindung Kualitas air berubah tidak menentu
Sumur/sumur bor tidak kedap air Intrusi air permukaan
Selubung sumur bor berkarat atau tidak sempurna Intrusi air permukaan
Banjir Kualitas dan kecukupan air baku
Contoh/alat 3.2: bahaya-bahaya khas terkait dengan pengolahan

Kejadian-kejadian berbahaya (sumber bahaya) Bahaya-bahaya terkait (dan masalah yang perlu dipertimbangkan)
Segala bahaya disekitar tempat pengambilan air yang tidak Seperti yang teridentifikasikan di tempat pengambilan air
terkendali/dikurangi
Pasokan listrik Pengolahan terganggu /hilangnya hasil desinfeksi
Kemampuan pekerjaan pengolahan Pengolahan berlebihan
Desinfeksi Kehandalan
produk samping desinfeksi
fasilitas pelangkah (by-pass facility) Pengolahan tidak adekuat
Kegagalan pengolahan Air tidak terolah
Pengolahan materi dan bahan kimia yang tidak diperbolehkan Kontaminasi pasokan air
Bahan kimia pengolah air yang terkontaminasi Kontaminasi pasokan air
Filter yang tersumbat Pembuangan partikel tidak adekuat
Kedalaman media filter tidak sesuai Pembuangan partikel tidak adekuat
Keamanan/perusakan Kontaminasi/kehilangan pasokan
Kegagalan instrumentasi Kehilangan kendali
Telemetri Kegagalan komunikasi
Banjir terhentinya atau terbatasnya pengolahan
Kebakaran/ledakan terhentinya atau terbatasnya pengolahan
Modul 3
Mengidentifikasi
bahaya dan kejadian
berbahaya serta
menilai risikonya

Contoh/alat 3.3: bahaya-bahaya serupa yang berhubungan dengan jaringan distribusi


Kejadian-kejadian berbahaya (sumber bahaya) Bahaya-bahaya terkait (dan masalah yang perlu dipertimbangkan)
Segala bahaya disekitar tempat pengolahan air yang tidak terkendali/dikurangi Seperti yang teridentifikasikan di tempat pengolahan
Pipa utama pecah Jalan masuk kontaminasi
Fluktuasi tekanan Jalan masuk kontaminasi
Pasokan yang terputus-putus Jalan masuk kontaminasi
Membuka/menutup katup Deposit-deposit pengganggu berubah/berbalik arah
masuknya air lama
Penggunaan material yang tidak diperkenan Kontaminasi pasokan air
Akses pihak ketiga kepada hidran-hidran Kontaminasi oleh aliran balik
Deposit-deposit pengganggu bertambah banyak
Sambungan-sambungan liar Kontaminasi oleh aliran balik
Pelayanan reservoir terbuka Kontaminasi oleh alam liar
Pelayanan reservoir bocor Jalan masuk kontaminasi
Akses pelayanan reservoir yang tidak terlindungi Kontaminasi
Keamanan/perusakan Kontaminasi
Lahan terkontaminasi Kontaminasi pasokan air melalui tipe pipa yang salah

Contoh/alat 3.4: bahaya-bahaya serupa yang berhubungan dengan kebijakan konsumen


Kejadian-kejadian berbahaya (sumber bahaya) Bahaya-bahaya terkait (dan masalah yang perlu dipertimbangkan)
Segala bahaya disekitar tempat distrbusi air yang tidak terkendali/dikurangi Seperti yang teridentifikasikan di tempat distribusi
Sambungan-sambungan liar Kontaminasi oleh aliran balik
Pipa terbuat dari timah hitam Kontaminasi timah hitam
Pipa-pipa pelayanan terbuat dari plastik Kontaminasi tumpahan minyak atau pelarut
Contoh/alat 3.5: Menentukan metode penilaian risiko yang paling sesuai
Proses penilaian risiko dapat melibatkan pendekatan kuantitatif atau semi-kuantitatif, meliputi perkiraan seringnya/frekuensi dan
keparahan/konsekuensi (lihat Contoh/alat 3.6, 3.7, 3.8), atau pendekatan kualitatif yang disederhanakan berdasarkan penilaian ahli tim WSP
(lihat Contoh/alat 3.9 dan 3.10). Sistem penyediaan air yang kecil mungkin hanya memerlukan keputusan tim, sedangkan sistem yang lebih
kompleks mungkin mendapat manfaat dari pendekatan penentuan prioritas risiko semi-kuantitatif. Pada kasus manapun, perlu untuk mencatat
alasan keputusan bertindak itu agar menjadi pengingat bagi tim dan/atau auditor atau peninjau kenapa keputusan tersebut diambil.

Contoh/alat 3.6: Pendekatan matriks risiko semi-kuantitatif (dari Deere dkk., 2001)
Derajat Keparahan atau Konsekuensi
Tak berpengaruh atau tak Dampak kepatuhan Dampak estetik Dampak besar Dampak bencana
berdampak – Rating: 1 kecil – Rating: 2 menengah – Rating: 3 regulasi– Rating: 4 kesehatan masyarakat –
Rating: 5
Hampir pasti/sehari sekali – 5 10 15 20 25
Rating: 5

Mungkin/sekali seminggu – 4 8 12 16 20
Kemunculan atau frekuensi

Rating: 4

Menengah/sekali sebulan – 3 6 9 12 15
Rating: 3

Kurang mungkin/sekali 2 4 6 8 10
setahun – Rating: 2

Jarang/sekali dalam 5 1 2 3 4 5
tahun – Rating: 1

Angka risiko <6 6-9 10-15 >15


Derajat risiko Rendah Menengah Tinggi Sangat tinggi

Semua risiko harus didokumentasikan dalam WSP dan harus dibahas secara reguler meskipun kemunculannya mungkin jarang dan derajat
risikonya rendah. Ini akan mencegah terlupakannya risiko-risiko atau terabaikan dan melengkapi pengelola dengan catatan untuk berhati-hati
manakala insiden-insiden tersebut terjadi.
Modul 3
Mengidentifikasi
bahaya dan kejadian
berbahaya serta
menilai risikonya

Contoh/alat 3.7: Cara menghitung risiko dengan matriks


Peristiwa Kehilangan integritas jaringan karena sambungan-sambungan liar yang mengakibatkan masuknya patogen
Derajat keparahan peristiwa dan 5 – Dampak kepada kesehatan masyarakat termasuk penyakit dan berpotensi kematian
dasar angka
Kemunculan peristiwa dan dasar 2 – Pengendalian-pengendalian pipa ledeng pada tempatnya, tetapi tidak efektif – setidaknya ada dua penjangkitan penyakit akibat
angka sambungan liar dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
Angka 5 x 2 = 10 risiko tinggi
Hasil Risiko memerlukan tindakan secepatnya, termasuk meninjau ulang pengendalian yang ada dan menimbang apakah perlu
dipergunakan pengendalian (pengendalian-pengendalian) baru (lihat Modul 5)
Contoh/alat 3.8:Output penilaian bahaya dan penilaian risiko menggunakan pendekatan semi-kuantitatif
Langkah Kejadian-kejadian berbahaya Tipe Kemunculan Derajat Angka Derajat risiko Dasar
proses (sumber bahaya) bahaya keparahan (sebelum
pertimbangan
pengawasan)
Sumber Defekasi ternak di sekitar mulut Mikroba 3 5 15 Tinggi Potensi penyakit dari patogen-patogen
(air tanah) sumur yang tidak dipagar ternak, misalnya Cryptosporidium
menyebabkan sumber potensial
jalan masuk patogen ketika
cuaca basah
Sumber Campuran pestisida-pestisida Bahan kimia 2 4 8 Menengah Potensi terbawanya bahan kimia
dari pertanian beracun dan menyebabkan konsentrasi
pada air olahan melebihi batas-batas
standar nasional dan Panduan WHO
Sumber Potensi pembuangan sampah Mikroba dan 1 1 1 Rendah Potensi rendah kontaminasi pada
yang liar Bahan kimia penyediaan air oleh limbah berbahaya
ditambah hujan
Tangki Reservoir tidak beratap Mikroba 2 5 10 Tinggi Potensi penyakit dari patogen-patogen,
penyimpanan menyebabkan burung-burung seperti Salmonella dan Campylobacter
berkumpul dan defikasi pada air
olahan
Pengolahan Tidak ada cadangan pasokan Mikroba dan 2 5 10 Tinggi Potensi kehilangan pengolahan dan
listrik Bahan kimia pompa/tekanan
Distribusi Kebocoran-kebocoran pada pipa Mikroba 5 3 15 Tinggi Kebocoran berpotensi menjadi sumber
utama dan sistem distribusi mikroba patogen dan menyebabkan
tingginya %-ase air tak aman
Contoh/alat 3.9: penilaian risiko yang disederhanakan berdasarkan keputusan ahli tim WSP

Sebuah alternatif untuk menilai risiko-risiko berdasarkan model kemungkinan dan derajat keparahan konsekuensi-konsekuensi, adalah dengan
melakukan proses penilaian risiko yang disederhanakan, berdasarkan penilaian tim. Risiko-risiko dapat dikatakan ‘signifikan’, ‘tidak menentu’,
atau ‘tidak signifikan’, berdasarkan penilaian bahaya-bahaya/kejadian-kejadian berbahaya pada tiap langkah didalam proses. Kemudian, seperti
yang diterangkan pada Modul 4 dan 5, penting perlu ditentukan apakah risiko-risiko dapat dikendalikan, dengan cara-cara kendali yang mana,
dan jika perlu, mengenali dan memanfaatkan program pengembangan, yang mungkin akan memerlukan cara-cara pengurangan jangka pendek,
jangka menengah, maupun jangka panjang. Penting untuk mendokumentasikan peristiwa-peristiwa mana yang memerlukan perhatian segera.
Kementerian Kesehatan NZ (2005) mengartikan ‘perhatian segera’ sebagai hal-hal yang terjadi seringkali dan/atau dapat menyebabkan penyakit
yang signifikan. Penjelasan berikut dapat digunakan untuk memperjelas keterangan ini.

Contoh/alat 3.10: Definisi istilah-istilah penjelasan untuk digunakan dalam prioritisasi sederhana risiko

Istilah penjelasan Arti Keterangan


Signifikan Jelas merupakan prioritas Risiko tersebut harus dipertimbangkan lebih lanjut untuk menentukan perlu atau tidaknya tambahan cara-cara
pengendalian dan apakah langkah proses tertentu harus ditingkatkan menjadi titik pengendaliaan utama di dalam
sistem. Perlu untuk memvalidasikan cara-cara pengendalian yang sudah ada sebelum menentukan perlunya cara
pengendalian tambahan
Tidak tentu Tidak jelas apakah peristiwa Risiko tersebut mungkin memerlukan pengkajiaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah betul merupakan risiko
tersebut merupakan risiko yang yang signifikan atau tidak
signifikan atau tidak
Tidak signifikan Jelas bukan prioritas Perlu diketahui bahwa risiko ini akan dijabarkan dan didokumentasikan serta akan ditemui pada masa yang akan
datang sebagai bagian peninjauan ulang peran WSP
Contoh/alat 3.11: Memprioritaskan dan mendokumentasikan risiko-risiko yang memerlukan tindakan segera dan peninjauan rutin

Bahaya apapun yang dinilai risiko sebagai ‘tinggi’ atau ‘sangat tinggi’ atau ‘signifikan’, harus segera mempunyai, atau memerlukan kendali
yang tervalidasi (atau cara-cara mitigasi). Jika cara kendali tidak tersedia, program perbaikan harus langsung dibuat. Segala bahaya yang
tergolong ‘menengah’ atau ‘risiko rendah’ harus didokumentasikan dan terus menerus ditinjau secara reguler. Pengendalian-pengendalian untuk
risiko ‘tinggi’ atau ‘sangat tinggi’ juga dapat mengurangi risiko-risiko yang lain.

Contoh/alat 3.12: Perlunya bekerja sama dengan para pemangku kepentingan


Pengenalan bahaya tidak berarti bahwa perusahaan air bertanggung jawab atas penyebabnya. Banyak bahaya timbul dengan sendirinya atau
akibat aktifitas pertanian atau industri. Pendekatan WSP menghendaki agar para pengelola air bekerja sama dengan para pemangku kepentingan
lainnya agar mereka sadar akan tanggung jawab dan dampak tindakan-tindakan mereka terhadap kemampuan pengelola memasok air minum
yang aman. Pendekatan WSP mengupayakan dialog, pendidikan, dan kolaborasi untuk mengurangi atau meniadakan risiko-risiko.
Modul 3
Mengidentifikasi bahaya
dan kejadian berbahaya
serta menilai risikonya

Studi kasus I: Australia menilai tiap risiko dua kali: dengan mempertimbangkan atau tanpa
mempertimbangkan efek pengendalian yang sudah ada. Kebanyakan
Pengalaman Lapangan 3.1 – Mengenali ancaman-ancaman
pengelola menggunakan matriks ranking penilaian risiko berdasar
terhadap kualitas air
pada sistem penilaian risiko milik perusahaan mereka yang
Biasanya lokakarya dua-hari diadakan untuk tiap sistem penyediaan seringkali juga digunakan untuk penilaian risiko lingkungan,
air besar dan melibatkan seluruh tim WSP dengan satu atau kesehatan pekerja dan keamanan serta penilaian risiko lainnya.
beberapa orang ahli dari luar, pemangku kepentingan dan fasilitator.
Proses pengenalan bahaya dan penilaian risiko biasanya diadakan
pada hari pertama. Penentuan titik pengendalian dan spesifikasi Pengalaman Lapangan 3.2 – keterbatasan-keterbatasan
biasanya dipresentasikan pada hari kedua. Peristiwa-peristiwa pendekatan semi-kuantitatif kepada penilaian risiko
berbahaya biasanya dicantumkan pada tiap langkah proses yang
ditemukan pada diagram alur. Untuk tiap kejadian berbahaya, Pendekatan semi-kuantitatif relatif mudah digunakan di Australia
bahaya-bahaya yang timbul di bahas dan risiko-risikonya dinilai karena pendekatan ini sudah menjadi dasar Standar Manajemen
berdasarkan dua faktor: derajat keseringan dan konsekuensi. Derajat Risiko Australia dan New Zealand – Australian and New Zealand
keseringan biasanya dinyatakan sebagai frekuensi kemunculan yang Risk Management Standard (1995, 1999, 2004) dan sudah dikenal
diantisipasi. Konsekuensi biasanya dinyatakan dengan besarnya oleh kebanyakan profesional industri. Namun, selalu saja ada
populasi (kecil-besar) dan parahnya efek (operasional-estetik- kesukaran untuk membuat kesepakatan mengenai risiko-risiko.
kesehatan). Lokakarya biasanya melibatkan latihan curah pendapat Sudah menjadi kebiasaan bahwa untuk sebuah risiko yang sama
(brainstorming), mengulas data kualitas air dan mempertimbangkan terdapat konotasi lebih dari satu: ‘derajat kemunculan yang kecil
rentangan skenario-skenario ‘bagaimana-jika’ (what-if scenarios). bagi konsekuensi yang parah’ dan ‘derajat kemunculan yang besar
Kebanyakan pengelola menilai risiko-risiko dengan perkiraan bahwa dengan konsekuensi minor’. Misalnya, risiko terkontaminasi air
cara-cara pengendalian yang ada sudah beres. Beberapa pengelola kotor tergolong dalam dua kategori ‘sering namun minor’ (keluhan-
keluhan mengenai air kotor yang sporadik tanpa adanya dampak
kesehatan sering dilaporkan) dan ‘jarang tetapi parah’ (kejadian air urun pendapat, seperti pemasukan air kotor dan bensin, walaupun
kotor yang besar sampai mengganggu disinfeksi adalah serius tetapi penting, ternyata cenderung hipotetis. Ancaman-ancaman fisik yang
tidak biasa terjadi). Oleh karena itu, penting untuk memastikan lebih kritis, misalnya kurangannya khlor dan adanya coliform tahan
dengan jelas apa yang dimaksud dengan risiko tersebut. Kekurangan panas pada air yang disalurkan, diketahui melalui peninjauan ulang
lain sistem penentuan skor (scoring) adalah pada seringnya pemantauan dan laporan-laporan survei tentang kondisi-kondisi saat
konsekuensi-konsekuensi kesehatan tidak membedakan efek-efek itu dan praktek-prakteknya.
akut jangka pendek, efek-efek yang sudah mapan, misalnya infeksi-
infeksi patogen, dari efek-efek teoritis jangka pendek, misalnya efek Karena adanya rentang bahaya-bahaya yang mungkin terjadi pada
samping desinfeksi. Oleh karena itu, menyandangkan peringkat tiap langkah rangkaian penyediaan air, dipakailah faktor-faktor
(ranking) pada risiko cenderung melebih-lebihkan pentingnya ganda untuk menentukan risiko; dan sifat relatif serta subyektif
risiko-risiko kesehatan terkait dengan beberapa bahan kimia yang proses pemberian skor, masukan para pemangku kepentingan
sebenarnya relatif rendah atau bahkan perlu dipertanyakan tingkat dengan beragam keahlian dan pengalamannya menjadi penting
kemaknaannya jika dibandingkan dengan risiko-risiko mikroba. untuk meminimalkan kerancuan (bias) daripada jika hanya dipakai
satu saja sudut pandang badan pengelola. Cara tersebut juga
Studi kasus 2: Amerika Latin dan Kepulauan Karibia (ALKK) meningkatkan akuntabilitas badan pengelola tersebut dan
memfasilitasi tugas pertanggung jawaban yang cocok dalam
Pengalaman Lapangan 3.1 – mengenali ancaman-ancaman pada mengambil langkah-langkah korektif yang ditetapkan untuk
kualitas air menghadapi risiko-risiko itu.
Seminar dua hari diadakan untuk membahas proses identifikasi Pengalaman Lapangan 3.2 – keterbatasan-keterbatasan
bahaya dan penilaian risiko. Bahaya-bahaya di daerah aliran air, pendekatan semi-kuantitatif untuk penilaian risiko
proses pengolahan, sistem distribusi, dan rumah tangga dipelajari
oleh anggota Gugus Tugas (Task Force) melalui latihan-latihan urun Pada awalnya dipakai pendekatan semi-kuantitaif sebagai lanjutan
pendapat dan melalui peninjauan ulang kunjungan lapangan diterapkannya matriks penentuan skor WSP dari WHO (Buku
pemantauan kualitas air dan laporan-laporan survei rumah tangga. Petunjuk Bab 4). Akan tetapi, timbullah kebingungan dan ketidak
Masalah ancaman yang paling kritis ternyata berasal dari institusi, setujuan terhadap beberapa bahaya-bahaya yang tidak selalu dapat
yaitu kurangnya pelatihan operator, kurangnya pertanggung jawaban dimasukkan ke penentuan peringkat berdasarkan perhitungan
sistem dalam melakukan pemantauan rutin dan kurangnya prosedur kuantitatif. Hal ini merembet kepada diskusi-diskui yang memakan
standar operasional. Bahaya-bahaya fisik yang diketahui melalui waktu mengenai situasi hipotetis tersebut. Pada banyak kasus,
penetapan derajat keparahan dan kemungkinan muncul tidak WSP; seringkali karena hal tersebut tidak berada langsung dalam
konsisten. Misalnya, derajat keparahan luapan air pengurasan kendali kepala atau anggota tim WSP (biasanya dari divisi
lubang pelimbahan (cesspool), ditetapkan pada pada derajat operasional atau bagian ilmiah perusahaan). Perkembangan bertahap
keparahan tinggi, sementara derajat keparahan luapan dari lubang- pendekatan WSP menunjukkan perlunya pemakaian lebih luas
lubang resapan dinilai rendah; ini berakibat pada prioritas namun hal ini masih merupakan masalah.
penentuan-penentuan yang jauh berbeda, meskipun kemungkinan
munculnya bahaya ditentukan pada tingkat yang sama. Para peserta Banyak perusahaan telah mengaplikasikan teknik-teknik penilaian
juga juga menemukan kesulitan untuk menyingkirkan dasar cara- risiko pada pengoperasiani, aset-aset dan sistem finansial mereka
cara pengendalian yang ada ketika akan melakukan penilaian risiko; sejak bertahun-tahun dan sudah mempunyai catatan-catatan risiko.
ini merupakan tambahan frustrasi pada proses pendahuluan Kadang-kadang kepemilikan pencatatan risiko tidak diketahui oleh
penentuan peringkat. Anggota-anggota tim WSP menemukan bahwa tim WSP sehingga, misalnya, berjangkitnya penyakit melalui air
hasil penentuan peringkat tidak mencerminkan prioritas dan tidak terekam di WSP karena sudah tersimpan pada pencatatan
karenanya mereka memutuskan untuk mengganti dengan risiko perusahaan. Perluasan WSP masih merupakan tantangan bagi
pendekatan yang lebih intuitif dan menunda penentuan peringkat sebagian perusahaan.
prioritas risiko-risiko sampai sesudah cara-cara pengendalian telah Pengalaman Lapangan 3.2 – menyesuaikan matrik perhitungan
betul-betul dipertimbangka (lihat Pengalaman Lapangan ALKK 4.1) risiko dengan pemasok
Studi kasus 3: Britania Raya (Inggris dan Wales) Kebanyakan perusahaan menemukan matrik risiko 5x5 dari Buku
Pengalaman Lapangan 3.1 – memperluas penerapan penilaian Petunjuk edisi 3 Bab 4 berguna untuk penentuan skor dan
menentukan prioritas risiko-risiko. Beberapa dari mereka mengubah
risiko
ratio skor karena menganggap lebih mudah untuk membedakan
Proses awal bagi banyak perusahaan-perusahaan adalah dengan risiko menjadi ‘tinggi’, ‘menengah’ dan ‘rendah’. Penggunaan
membatasi pengenalan bahaya dan analisis risiko hanya pada hal-hal matriks risiko 3x3 non-skor bentuk dasar (tinggi, menengah, dan
yang terkait langsung dengan parameter-parameter yang harus rendah) dinilai tidak banyak membantu karena kebanyakan risiko
diikuti. Masalah-masalah seperti banjir, sumber-sumber listrik, berakhir di kategori risiko medium sehingga akhirnya harus dibuat
keamanan, tanggap darurat, telemetri, komunikasi-komunikasi dan prioritas ulang.
sistem IT, meskipun didokumentasikan dengan baik melalu
prosedur-prosedur dalam perusahaan, tidak dianggap sebagai bagian
Modul 3
Mengidentifikasi bahaya
dan kejadian berbahaya
serta menilai risikonya
Banyak perusahaan menambahkan istilah dasar dalam Buku Sebuah contoh ditampilkan di bawah ini namun penting bahwa tiap
Petunjuk dengan penjelasan-penjelasan lanjutan untuk membantu perusahaan mengerjakan metode mereka sendiri daripada menyalin
penilaian yang konsisten, terutama ketika lebih dari satu tim contoh-contoh dari yang lain.
melakukan penilaian-penilaian.
Konsekuensi
Jangka pendek atau Masalah estetik
terlokalisasi, tersebar luas atau
pelanggaran tidak pelanggaran Potensi efek
terkait dengan jangka panjang kesehatan Potensi
Risiko tinggi > 20 Air sehat kesehatan atau segi tidak terkait jangka panjang penyakit
Risiko menengah 10-19 estetik dengan kesehatan
Risiko rendah < 10 Tak signifikan Kecil Menengah Besar Bencana
1 2 4 8 16

