Anda di halaman 1dari 27

MEDITASI GARUDA UNTUK PENURUNAN

TEKANAN DARAH TINGGI

PROPOSAL PENDIDIKAN KESEHATAN KEPERAWATAN MEDIKAL

Diajukan guna memenuhi tugas keperawatan medikal dengan dosen


penanggung jawab Ns. Jon Hafan S, M.Kep., Sp.Kep.MB

oleh
Dwi Puspita Dewi
NIM 152310101185

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat dapat selesai dengan baik.
Pendidikan kesehatan tentang “Meditasi Garuda untuk Penurunan Tekanan
Darah Tinggi” ini sangat bermanfaat bagi keluarga apabila anggota keluarga
mempunyai risiko hipertensi. Sehingga anggota keluarga bisa melakukan
penatalaksanaan hipertasi. Semua orang dapat mengalami penyakit hipertensi,
karena faktor penyebabnya dari gaya hidup, genetik, usia, dan riwayat dalam
keluarga.
Kami berharap kegiatan pendidikan kesehatan kepada keluarga ini berjalan
dengan lancar dan sesuai tujuan sebelumnya. Kami berharap saran yang
membangun sehingga dapat meningkatkan efektifitas dari kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini.

Jember, Oktober 2017


Pelaksana

(Dwi Puspita Dewi)

ii
DAFTAR ISI

Halaman
COVER................................................................................................................i
PRAKATA.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Analisis Situasi .....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 3
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT..................................................................4
2.1 Tujuan....................................................................................................4
2.2 Manfaat.................................................................................................4
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH....................................5
3.1 Dasar Pemikiran....................................................................................5
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah...........................................................5
BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN.......................................6
4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah............................................................6
4.2 Khalayak Sasaran..................................................................................6
4.3 Metode yang Digunakan.......................................................................6
4.4 Anggaran dan Sumber Dana.................................................................6
4.5 Organisasi Pelaksana.............................................................................6
BAB 5. HASIL KEGIATAN..............................................................................7
5.1 Analisa Evaluasi....................................................................................7
5.2 Faktor Pendukung.................................................................................8
5.3 Faktor Penghambat...............................................................................9
BAB 6. PENUTUP.............................................................................................10
6.1 Kesimpulan..........................................................................................10
6.2 Saran.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................11

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Berita Acara.................................................................................12
Lampiran 2. Daftar Hadir................................................................................13
Lampiran 3. SAP...............................................................................................14
Lampiran 4. Materi...........................................................................................17
Lampiran 5. Leaflet...........................................................................................23
Lampiran 6. Foto Kegiatan..............................................................................25

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Lanjut usia merupakan suatu tahap yang lebih lanjut dari suatu proses
kehidupan yang ditandai dengan adanya penurunan fungsi tubuh yang
kemampuan berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh yang bersifat
alamiah/fisiologis (Suparwati, et al., 2017). Penurunan fungsi tubuh yang sering
terjadi pada lansia adalah penurunan kekuatan otot. Kejadian penurunan otot ini
akan mengakibatkan penurunan kemampuan fleksibilitas otot dimana akan
mempengaruhi kemampuan mempertahankan keseimbangan postural atau
keseimbangan tubuh. Fleksibilitas otot memegang peranan penting bagi segala
tingkatan usia, mengingat semakin lanjut usia seseorang semakin berkurang
tingkat fleksibilitasnya sebagai akibat dari menurunnya elastisitas otot dan
meningkatnya kekakuan sendi. (Ibrahim, et al., 2015)
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup istirahat/tenang. (Kemenkes RI, 2014). Menurut American Hearth
Association (AHA) hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya.
Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada
masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya.
Hipertensi ini merupakan peningkatan tekanan darah di dalam arteri yang
dapat terjadi melalui beberapa cara. Peningkatan tekanan darah dapat terjadi
karena jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan banyak cairan
pada setiap detiknya, arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku
sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah
melalui arteri, dan bertambahnya cairan dalam sirkulasi dapat menyebabkan
meningkatnya tekanan darah (Anies, 2006).
Hipertensi dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa
darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan,
penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama organ-organ
vital seperti jantung dan ginjal. (Riskesdas, 2013). Ada dua macam tekanan
darah tinggi yaitu tekanan darah tinggi esensial/primer dan tekanan darah