Tidak pernah terjadi di masa Sangat jarang 1 1 2 4 8 16


lampau dan sangat mustahil terjadi terjadi
di masa depan
Kemunculan

Ada kemungkinan dan tidak dapat Jarang terjadi 2 2 4 8 16 32


disingkirkan sepenuhnya
Ada kemungkinan dan dalam situasi Kemungkinan 3 3 6 12 24 48
tertentu dapat terjadi terjadi
Pernah terjadi di masa lampau dan Seringkali 4 4 8 16 32 64
berpotensi terjadi kembali terjadi
Telah terjadi di masa lampau dan Hampir pasti 5 5 10 20 40 80
dapat terjadi lagi terjadi
Pengalaman Lapangan 3.3 – menangani risiko-risiko pada Penyimpanan air di dalam bangunan biasa dilakukan di Inggris dan
tempat bangunan konsumen Wales dan menjadi sumber bahaya namun hal ini berada pada
Sudah diketahui bahwa banyak WSP tidak menganggap konsumen- wilayah diluar kendali perusahaan air. Sebuah contoh baik tentang
konsumen ataupun organisasi-organisasi konsumen sebagai para kerja sama didalam industri air adalah adanya paket pendidikan bagi
pemegang andil WSP. Pengidentifikasian bahaya dan penilaian konsumen-konsumen yang mengatur apa-apa yang dapat mereka
risiko tempat bangunan konsumen adalah daerah terlemah pada lakukan untuk melindungi keamanan penyediaan air mereka pada
kebanyakan WSP dan sesungguhnya ada batasan pada apa yang bidang seperti higiene, perpipaan dan pencegahan aliran balik air
dapat dicapai oleh perusahaan-perusahaan air meskipun mereka (back syphonage). Perusahaan-perusahaan sadar bahwa wilayah ini
mempunyai kekuasaan melakukan inspeksi. memerlukan penanganan ekstra hati-hati karena ada bahaya
menakut-nakuti konsumen untuk meminum air ledeng.
Modul 4
Menentukan dan memvalidasikan cara-cara pengendalian, menilai
ulang, dan memprioritisasikan risiko-risiko
Modul 4 Menentukan
dan memvalidasikan
cara-cara
pengendalian, menilai
ulang, dan
memprioritisasikan
risiko-risiko

Pendahuluan
Sambil melakukan pengidentifikasian bahaya-bahaya dan menilai risiko-risiko, tim WSP harus mencatat cara-cara pengendalian yang berlaku
saat ini dan yang akan digunakan. Terkait dengan ini, tim harus menilai apakah pengendalian-pengendalian yang berlaku saat ini sudah efektif.
Bergantung pada jenis kendali, pekerjaan ini dapat dilakukan melalui inspeksi tempat usaha, spesifikasi pabrik, atau memantau data. Risiko-
risiko yang ada kemudian harus diperhitungkan ulang berdasarkan kemungkinan dan konsekuensinya, dengan memperhatikan cara-cara
pengendalina yang berlaku saat itu. Penurunan risiko pada tiap cara pengendalian akan menjadi indikasi tingkat keefektifannya. Jika efektifitas
pengendalian tidak diketahui pada saat dilakukan penilaian awal risiko, risiko tersebut harus dianggap sebagai kendali yang tidak berfungsi.
Setiap risiko yang tersisa setelah semua cara pengendalian dipertimbangkan dan tidak dapat diterima oleh tim WSP, harus di periksa untuk
dicarikan tambahan jalan keluarnya.

Cara pengendalian (juga disebut sebagai ‘barier pelindung’ atau ‘cara mitigasi’) adalah langkah-langkah pada penyediaan air minum yang
secara langsung mempengaruhi kualitas air minum dan menjamin air secara konsisten memenuhi syarat-syarat kualitas air. Semua ini
merupakan kegiatan-kegiatan dan proses-proses yang diterapkan untuk mengurangi atau memitigasi risiko-risiko.
Kegiatan-kegiatan kunci Data teknis dari literatur ilmiah atau data dari hasil kajian pada
Mengidentifikasikan pengendalian tempat-tempat percobaan pengolahan air minum akan sangat
Cara pengendalian yg ada harus ditentukan untuk bahaya-bahaya berguna dalam proses validasi, tetapi harus diperhatikan apakah
yang sudah teridentifikasi atau untuk kejadian-kejadian berbahaya. keadaan yang dijelaskan atau yang sedang dicobakan sama atau
Kehilangan kendali (misalnya pengendalian yang diperlukan, tetapi sangat serupa dengan risiko-risiko yang teridentifikasi yang
tidak berada di tempatnya untuk mitigasi bahaya) harus secara benar memerlukan kendali. Validasi juga dapat dilakukan dengan cara
dicatat dan dipelajari, seperti yang dijelaskan di bawah ini. membiakkan organisme-organisme atau bahan kima pengganggu
dan menetapkan keefektifan pembuangan atau inaktifasinya.
Memvalidasikan efektifitas pengendalian Namun, ini bukan prosedur yang boleh dilakukan jika air akan
Validasi adalah proses pengumpulan bukti kinerja cara-cara dipasok. Validasi pengendalian akan melibatkan berbagai
pengendalian. Untuk beberapa pengendalian, validasi memerlukan metodologi. Misalnya, memvalidasikan jarak penyanggah (buffer)
program pemantauan yang intensif untuk memperlihatkan kinerja dan pemagaran di tempat pengambilan air baku dapat dilakukan
sebuah pengendalian dalam kondisi normal dan dalam kondisi luar melalui survei-survei sanitasi tempat pengambilan air baku untuk
biasa. Hal ini jangan sampai dikacaukan dengan pemantauan menjamin risiko minimal mikroba patogen masuk ke dalam tempat
operasional, yang menunjukkan bahwa pengendalian yang sudah pengambilan air baku; demikian juga, sumber tenaga cadangan yang
divalidasi tetap bekerja secara efektif. Keefektifitasan tiap cara didapat dari generator darurat di tempat pengolahan bisa
pengendalian harus ditentukan pada titik kerjanya pada sistem divalidasikan dengan mendemonstrasikan alat itu langsung bekerja
penyediaan air bukan secara terisolasi karena kinerja kendali yang begitu tenaga untuk pompa air mati, dan mesin itu mempunyai daya
satu dapat mempengaruhi kinerja pengendalian sesudahnya. Jika yang cukup untuk menjalankan proses yang diperlukan.
pengendalian sudah dilakukan selama beberapa waktu, badan
pengelola mungkin mempunyai cukup data pengoperasian untuk Selama pengoperasian, penting untuk memantau efektifitas cara-cara
memberikan jaminan bahwa pemantauan validasi selanjutnya sudah yang sudah divalidasikan sesuai dengan target-target yang sudah
tidak diperlukan. ditentukan atau ‘nilai-nilai batas kritis’ (lihat Modul 6 pada
Pemantauan Operasional).
Target-target ini dapat dinyatakan dalam angka batas atas dan/atau risiko dengan prioritas rendah seringkali dapat diminimalkan sejalan
batas bawah. Sebagai contoh, jika cara pengendalian adalah dengan aktifitas praktek rutin yang baik.
‘mempertahankan terus kadar sisa khlor’, angka batas kritis akan
dinyatakan agar air mencapai kadar sisa khlor sekitar 0,2-0,5 mg/l, Mengenai Modul 5, suatu rencana peningkatan atau perbaikan harus
pH 6,5-7 dan kekeruhan <1 NTU. dikembangkan untuk menangani semua risiko yang belum terkendali
dan belum dijadikan prioritas. Rencana peningkatan itu harus
Menilai ulang risiko-risiko, melihat efektifitas pengendalian menentukan siapa yang bertanggung jawab untuk perbaikan-
perbaikan dimaksud, sekaligus dilengkapi dengan kerangka waktu
Risiko-risiko harus ditimbang ulang dalam hal derajat kemunculan yang tepat untuk pengimplementasian pengendalian-pengendalian
dan konsekuensi-konsekuensinya dengan memperhitungkan ini.
efektifitas tiap pengendalian. Cara-cara pengendalian harus
dipertimbangkan bukan hanya untuk kinerja rata-rata jangka waktu Contoh-contoh pengendalian meliputi cara-cara mitigasi jangka
yang lebih lama, namun juga dengan penekanan pada potensi pendek (misalnya, peringatan dan pelarangan output atau tidak
mereka akan gagal atau menjadi tidak efektif dalam jangka waktu menggunakan sumber-sumber tertentu); dan cara-cara mitigasi
yang pendek. Penting bahwa risiko-risiko signifikan yang tidak jangka panjang dan menengah (misalnya, meningkatkan kegiatan
dikendalikan diperhatikan sebagai risiko-risiko signifikan yang konsultasi komunitas; cara-cara pengambilan air, seperti misalnya
tersisa dalam sistem penyediaan air itu. Penentuan mengenai memberi penutup pada tempat penyimpanan air; perbaikan-
terabaikannya pengendalian yang tepat dinilai penting dan perbaikan pengolahan, misalnya peningkatan koagulasi dan
didiskusikan pada Modul 5. penyaringan; dan proyek-proyek investasi besar lainnya).

Memprioritisasikan semua risiko-risiko yang sudah diketahui

Risiko-risiko harus diprioritaskan berdasakan kemungkinannya Tantangan yang harus dihadapi


berdampak pada kapasitas sistem untuk menyalurkan air bersih.
Risiko dengan prioritas tinggi akan memerlukan modifikasi sistem  Menentukan tanggung jawab staf mengenai siapa yang akan
atau peningkatan untuk mencapai target-target kualitas air. Risiko- melakukan kerja lapangan untuk mengidentifikasikan bahaya-
bahaya dan menentukan cara-cara pengendalian;
 Memastikan pengendalian yang tepat sudah teridentifikasikan
dan hemat biaya serta berkelanjutan;
 Ketidakpastian dalam memprioritisasikan risiko-risiko karena
tidak adanya data; kurangnya pengetahuan mengenai aktifitas
dalam rantai penyediaan air dan kontribusi relatif kepada tipe
bahaya yang ditimbulkan oleh peristiwa berbahaya bahaya dan
skor risiko dari peristiwa tersebut.

Output
1. Pengidentifikasian kendali
2. Validasi efektifitas pengendalian.
3. Pengidentifikasian dan pemberian prioritas pada risiko-risiko
yang belum cukup terkendali.
Modul 4 Menentukan dan
memvalidasikan cara-cara
pengendalian, menilai ulang,
dan memprioritisasikan
risiko-risiko
Contoh/alat 4.1: Cara-cara pengendalian yang biasa dilakukan terkait dengan bahaya-bahaya pada tempat pengambilan air
Melarang akses ke sumber-sumber air
Kepemilikan pengelola air dan pengawasan lahan sumber air
Pemagaran ternak
Memindahkan ternak jauh dari akses ke sungai saat masa sapi/domba beranak
Aturan-aturan kebiasaan pemakaian bahan kimia pertanian penyebaran lumpur
Memindahkan operasi-operasi pertanian jauh dari lokasi-lokasi sensitif
Perencanaan kendali
Persetujuan dan komunikasi dengan organisasi-organisasi transpor
Komunikasi dan pendidikan para pemegang andil tempat pengambilan air
Standar-standar limbah industri dan pengendalian volume
Penyimpanan air baku
Kemampuan untuk menghentikan pengambilan air (informasi waktu pengiriman)
Biologi sungai – indikator sumber kontaminasi tersebar atau terpusat
Menutupi dan melindungi mata air
Kemampuan untuk menggunakan sumber air alternatif jika bahaya-bahaya menimpa satu sumber
Terus menerus memantau pengambilan air dan sungai
Inspeksi-inspeksi lapangan
Inspeksi-inspeksi internal dan reguler sumur dan sumur bor

Contoh/alat 4.2: Cara-cara pengendalian yang biasa dilakukan terkait dengan bahaya-bahaya pada pengolahan
Proses-proses pengolahan tervalidasi
Pembatasan-pembatasan pengoperasian memakai alat alarm
Generator yang siap sedia
Mematikan mesin secara otomatis
Pemantauan terus menerus dengan dilengkapi alarm
Karyawan yang terlatih (kompetensi operator)
Kebijakan dan prosedur pembelian
Pemasangan pagar, bangunan-bangunan berkunci, alarm-alarm
Pendukung komunikasi-komunikasi
Contoh/alat 4.3: Cara-cara pengendalian yang biasa dilakukan terkait dengan bahaya-bahaya pada jaringan distribusi
Inspeksi-inspeksi reservoir secara reguler (eksternal dan internal)
Menutupi layanan terbuka reservoir-reservoir
Peta-peta jaringan yang sudah diperbarui (up-to-date)
Status ledeng yang sudah diketahui
Kebijakan dan prosedur pembelian
Prosedur-prosedur reparasi pipa besar
Karyawan yang terlatih (kompetensi operator)
Prosedur-prosedur higiene
Keamanan hidran
Ledeng aliran satu arah
Pemantauan dan pencatatan tekanan air
Pipa-pipa yang terlindungi
Pemasangan pagar, ujung-ujung pipa berkunci, alarm-alarm untuk penerobos ke reservoir-reservoir dan menara-menara

Contoh/alat 4.4: Cara-cara pengendalian yang biasa dilakukan terkait dengan bahaya-bahaya pada bangunan-bangunan konsumen

inspeksi bangunan
Pendidikan konsumen
Kendali-kendali sumbatan pada pipa-pipa
Ledeng aliran satu arah
Saran untuk memasak/ idak menggunakan air
Modul 4
Menentukan dan
memvalidasikan cara-cara
pengendalian, menilai ulang, dan
memprioritisasikan risiko-risiko
Contoh/alat 4.5: batas-batas kritis dan kegiatan terkait dengan bahaya mikroba

Bahaya-bahaya dan peristiwa-peristiwa Contoh cara-cara pengendalian Target batas kritis Batas kritis sebagai pemicu kegiatan
berbahaya
Bahaya-bahaya mikroba yang berasal Pastikan penutup untuk inspeksi tetap Penutup untuk inspeksi terkunci pada Penutup untuk inspeksi tidak berada pada
dari kontaminasi reservoir pelayanan berada pada tempatnya tempatnya dan alat anti tikus tidak rusak tempatnya atau tidak terkunci atau
Pastikan ventilator dan saluran kabel kerusakan pada alat anti tikus
terjaga dari gangguan tikus
Bahaya-bahaya mikroba yang berasal Perlindungan tempat pengambilan air Hanya memperbolehkan pengembangan Hal-hal yang berhubungan dengan
dari kontaminasi reservoir air sumber dari pendudukan lahan oleh manusia dan dan kegiatan yang sudah diberikan izin rusaknya pengembangan yang sudah
ternak pada tempat sumber air dan pemagaran diberikan izin dan kegiatan dalam
Pembuatan pagar (untuk ternak) pada tidak rusak sumber air dan pembuatan pagar
sumber air dan jalur air
Bahaya-bahaya kimiawi, mikrobial, dan Penutupan pengambilan air sumber Pemantauan hujan, tingkat aliran dan Pengawasan hujan, tingkat aliran dan
fisik melampaui kemampuan pengolahan selama kontaminasi tinggi, contoh kekeruhan pada rentangan normal kekeruhan melebihi jangka yang telah
setelah badai ditetapkan
Bahaya senyawa cyanotoxin dari Mengaduk tempat-tempat penampungan Pengadukan pengoperasian sistem jika Kegagalan pengadukan/percampuran
perkembangan alga dalam reservoir untuk mengurangi cyanobacteria diperlukan sistem dan terbentuknya stratifikasi
sumber air
Contoh/alat 4.6: bentuk validasi sumber informasi

Hal yang divalidasikan Validasi Referensi


Nilai batas kritis sisa khlor Australian Drinking Water Guidelines menyatakan bahwa Ct of 15 Australian Drinking Water Guidelines (1996 dan 2004).
diperlukan untuk mengendalikan bakteri patogen yang memerlukan National Health and Medical Research Council.
konsentrasi minimum tertentu dari khlor pada titik-titik pengukuran yang
ditentukan waktu aliran puncak siang hari
Nilai batas kritis efluen yang sudah Sistem-sistem yang menyaring harus memastikan kekeruhan tidak US EPA National Primary Drinking Water Regulations
disaring melebihi dari 1 NTU dan 0,3 NTU untuk penyaringan konvensional atau (2002)
penyaringan secara langsung dari sekurang-kurangnya 95% sampel
harian dalam tiap bulan
Batas kritis untuk waktu tempuh Tempat dan kedalaman sumur harus menjamin waktu tempuh air Laporan internal mencatat analisis data selama dua
bawah tanah di saringan tepi sungai minimal dalam tanah selama 30 hari (seperti yang terlihat dari program tahun dalam sumur-sumur observasi dan sumur-sumur
observasi selama dua tahun pada serangkaian sumur-sumur observasi) produksi
untuk menjamin peniadaan sampai < 1 µg/L toxin-toxin meskipun
selama waktu pertumbuhan cyanobacter berkepanjangan dengan kadar
toxin-toxin > 100 µg/L di dalam sungai
Batas kritis untuk kekeruhan pada Program penelitian dijalankan oleh lima pengelola dalam waktu dua Laporan proyek program penelitian gabungan.
saluran keluar tiap unit filtrasi cepat tahun menunjukkan oocyst Crystosporidia tetap berada dibawah batas Metode analisis harus mencapai target kinerja agar
deteksi jika saringan-saringan dioperasikan untuk mencapai batas kritis hasilnya dapat diterima
kekeruhan
Contoh/alat 4.7: Validasi pengendalian sebelum memprioritisasikan risiko-risiko untuk mitigasi

Risiko-risiko hanya dapat dinilai ulang dan diprioritaskan setelah dilakukan validasi cara-cara pengendalian. Validasi awal dapat dilakukan
melalui pemantauan intensif, kecuali pengendalian-pengendalian telah membuktikan efektifitasnya selama ini. Jika yakin sistem perlu untuk
diperbaiki untuk meraih tujuan kualitas air yan relevan, sebuah rencana peningkatan/perbaikan harus dikembangkan dan diimplementasikan.

Contoh/alat 4.8: menjaga konsistensi dalam menilai ulang dan memprioritisasikan risiko-risiko
 Putuskan langsung metode penilaian risiko yang konsisten, seperti yang dilakukan pada Modul 3;
 Spesifik menegaskani apa yang dimaksud dengan ‘bahaya’ dalam kaitannya dengan:
 Kemungkinan munculnya bahaya, dengan memperhitungkan efektifitas pengendalian-pengendalian;
 Konsekuensi munculnya bahaya;
 Kemungkinan bahwa hal tersebut mempengaruhi keamanan penyediaan air; dan
 Di mana dan kapan hal tersebut muncul

Contoh/alat 4.9: menentukan cut-off point untuk memprioritisasikan risiko-risiko

Tim WSP harus menentukan cut-off point, dimana risiko-risiko yang telah dinilai ulang dan berada di atas titik batas itu akan memerlukan
penanganan selanjutnya dan yang berada dibawahnya akan terus menerus ditinjau ulang. Pada Contoh/alat 3.6, nilai skor 6 diambil sebagai cut-
off point, tetapi sebagai tambahan risiko yang menyebabkan konsekuensi berkelas bencana harus didokumentasikan dan terus menerus ditinjau
biarpun derajat kemunculannya jarang. Menggolongkan risiko dari rendah hingga sangat tinggi dapat menjadi agak subyektif tetapi akan
membantu memprioritisasikan saat tindakan sangat segera diperlukan.
Contoh/alat 4.10: Hasil penilaian bahaya dan penentuan serta validasi cara-cara pengendalian

Peristiwa Tipe bahaya Kemungkinan Derajat Risiko Cara pengendalian Efektifitas cara Dasar
berbahaya muncul keparahan pengendalian
Defekasi ternak Mikroba 3 5 15 Penyaringan air Protozoa dikendalikan Timbulnya wabah penyakit yang
diikuti turunnya (patogen) Saraan memasak air dengan penyaringan yang dihantarkan melalui air terlihat
hujan jika penyaringan sudah divalidasikan ukuran dalam situasi serupa
gagal (langkah pori-porinya menurut data
korektif) pabrik dan uji oocyst

dll.
Modul 4
Menentukan dan
memvalidasikan cara-cara
pengendalian, menilai ulang, dan
memprioritisasikan risiko-risiko
Contoh/alat 4.11: berurusan dengan ketidakpastian dalam member angka skor risiko-risiko
Ketidakpastian memberikan angka skor bagi risiko untuk tiap bahaya dan peristiwa-peristiwa berbahaya dapat ditangani dengan mengadakan
investigasi lebih lanjut yang dapat ditambahkan pada WSP
Langkah Tempat pengambilan air/Sumber air
Peristiwa Kebocoran dari tempat-tempat seperti peternakan yang terbengkalai, landfill atau tempat-tempat yang terkontaminasi dan
hanyutan senyawa-senyawa yang larut didalam air (contoh pestisida) ke dalam sumber air.
Dasar Sementara faktor-faktor pengenceran tergolong signifikan, tidak ada data pemantauan dan tidak ada pembatas-pembatas
terhadap bahaya ini yang terpasang pada tempatnya. Jika pestisida berada pada konsentrasi yang tinggi, dapat berpotensi
menjadi risiko kesehatan.
Investigasi-investigasi yang mungkin untuk 1. Melakukan survei sanitasi dengan fokus khusus kepada penggunaan pestisida dan lokasi-lokasi lahan yang rendah,
mengurangi ketidakpastian terutama tempat yang terkena jangkauan semprotan pestisida.
2. Melakukan pemantauan pestisida pada tempat pengambilan air di sumbernya selama keadaan normal maupun tidak.
Kepraktisan investigasi 1. Sangat praktis dengan biaya yang rendah dan dapat digabungkan dengan studi-studi lain yang dilakukan oleh para
pemangku kepentingan lain.
2. Sangat praktis tapi dengan biaya yang tinggi.
Hasil Tim WSP menyarankan melakukan salah satu pilihan di atas, dilakukan oleh siapa, pada waktu kapan, dan dengan biaya
berapa.
Contoh/alat 4.12: Prioritisasi risiko dan penilaian ulang
Peristiwa Derajat Contoh cara pengendalian Validasi cara pengendalian Penilaian ulang

Kemunculan
berbahaya (sumber risiko risiko pasca-

keparahan
bahaya) (lihat table pengendalisan

Derajat
Bahaya

3.6)

Nilai
Metode desinfeksi 3 4 12 Tinggi Tingkatkan metode desinfeksi (jangka Alarm-alarm efektif dan bukti Rendah dengan
tidak adekuat panjang). pembasmian secara konsisten pemantauan
Kurangi masuknya kontaminasi ke organisme-organisme indikator operasional yang
dalam sistem dan memperpanjang waktu dalam rentang kondisi benar
Mikrobial

penampungan reservoir (jangka pendek). pengoperasian


Pemasangan alarm-alarm yang dipicu
rendahnya tingkat desinfektan

Pembentukan efek 3 3 9 Menengah Mengurangi umur air dengan tanki di Pengurangan secara konsisten Rendah dengan
samping desinfeksi hilir disaat-saat permintaan air rendah efek samping desinfeksi dalam pemantauan
pada kadar yang rentang kondisi pengoperasian operasional yang
Kimiawi

melewati kadar benar


Buku Petunjuk

Kurang efektifnya 4 4 16 Sangat Tingkatkan proses-proses penjernihan Alarm-alarm efektif dan bukti Rendah dengan
Mikrobial

deinfeksi akibat tinggi dan filtrasi (jangka panjang) pembasmian secara konsisten pemantauan
meningkatnya Pemasangan alarm-alarm yang dipicu organisme-organisme indikator operasional yang
kekeruhan rendahnya tingkat desinfektan dalam rentang kondisi benar
pengoperasian
Sangat gagal 2 5 10 Tinggi Tempat-tempat pemberian khlor Alarm-alarm efektif dan bukti Rendah dengan
Mikrobial

berfungsi / dicocokkan kembali dengan kehandalan pembasmian secara konsisten pemantauan


kegagalan tempat alat dan ketepatan proses 99,5% organisme-organisme indikator operasional yang
desinfeksi Pemasangan alarm-alarm yang dipicu dalam rentang kondisi benar
rendahnya tingkat desinfektan pengoperasian
Mikrobial Ketepatan tempat 3 4 12 Tinggi Tentukan rentang dosis khlor dan Alarm-alarm efektif dan bukti Rendah dengan
desinfeksi kurang dihubungkan dengan alarm pembasmian secara konsisten pemantauan
dari tingkat target organisme-organisme indikator operasional yang
99,5% dalam rentang kondisi benar
pengoperasian
Kegagalan tempat 3 4 12 Tinggi Alarm-alarm pada waktu pemadaman Alarm dipicu dalam rentang Rendah dengan
Mikrobial

desinfeksi UV listrik kondisi pengoperasian pemantauan


operasional yang
benar
Modul 4
Menentukan dan
memvalidasikan cara-cara
pengendalian, menilai ulang, dan
memprioritisasikan risiko-risiko

Peristiwa Derajat Contoh cara pengendalian Validasi cara Penilaian ulang risiko pasca-

Kemunculan
berbahaya (sumber risiko (lihat penendalian pengendalisan
Bahaya

keparahan
bahaya) table 3.6)

Derajat

Nilai
Kadar sisa khlor 4 4 16 Sangat Tolak ukur diatur untuk mendapatkan Alarm-alarm efektif dan Rendah dengan pemantauan
dalam distribusi dan tinggi target kadar sisa khlor agar mencapai bukti pembasmian secara operasional yang benar
sistem retikulasi standar mikroba pada tempat konsisten organisme-
(jaringan) rendah bangunan konsumen dan terhubung organisme indikator
dengan alarm dalam rentang kondisi
pengoperasian
Mikrobial

Mati listrik di 2 5 10 Tinggi Sumber listrik cadangan Cadangan dipastikan Rendah dengan pemantauan
tempat desinfeksi datang dari sumber operasional yang benar
generator lain.
Mikrobial

Pemindahan otomatis
dipicu dalam rentang
kondisi pengoperasian
Kontaminasi bahan 2 4 8 Menengah Kendali Pemantauan on-line. Audit intensif dari Rendah dengan pemantauan
kimia yang Sertifikat analisis laboratorium dari pemasok. operasional yang benar
dibubuhkan atau pemasok Alarm dipicu dalam
kimiawi,

salah memasukkan rentang kondisi


Fisik,

dan membubuhkan pengoperasian


bahan kimia
Dosis kurang atau 3 3 9 Menengah Tempat pembubuhan memiliki alarm Alarm dipicu dalam Rendah dengan pemantauan
berlebih dari tempat pada kadar tinggi dan rendah dan rentang kondisi operasional yang benar
Kimiawi

flouridasi cut-off pembubuhan pada kadar pengoperasian


tinggi

Dosis kapur kurang 3 3 9 Menengah Tempat pembubuhan memiliki alarm Alarm dipicu dalam Rendah dengan pemantauan
Kimiawi,

atau berlebih untuk pada kadar tinggi dan rendah dan rentang kondisi operasional yang benar
perbaikan pH cut-off pembubuhan pada kadar pengoperasian
fisik

tinggi

Kegagalan 4 3 12 Tinggi Pengukuran tekanan memicu pompa Tidak ada pengendalian Prioritas tinggi untuk mitigasi
memompa cadangan (bukan menggantikan)
Fisik

Nitrat melampaui 3 2 6 Menengah Mencampur dengan sumber rendah Pengendalian jangka Menengah – jaga
angka standar nitrat dari cadangan air lainnya. panjang yang tidak bisa perkembangan melalui
(Sumber alternatif tersebut diandalkan peninjauan reguler dan
Kimiawi

mempunyai kadar nitrat yang anjurkan skema mitigasi


meningkat dan diharuskan mengikuti alternatif
standar keperluan lain)
 

 
 

Studi kasus I: Australia Pengalaman Lapangan 4.2 – bidang-bidang ketidakpastian


Ada ketidakpastian yang signifikan dalam memperkirakan efektifitas
Pengalaman Lapangan 4.1 – menggunakan pendekatan dan nilai pengendalian beberapa tempat pengambilan air dan sistem
kualitatif untuk menilai pengendalian distribusi. Sering terjadi keengganan untuk bergantung pada
Pada kebanyakan kasus, kinerja aktual pengendalian dalam pengawasan tempat pengambilan air karena pada prakteknya sulit
menghilangkan kontaminan, dan konsentrasi bahaya-bahaya di mengukur dan memaksa pengawasan-pengawasan. Juga ada
dalam air baku, tidak pernah dijelaskan. Bahkan, pendekatan kesukaran mendapatkan keyakinan tentang efektifitas pengawasan-
kualitatif yang secara kira-kira digunakan untuk menilai tingkat pengawasan tempat pengambilan air, selain dengan cara-cara
kecukupan pengendalian hanya berdasarkan pengalaman operator. menyingkirkan penduduk, agrikultur, industri, dan pengembangan
Kendali-kendali teknik yang handal, sudah ditelemetri, otomatis, tempat dari tempat itu, yang dipraktekkan pada beberapa tempat
seperti tempat pengolahan, seringkali digolongkan sebagai titik pengambilan air. Pada umumnya, jika kegiatan diperbolehkan pada
pengendalian kritis. Cara-cara pengendalian yang kurang terawasi, tempat pengambilan air, dapat dianggap bahwa pengolahan
seperti strategi-strategi pencegahan arus balik dan tindakan diperlukan tanpa memperhitungkan cara aktifitas itu dikelola.
manajemen pengambilan air, terkadang digolongkan sebagai titik Sebuah contoh yang bagus adalah banyak air sumber yang memasok
kendali yang kritis tetapi lebih sering digolongkan sebagai program sistem pengolahan dengan desinfeksi saja melarang kegiatan
pendukung atau hanya titik pengendalian. Seringkali terjadi rekreasional di tempat pengambilan air dan bendungan karena tidak
kesulitan besar dalam menyatukan pendapat mengenai apa yang ada kepastian bahwa kegiatan ini dapat dikelola menjadi kegiatan
seharusnya menjadi titik pengendalian kritis dan bukan hanya titik yang terbatas terkait dengan upaya menghindari kontaminasi yang
pengawasan biasa; dan beberapa pengelola bahkan tidak berlebihan. Tataran lain yang perlu diperhatikan adalah
menggunakan istilah titik pengendalian kritis sama sekali (sesuai mempertahankan kadar residu desinfektan di dalam sistem
dengan WSP WHO dan buku petunjuk MoH NZ). Bagaimanapun distribusi. Kebanyakan pengelola menargetkan pengawasan residu
juga, pada umumnya ada kesepakatan mengenai pengawasan- ke tangki air, yang memang jelas merupakan tempat masuknya
pengawasan mana yang penting dan harus ditangani secara aktif. pencemaran, tetapi kebanyakan mereka tidak menargetkan kadar
residu desinfeksi ke semua ledeng dan hanya mengandalkan pada
angka kebocoran dan kehandalan tekanan air digabungkan dengan tinggi daripada banyaknya ancaman yang ada sepanjang kanal
prosedur-prosedur perbaikan sanitasi. tempat pengambilan air. Hal ini menunjukkan bahwa upaya
menyadangkan prioritas pada risiko dapat dengan mudah
  
dipengaruhi oleh mudahnya upaya mitigasi masalah. Dalam contoh
Studi kasus 2: Amerika Latin dan Karibia (ALKK) ini meskipun mengunci kotak jelas merupakan suatu perbaikan,
risiko yang jauh lebih besar terkait dengan kualitas air baku harus
Pengalaman Lapangan 4.1 – menggunakan pengetahuan dan tetap menjadi prioritas utama.
pengalaman kualitatif operator untuk menginformasikan
penilaian risiko Pengalaman Lapangan 4.2 – mempertimbangkan efektifitas
cara-cara pengawasan
Melalui diskusi tentang bahaya-bahaya, cara-cara pengendalian yang
ada, efektifitas cara-cara pengawasan, dan perkiraan-perkiraan Dalam mempersiapkan deskripsi sistem, tim WSP menemukan
pribadi mengenai pentingnya bahaya-bahaya, tim sampai kepada adanya standar dan protokol yang tidak dilakukan sebagaimana
konsensus mengenai prioritisasi risiko-risiko. Karena sistem mestinya. Sebagai contoh, khlorinasi dijelaskan sebagai bagian dari
penyediaan air terkenal ‘rentan’ penilaian risiko pra-pengawasan operasi standar tempat pengolahan air; tetapi pada saat dilakukan
yang komprehensif tidak dilakukan. Menunda penilaian risiko pengembangan WSP, khlorinatr belum tersambung. Pemantauan
hingga mempertimbangkan penilaian cara-cara pengendalian yang rutin kualitas air berjalan semestinya, tetapi tidak ada sistem
ada beserta keefektifannya berhasil mengurangi waktu yang dipakai peninjauan ulang atau komunikasi mengenai hasil. Maka, meskipun
untuk menilai risiko daripada yang sudah mempunyai cara-cara cara-cara pengendalian harus dilakukan, pengendalian itu hanya
pengendalian yang baik dan memungkinkan penambahan variable- dilakukan secara minimal atau tidak efektif. Penilaian operasi sistem
variabel lainnya, seperti variabel kelayakan mencegah bahaya yang masih berlaku seperti yang dijelaskan dalam Pengalaman
tersebut. Sebagai contoh, kejadian pencurian tangki khlor yang Lapangan 2.2 ALKK sangat berguna untuk memahami efektifitas
berakibat pada tidak dilakukannya khlorinasi pada masa lampau, cara-cara dan praktek-praktek pengendalian dimana diperlukan
dinilai termasuk peringkat rendah menurut pendekatan semi- revisi cara-cara pengendalian yang ada atau mengembangkan cara-
kuantatif, sedangkan kontaminasi akibat aktifitas perumahan dan cara pengendalian yang baru.
industri di sepanjang kanal pengambilan air sepanjang 13 mil  
dimasukkan ke dalam peringkat tinggi. Pendekatan kualitatif
menganggap mudahnya mengatasi masalah pencurian tangki
(dengan mengunci kotak); karenanya memberikan nilai yang lebih
Studi kasus 3: Britania Raya (Inggris dan Wales) yang jelas dan memerlukan turut sertanya para pemangku
kepentingan tempat pengambilan air dan perusahaan air.
Pengalaman Lapangan 4.1 – menilai risiko sebelum dan sesudah
pengendalian Efektifitas pendekatan WSP sekarang terlihat menjadi perhatian
industri dan petugas regulator. Sebagai contoh, pendekatan WSP
Bidang yang telah dianjurkan oleh petugas regulator, yang telah efektif dalam memvalidasikan unit-unit desinfeksi UV, yang baru-
diikutsertakan dalam beberapa metodologi tetapi belum seluruhnya, baru ini diizin untuk dipergunakan sebagai cara penanganan
adalah penilaian risiko-risiko sebelum dan sesudah pengendalian. Cryptosporidium.
Alasannya adalah hal ini penting untuk mengetahui berapa banyak
risiko yang dapat mempengaruhi sistem penyediaan air jika tidak Ada kebingungan mengenai arti istilah validasi dan verifikasi dan
ada pengawasan-pengawasan. Hal ini berkembang menjadi perlunya hal ini terkadang muncul saling bertukaran meskipun
pemikiran yang jelas mengenai efektifitas tiap pengawasan dalam pemahamannya telah menjadi semakin baik dengan
kondisi-kondisi normal dan abnormal. Keharusan membuktikan diimplementasikannya pendekatan WSP secara luas.
alasan-alasan untuk mengurangi risiko pra- dan pasca-pengendalian
adalah alat yang penting untuk memastikan keabsahan kriteria
penilaian risiko, perhitungan skor dan efektifitas pengawasan-
pengawasan.

Pengalaman Lapangan 4.2 – validasi cara-cara pengendalian

Untuk industri yang sudah mapan, identifikasi dan validasi


pengendalian terkadang terlihat sebagai langkah yang kurang
penting karena perusahaan-perusahaan tersebut mengira mereka
mempunya banyak sekali data dan informasi sehingga efektifitas
pengawasan-pengawasan sudah jelas terjadi. Namun pendekatan
WSP menyarankan penilaian kembali penggunaan data tersebut.

Validasi prakarsa di tempat pengambilan air misalnya manajemen


hewan dan pestisid-pestisida serta penggunaan pupuk merupakan
sebuah tantangan karena hal tersebut tidak selalu merupakan cara
Pendahuluan

Jikalau langkah sebelumnya mengisyaratkan risiko yang signifikan terhadap keamanan air dan
menunjukkan bahwa pengendalian yang ada tidak efektif atau tidak berjalan, maka perlu dibuat
rencana perbaikan/peningkatan. Setiap perbaikan yang dibuat perlu mempunyai seorang ‘pemilik’
yang bertanggung jawab melaksanakan dan harus pula mempunyai tanggal target pelaksanaan. Hasil
penilaian mungkin tidak secara otomatis menentukan diperlukannya investasi modal baru, kadang-
kadang, yang hanya diperlukan adalah meninjau ulang, mendokumentasikan, dan memformalkan
praktek-praktek yang tidak jalan itu dan menentukan area dimana perbaikan perlu dilakukan. Pada
kasus lain, mungkin diperlukan pengendalian baru, diperbaikan, atau perubahan besar-besaran
infrastruktur.

Rencana-rencana perbaikan/peningkatan dapat berupa program jangka pendek, menengah, atau


jangka panjang. Sumber daya yang signifikan mungkin diperlukan dan karenanya perlu dibuat
analisis yang teliti dan penentuan prioritas yang seksama sesuai dengan penilaian sistem. Mungkin
saja perbaikan harus menjadi prioritas dan diterapkan secara bertahap.

Implementasi rencana-rencana perbaikan/peningkatan harus dipantau untuk memastikan adanya


perbaikan dan efektif serta WSP juga sudah di perbaharui. Perlu dipertimbangkan bahwa penerapan
pengendalian baru pun dapat menjadi risiko baru bagi sistem.
 
Langkah-langkah kunci

Susun rencana perbaikan/peningkatan

Dalam rencana perbaikan/peningkatan tentukan pengurangan atau


pengendalian jangka pendek, menengah, atau jangka panjang bagi
setiap risiko signifikan sambil meyakini pula bahwa risiko lain
yang lebih kecil dapat juga dikendalikan dengan cara-cara ini.

Laksanakan rencana perbaikan/peningkatan

Perbaharui WSP, termasuk kalkulasi ulang risiko akibat


dilakukannya pengendalian baru

Tantangan-tantangan khas Luaran:

1. Pengembangan rencana prioritas perbaikan/peningkatan


 Kepastian WSP selalu diperbaharui
untuk setiap risiko signifikan yang tidak terkendali.
 Penjaminan tetap adanya sumber-sumber financial 2. Pelaksanaan rencana perbaikan sesuai dengan rencana
 Kurangnya sumberdaya manusia, seperti ahli teknis yang jadwal kegiatan jangka pendek, menengah atau jangka
merencanakan dan melaksanakan peningkatan yang panjang.
diperlukan 3. Pemantauan pelaksanaan rencana prioritas
 Kepastian risiko baru tidak disusupkan dengan adanya perbaikan/peningkatan
program perbaikan
Contoh/alat 5.1: Daftar pokok-pokok masalah yang harus dipertimbangkan ketika mengembangkan
rencana perbaikan/peningkatan

 Pilihan untuk meredam risiko


 Tanggung jawab terhadap program perbaikan (pemilik proses)
 Pendanaan
 Pekerjaan-pekerjaan utama
 Pelatihan
 Peningkatan prosedur operasional
 Riset dan pengembangan
 Pengembangan protocol insiden
 Komunikasi dan pelaporan
Contoh/Alat 5.2: Langkah-langkah dan Penanggung jawab rencana perbaikan/peningkatan kualitas air minum

Langkah Berasal dari Tentukan rencana khas perbaikan Penanggung Batas waktu Status
jawab

Lakukan upaya- Cryptosporidium sudah ditentukan sebagai Pasang dan lakukan pengolahan sinar Misalnya, ahli Misalnya, Misalnya,
upaya pengendalian risiko tak terkendali ultraviolet teknik tanggal sedang
risiko yang terkait selesainya berjalan,
dengan pelaksanaan belum mulai,
Cryptosporidium dsb.
Defekasi ternak disekitar mulut sumur Pastikan dengan cara membandingkan
yang tidak berpagar bersama kinerja pengolahan teoritis dan
Cryptosporidium dan musim hujan pengolahan yang diperlukan untuk
merupakan sumber potensial jalur masuk menghilangkan infeksi
Cryptosporidium

Sementara ini belum ada jaminan risiko-


risiko ini dikendalikan dengan adekuat

Lakukan upaya- Proses penilaian risiko sudah menemukan Pasang filtrasi ozon dan karbon aktif Misalnya, ahli Misalnya, Misalnya,
upaya pengendalian campuran pestisida yang dipakai dalam granuler pada tempat pengolahan air teknik tanggal sedang
risiko yang timbul pertanian selesainya berjalan,
dari pestisida pelaksanaan belum mulai,
pertanian masuk ke dsb.
penyediaan air
Sementara ini belum ada jaminan risiko-
risiko ini dikendalikan dengan adekuat

Tinjau ulang Proses penilaian risiko terhadap risiko Kembangkan disinfeksi tambahan air Misalnya, Misalnya, Misalnya,
kebutuhan, jika patogen yang berasal dari sistem kotor dan pengolahan air di hilir petugas tanggal sedang
perlu cari pilihan pembuangan air kotor. Sementara ini termasuk juga strategi-strategi kualitas air selesainya berjalan,
untuk mengurangi belum ada jaminan risiko-risiko ini penghindaran yang perlu pelaksanaan belum mulai,
risiko kontaminasi dikendalikan secara adekuat pada tingkat dsb.
kualitas air dari yang diperbolehkan melalui cara-cara
virus dan protozoa pengawasan yang ada
bagi sistem
pembuangan air
kotor

Dsb.
Studi kasus 1: Australia Pengalaman Lapangan 5.2 – merevisi rencana perbaikan
modal

Hampir semua WSP menetapkan perlunya pengelolaan modal


Pengalaman Lapangan 5.1 – tindakan-tindakan korektif untuk memperbaiki kehandalan sistem-sistem dan kelemahan-
untuk mengatasi pembubuhan khlor yang tidak adekuat kelemahannya. Pada umumnya pada keadaan normal, para
Pada umumnya, tindakan-tindakan korektif ketika batas-batas pemasok air di Australia sanggup menyediakan air yang aman.
kritis dilampau dilakukan dengan menutup penyaluran air Oleh karena itu hampir semua peningkatan modal ditujukan
sampai semua masalah diatasi. Hampir semua sistem biasanya kepada pengurangan risiko kegagalan proses dan meningkatkan
mempunyai persediaan air olahan yang cukup atau mempunyai kehandalan sistem secara menyeluruh. Salah satu keuntungan
persediaan alternatif sehingga tindakan tersebut dimungkinkan. WSP adalah dengan memanfaatkan bukti yang diperoleh
Namun, sistem-sistem yang sulit menghentikan penyaluran air melalui dorongan WSP memberikan peluang agar perbaikan
mempunyai sistem siaga dan serba guna yang dilengkapi modal didanai dan mendapat prioritas. Sebelum memakai WSP
dengan alat pengatur aliran air untuk menurunkan risiko sering kali kebutuhan prioritas mendanai kualitas air dinilai
terjadinya pemasokan air yang belum diolah. kurang jelas. Demikian juga, WSP memberikan dasar untuk
meningkatkan modal untuk memperbaiki kehandalan teoritis
Secara umum, kegagalan pengolahan air yang diikuti dengan dan mengurangi risiko. Dahulu, yang diandalkan adalah hanya
ketidak mampuan memasok pengadaan air alternatif atau menanggapi kerusakan yang terjadi saja. Oleh karena itu WSP
bergantung pada air olahan cadangan berujung pada telah membantu mendorong perencanaan kualitas air yang
pemberitahuan agar memasak air sebagai langkah lebih proaktif dan berlandaskan pencegahan.
perlindungan.
Studi kasus 2: Amerika Latin dan Kepulauan Karibia
(ALKK)

Pengalaman Lapangan 5.1 – tindakan-tindakan korektif


untuk mengatasi pembubuhan khlor yang tidak adekuat

Beberapa bahaya yang teridentifikasi melalui survei


rumahtangga dan catatan pemantauan menjurus kepada
kurangnya sisa khlor dalam sistem distribusi air. Risiko yang
terkait dengan keadaan ini adalah tinggi kan karenanya
tindakan-tindakan korektif untuk mengoptimalkan
pembubuhan khlor dimasukkan menjadi prioritas tertinggi.
Kekurangan khlor itu terkait dengan kurangnya pengetahuan
operator tentang dosis yang benar, kurangnya pemantauan rutin
khlor di dalam sistem distribusi, kurangnya komunikasi hasil
pemantauan kepada operator tempat pengolahan, dan persepsi
bahwa kalau sumbernya sudah bersih berarti hanya
memerlukan pengolahan minimal. Tindakan-tindakan korektif
diajukan untuk mengatasi setiap faktor penyerta ini:
pengembangan program pelatihan untuk operator tempat tentang pengolahan efektif pada saat air akan dikonsumsikan,
pengolahan air (Lihat Pengalaman Lapangan 7.1 ALKK); dan cara menyimpan air di rumah agar tidak terkontaminasi.
pengembangan protokol komunikasi hasil pemantauan kepada Tindakan-tindakan korektif yang diambil untuk menghadapi
operator tempat pengolahan (Pengalaman Lapangan 7.1 ancaman-bahaya ini difokuskan kepada perancangan dan
ALKK); dan penyajian hasil-hasil tes kualitas air untuk pelaksanaan program pendidikan bagi konsumen. Media yang
menyampaikan persepsi salah tentang keamanan sumber air tepat untuk mengkomunikasikan berbagai informasi
Pengalaman Lapangan 2.2 ALKK). Tindakan-tindakan korektif mengikutsertakan radio dan televisi, pengumuman layanan
yang dijalankan sangat rinci, dan menyertakan pihak-pihak masyarakat, dan poster yang dikembangkan bersama oleh
yang bertanggung jawab (para pemilik proses), tugas spesifik, badan pemanfaatan air dan Kementerian Kesehatan. Sekali
dan tanggal target penyelesaian. lagi, rencana-rencana kegiatan yang rinci dibuat dengan
menentukan pihak-pihak yang bertanggung jawab, tugas
spesifik, dan tanggal target penyelesaian.
Pengalaman Lapangan 5.2 – pengembangan program
pendidikan bagi konsumen
Pengalaman Lapangan 5.3 – merevisi rencana perbaikan
Survei rumah tangga membuktikan adanya persepsi dalam modal
komunitas bahwa mata air dan selokan memberikan air
berkualitas tinggi dan dapat dikonsumsi langsung, sedangkan Beberapa kebutuhan perbaikan modal ditentukan melalui
tes kualitas air menunjukkan sumber-sumber itu terkontaminasi peninjauan ulang sistem dan bahaya. Ketika pengembangan
mikroba. Juga dibuktikan adanya kekurang-pengetahuan WSP dikerjakan, sebuah rencana perbaikan modal yang
dikembangkan oleh badan pemakai dan disponsori donor dari memberikan peluang untuk suatu program prioritas pemodalan
luar sudah diusulkan. Tim WSP mendapatkan bahwa berdasarkan risiko komprehensif. Pada mulanya beberapa
perbaikan-perbaikan yang diusulkan dalam rencana itu tidak perusahaan enggan untuk berbagi hasil analisis risiko dengan
selalu encerminkan prioritas yang sudah diindentifikasikan pihak regulator sekalipun dalam bentuk tak resmi, namun
melalui proses WSP dan tidak didasari penilaian kebutuhan kecenderungan ini menurun dengan perlunya regulator kualitas
secara seksama da analisis risiko; rencana yang diajukan itu air menyetujui program perbaikan yang akan diajukan untuk
masih mengandung kekurangan-kekurangan penting. pendanaan. Penilaian risiko juga menyoroti perlunya
Pengidentifikasian prioritas kebutuhan melalui WSP pemeliharaan yang baik asset-aset; area yang sebelumnya sukar
memungkinkan tim untuk memberikan asupan ke dalam dipertimbangkan untuk pendanaan yang benar. Ada beberapa
rencana itu; yang segera ditanggapi oleh sponsor oleh karena contoh perusahaan yang sudah menyadari syarat-syarat yang
kemampuan tim untuk mempertimbangkan usulan-usulan diperlukan untuk investasi dan telah mencoba mengerjakannya
perubahan. Rencana perbaikan modal dimodifikasikan kearah secara mundur melalui proses penilaian risiko. Audit eksternal
penanganan prioritas hasil identifikasi tim sambil program perbaikan harus sanggup mengidentifikasikan
meningkatkan dampak potensialnya melalui proses yang penilaian risiko yang salah.
didorong oleh penerima dan berdasarkan informasi yang nyata.

Studi kasus 3: Britania Raya (Inggris dan Wales)


Pengalaman Lapangan 5.2 – memprioritaskan inisiatif
pengambilan air baku

Pengalaman Lapangan 5.1 – menargetkan program- Sudah bertahun-tahun pengolahan air menjadi lebih canggih
program investasi dan kompleks menghadapi sumber air yang tercemar. Dengan
pengawasan yang sedikit terhadap tempat-tempat pengambilan
air baku, perusahan air tidak mempunyai banyak pilihan. Akan
Sistem pengaturan dana yang ada mengharuskan adanya tetapi, pendekatan WSP sekarang sudah mulai menyediakan
program investasi lima-tahunan, dengan dukungan potensial prioritas bagi inisiatif tempat pengambilan air baku melalui
dari regulator dengan syarat pemberian modal itu kolaborasi antara perusahaan air dan pemegang hak tempat
diidentifikasikan melalui metodologi WSP. Pelaksanaan WSPs pengambilan air. Inisiatif-inisiatif itu perlu dilakukan melalui
pendekatan yang fleksibel dari pihak regulator karena
keuntungan-keuntungan yang diraih masih memerlukan waktu
lama untuk dicapai dibandingkan dengan penginstalasian
pengolahan air namun keuntungannya jauh lebih berlanjut dan
kurang nyata.

Banyak perusahaan melakukan pekerjaan bersama dalam


bidang ini dan beberapa perusahaan mempunyai hubungan dan
komunikasi yang sangat baik dengan regulator lingkungan
yang mempunyai banyak informasi tentang tempat
pengambilan air; dalam beberapa kasus hubungan itu lemah
tetapi dengan pendekatan WSP menjadi lebih baik. Banyak
perusahaan juga sudah melakukan inisiatif dengan pihak
pemegang hak tempat pengambilan air yang lain, khususnya
dengan pertanian terkait dengan pemakaian pestisida dan
pupuk serta tempat pengembangan ternak dan tempat
merumput. Dalam beberapa hal, langkah inisiatif kehilangan
daya ungkitnya dan pendekatan WSP mempunyai cara untuk
menghidupkan kembali. Contohnya, reorganisasi jaringan rel
kereta-api bertujuan untuk memperbaiki pengertian tentang
pemakaian pestisida didekat sumber air. Pendekatan WSP
membantu keterlibatan para pemegang hak atas tempat
pengambilan air baku seperti, otoritas-otoritas industri,
kehutanan, jalan, rel kereta-api, dan bandara; area yang oleh
perusahan air seringkali dinilai sukar diajak memahami dan
berminat dalam masalah keamanan air.
Pendahuluan

Pemantauan operasional meliputi pendefinisian dan validasi pemantauan upaya-upaya pengawasan dan menetapkan prosedur untuk
membuktikan bahwa pengawasan-pengawasan terus berjalan. Langkah-langkah ini harus didokumentasikan dalam prosedur
manajemen.

Pendefinisian pemantauan upaya-upaya pengawasan juga memerlukan keikutsertaan langkah-langkah koreksi yang perlu apabila
target operasional tidak tercapai.
Langkah-langkah kunci
Contoh parameter pemantauan operasional
Jumlah dan jenis upaya-upaya pengawasan bervariasi dalam
setiap sistem dan akan ditentukan oleh jenis dan frekuensi Yang dapat diukur: sisa khlor, pH, kekeruhan
bahaya dan kejadian-kejadian berbahaya yang terkait dengan
Yang dapat diobservasikan: keutuhan pagar-pagar atau
sistem. Pemantauan titik-titik pengawasan sangat perlu untuk
kawat anti tikus; jumlah ternak dalam peternakan di tempat
mendukung manajemen risiko sambil menunjukkan bahwa
pengambilan air baku
upaya pemantauan efektif dan jika ditemukan pelencengan,
dapat dilakukan tindakan pada waktu yang tepat agar tidak Pemantauan rutin biasanya dilakukan berdasarkan observasi-
mengganggu target kualitas air yang sudah ditetapkan. observasi sederhana dan tes, misalnya kekeruhan atau keutuhan
struktur bangunan bukan uji kimia atau mikrobiologi yang
Pemantauan yang efektif bertumpu pada penetapan:
rumit. Untuk beberapa cara pengawasan, mungkin perlu dibuat
- Apa yang akan dipantau ‘batasan kritis’ yang menentukan batas keamanan air. Deviasi
- Bagaimana caranya memantau dari batas kritis ini biasanya memerlukan tindakan segera dan
- Waktu atau frekuensi pemantauan mungkin memerlukan pemberitahuan otoritas kesehatan
- Dimana akan dipantau setempat dan/atau pengaplikasian rencana mendadak untuk
- Siapa yang memantau
mendapat pemasokan air alternatif. Langkah-langkah
- Siapa yang menganalisis
- Siapa yang akan menerima hasilnya untuk kemudian pemantauan dan korektif membentuk lingkar pengawasan yang
bertindak? menjamin agar air minum yang tidak aman tidak sampai
dikonsumsikan. Langkah korektif harus spesifik dan bila
mungkin ditentukan sebelumnya agar pelaksanaannya dapat
cepat dikerjakan.
Data pemantauan memberikan umpan-bali yang penting
tentang cara kerja sistem pengadaan air dan harus sering
dinilai.

Catatan-catatan pemantauan yang dinilai secara teratur


merupakan unsur penting dalam WSP. Catatan-catatan ini
dapat ditinjau ulang melalui audit eksternal dan internal untuk
menentukan apakah pengawasan-pengawasan sudah cukup dan
juga untuk membuktikan kepatuhan sistem pengadaan air
kepada sasaran-sasaran kualitas air.

Tantangan-tantangan khusus

- Kekurangan sumberdaya manusia untuk melakukan


pemantauan dan analisis; Luaran
- Implikasi financial oleh adanya peningkatan
pemantauan, terutama pemantauan melalui computer; 1. Penilaian kinerja cara-cara pemantauan pada penggal waktu
- Kurangnya atau tidak adanya data evaluasi yang tepat
- Perubahan sikap anggota staf yang sudah terbiasa 2. Terbentuknya tindakan-tindakan korektif untuk deviasi-
dengan cara lain memantau deviasi yang mungkin muncul
- Jaminan bahwa sumberdaya tersedia untuk depertemen
operasional untuk melakukan langkah-langkah korektif.
Contoh/alat 6.1: Daftar faktor-faktor yang harus diperhitungkan ketika menentukan program pemantauan untuk cara-cara
pengawasan

 Siapa yang memantau?


 Frekuensi pemantauan?
 Siapa yang menginterpretasikan hasilnya?
 Apakah hasil-hasilnya mudah diinterpretasikan pada waktu dilakukan pemantauan atau observasi?
 Apakah langkah-langkah korektif dapat diimplementasikan sebagai tanggapan adanya deviasi?
 Apakah daftar kejadian berbahaya dan bahaya sudah diperiksa berdasarkan pemantauan atau kriteria lain untuk memastikan
semua risiko dapat dikendalikan?
Catatan: seringkali pemastian pemantauan (liaht Modul 7) menjadi pemantauan untuk kepatuhan yang disyaratkan oleh badan-badan regulator atau pemerintah
dalam mana parameter-parameter dan frekuensi pemantauan dispesifikasikan sebagai bagian daripada kepatuhan.

Contoh/alat 6.2: Tindakan-tindakan korektif

Jika pemantauan menunjukkan adanya batas kritis yang terlampaui, tindakan korektif harus ditentukan bagi setiap pengawasan untuk
mencegah air tercemar dipasok keluar. Kejadian-kejadian itu bisa muncul dalam bentuk: pelanggaran kriteria pemantauan operasional,
rendahnya kinerja tempat pengolahan air kotor yang membuang limbah ke sumber air, hujan yang ekstrim di tempat pengambilan air
baku, atau bocoran bahan berbahaya. Contoh-contoh tindakan korektif mencakup pemakaian alarm dan mekanisme penutupan aliran
secara otomatis, atau pengalihan ke sumber air yang lain selama terjadinya pelanggaran operasional (memberi waktu bagi operator
untuk memperbaiki pengadaan air menjadi benar kembali). Risiko-risiko terkait dengan pemakaian sumber alternative harus diketahui
dan diatas dalam keseluruhan lingkup kerangka kerja WSP.
Contoh/alat 6.3: Daftar masalah yang harus diperhitungkan untuk merancang tindakan-tindakan korektif

 Apakah tindakan-tindakan korektif sudah didokumentasi secara benar, termasuk menugaskan kepada yang bertanggung jawab
dalam pelaksanaannya?
 Apakah penduduk sudah dilatih dengan benar dan diberikan kewenangan penuh untuk melaksanakan tindakan-tindakan
korektif?
 Apakah ada proses peninjauan ulang untuk menganalisiskan tindakan-tindakan mencegah terulangnya kejadian yang
memerlukan tindakan-tindakan korektif?

Contoh/alat 6.4: Syarat-syarat pemantauan jangka panjang dan jangka pendek dan tindakan-tindakan korektif

Langkah Batas kritis Apa Dimana Kapan Bagaimana Siapa Tindakan


proses/Cara korektif
pengawasan

Sumber: < 1 tangki Persetujuan Inspeksi Setahun Di tempat Petugas Mengusahakan


pengendalian septik per 40 rencana dari tempat oleh sekali oleh Konsil berwenang penyingkiran
perkembangan ha dan tidak Konsil kantor-kantor tempat sistem tangki
di tempat ada dalam Konsil pengambilan septik melalui
pengambilan jarak 30 m dari air/perbatasan pengadilan
air baku tempat aliran air baku perencanaan
(contoh air baku
pemantauan
Menyingkirkan Audit praktek Inspeksi Setahun Di tempat Petugas Bertemu
jangka
semua ternak manajemen tempat sekali Departemen berwenang dengan
panjang)
muda dari tepi Departemen tempat pemilik lahan
aliran air atau pertanian Pertanian Pertanian pengambilan yang
lapangan yang air/perbatasan melanggar dan
tidak berpagar air baku diskusikan
program
insentif

Pengolahan: Kadar khlor Sisa Di titik masuk Secara Penganalisis Petugas Aktifkan
Pembubuhan ketika air disinfektan ke sistem elektronik khlor Kualitas Air protokol
khlor di keluar dari distribusi pelanggaran
tempat tempat khlor
pengolahan air pengolahan
(contoh harus > 0,5
pemantauan dan < 1,5 mg/l
jangka
pendek)

Dll.
pemakaian dengan WSPs mempunyai program-program aktif
untuk memperkuat pencegahan arus balk dengan berbagai
Studi kasus 1: Australia standar bergantung risiko yang dihadapi di tempat yang
dipasokkan air.

Pengalaman Lapangan 6.1 – mengidentifikasikan dan


memantau cara-cara pengendalian kritis Pengalaman Lapangan 6.2 – pemantauan operasional
Hampir semua cara-cara pengendalian yang dianggap sebagai proses pengolahan
‘kritis’diperlakukan sebagai ‘titik-titik pengendalian kritis’ dan Pemantauan operasional proses pengolahan biasanya
dipantau berdasarkan kriteria ‘batas kritis’. Hampir semua dilengkapi penuh dengan instrument-instrumen yang
kasus dipantau secara elektronik dengan pengendali otomatis dikalibrasikan secara elektronik yang dihubungkan dengan
yang mengatasi hasil-hasil yang buruk, dan/atau alarm sistem-sistem SCADA (sistem computer yang dipakai untuk
telemetri yang dikirimkan ke pusat pengaduan 24 jam dan memantau dan mengendalikan proses). Tingkat peringatan
operator bertugas. Kebanyakan, sistem-sistem sudah ada alarm diatur khusus untuk memberikan peringatan dini dan
sebelum dipakainya WSPs, tetapi WSP memberikan forum pemicu kedarutan. Alarm-alarm biasanya memanggil operator-
untuk meninjau ulang dan meninggkatkan sistem-sistem ini.
Yang khas adalah batas-batas kritis yang dipakai berkaitan operator sistem untuk berada di tempat pengolahan dan sering
dengan kekeruhan air yang tersaring, sisa khlor, pasca memulai proses-proses otomatis untuk menghentikan
disinfeksi primer, dan penjagaan tekanan air yang pemasokan air ke dalam tempat penyimpanan air yang sudah
didistribusikan yang diukur secara tidak langsung melalui diolah. Pada prakteknya, sistem-sistem pemantauan otomatis
tekanan tinggi air didalam tangki dan tekanan pompa. Sebagai memerlukan banyak pekerjaan karena maslah dengan memilih
tambahan banyak pemakai meresmikan pemantauan terjadwal instrument-instrumen yang handal dan sistem-sistem
dan prosedur inspeksi untuk sumber-sumber air baku dan untuk pengendalian yang handal. Akan tetapi, kebanyakan para
asset-aset misalnya tangki-tangki air. Prosedur untuk praktek pemakai bertahan sampai sistem-sistem benar-benar handal dan
kerja saniter ketika dilakukan reparasi dan pemasangan pipa air terus menerus memperbaiki sistem-sistem ini selanjutnya
sering diperlakukan sebagai cara kunci pengendalian dan sambil WSP menjadi matang. Kebanyakan sistem dirancang
kadang-kadang diklasifikasikan sebagai titik-titik pengendalian mempunyai banyak pemicu untuk selalu mencegah pemasokan
kritis. Sistem pencegahan arus balik biasanya mendapat air yang belum diolah. Misalnya, sistem-sistem seringkali
prioritas yang diperbaharui dalam WSPs dan kebanyakan berhenti atau beralih ke sistem-sistem siaga dan biasanya ada
alarm peringatan dini yang memberikan waktu untuk penyiraman bergilir antara rumah-rumah bernomor genap dan
mengatasi masalah sebelum merugikan konsumen. ganjil dengan tujuan menghindarkan efek itu. Menurut hukum,
mempertahankan tekanan air sepanjang waktu merupakan
syarat standar pelayanan yang harus dipatuhi oleh semua
Pengalaman Lapangan 6.3 – pemantauan operasional pengada air di daerah urban yang besar di Australia. Khas
sepanjang jaringan distribusi bahwa tangki-tangki air dan stasiun pemompa air dipantau
secaa teratur dan biasanya tertutup seluruhnya, diberi beratap,
Proses untuk mempertahankan tekanan aliran air yang agak terjaga, dan bebas tikus. \pemantauan sisa disinfektan di dalam
tinggi pada seluruh sistem distribusi sudah berlaku di pusat- jaringan semakin dibuat otomatis tetapi tidak seketat
pusat perkotaan Australia. Biarpun dianggap biasa, penjagaan pemeliharaan tekanan air penjagaan dan manajemennya.
tekanan positif memberikan pengawasan kualitas air yang Kebanyakan sitem-sistem distribusi mempunyai bagian sistem
sangat efektif melalui pemantauan sensor tinggi air dalam yang cukup signifikan yang secara rutin tidak mengandung sisa
tangki dan pengukur tekanan pada titik-titik kunci dalam disinfektan yang efektif. Namun, dengan adanya pengaturan
jaringan distribusi. Kebanyakan sistem-sistem itu memiliki tekanan yang handal, hal ini pada banyak keadaan, tidak
pemberi tekanan yang sangat handal di seluruh jaringan yang dianggap sebagai masalah kesehatan dan biasanya secara
diukur dari jarak jauh melalui alarm yang dihubungkan dengan umum bisa diterima. Bahkan, beberapa sistem yang dilengkapi
SCADA untuk menyiagakan operator-operator sistem jika dengan WSPs tidak membubuhi sisa disinfektan dan hanya
tekanan di stasiun pompa mana saja atau ketinggian air di memakai disinfeksi oleh sinar UV. Dalam cuaca yang amat
wadah pelayanan yang mana pun mulai menurun sampai panas pada pipa-pipa yang panjang, sisa disinfektian secara
dibawah ketinggian kritis. Jika area yang bertekanan rendah rutin dipantau dan dijaga agak bisa mencegah pertumbuhan
diketahui melalui laporan consumer, langsung dilakukan bakteri di dalam sistem distribusi. Alat-alat pencegah
perbaikan operasional atau teknik, karena tekanan aliran air terjadinya arus balik yang dapat diuji dan melindungi
rendah atau hilang di tempat konsumen tidak di dapat pengadaan air terkena sambungan berbahaya tingkat tinggi dan
dibenarkan. Di beberapa wilayah terisolasi pembatasn air yang menengah biasanya diuji setahun sekali dan para pemakai
terkait dengan kekeringan menjurus kearah aliran-aliran air biasanya menyimpan catatan-catatan hasil tes ini dan secara
memuncak dan waktu-waktu tekanan air menjadi rendah. Ini aktif menelusuri kegagalan pelaporan hasil tes.
terjadi di tempat-tempat yang tinggi ketika semua rumah
mengiri taman-taman secara berbareng pada jam-jam
pembatasan pemakaian air. Sudah dipakai pengaturan
Studi kasus 2: Amerika Latin dan Kepulauan Karibia saluran keluar bak sedimentasi. Untuk memantau efektifitas
(ALKK) filtrasi, kekeruhan diukur lagi setelah proses filtrasi; dan untuk
menilai efektifitas dosis pembubuhan khlor diukur pada titik
masuk ke dalam sistem distribusi. Pemantauan di tempat
Pengalaman Lapangan 6.1 – mengidentifikasikan dan pengolahan dilakukan oleh operator lapangan bagian
memantau cara-cara pengendalian kritis pemakaian dan hasilnya diberikan kepada manajer pemakaian
setiap bulan atau langsung dilaporkan juga ternyata melampaui
Untuk cara kunci pengendalian dalam menangani ancaman- parameter yang sudah ditetapkan. Sebelum WSP, cara-cara
bahaya yang diidentifikasikan dalam Modul 3, suatu rencana pengendalian kritis ini jarang dilakukan atau dicatat. Karena
pemantauan telah dibuat. Rencana ini berisikan rentang catatan tidak pernah dipelajari dan operator lapangan tidak
operasional yang layak untuk setiap parameter, menentukan menerima umpan balik mereka meremehkan penjagaan dan
lokasi pemantauan yang benar, menentukan jadwal frekuensi pelaporan catatan pemantauan. Jadwal untuk menyebarluaskan
pemantauan, dan menugaskan pihak-pihak yang bertanggung laporan operasi pemakaian dari tiap tempat pengolahan air
jawab. Tindakan-tindakan korektif yang harus diambil ketika sudah ditetapkan. Peyampaian umpan balik menambah
pemantauan menunjukkan adanya parameter yang melampaui tanggung jawab operator lapangan dan meningkatkan
batas-batas yang layak juga dibuat. Pemantauan cara-cara kepatuhan kepada protokol serta menginformasikan merek
pengendalian kritis (pemantauan operasional) memberi asupan setiap perubahan atau masalah yang terkait dengan kualitas air.
bagi para operator dan manager identifikasi adanya
kemungkinan penyebab ketidak beresan yang bisa diketahui
melalui pemantauan kepatuhan. Pengalaman Lapangan 6.3 – pemantauan operasional
sepanjang jaringan distribusi

Pengalaman Lapangan 6.2 – pemantauan operasional Kurangnya tekanan air dalam sistem distribusi karena pipa
proses pengolahan yang bocor atau sambungan liar menimbulkan pelayanan air
yang inkonsisten dan menimbulkan kontaminasi mikroba serta
Tim WSP mengidentifikasikan bahwa koagulasi/flokulasi. bahan kimia. Oleh karena menjaga tekanan air dinilai sebagai
Sedimentasi, filtrasi, dan khlorinasi merupakan cara-cara car pengendalian kritis. Pengukur-pengukur tekanan dipasang
pengendalian kritis yang harus dipantau. Untuk menilai pada titik-titik strategis sepanjang jaringan distribusi, rencana
efektifitas koagulasi, dilakukan pengukuran kekeruhan di pemantauan dan pencatatan oleh operator ditetapkan, dan
catatan hasil pemantauan dipelajari setiap bulan oleh manajer
pemakaian. Sistem peningkatan kesadaran operator dan
penyeliaan meningkatkan tanggung jawab dan kepatuhan
kepada protokol yang sudah ditetapkan; juga menjamin agar
para operator lebih mendapatkan informasi tentang keadaan
tekanan yang memerlukan tindakan koreksi segera.

Studi kasus 3: Britania Raya (Inggris dan Wales)

Pengalaman Lapangan 6.1 – mengembangkan strategi


pemantauan operasional yang jelas

Pemantauan operasional merupakan bagian normal dan bagian


ekstensif dari prosedur perusahaan air dan biasanya sudah
dimasukkan dan ditinjau ulang sebagai bagian pelaksanaan
WSP. Keuntungan WSP adalah bahwa metodologi yang
dipakai mengharuskan adanya strategi pemantauan operasional
yang jelas dengan segala tanggung jawab tertentu unuk
menimbang relevansinya dengan produksi dan distribusi yang
aman air minum dan cara bagaimana semua itu diprogramkan
dan dinilai. Dengan cara ini kecenderungan melakukan tes
yang tidak relevan dapat dihindarkan.
Pendahuluan

Mempunyai proses resmi untuk memverifikasi dan mengaudit WSP menjamin bahwa WSP berfungsi dengan baik. Verifikasi atau
memastikan merupakan tiga tindakan yang dilakukan bersama untuk memberikan bukti bahwa WSP berfungsi secara efektif.
Ketiganya adalah:

- Pemantauan kepatuhan;
- Audit internal dan eksternal terhadap kegiatan operasional;
- Kepuasan konsumen.
Verifikasi harus memberikan bukti bahwa keseluruhan rancangan dan operasi sistem mampu secara konsisten memberikan air dengan
kualitas spesifik yang memenuhi target berbasis kesehatan. Jika tidak, rencana perbaikan/peningkatan harus direvisi dan diterapkan.

harus bisa berharap agar mendapatkan hasil-hasil pemantauan


verifikasi yang konsisten dengan target-target kualitas air.
Kegiatan-kegiatan kunci Rencana-rencana langkah korektif perlu dikembangkan agar
menanggapi, dan mengerti alasan adanya segala hasil yang
tidak diharapkan. Frekuensi pemantauan verifikasi bergantung
Pemantauan kepatuhan pada tingkat kepercayaan yang disyaratkan oleh organisasi
pengadaan air dan otoritas regulasi. Paket pemantauan harus
Seluruh cara-cara pengendalian harus memiliki paket
mengikutsertakan peninjauan ulang pada interval dan pada
pemantauan yang jelas batasannya dalam memastikan
waktu-waktu timbulnya perubahan yang direncanakan maupun
keefektifan dan kinerja pemantauan yang mengacu kepada
tidak direncanakan di dalam sistem pemasokan.
batasan-batasan yang ditentukan. Organisasi pengadaan air
otoritas regulasi atau pengaudit independen yang memenuhi
syarat. Audit dapat merupakan peran penilaian sekaligus
Audit internal dan eksternal terhadap kegiatan operasional pemeriksaan kepatuhan. Frekuensi untuk audit dengan tujuan
Audit yang ketat membantu menjaga pelaksanaan praktis WSP, verifikasi bergantung pada tingka kepercayaan yang
menjamin bahwa risiko dan kualitas air terkendali. Audit dapat disyaratkan oleh organisasi pengadaan air dan otoritas regulasi.
melibatkan peninjauan ulang internal dan eksternal oleh Audit harus dilaksanakan secara regular.

Kepuasan konsumen

Verifikasi termasuk pula pengecekan apakan konsumen sudah


puas dengan air yang dipasok. Jika mereka belum puas,
terdapat risiko mereka akan memakai air lain yang kurang
aman.

Tantangan-tantangan khas

- Kekurangan pengaudit eksternal yang handal untuk


WSPs
- Kekurangan laboratorium yang memenuhi syarat untuk
memeroses dan menganalisiskan sampel
- Kekurangan sumber daya manusia dan financial
- Kekurang pengetahuan mengenai kepuasan atau
keluhan konsumen
Luaran

1. Konfirmasi bahwa WSP handal dan tepat guna


2. Bukti bahwa WSP dilaksanakan prakteknya sesuai yang
diharapkan dan berfungsi dengan efektif
3. Konfirmasi bahwa kualitas air memenuhi target-target yang
ditentukan
Contoh/Alat 7.1: Parameter-parameter yang mungkin diikutkan dalam program-program pemantauan verifikasi rutin

Untuk verifikasi kualitas mikrobiologi air, organisme-organisme indikator biasanya dipantau. Sistem verifikasi yang paling banyak
digunakan adalah memakai bakteri indikator feses E. coli atau coliform-coliform yang tahan akan suhu tinggi (thermotolerant)
pada titik-titik yang mewakili pemantauan di dalam sistem pengadaan air. Pemakaian alat lain seperti, hitung cawan heterotropik
(heterotropic plate counts), atau Clostridium perfringens dapat dipakai untuk pemantau operasional atau penyelidikan agar lebih
mengerti tentang sistem pengadaan air.

Verifikasi untuk parameter-parameter kimia dilakukan dengan pengukuran langsung bukan dengan indicator. Kebanyakan bahaya
kimia tidak akan muncul dalam tingkat kadar berbahaya yang akut dan frekuensi verikasi (seringkali setiap kuartal atau kadang-
kadang setengah tahunan) boleh lebih jarang daripada verifikasi mikroorganisme.

Cecap rasa dan bau secara kuantitatif dan kualitatif dapat dipantau untuk menjamin kondisi jaringan distribusi dan instalasi
konsumen.

Contoh/alat 7.2: Daftar faktor-faktor yang harus diperhitungkan untuk membuat program pemantauan verifikasi yang
rutin (Program verifikasi berpedoman pemakaian dapat memberikan tambahan derajat kepercayaan, melengkapi
regulasi yang mengkhususkan kepada pemantauan parameter-parameter dan frekuensi.)

 Jika perlu, susun program pemantauan verifikasi yang sesuai dengan syarat-syarat regulasi;
 Tunjuk personel yang cocok untuk melakukan fungsi-fungsi pemantauan;
 Buat sistem komunikasi diantara staf pemantau;
 Tetapkan analisis yang tepat;
 Pastikan titik-titik tempat pemantauan sudah terpilih;
 Pastikan frekuensi pemantauan sudah tepat;
 Pastikan hasil-hasil diinterpretasikan dan hasil-hasil yang tidak biasa atau buruk diselidiki;
 Buat sebuah sistem untuk memastikan adanya pelaporan hasil yang rutin kepada regulator yang tepat.

Contoh/alat 7.3: Mengaudit WSP dan implementasi WSP

Selain analisis kualitas air, verifikasi harus pula mencakup audit WSP dan praktek operasional untuk menunjukkan praktek yang
baik dan kepatuhan. Pengaudit akan menunjukkan peluang-peluang untuk perbaikan misalnya area-area dimana prosedur tidak
diikuti sebagaimana mestinya, sumber daya tidak mencukupi, perbaikan-perbaikan terencana tidak praktis, atau pelatihan dan
dukungan motivasi diperlukan oleh staf.

Jika melakukan audit, penting bahwa pengaudit memiliki pengetahuan rinci tentang pengadaan air minum dan prosedur-prosedur
disaksikan sendiri, bukan hanya sekedar catatan saja. Catatan tidak selalu benar secara factual dan dalam beberapa hal, peralatan
yang katanya berfungsi menurut catatan mungkin saja kenyataannya tidak berfungsi dan menjadikan air tidak aman serta letupan
penyakit yang terbawa air (waterborne disease).
Contoh/alat 7.4: Daftar faktor-faktor yang harus diperhitungkan untuk memastikan semua informasi yang tepat sudah
diperoleh dalam audit

 Semua bahaya/kejadian yang mungkin sudah diperhitungkan;


 Prosedur pengendalian yang tepat untuk semua kejadian sudah diketahui;
 Prosedur pemantauan yang tepat sudah dibuat;
 Batas-batas kritis untuk tiap cara pengendalian sudah diatur;
 Tindakan korektif sudah diketahui;
 Sebuah sistem verifikasi sudah dibuat.

Contoh/alat 7.5:Rencana pemantauan operasional dan pemantauan verifikasi (dari Jinga, Uganda)
Proses pada Pemantauan operasional (lihat Modul 6) Pemantauan verifikasi
unit

Apa Kapan Siapa Apa Kapan Siapa

Pengukuran on-line Tiap hari E. coli Tiap minggu

- pH Enterococci Tiap minggu


- Khlor
Mengaudit catatan Tiap bulan

Catatan uji bejana (jar test) Tiap minggu Operator


pengolah
Pengolahan Kekeruhan Tiap hari air/analis Analis

Catatan dosis Tiap minggu

pH Tiap minggu E. coli Tiap bulan

Kekeruhan Tiap minggu

Sistem distribusi Khlor Tiap minggu Kekeruhan Tiap bulan

Inspeksi sanitasi Tiap minggu Enterococci Tiap bulan

Dll.
bagian dari WSPs. Pada umumnya, selama berpuluh-puluh
tahun area ini merupakan fokus yang kuat bagi regulasi
Studi kasus 1: Australia pengadaan air sebelum WSP dilahirkan. Baik pemantauan
Pihak pemakai pengolahan air khas tidak membuat perubahan kepuasan konsumen maupun tes kualitas air sudah merupakan
yang berarti dalam pemantauan verifikasi mereka sebagai proses yang baku, dan datanya dilaporkan kepada masyarakat.
WSPs mengubah fokus kearah pencegahan dan perbaikan Setiap jurisdiksi (Negara bagian dan wilayah khusus) sudah
pemantauan operasional tapi tidak secara berarti mengharuskan atau dalam fase mengembangkan persyaratan
mempengaruhi pemantauan verifikasi. Perubahan yang besar agar badan pengolah air mempunyai WSPs. Negara bagian
adalah reposisi pemantauan keluhan konsumen dan tes kualitas Victoria melalui Akta tahun 2003 (Safe Drinking Water Act
air menjadi ‘pemantauan verifikasi’. Efek lain WSP adalah 2003) dan Negara-negara bagian lainnya sudah atau sedang
‘memindahkan’ tes verifikasi menjadi ‘konfirmasi setelah-ada- memberlakukan persyaratan yang sama melalui akta, regulasi,
fakta’ sedangkan sebelumnya tindakan-tindakan verifikasi atau lisensi. Besar kemungkinannya bahwa pada tahun 2015
sering difokuskan kepada manajemen kualitas air. semua badan pengolah air di semua Negara bagian Australia
akan melaksanakan WSPs yang akan di audit regulasinya.
Pengauditan pertama regulasi dilakukan di Victoria tahun
Pengalaman Lapangan 7.2 – menciptakan sistem untuk 2008, dengan memberikan peluang antara Akta dan waktu
audit internal dan eksternal berlakunya akta itu. Negara-negara bagian yang lain dan
wilayah khusus sedang mengikuti jejak ini.
Salah satu perubahan-perubahan besar terkait WSPs adalah
pengauditan manajemen kualitas air. Audit internal dan
semakin bertambahnya audit eksternal. Audit menjadi biasa Studi kasus 2: Amerika Latin dan Kepulauan Karibia
bagi pihak pemakai pengolahan air di Australia; sekarang audit (ALKK)
dilakukang kira-kira dalam interval setiap tahun oleh pengaudit
eksternal. Dalam beberapa tahun yang lalu,sistem audit Pengalaman Lapangan 7.1 – mengembangkan rencana
manajemen kualitas air minum yang baru sudah dipakai, pemantauan kepatuhan
bersama dengan tumbuhnya kelompok spesialis pengaudit.
Terdapat beberapa oposisi terhadap pengauditan eksternal dari Ketika catatan-catatan badan pengolah air dikumpulkan dan
pihak pemakai pengolahan air akan tetapi regulator semakin dipelajari untuk menilai status terkini pengadaan air perpipaan
menuntut agar audit eksternal dijadikan bagian peran (lihat Pengalaman Lapangan 2.2 ALKK), terungkap bahwa
pengawasan. protokol badan pengolah air untuk tes, pencatatan, dan
pelaporan kualitas air yang selesai diolah tidak secara konsisten
dipatuhi oleh operator. Kekosongan data sudah biasa terjadi
dan perangkat data yang ada tidak pernah secara sistimatis
Pengalaman Lapangan 7.3 – memilih standar regulasi dikompilasikan dan dipelajaran untuk memastikan kepatuhan
yang tepat kepada standar kualitas air dan menginformasikan putusan-
putusan operasional. Juga, kebanyakan sampel diproses di yang berlaku. Untuk mengatasi masalah ini, badan pengolah air
laboratorium yang jauh dan hasilnya tidak pernah dilaporkan mengembangkan rencana untuk memasukkan laporan bulanan
balik kepada para operator, sehingga tidak memberikan kepada kualitas air (dibuat sebagai bagian daripada rencana
mereka asupan balik yang penting mengenai operasi-operasi di pemantauan kepatuhan seperti yang diuraikan dalam
lapangan. Penyimpangan dari protokol ini terkait dengan Pengalaman Lapangan 7.1 ALKK). Kepada manajemen senior
kurangnya personel untuk melakukan tes dan analisis hasil; di dalam badan pengolahan air dan kepada Kementerian
biaya pengiriman sampel ke laboratorium yang jauh; Kesehatan. Pelaporan internal dan eksternal catatan-catatan
kekurangan reagen tes yang diperlukan; dan kurangnya kualitas air ini diharapkan akan mendorong pemantauan
tanggung jawab (baik internal maupun eksternal). Tim WSP kepatuhan menjadi konsisten dan memfasilitasikan
sepakat bahwa mengatasi hambatan-hambatan ini harus pengawasan regulasi. Untuk dapat memastikan bahwa
mendapat prioritas tertinggi karena pengeahuan tentang prosedur-prosedur lain yang tercantum dalam WSP juga diikuti
kualitas air yang dihasilkan adalah merupakan hal mendasar secara konsisten, pihak badan pengolah air bekerjasama dengan
bagi pengadaan air. Rencana pemantauan kepatuhan dirvisi Kementerian Kesehatan mengembangkan rencana tambahan
untuk mengikutkan panduan rinci dalam pengumpulan data, pengauditan internal dan eksternal WSP yang lebih
pencatatan, kompilasi dan analisis, dan pelaporan umpanbalik komprehensif. Rencana yang lebih komprehensif ini
bagi operator. Rencana pemantauan hasil revisi juga melakukan tinjauan ulang sekitar setahun sekali oleh
menguraikan langkah-langkah internal yang akan diambil jika manajemen senior pihak pengolah air dan tinjauan setahun
hasilnya mengindikasikan adanya ketidakpatuhan terhadap sekali oleh Kementerian Kesehatan. Walaupun keseluruhan
standar kualitas air. WSP bisa di tinjau ulang selama audit-audit ini, area fokus
utama adalah prosedur pengoperasian standar (standar
operating procedures – termasuk pula rencana pemantauan
Pengalaman Lapangan 7.2 – menciptakan sistem untuk operasional dan pemantauan kepatuhan), program-program
audit internal dan eksternal pelatihan operator, dan rencana-rencana tindakan untuk
menghadapi bahaya dengan prioritas tinggi. Juga, untuk
Ketika proses WSP mulai, tidak ada sistem resmi untuk meningkatkan keterikatan dengan rencana-rencana dan
dilakukannya pengauditan internal dan eksternal terhadap prosedur yang sudah berjalan, audit ini diharapkan akan
kualitas air atau operasi-operasi dan praktek manajemen badan memperbaiki konunikasi baik did dalam badan pengolah air
pengolah air. Sebagai hasil adalah kurangnya tanggung jawab maupun antara badan pengolah air dengan badan regulasi.
dalam pengolahan air dan pengabaian rutin terhadap prosedur
Studi kasus 3: Britania Raya (Inggris dan Wales)

Pengalaman Lapangan 7.1 – memverifikasi melalui


kepatuhan dan audit

Pada umumnya, verifikasi keefektifan pendekatan WSP adalah


melalui kepatuhan kepada syarat-syarat regulasi bagi kualitas
air minum, pengolahan dan pemakaian zat kimia dan bahan-
bahan.

Pengatur kualitas air minum adalah pengaudit eksternal WSP.


Dalam keadaan normal, badan ini tidak mengantisipasikan
melakukan audit kepada WSPs kepunyaan perusahaan secara
keseluruhan, tetapi unsure-unsur tertentu WSP akan
mengikukan dalam audit yang lain hal-hal seperti penilaian
kepatuhan, jalur audit sampel, investigasi-investigasi insiden,
inspeksi tempat, keluhan-keluhan konsumen, dan keterwakilan
pemangku kepentingan.
Pendahuluan

Langkah pendokumentasian jelas prosedur-prosedur manajemen yang akan dilakukan ketika sistem beroperasi dengan normal
(prosedur pengoperasian standar; standar operating procedures, SOP) dan ketika sistem beroperasi dalam keadaan ‘insiden’
(tindakan-tindakan korektif) merupakan bagian integral daripada WSP. Prosedur itu harus dituliskan oleh staf berpengalaman dan
harus diperbaharui sesuai dengan keperluan, khususnya menyangkut pengimplementasian daripada rencana perbaikan/peningkatan
dan tinjauan ulang insiden-insiden, kedaruratan, dan keadaan nyaris gagal. Lebih disukai jika dilakukan wawancara kepada staf dan
pastikan bahwa kegiatan-kegiatan mereka direkam dalam pendokumentasian. Ini membantu juga kepemilikan dan akhirnya
implementasi prosedur-prosedur itu.

kemuka bukan menahan informasi karena takut dimarahi.


Siklus peninjauan ulang dan pembaharuan yang efisien juga
Langkah-langkah kunci penting.
Pendomentasian segala aspek WSP adalah penting. Prosedur-
prosedure manajemen merupakan langkah-langkah yang harus
diambil selama kondisi operasional yang normal, dan merinci
langkah-langkah yang diikuti dalam keadaan ínsiden’spesifik
ketika mungkin terjadi lepas kendali pada sistem. Staf
manajemen mengemban tanggung jawab untuk memastikan
prosedur selalu diperbaharui dan tersedia untuk menjaga para
operator dan staf manajemen terhubungi dan turut serta agar
memudahkan orang ‘mengerjakan yang benar’, menyediakan
sumberdaya yang cukup, dan memastikan orang mau maju
Jika pemantauan mendeteksi sebuah proses beroperasi diluar
ketentuan batas kritis atau batas operasional, perlu bertindak
untuk memulihkan operasi dengan memperbaiki pelencengan
itu. Bagian penting daripada WSP adalah pengembangan
langkah-langkah korektif yang mengidentifikasikan tanggapan
operasional khusus yang dipersyaratkan menyusul terjadinya
deviasi dari batas-batas yang ditentukan.

Kejadian/insiden atau deviasi yang tidak diduga dapat timbul


sedangkan langkah-langkah korektif belum ada. Dalam kasus
ini, harus diikuti rencana baku kedaruratan. Keadaan ini
memerlukan protokol untuk penilaian situasi dan identifikasi
dari situasi-situasi yang memerlukan aktivasi rencana tanggap
darurat. Juga penting bahwa keadaan-keadaan nyaris gagal
dinilai karena mungkin merupakan indikator kedarutan yang
akan datang.
sekali, SOPs tambahan dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan ditambahakan ke dalam pendokumentasian.
Setelah terjadi keadaan darurat harus dilakukan investigasi SOP harus dikembangkan dengan cara yang memungkinkan
yang melibatkan seluruh staf untuk mendiskusikan kinerja, revisi bila diperlukan.
penilai juga prosedur-prosedur yang berjalan sudah memadai,
dan sampaikan segala masalah yang perlu diperhatikan.
Pendokumentasian yang tepat dan pelaporan keadaan darurat
juga harus dibuat. Peninjauan penyebab keadaan darurat atau
nyaris gagal dan tanggapannya dapat mengindikasikan bahwa
perubahan terhadap protokol yang ada, penilaian risiko dan
WSP diperlukan (lihat Modul 11).

Tantangan-tantangan khas

- Menjaga prosedur-prosedur selalu diperbaharui;


- Memastikan staf menyadari adanya perubahan-perubahan
- Memperoleh informasi tentang keadaan nyaris gagal

Contoh/alat 8.1 memberikan ringkasan umum yang dapat


dipakai untuk mengawali pengembangan daftar SOPs yang
akan berbentuk khusus untuk operasi badan pengolah air. Tak
mungkin untuk membuat daftar semua SOPs yang diperlukan
oleh sebuah fasilitas karena bervariasinya proses dalam tiap
fasilitas. SOPs dapat diprioritaskan dan didokumentasikan
- Rencana-rencana untuk menyediakan dan
mendistribusikan penyediaan air dalam keadaan
darurat.

Luaran

Prosedur-prosedur manajemen untuk keadaan-keadaan normal


dan insiden/kedaruratan yang melakukan:

- Tindakan-tindakan tanggap;
- Pemantauan operasional;
- Tanggung jawab badan pengolah air dan pemangku
kepentingan lain;
- Protokol-protokol dan strategi komunikasi, berikut
prosedur peringatan dan rincian kontak staf;
- Tanggung jawab untuk cara-cara koordinasi yang
dilakukan dalam keadaan darurat;
- Rencana komunikasi untuk mengingatkan dan
menginformasikan para pemakai pengadaan air dan
pemangku kepentingan lain (mis. Layanan-layanan
kedaruratan);
- Sebuah program untuk meninjau ulang dan merevisi
pendokumentasian sesuai kebutuhan;
Contoh/alat 8.1: Prosedur-prosedur Pengoperasian Standar (SOP) khas untuk badan pengolah air

Kategori Sub-kategori SOP

Pemeriksaan keliling harian

Keamanan tempat

Tugas/informasi umum Penyimpanan catatan

Tinjauan operasi fasilitas Prosedur pelaporan

Pencegahan kontaminasi silang untuk


operator

Pengambilan sampel Prosedur pengambilan sampel

Tanggap darurat Mati listrik

Air baku Operasi katup

Penapisan

Asupan dan pengolahan pendahulu Pengukuran aliran air Kalibrasi meteran

Operasi pompa Penyalahan operasi pompa yang bekerja

Menambah/mengurangi operasi pompa


Prosedur pembubuhan

Prosedur disinfeksi

Dll.

Jika pemantaun menemukan adanya deviasi dari batas kritis atau operasional, perlu dilakukan tindakan-tindakan korektif.

Contoh/alat 8.2: Daftar prosedur manajemen (atau tindakan korektif) untuk menangani insiden

 Rincian tanggung jawab dan kontak untuk personel penting dan pemangku kepentingan lain;
 Deskripsi jelas tindakan-tindakan yang diperlukan ketika terjadi deviasi;
 Lokasi dan identitas SOPs dan perlengkapan yang diperlukan;
 Lokasi perlengkapan cadangan;
 Informasi relevan logistic dan teknik.

Prosedur pengawasan kualitas aspek WSP harus juga dicatat sebanyak mungkin. Semua pengukuran terhadap cara-cara pengendalian,
misalnya, harus bisa dikenai prosedur pengendalian kualitas, seperti pengendalian analitis internal dan eksternal di dalam
laboratorium. (Perhatikan bahwa ini mungkin juga diperlakukan sebagai ‘program pendukung’.)
Contoh/alat 8.3: Daftar karakteristik dan sistem yang terkait dengan manajemen orang yang akan memfasilitasikan
keberhasil WSP yang sedang berlangsung

 Memilih parameter yang mempunyai arti untuk dilaporkan;


 Memiliki sistem pelaporan kegagalan yang jelas dan efisien;
 Melibatkan managemen tingkat yang lebih tinggi dalam pelaporan sehingga mereka turut serta dalam kejadian-kejadian:
 Merancang audit ‘terhormat’ pembidik daerah-daerah yang berpuas diri dan menjurus kepada konsekuensi buruk;
 Mengobservasikan model ‘tidak disalahkan’ dimana kegagalan dibagi diantara peserta sistem;
 Memiliki mekanisme luas yang terjangkau untuk menyajikan kesempatan perbaikan, analisis risko, dan iterpretasi dan
menantang praktek-praktek yang ada;
 Menjamin bahwa semua procedure ditandatangani pada tingkat senior. Hal ini merupakan bagia penting dari mekanisme
perbaikan berkelanjutan.

Contoh/alat 8.4: Prosedur manajemen kedaruratan

Selama dalam kedaruratan mungkin perlu untuk memodifikasikan pengolahan sumber air yang ada atau untuk sementara memakai
sumber air alternatif. Mungkin perlu untuk meningkatkan disinfeksi pada sember air atau memberikan tambahan disinteksi (misalnya
khlorinasi ulang) selama dilakukan distribusi. Prosedur-prosedur dalam keadaan darurat ini harus didokumentasikan.

Contoh/alat 8.5: Daftar area penting untuk ditangani dalam prosedur manajemen kedaruratan

 Tindakan-tindakan tanggap, termasuk pula peningkatan pemantauan;


 Tanggung jawab dan otoritas internal dan eksternal kepada organisasi;
 Rencana-rencan untuk pengadaan air dalam keadaan darurat;
 Protokol dan strategi komunikasi, termasuk juga prosedur peringatan (internal, badan regulasi, media dan publik);
 Mekanisme penambahan surveilens kesehatan masyarakat;
 Prosedur kedaruratan harus dipraktekkan dengan teratur.
Studi kasus 1: Australia mengembangkan prosedur rinci yang dipakai untuk mengukur
dan menilai kegiatan kontraktor.

Pengalaman Lapangan 8.1 – mengembangkan prosedur


standar operasi (SOPs) Studi kasus 2: Amerika Latin dan Kepulauan Karibia
(ALKK)
Pada umumnya, industri pengadaan air Australia agak informal
dengan pendokumentasian dan prosedur resmi yang terbatas. Pengalaman Lapangan 8.1 – mengembangkan prosedur
Oleh karenanya, kebanyakan WSPs mengikutkan beberapa standar operasi (SOPs)
pendokumentasian tambahan terkait. Kurangnya formalitas ini
sebagian mencerminkan lamanya karir dan pengalaman yang Tim WSP sepakat bahwa SOPs menjadi area fokus kritis
luas hampir semua operator pengadaan air; jadi membuat selama waktu pengembangan WSP. Operator-operator tempat
prosedur tertulis dianggap kurang penting dibandingkan pengolahan air dan personel pemelihara sistem distribusi tidak
dengan gudang pengalaman dan keterlatihan dilapangan. memiliki dokumen acuan untuk menginformasikan dan
Secara umum, prosedur yang telah dikembangkan untuk WSPs memandu pengoperasian dari hari ke hari. Petunjuk operasional
Australia adalah pernyataan-pernyataan singkat mengenai apa mengambilk bentuk instruksi verbal dari penyelia (supervisor)
yang harus dicapai bukan prosedur rinci cara mencapai dan seringkali tidak lengkap dan salah diartikan. Kurangnya
objektif. Pada umumnya, ada ketergantungan kepada pelatihan prosedur pengoperasian yang jelas dan sistematik diketahui
dan pengalaman operator serta kehati-hatian dibandingkan menjadi hambatan utama dalam pengadaan air aman dan juga
dengan mengikuti prosedur terdokumentasi. Namun, jika dipercaya berdampak buruk kepada semangat dan keterikatan
sebagian besar pengoperasian pengelolaan sumber air para personel pengelola sumber air. Karenanya banyak waktu
diserahkan kepada kontraktor, kebanyakan otoritas sudah dan tenaga dikerahkan dalam pengembangan SOPs. SOPs
spesifik sistem bagi pengelelola diciptakan dengan
mengadaptasikan SOPs sistem lain di wilayah untuk dipakai kekecualian, sistem air efektif selalu berada dalam keadaan
pada infrastruktur, kerangka kerja, prioritas, dan kendala- darurat. Konsumen terus menerus dianjurkan memasak air dan
kendala institusional. SOPs berisikan informasi mengenai diadakan suatu sistem untuk memaksakan anjuran itu dengan
kontaminan fisik, kimia, dan mikroba yang dipermasalahkan tambahan pengumuman Kementerian Kesehatan setiap kali
berikut peran setiap proses pengolahan dalam membersihkan pengambilan sampel menunjukkan kualitas buruk air.
atau menginaktifasikan kontaminan. SOPs juga berisi penuntun Sekalipun tim WSP mendapatkan kesempatan untuk
untuk mengoptimalkan pengoperasian tempat pengolahan, mendorong rencana dasar respon, mereka yakin bahwa sitem
semeprti menentukan pH paling efektif dan dosis aluminium air akan terbaik dilanyani melalui fokus kepada sumber daya
sulfat untuk koagulasi; menetapkan indikator-indikator yang terbatas untuk memperbaiki kualitas air. Sementara
pengurasan balik saringan dan penggantian media; serta perbaikan kualitas air terjadi melalui intervensi-intervensi WSP
menjamin kecukupan dosis khlor dan lama wakttu kontak dan pengalaman selanjutnya, pihak pengelola hendak
memusnahkan kuman. Rencana pemantauan cara pengendalian menangani kesenjangan-kesenjangan dalam rencana tanggapan
dan rencana pemantauan kepatuhan (lihat Pengalaman selama revisi-revisi berikutnya oleh WSP (lihat Pengalaman
Lapangan ALKK 6.1 dan 7.1) juga merupakan komponen- Lapangan ALKK 10.1).
komponen penting dalam SOPs.

Studi kasus 3: Britania Raya (Inggris dan Wales)


Pengalaman Lapangan 8.2 – penundaan rencana tanggap
darurat karena kendala sumber daya

Tim WSP memutuskan untuk tidak mengembangkan rencana Pengalaman Lapangan 8.1 – Merevisi prosedur
formal tanggap darurat/insiden selama pelaksanaan pertama memanfaatkan luaran hasil WSP
pengembangan agar dapat memusatkan kepada upaya-upaya di Perusahan-perusahan air sudah mempunyai manajemen dan
tempat lain. Anggota tim hanya sekedar tidak mempunyai SOPs yang baik. Tantangannya adalah bagaimana
waktu cukup dalam jadwal mereka untuk mengelola tiap tugas memodifikasikan semua ini sejalan dengan luaran-luaran hasil
yang diusulkan dalam Manual secara benar; jadi memilih WSP dan mengatur prosedur-prosedur itu sebagai bagian dari
prioritas perlu dilakukan. Karena operasi pengelolaan begitu WSP.
rupa sehingga ketidakpatuhan terhadap kebanyakan standar
kualitas air hanya merupakan peraturan bukan suatu
Pendahuluan

Program-program penunjang merupakan kegiatan yang menunjang pengembangan keterampilan dan pengetahuan penduduk,
bertanggung jawab kepada pendekatan WSP, dan menunjang kapasitas pengelolaan sistem dalam menghasilkan air yang aman.
Seringkali program berhubungan dengan pelatihan, rise, dan pengembangan. Program-program penunjang dapat pula memerlukan
kegiatan-kegiatan yang tidak langsung mendukung keamanan air, misalnya yang menuju kepada optimalisasi proses seperti
meningkatkan pengawasan kualitas di dalam laboratorium. Program mungkin sudah ada, tetapi sering dilupakan atau diabaikan
sebagai unsur yang penting dari WSP. Contoh-contoh kegiatan lain termasuk kursus pendidikan lanjut, kalibrasi perlengkapan,
pemeliharaan pencegahan, higiene dan sanitasi, demikian pula aspek-aspek legal seperti program untuk memahami keharusan
organisasi untuk patuh kepada regulasi. Adalah penting bahwa organisasi mengerti tanggung jawabnya dan memiliki program yang
siap untuk menghadapi masalah-masalah ini.

Tantangan khas

Kegiatan-kegiatan kunci - Sumber daya manusia;


- Perlengkapan;
- Identifikasikan program-program penunjang yang - Sumber financial;
dibutuhkan untuk implementasi pendekatan WSP; - Dukungan manajemen;
- Tinjau ulang, dan bilamana perlu, merevisi program- - Tidak mengidentifikasikan prosedur dan proses sebagai
program penunjang yang sudah ada; bagian WSP.
- Kembangkan program-program penunjang tambahan bagi
kesenjangan-kesenjangan pengetahuan atau keterampilan
staf yang dapat menghambat pelaksanaan tepat waktu
WSP.
Luaran

Program-program dan kegiatan yang menjamin pendekatan


WSP diserapkan kedalam operasi-operasi pengelolaan air
Program-program penunjang meliputi pelatihan staf yang tepat dalam segala aspek persiapan dan pelaksanaan WSP, prosedur-
prosedur kendali kualitas seperti kendali kualitas analitik internal dan eksternal dalam laboratorium-laboratorium dan riset dan
pengembangan program untuk mendukung solusi-solusi jangka panjang.

Contoh/alat 9.1: Tinjau ulang program-program yang ada

Dalam mengembangkan program penunjang, tidak selalu perlu mengembangkan program-program baru. Organisasi-organisasi harus
menilai program-program yang sudah ada untuk menemukan kesenjangan-kesenjangan yang perlu diatasi termasuk pembaharuan
program-program yang sudah ada.

Semua prosedur harus didokumentasikan dan ditentukan tanggalnya untuk menjamin agar staf mengikuti versi terbaru.

Contoh/alat 9.2: jenis-jenis program penunjang yang dapat diikutkan dalam WSP

program Maksud Contoh

Pelatihan dan kesadaran Menjamin personel organisasi (dan kontraktor) Pelatihan WSP
mengerti keamanan air dan pengaruh kegiatan-
kegiatan mereka Persyaratan-persyaratan kompetensi

Pelatihan awal

Prosedur-prosedur higiene

Riset dan pengembangan Mendukung putusan-putusan yang dibuat untuk Mengerti bahaya-bahaya potensial
memperbaiki atau menjaga kualitas air
Riset tentang indikator kontaminasi yang lebih baik

Kalibrasi Menjamin pemantauan batas kritis dapat dipercaya Jadwal kalibrasi


dan dalam keakuratan yang dapat diterima
Alat kalibrasi otomatis

Protokol keluhan Menjamin consumer menanggapi jika muncul Pusat informasi melalui telepon
konsumen beberapa keraguan mengenai kualitas air
Pelatihan keluhan-keluhan

Dll.

Studi kasus 1: Australia


Pengalaman Lapangan 9.1 – program pelatihan operator Studi kasus 2: Amerika Latin dan Kepulauan Karibia
(ALKK)
Dahulu kesempatan dan persyaratan pelatihan resmi untuk
operator-operator dan para manager tentang sistem pengadaan
air terbatas. Pada waktu pelatihan kebanyakan diberikan
selama bekerja. Akan tetapi, sekarang para regulator Pengalaman Lapangan 8.1 – mengembangkan program
mendorong lebih banyak pelatihan resmi, penilaian-penilaian pelatihan operator
dan kualifikasi kompetensi dan sedang melakukan pelatihan Pengelola air tidak mempunyai program resmi pelatihan
pengembangan dn paket-paket penilaian untuk industri air di operator dan operator-operator yang terlatih buruk dinilai
Australia. Dengan sendirinya WSPs menduduki peringkat merupakan prioritas tertinggi menjadi ancaman terhadap
tinggi dalam pelatihan dan pengalaman sebagai program kualitas air. Pelatihan tidak pernah diberikan selama bertahun-
penunjang, namun sekarang, hal ini khas dalam bentuk relatif tahun dan sudah banyak terjadi penggantian operator selama
tidak formal. itu. Selain itu, sesi-sesi pelatihan yang lampau dilaksanakan
oleh ahli-ahli eksternal dan kapasitas dalam institusi tidak
pernah dikembangkan untuk mengatasi kebutuhan akan
Pengalaman Lapangan 9.2 – kalibrasi dan pemeliharaan pelatihan dimasa mendatang. Oleh karenanya, tim WSP
mengembangkan program pelatihan operator dengan fokus
Program manajemen aset sudah tersedia di pihak pengelola air keberlanjutan. Seorang manajer senior pengelola sudah ditunju
perkotaan di Australia. Pada umumnya, aset utama swasta sebagai pimpinan pelatihan dan bebera orang personel
dinilai dan dipelihara dengan baik. Sebuah area yang sudah pengelola sudah dipilih sebagai pelatih. Pimpinan pelatihan
diperbaiki dengan lahirnya WSP adalah pemeliharaan aset merancang dan melaksanakan kursus ‘pelatihan bagi pelatih’
proses pengolahan air dan kalibrasi peralatan pemantauan. dan banyak mengambil materi yang ada di dalam SOPs (lihat
WSPs sudah mendorong tinjauan ulang yang lebih rini dan
seringkali menghasilkan peningkatan cara pemeliharaan aset Pengalaman Lapangan 8.1 ALKK). Seorang konsultan
proses dan cara perlengkapan pemantauan dikalibrasikan dan berkontribusi dalam keterampilan tambahan untuk
di pelihara. mengoptimalkan pengoperasian sistem dan teknik efektif
memecahkan masalah dengan cepat (troubleshooting).
Pengalaman yang disampaikan oleh konsultasi itu dan
pengelola selanjutnya diharapkan membangun kapasitas yang
cukup di dalam pengelolaan untuk menghindarkan
diperlukannya dukungan eksternal dimasa mendatang. Setelah pengelola dan petugas surveilens. Untuk menangani masalah
selesai kursus ‘pelatihan bagi pelatih’ para pelatih dan ini, rencana pemantauan surveilens ditingkatkan dengan
pimpinan pelatihan merancang kursus pelatihan operator. menyertakan sistem komunikasi hasil yang tepat waktu dengan
Kursus seluruhnya pelatihan operator akan diadakan setiap tiga pengelola dan pelatihan petugas surveilens mengenai teknik
tahun dan tiap kali akan ada penggantian operator. Sebuah pengambilan sampel, lokasi tepat pengambilan sampel dan
kursis penyegar yang sederhana diadakan setiap tahun. parameter-parameter kunci yang penting. Pejabat-pejabat
senior dari Kementerian Kesehatan diikutkan dalam proses
perbaikan rencana surveilens untuk menjamin keikutsertaan
Pengalaman Lapangan 9.2 – perbaikan pemantauan dan tanggung jawabnya.
surveilens Pengalaman Lapangan 9.3 – meningkatkan pengembalian
Tim WSP menentukan bahwa pemantauan surveilens biaya (cost recovery)
merupakan faktor penting dalam pengadaan air yang aman Pengembalian biaya diidentifikasikan sebagai area fokus kritis
karena memberikan jaminan dan menunjukkan kehati-hatian. WSP asalkan operasi yang efektif oleh pengelola bergantung
Sebuah tinjauan ulang catatan pemantauan surveilen beberapa pada aliran pendapatan yang cukup. Pendapatan yang ada lebih
tahun (dilaksanakan sebagai bagian penilaian keadaan sekarang kecil dari pengembalian biaya penuh; walaupun didukung oleh
seperti yang diuraikan dalam Pengalaman Lapangan 2.2 subsidi pemerintah, pengelola tidak mempunyai dana yang
ALKK) mengungkapkan bahwa Kementerian Kesehatan tidak cukup untuk menutupi keperluan-keperluan dasar operasional
secara konsisten melalukan pengambilan sampel bulanan seperti mempekerjakan staf, membeli bahan kimia untuk
kualitas air pada sistem distribusi seperti yang disyaratkan di pengolahan air dan reagen tes, menggantikan media filter, dan
dalam protokol. Sekali sekali, temuan-temuan tidak perlengkapan pemeliharaan. Pengelola juga tidak sanggup
diinformasikan kepada pengelola. Sebaliknya personel menjalankan pemompaan dengan biaya mahal 24 jam sehari –
pengelola mengetahui hasil surveilens yang buruk bersama sebuah halangan berimplikasi besar terhadap kualitas iar dan
para konsumen berdasarkan pengumuman-pengumuman kesehatan konsumen. Penghentian harian layanan aliran air
pelayanan public. Tim WSP juga tahu bahwa petugas-petugas delapan jam atau lebih menjadikan pengadaan air rawan
surveilens tidak pernah secara resmi dilatih dalam teknik yang terhadap kontaminasi ulang sebagai akibat terjadinya secara
tepat pengambilan mikroba, sehingga membuat pengelola rutin tekanan air yang rendah di dalam sistem distribusi dan
secara rutin meragukan kebenaran hasil surveilens dan memberikan konsumen tanpa pilihan lain yang memaksa
selanjutnya menimbulkan hubungan yang buruk antara mereka menyimpan air di rumah. Pengembalian biaya yang
buruk sebagian terkait dengan sistem penentuan dan penagihan
biaya yang tidak efektif. Lebih-lebih, kualitas air yang buruk
dan pelayanan yang terputus-putus mempengaruhi kesediaan
konsumen membayar air (seperti yang dibuktikan dalam
Pengalaman Lapangan 2.3 ALKK). Tim WSP mengembangan
sebuah rencana untuk melancarkan upaya-upaya yang sedang
dilakukan pengelola dalam mengubah sistem penagihan dan
menciptakan strategi hubungan masyarakat dalam
memperbaiki hubungan antara konsumen-pengelola dan
meningkatkan kesediaan untuk membayar.

Studi kasus 3: Britania Raya (Inggris dan Wales)

Pengalaman Lapangan 8.1 – Merevisi program penunjang


untuk memasukkan luaran WSP

Area ini bukan merupakan tantangan yang signifikan untuk


perusahaan-perusahaan karena mereka sudah memiliki
program-program penunjang yang baik seperti program
pelatihan, prosedur higiene, sistem kualitas ISO, laboratorium
terakreditasi dengan program pengendalian mutu internal dan
eksternal dan riset serta pengembangan perusahaan maupun
industri kolaboratif. Tantangannya adalah memperlakukan dan
memasukkan program penunjang itu sebagai bagian daripada
WSP.
Pendahuluan

Tim WSP harus secara periodik mengadakan pertemuan dan meninjau ulang serta belajar dari pengalaman-pengalaman dan prosedur-
prosedur yang baru (disamping meninjau ulang secara reguler WSP melalui analisis data yang dikumpulkan sebagai bagian proses
pemantauan). Proses peninjauan ulang adalah kritis bagi keseluruhan implementasi WSP dan memberikan landasan bagi penilaian
dimasa mendatang. Setelah terjadi kedaruratan, insiden, atau nyaris gagal, risiko harus dikaji ulang dan mungkin perlu disisipkan
kedalam rencana perbaikan/peningkatan.

- Program perubahan dan perbaikan tempat pengambilan air


baku, pengolahan, dan distribusi dapat berdampak pada
Langkah-langkah kunci diagram proses dan penilaian risiko;
- Prosedur-prosedur hasil revisi;
- Penggantian staf;
- Perubahan kontak dengan pihak pengampu kepentingan.
Jaga agar WSP terus menerus diperbaharui

Dengan meninjau ulang dan merevisi secara regular, WSP Adakan pertemuan-pertemuan reguler revisi WSP
menjamin bahwa risiko-risiko baru yang mengancam produksi
dan distribusi air yang aman secara teratur dikaji dan ditangani. Tim WSP harus sepakat mengadakan pertemuan secara reguler
WSP yang relevan dan selalu diperbaharui akan menjaga rasa untuk meninjau ulang segala aspek WSP agar tetap akurat.
percaya diri dan dukungan dari staf dan pihak pengampu Asupan dari operator lokal atau hasil kunjungan ke lapangan
kepentingan yang ada didalam pendekatan WSP. dapat pula dijadikan bagian daripada peninjauan ulang. Hasil-
hasil pemantauan operasional dan kecenderungan
perkembangan harus dikaji. Disamping peninjauan ulang
WSP dapat cepat menjadi ‘ketinggalan zaman’ karena: reguler terencana, WSP harus juga ditinjau ulang jika, misalnya
sumber air yang baru sedang dikembangkan, direncanakan
perbaikan besar-besaran pengolahan air dan akan
dimanfaatkan, atau setelah terjadi insiden besar kualitas air Luaran
(lihat juga Modul 11). Selama pertemuan reguler peninjauan WSP yang selalu diperbaharui dan terus menerus cocok untuk
ulang, tanggal untuk meninjau ulang berikutnya harus kebutuhan pengelola air dan para pengampu kepentingan.
ditentukan.

Tantangan-tantangan khas

- Pengumpulan kembali tim WSP;


- Menjadi dukungan berlanjut bagi proses WSP;
- Menjamin bahwa jika staf sebelumnya meninggalkan
tempat pengolahan, kewajibannya diteruskan oleh yang
lain;
- Menyimpan catatan-catatan perubahan;
- Menjaga kontak dengan para pengampu kepentingan.
Contoh/alat 10.1: Kapan harus meninjau ulang WSP

WSP harus langsung ditinjau kembali segera setelah timbul perubahan kondisi atau masalah yang signifikan dalam rangkaian kegiatan
penyediaan air. WSP juga harus ditinjau ulang dari waktu ke waktu, khususnya yang terkait dengan hasil yang diperoleh setelah
melakukan WSP. Semua perubahan WSP hasil peninjauan ulang itu harus didokumentasikan.

Contoh/alat 10.2: Contoh daftar untuk meninjau ulang WSP

 Catatan-catatan pertemuan tinjau ulang yang terakhir;


 Catatan-catatan setiap tinjau ulang interim/sementara;
 Perubahan keanggotaan tim WSP;
 Perubahan tempat pengambilan air, pengolahan, distribusi;
 Tinja ulang kecenderungan data operasional;
 Validasi pengendalian-pengendalian baru;
 Tinjau ulang terhadap verifikasi;
 Pelaporan audit internal dan eksternal;
 Komunikasi para pemangku kepentingan;
 Tanggal pertemuan tinjau ulang yang akan datang.

Contoh/alat 10.3: Perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi WSP


Pengembangan perumahan akan meningkatkan kebutuhan akan air di dalam lingkungan Sistem Pengadaan Air Hawthorne. Hal ini
berujung pada usulan tentang air dari lingkungan Sistem Pengadaan Air Dahlia harus disalurkan ke wilayah itu. Akan tetapi, material
yang dipakai dalam perpipaan sistem distribusi Sistem Hawthorne tidak cocok dengan sifat kimia yang agresif dari Penyediaan Dahlia
yang akan meyebabkan korosi dan kebocoran bahan logam perpipaan. Situasi ini seharusnya tidak terjadi jika tim WSP sudah
mengkaji risiko itu sebelum adanya perubahan itu. Seharusnya, tim yang dulu, menjamin bahwa diagram proses ‘penggabungan’
sistem penyediaan air sudah diperbaharui, dan yakin apakah pengkajian risiko terhadap pemasok air yang lain sudah layak, termasuk
data hasil pemantauan operasional, dan keluhan-keluhan konsumen.

bentuk yang membantu para eksekutif membuat putusan-


putusan strategis mengenai manajemen kualitas air.
Studi Kasus 1: Australia

Pengalaman Lapangan 10.2 – Revisi WSP


Pengalaman Lapangan 10.1 – tinjauan eksekutif WSP
Badan pelayanan Australia memperlakukan WSP sebagai
Kebanyakan badan pelayanan air didaerah urban Australia ‘dokumen hidup’ yang dapat diubah sejalan dengan perbaikan-
minimal mempunyai seorang penjaga setingkat eksekutif yang perbaikan. Kebanyakan WSP merupakan versi terkendali
memberikan laporan tentang pelaksanaan WSP serta luarannya dalam bentuk versi elektronik berbasis jaringan intranet bukan
pada tingkat eksekutif. Audit terhadap WSP khas dilaporkan dalam bentuk kertas dokumen (hard copy). WSP khususnya
kepada eksekutif bidang pemakaian. WSP memberikan direvisi besar-besaran setiap beberapa tahun disertai revisi-
kerangka-kerja yang berguna untuk pengorganisasian dan revisi ad hoc yang biasanya dijadwalkan selaras dengan audit
pelaksanaan tindakan-tindakan manajemen kualitas air dalam
atau perlakuan lain atau bila ada perubahan-perubahan besar
aset.
Pengalaman Lapangan 10.2 – Revisi WSP setelah terjadi
perbaikan modal

Studi Kasus 2: Amerika Latin dan Kepulauan Karibia Beberapa perbaikan modal diusulkan sebagai hasil pemakaian
(ALKK) WSP. Perubahan-perubahan struktural atau operasional pada
sistem dapat menimbulkan risiko-risiko tambahan, seperti
kurangnya pengetahuan tentang pengoperasian alat baru atau
Pengalaman Lapangan 10.1 – Pembentukan komite perubahan-perubahan kadar desinfektan untuk sistem yang
peninjauan ulang WSP sudah dimodifikasikan. Komite Peninjauan-ulang akan
memeriksa kembali WSP sebagai lanjutan adanya perbaikan
Tim WSP merasa perlu untuk membentuk proses formal struktural untuk menilai dan mengungkapkan adanya bahaya
peninjauan ulang WSP beserta revisi yang diperlukan untuk yang tidak diduga sebelumnya sambil memperbaharui WSP
menjamin agar WSP selalu diperbaharui dan efektif. Oleh setiap kali diadakan perubahan-perubahan. Demikian pula,
karena kesibukan para anggota Komite Pengendali (steering setelah kapasitas kualitas air yang lebih baik sudah
committee) dan Gugus Tugas (task force), pemeliharaan WSP terealisasikan melalui perbaikan-perbaikan modal dan
dalam jangka waktu yang lama dinilai tidak realistik jika tidak operasional, standar akan dikaji lagi dan mungkin perlu
disertai rencana jelas mengenai garis besar kegiatan-kegiatan dimodifikasikan, misalnya dengan cara perubahan standard
peninjauan ulang yang besar serta mengenali badan-badan bertahap yang dibuat untuk standar kekeruhan seperti yang
yang bertanggung-jawab. Komite Peninjauan-ulang dibentuk dibahas dalam Pengalaman Lapangan ALKK 7.3.
dan setuju akan mengadakan pertemuan dua tahun sekali
setelah pembentukan WSP. Pertemuan ini dimaksudkan untuk
merevisi WSP yang mencerminkan kemajuan dalam kegiatan
korektif dan menyampaikan segala kekurangan yang
ditemukan. Disamping peninjauan-ulang tiap dua tahun yang Studi kasus 3: Britania Raya (Inggris dan Wales)
ditentukan, Komite Peninjauan-ulang setuju untuk mengadakan
pertemuan tiap kali terjadi insiden yang berhubungan dengan
air minum untuk dapat merevisi WSP seperlunya agar Pengalaman Lapangan10.1 – Tetap mempertahankan
mencegah terjadinya insiden yang sama. pendekatan WSP
Perusahaan-perusahaan yang memiliki WSP dalam bentuk
kertas ditantang oleh tuntutan beban kerja untuk menjaga
berkas itu selalu diperbaharui terutama bila didapatkan dan
dilaksanakan banyak perbaikan-perbaikan. Menjega inisiatif
WSP agar tetap tercakup didalam pengoperasian perusahaan
besar kemungkinan akan menjadi tantangan sebelum
pengkajian risiko dan manajemen risiko pendekatan WSP
dijadikan persyaratan regulasi.
Pendahuluan

Seperti telah diuraikan sebelumnya, untuk menjamin agar mencakup bahaya dan masalah yang timbul, WSP harus ditinjau ulang
secara periodik oleh tim WSP. Kepentingan khusus daripada pelaksanaan kerangka kerja WSP adalah kemungkin adanya reduksi
jumlah dan besarnya insiden, kedaruratan, atau nyaris gagal yang akan mempengaruhi atau berpotensi mempengaruhi kualitas air
minum. Akan tetapi, kejadian-kejadian itu masih saja dapat muncul. Disamping peninjauan ulang yang periodik, penting bahwa WSP
ditinjau ulang setelah setiap kali terjadi kedaruratan, insiden atau kejadian yang tidak diduga terlepas apakan bahaya yang baru sudah
teridentifikasi untuk menjamin, jika mungkin, keadaan itu tidak berulang dan memastikan apakah tanggapan sudah memadai atau
masih bisa dilakukan lebih baik. Tinjauan ulang setelah terjadi insiden hamper sellu dapat mengidentifikasikan area untuk perbaikan
baik untuk bahaya yang baru atau risiko yang sudah direvisi pada penilaian risiko, revisi prosedur pelaksanaan operasi, masalah
pelatihan atau masalah komunikasi, dan WSP harus direvisikan agar mencerminkan perubahan-perubahan itu. Dalam berbagai kasus,
perlu kiranya untuk mengikutsertakan pengampu kepentingan yang lain dalam melakukan tinjauan ulang. Penting pula bahwa para
pengada air, di dalam WSP mereka, memiliki prosedur yang siap untuk memastikan bahwa tim WSP sudah dibuat waspada mengenai
keadaan-keadaan dan rincian semua insiden, kedaruratan, dan nyaris gagal.

Langkah-langkah kunci Tantangan-tantangan khas

- Tinjau ulang WSP setelah terjadi insiden, kedaruratan, atau - Penilaian terbuka dan jujur daripada penyebab, rangkaian
nyaris gagal; kejadian, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
- Tentukan penyebab terjadinya insiden, kedaruratan, atau kedaruratan, insiden, atau keadaan nyaris gagal;
keadaan nyaris gagal serta cukup tidaknya respon yang - Fokus dan bertindak dalam lingkup hasil pembelajaran dari
diberikan; pengalaman bukan mencari-cari kesalahan.
- Revisi WSP dimana perlu, termasuk pula menyisipkannya
kedalam program penunjang
 

Luaran

1. Tinjauan ulang yang komprehensif dan transparan mengapa


insiden terjadi dan kesungguhan tanggapan pengelola air.
2. Masuknya hasil pembelajaran pengalaman ke dalam
pendokumentasian dan prosedur-prosedur WSP.
 

Contoh/alat 11.1: Daftar pertanyaan setelah terjadi kedaruratan, insiden, atau keadaan nyaris gagal

 Apa penyebab masalah?


 Apakah penyebab merupakan bahaya yang sudah diidentifikasikan dalam penilaian risiko WSP?
 Bagaimana pertama kali masalah diidentifikasikan atau diketahui?
 Langkah-langkah paling penting mana yang diperlukan dan apakah dikerjakan?
 Jika relevan, apakah tindakan yang dilakukan tepat dan pada waktunya untuk mengingatkan konsumern dan melindungi kesehatan
mereka?
 Masalah komunikasi apa yang timbul dan bagaimana cara menghadapinya?
 Apa konsekuensi-konsekuensi langsung dan jangka panjang dari kedaruratan itu?
 Bagaimana cara memperbaiki penilaian risiko/prosedur/pelatihan/komunikasi?
 Sampai berapa jauh rencana tanggap darurat berfungsi?

Contoh/alat 11.2: setelah terjadi insiden, kedaruratan, atau keadaan nyaris gagal dafar berikut mungkin berguna untuk
merevisi WSP

 Rincian tanggung jawab dan cara menghubungi personel kunci, biasanya meliputi pengampu kepentingan dan individu-individu
lain dinyatakan dengan jelas;
 Definisi jelas tingkat pemicu terjadinya insiden termasuk skala tingkat kewaspadaan (misalnya, kapan suatu insiden ditingkatkan
menjadi kewaspadaan untuk memasak air);
 Meninjau ulang apakah prosedur-prosedur manajemen cocok untuk insiden yang terjadi, bila tidak lakukan revisi;
 Prosedur standar pengoperasian (SOP) dan perlengkapan yang diperlukan termasuk perlengkapan cadangan, sudah tersedia dan
relevan;
 Informasi teknik dan logistic yang relevan sudah siap dan selalu diperbaharui;
 Daftar dan petunjuk acuan cepat sudah disiapkan dan selalu diperbaharui;
 Apakah penilaian risiko perlu direvisi?
 Apakah prosedur/pelatihan/komunikasi perlu diperbaiki?
 Apakah insiden yang terjadi menimbulkan perlunya program perbaikan?

meminimalkan bahaya yang ditimbulkan selama kejadian dan


memulihkan keadaan kepada operasi-operasi normal secepat
Studi kasus 1: Australia mungkin. Kebanyakan insiden-insiden kualitas air mencakup
tanggapan secepatnya kepada peringatan dini dan
memobilisasikan sumber daya secukupnya agar konsumen
Pengalaman lapangan 11.1 – mendefinisikan ‘insiden’ serta tidak terkena dampak insiden. Insiden-insiden seperti itu
merencanakan tinjauan ulang dan revisi biasanya ditangani secara internal oleh pengelola. Dalam
beberapa kasus, air terkontaminasi atau tidak cukup terolah
Sebelum mengembangkan WSPs sekalipun, pengelola air
dapat juga sampai kepada konsumen. Jika air terkontaminasi
Australia sudah terbiasa memiliki rencana-rencana respon
atau tidak cukup terolah namun sampai juga kepada konsumen,
terhadap insiden dan kedaruratan. Masalah-masalah kualitas air
biasanya insiden itu akan melibatkan departemen kesehatan,
yang besar atau ancaman-ancaman pada kualitas air biasanya
sedangkan konsumen pun dinasihati agar tidak meminum air
dinyatakan sebagai ‘insiden’ yaitu terminologi yang dipakai
itu atau menggodok air sebelum mengkonsumsi. Walaupun ada
untuk menyatakan kejadian khusus. Kriteria hasil kesepakatan,
kontaminasi, biasanya pengadaan air tidak ditutup. Secara
dipakai untuk menyatakan awal mula terjadinya insiden, yaitu
keseluruhan air dipakai juga untuk keperluan-keperluan
pada waktu yang sama ketika tim manajemen insiden dibentuk.
sanitasi dan higiene dan kebanyakan kontaminasi tidak terlalu
Kemudian tim manajemen insiden mengelola insiden itu untuk
berat sehingga penyaluran air tidak perlu dihentikan.
Penyaluran tetap berlangsung sambil masyarakat dihimbau sudah diolah juga dilengkapi dengan alat-alat; dalam beberapa
agar menghindari air tercemar itu atau memasaknya sebelum kasus dilengkapi dengan peralatan yang memungkinkan sistem
dipakai sebagai usaha berjaga-jaga. Selanjutnya, setelah terjadi berhenti dan memberikan waktu jeda sehari atau lebih agar
insiden maka diadakan proses ‘pemulihan’ dimana akar dapat mereparasi sistem tampa mempengaruhi konsumen.
penyebab masalah dicari dan WSP diubah, jika mungkin untuk Pihak pengelola yang mengalami insiden berkali-kali pada
mencegah berulangnya masalah itu. tahun-tahun pertama pengimplementasian WSP secara
bertahap menjadi pengelola yang mengalami insiden kurang
dari sekali dalam setahun melalui proses perbaikan ini.
Pengalaman lapangan 11.2 – penilaian pasca-insiden

Sebagai contoh, banyak WSPs memicu terjadinya insiden


Studi Kasus 2: Amerika Latin dan Kepulauan Karibia
akibat kegagalan sistem disinfeksi pada tahap-tahap awalnya. (ALKK)
Sebelum WSP dilaksanakan, tidak selamanya ada nilai kritis
yang dipakai yang menunjukkan bahwa disinfeksi menjadi  
masalah atau tidak. Dengan Dimulainya WSPs, batas kritis
Pengalaman lapangan 11.1 – mendefinisikan ‘insiden’ serta
disinfeksi ditetapkan dan seringkali dilanggar. Akibat
merencanakan tinjauan ulang dan revisi
penganalisisan akar penyebab masalah setelah terjadi insiden,
banyak pengelola air mengubah cara-cara disinfeksi mereka. Tim WSP mendefinisikan ‘insiden’ sebagai pelanggaran
Para pengelola menerapkan tugas penuh atau paruh waktu kualitas air yang berimbas kepada ancaman langsung atau akut
(dengan fokus pad komponen-komponen yang rawan) dan kepada kesehatan masyarakat. Ketika WSP dikembangkan,
sistem siaga untuk memungkinkan dilakukannya perubahan masalah-masalah yang berpotensi membenarkan definisi ini,
pada sistem siaga pada saat terjadi kegagalan pada sistem misalnya kontaminasi mikroba pada sistem distribusi menjadi
tugas. Pada beberapa pengelola air yang menghendaki hal yang umum dan biasanya menjadi faktor motivasi untuk
kehandalan tinggi, dibuat dua sistem siaga terpisah untuk mengawali pelaksanaan WSP. Ancaman-bahaya seperti itu
memberikan cadangan lebih lanjut dimana salah satu system diidentifikasikan sebagai bagian daripada Modul 3 dan 4.
ditaruh pada lokasi hilir secara terpisah. Dalam banya sistem, Pelaksanaan tindakan-tindakan korektif, seperti pembubuhan
sarana otomatis diterapkan untuk memungkinkan pemindahan khlor dan perbaikan praktek pemantauan, diharapkan akan
pengoperasian ke system cadangan dan memberikan isyarat mengatasi masalah-masalah tersebut. Jika pemantauan pasca
waspada kepada para operator. Tempat penyimpanan air yang pelaksanaan menemukan berulangnya kontaminasi mikroba,
Komite Peninjauan Ulang akan mengadakan pertemuan untuk Perusahan-perusahaan air sudah mempunyai rencana
membicarakan kelemahan-kelemahan perencanaan. kedaruratan yang baik dan selalu diuji serta diperbaharui
sebagai bagian prosedur-prosedur normal. Sekali lagi, dengan
prosedur-prosedur yang sudah mantap itu, tantangan yang ada
Pengalaman lapangan 11.2 – penilaian pasca-insiden ialah menjadikan semua ini sebagai upaya yang datang dari
bawah payung WSP.
Selama pengembangan WSP, sebuah insiden terjadi yaitu gas
khlor terlepas ke daerah perumahan. Sejumlah kegagalan
dalam mitigasi kedaruratan dan prosedur tanggap
diidentifikasikan termasuk kurangnya pemantauan transfer gas
khlor dan setasiun tugas tanpa ada orangnya sehingga
kebocoran berlangsung tanpa diketahui pihak pengelola;
kurangnya pelaporan segera kepada pihak-pihak yang tepat di
dalam institusi pengelola, kepada EPA Environmental
Protection Agency, Badan Pelindung Lingkungan); kegagalan
mengevakuasi dengan benar; kurangnya penyiapan petugas-
petugas kesehatan untuk mengevaluasi insiden. Evaluasi pasca-
insiden oleh pihak pengelola dan EPA kemudian dilakukan
untuk mengatasi setiap kegagalan dan menerapkan prosedur
protokol dan penerapan aturan kepada WSP dalam rangka
pencegah berulangnya insiden-insiden itu.

Studi kasus 3: Britania Raya (Inggris dan Wales)

Pengalaman Lapangan 11.1 – menjaga agar rencana


kedaruratan tetap diperbaharui
Ucapan Terima kasih
Manual ini disusun untuk mendukung rangkaian lokakarya peningkatan kemampuan WSP yang diselenggarakan oleh WHO sambil terus menerus diperbaiki.
Manual ini selalu direvisi oleh tinjauan kelompok ahli dibidangnya dan masyarakat umum, berikut umpan balik selama konperensi internasional WSP yang
diselenggarakan oleh the International Water Association (IWA), the Associa ão Portuguesa de Engenharia Sanitária e Ambiental (APESB) dan ko-sponsor
WHO.

Penyiapan Manual WSP amat didukung oleh the Drinking Water Inspectorate, Inggris; the Australian Agency for International Development; the Water and
Sanitation Regulatory Agency, Portugal; the Ministry of health, Labour and Welfare, Jepang; the Environmental Protection Agency, USA; the Swedish
International Development Cooperation Agency, dan the Federal Ministry of Health, Jerman.

Manual ini tidak mungkin jadi tanpa kontribusi dari penulis-penulis: Annette Davison dan Dan Deere (Water Futures, Australia), David Drury, (Drinking Water
Inspectorate, Inggris), Bruce Gordon dan Jamie Bartram, (World Health Organization, Swiss), Melita Stevens (Melbourne Water, Australia), Guy Howard
(DFID, Inggris), dan Lana Corrales dan Angella Rinehold (CDC, USA).

Bruce Gordon dan Jamie Bartram mengkoordinasikan pembuatan Manual.

Sekelompok ahli internasional memberikan materi dan berpartisipasi dalam mengembangkan dan meninjau ulang Manual, baik secara langsung maupun melalui
kegiatan terkait. Dengan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada:

Rafael Bastos, University of Vi osa, Brazilia

Charmin Abbot, United Utilities, Inggris Robert Bos, World Health Organization, Swiss

Stephanie Adrian, Environmental Protection Agency, USA Matthew Bowman, Water Corporation, USA

Roger Aertgeerts, WHO European Centre for Environment and Health, Paul Byleveld, NSW Department of Health, Australia
Italia
Claudia Castell-Exner, DVGW Department of Water, Jerman
Márcio Amazonas, The Coca-Cola Company, USA
Ingrid Chorus, Umweltbundesamt, Jerman Colin Nicholson, Sydney Water, Australia

David Cunliffe, SA Department of health, Australia Chris Nokes, Environmental Science and Research Ltd. Selandia Baru

Jennifer De France, World Health Organization, Swiss Sam Perry, Washington State Department of Health, USA

Peter Donlon, Water Service Association of Australia Kathy Pond, University of Surrey, Inggris

John Fawell, Inggris Will Robertson, Kanada

Rick Gelting, CDC, USA Ken Rotert, Environmental Protection Agency, USA

Sam Godfrey, UNICEF, India Oliver Schmoll, Umweltbundesamt, Jerman

Steve Hrudey, University of Alberta, Kanada David Sheehan, Department of Human Services, Australia

Darryl Jackson, Australia David Smith, Melbourne Water, Australia

Hamanth Kasan, Rand Water, Afrika Selatan Steve Smith, Wessex Water, Inggris

Soichi Kunikane, Jepang Michael Taylor, Selandia Baru

Bonifacio Magtibay, Department of Health, Filipina Sarah Tibatemwa, National Water and Sewerage Corporation, Uganda

SG Mahmud, Bangladesh José Manuel Pereira Vieira, University of Minho, Portugal

Anabelle May, Drinking Water Inspectorate, Inggris Chris Vijoen, Rand Water, Afrika Selatan

Gertjan Medema, Kiwa Water Research, Belanda Tom Williams, International Water Association, Belanda

Jennifer Mercer, World Health Organization, Swiss

Terima kasih kami sampaikan pula kepada berbagai praktisi ai di Australia, Amerika Latin dan Wilayah Karibia, dan Inggris yang telah memberikan pandangan-
pandangan berharga dalam proses pembuatan WSO yang tercermin dalam Maual, terutama di dalam studi kasus.

Terima kasih juga kami sampaikan kepada Kathy Pond, University of Surrey, yang sangat berkontribusi dalam menyunting Manual ini.
Penny Ward dan Beth Woolnough memberikan bantuan administrative selama pembuatan Manual.

Kepustakaan dan Informasi Lanjut


AS/NZS, Risk Management Standard AS/NZS 4360, 3rd ed. Standards Australia and Standards New Zealand, 2004 (ISBN:0-7337-
5904-1)

Artram J. Fewtrell L. Stenström T-A. Harmonised assessment of risk and risk management for water-related infectious disease: an
overview. In Fewtrell L, Bartram J, eds. Water quality: guidelines, standards and health – assessment of risk and risk
management for water-related infectious disease. London, World Health Organization, IWA Publishing, 2002:1-16.

Bethmann D, BAus C (2005). Comparison of decisive elements of the water safety plan with the DVGW system of technical
standards. DVGW Report, Project No:W11/02/04.

Davison A, Deere D (2005). Risk management and due diligence in the water industry. Water, May:23-26.

Davison A, Howard G, Stevens M, Callan P, Fewtrell L, Deere D, Bartram J. Water safety plans: managing drinking-water quality
from catchment to consumer. Geneva, World Health Organization, 2005 (WHO/SDE/WSH/05.06).

Davison A, Howard G, Stevens M, Callan P, Kirby R, Deere D, Bartram J. Water safety plans: Protection of the human environment.
Geneva, World Health Organization, 2003 (WHO/SDE/WSH/02.09).

Davison AD, Pryor EL, Howard G, Deere DA. Duly diligent utilities. In: IWA World Water Congress & Exhibition, Marrakech, 19-
24 September 2004.

Deere DA, Davison AD (2005). The Ps and Qs of risk assessment. Water, March:38-43

Deere D, Stevens M, Davison A, Helm G, Dufour A. Management Strategies. In Fewtrell L, Bartram J, eds. Water quality: guidelines,
standards and health – assessment of risk and risk management for water-related infectious disease. London, World Health
Organization, IWA Publishing, 2001:257-288.
Godfrey S. Howard G. Water Safety Plans – Planning water safety management for urban piped water supplies in developing
countries (Book 1). UK, Loughborough University – Water, Engineering and Development Centre/Department for
International Development, 2005.

Godfrey S. Howard G. Water Safety Plans – Supporting water safety management for urban piped water supplies in developing
countries (Book 2). UK, Loughborough University – Water, Engineering and Development Centre/Department for
International Development, 2005.

Howard G. Urban water supply surveillance – a reference manual. UK, Loughborough University – Water, Engineering and
Development Centre/Department for International Development, 2002.

ICPS. Principles for the assessment of risks to muman health from exposure to chemicals. Geneva, World Health Organization,
International Programme on Chemical Safety, 1999. (Environmental Health Criteria 210).

Mahmud SG, Shamsuddin AJ, Ahmed, MF, Davison A, Deere D, Howard G (2007). Development and implementation of water saftey
plans in Bangladesh. Journal of Water and Health, 5(4):585-597.

NHMRC/NRMMC. Australian Drinking Water Guidelines (ADWG) national watr quality management strategy. National Health and
Medical Research Council/Natural Resource Magement Ministerial Council (ISBN: 1864961244).

NZ NoH. Small drinking-water supplies. Preparing a public health risk management palan. Drinking-water supplies. Wellington,
New Zealand Ministry of Health, 200t (ISBN: 0-478-29618-5).

O’Connor DR. Report of the Walkerton enquiry: the events of May 2000 and related issues. Part One. A Summary. Ontario Ministry
of the Attorney General, 2002 (ISBN: 0-7794-2558-8).

Stevens M, Howard G, Davison A, Bartram J, Deere D. Risk management for distribution systems. In: Ainsworth R ed. Safe piped
water: managing mcrobila water quality in piped distribution systems. London, IWA Publishing, 2004 (ISBN: 1-84339-039-
6).

Teunis PFM, Davison AD, Deere DA (in press). Short term fluctuations in pathogen removal.
WHO/FAO Hazard characterization for pathogens in food and water: guidelines. Geneva, World Health Organization/Food and
Agriculture Organization of the United Nations, 2003.

WHO. Guidelines for drinking-water quality, 3rd ed. Geneva, World Health Organization, 2004.

WHO Water Safety Plan portal – includes case studies, tools and other information on developing water safety plans:
http://www.who.int/wsportal/en/, http://wsportal.org.
Daftar Kata-kata
Daftar berikut merupakan istilah-istilah yang dipakai dalam GDWQ dan dokumen-dokumen lain seperti Codex Alimentarius dan
materi-materi petunjuk lain yang dipakai di dalam Manual ini.

Istilah Definisi

Kendali (kata benda) Keadaan dimana prosedur-prosedur yang benar dilakukan dan kriteria dipenuhi
(misalnya kendali
bahaya):

Pengendalian (kata Melakukan semua tindakan yang perlu untuk menjamin dan menjaga kepatuhan terhadap kriteria
kerja) (misalnya yang ditentukan dalam WSP.
pengendalian bahaya):

Cara Pengendalian Segala tindakan dan kegiatan yang dapat dipakai untuk mencegah atau mengeliminasikan bahaya
terhadap keamanan air atau menguranginya sampai tingkat yang dapat diterima

Titik Pengendalian: Langkah dimana pengendalian dapat diterapkan untuk mencegah atau mengeliminasikan bahaya
terhadap keamanan air atau menguranginya sampai tingkat yang dapat diterima. Beberapa rencana
berisikan titik-titik penting pengendalian yaitu tempat dimana pengendalian menjadi amat penting
untuk mencegah atau menyingkirkan ancaman keamanan air.

Tindakan Korektif: Setiap tindakan yang harus dilakukan jika hasil-hasil pemantauan di titik pengendalian
menunjukkan kehilangan kendali.

Batas Kritis: Kriteria yang memisahkan antara diterima dan tidak diterima

Deviasi: Kegagalan mencapai batas kritis.

Diagram Alur: Representasi sistematik urutan langkah-langkah atau operasi yang dipakai dalam produksi atau
pembuatan suatu karakteristik air tertentu

HACCP: Hazard Analysis and Critical Control Point (Titik Analisis Bahaya dan Kendali Kritis).

Analisis Bahaya: Proses pengumpulan dan pengevaluasian informasi terhadap bahaya dan kondisi-kondisi yang
menjurus kepada timbulnya bahaya untuk memutuskan mana yang bermakna bagi keamanan air
dan karenanya harus ditangani dalam WSP

Bahaya: Agen biologi, kimia, fisik atau radiologi di dalam air atau keadaan air yang potensial menyebabkan
efek gangguan kesehatan. Nama lain untuk bahaya adalah ‘kontaminan’.

Kejadian Berbahaya: Proses dimana bahaya/kontaminan masuk ke dalam pengadaan air.

Pemantauan: Tindakan melaksanakan urutan berencana mengobservasi atau mengukur parameter-parameter


kendali untuk menilai apakah titik pengendalian benar terkendali atau air benar memenuhi kriteria
kualitas

Penilaian Risiko: Untuk kepentingan Manual ini, penilaian risiko diartikan sama dengan analisis bahaya.

Skor Risiko: Skor yang dipilih berdasarkan bahaya dalam proses analisis risiko

Langkah: Titik, prosedur, operasi atau tahap dalam rangkaian pengadaan air termasuk bahan baku, mulai dari
produksi primer sampai pemanjanan akhir.

Program Penunjang/ Kegiatan-kegiatan dasar yang disyaratkan untuk menjamin air yang aman termasuk pelatihan,
Persyaratan Penunjang: spesifikasi bahan baku dan prakter manajemen air yang baik. Program-program ini dapat menjadi
sama pentingnya seperti titik-titik pengendalian dalam mengendalian risiko kualitas air namun
dipakai jika pengaplikasian cenderung mencakup kerangka waktu yang panjang dan/atau area
organisasi atau geografi yang lebih luas. Mencakup program-program pendukung umum organisasi
dan program-program spesifik yang ditargetkan kepada risiko khusus.

Validasi: Memperoleh bukti bahwa unsure-unsur WSP dapat secara efektif mencapai target-target kualitas
air.

Verifikasi: Penerapan metode-metode, prosedur, tes, dan penilaian-penilaian lain, untuk menentukan
kepatuhan kepada WSP, yaitu memeriksa apakah sistem memberikan kualitas air seperti yang
dikehendaki dan apaka WSP pada prakteknya benar dilaksanakan.

WHO: World Health Organization (Badan Kesehatan Dunia)

WSP: Water Safety Plan (Rencana Keamanan Air)

 
 

Anda mungkin juga menyukai