1
tinggi sekunder. Tekanan darah tinggi esensial penyebab fisiknya tidak
ditemukan dan dengan demikian diasumsikan bahwa tekanan darah tinggi
disebabkan oleh faktor psikologis. Sebaliknya, tekanan darah tinggi sekunder
adalah tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh faktor fisiologis seperti
pemakaian garam berlebih, gangguan pada pembuluh darah, jantung, ginjal,
atau sistem endokrin. (Semiun, 2006)
Faktor psikologis yang dapat menyebabkan hipertensi adalah stres.
Mungkin hanya sedikit orang yang tidak menghubungkan hipertensi dengan
stres, namun peranan stres sebagai faktor penyebab hipertensi tidak diragukan
lagi. Stres dapat meningkatkan tekanan darah dalam jangka waktu yang
pendek dengan cara mengaktifkan bagian otak dan sistem saraf yang biasanya
mengendalikan tekanan darah secara otomatis (Dalmantha, dkk., 2006). Selain
itu terdapat beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi yaitu umur, jenis kelamn, keturunan, kegemukan (obesitas), merokok,
kurang aktivitas fisik, konsumsi garam berlebih, konsumsi alkohol, dan
psikososial. (Kemenkes RI, 2013)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Litbangkes Kemkes pada
tahun 2011-2012, memberikan fenomena 17,7% kematian disebabkan oleh
Stroke dan 10,0% kematian disebabkan oleh Ischaemic Heart Disease.
Penyebab kematian penyakit stroke dan jantung ini faktor pendukungnya
adalah Hipertensi. (Budijanto, 2015)
Hipertensi banyak terjadi pada umur 35-44 tahun (6,3%), umur 45-54
tahun (11,9%), dan umur 55-64 tahun (17,2%). Sedangkan menurut status
ekonominya, proporsi Hipertensi terbanyak pada tingkat menengah bawah
(27,2%) dan menengah (25,9%). Prevalensi hipertensi nasional berdasarkan
Riskesdas 2013 hasil pengukuran pada umur ≥18 sebesar 25,8%, tertinggi di
Kepulauan Bangka Belitung (30,9%), sedangkan terendah di Papua sebesar
(16,8%). Berdasarkan data tersebut dari 25,8% orang yang mengalami
hipertensi hanya 1/3 yang terdiagnosis, jadi sisanya 2/3 tidak terdiagnosis.
Data menunjukkan hanya 0,7% orang yang terdiagnosis tekanan darah tinggi
minum obat hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita
Hipertensi tidak menyadari menderita Hipertensi ataupun mendapatkan
pengobatan. Selain itu, Prevalensi hipertensi cenderung lebih tinggi pada

2
perempuan daripada laki-laki dengan persentase perempuan lebh banyak 6%
dibandingkan dengan laki-laki. (Riskesdas 2013)
Tingginya angka kejadian suatu masalah kesehatan berhubungan
dengan perilaku dari individu tersebut dan berhubungan dengan pengetahuan
yang dimiliki oleh seseorang. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu cara
yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan. Dengan
meningkatknya pengetahuan, maka seseorang dapat melakukan perubahan
perilaku pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan karena kemampuan
untuk merubah perilaku dimulai dari tau, mau, dan mampu. Oleh karena itu
perlunya pendidikan kesehatan kepada keluarga sehingga diharapkan dapat
melakukan pencegahan dan penatalaksanaan agar angka kejadian hipertensi
tidak semakin meningkat

Ibrahim, RC., Polii, H., Wungouw, H. 2015. “Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap
Fleksibilitas Lansia”. Indonesia: Jurnal e-Biomedik (EBm), Volume 3, Nomor 1,
Januari-April 2015.

1.2 Perumusan Masalah Mitra


Berdasarkan analisa situasi yang telah dipaparkan dapat dirumuskan beberapa
masalah yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil evaluasi dari situasi saat ini, masyarakat tidak pernah
mendapatkan pendidikan kesehatan yang terjadwal terutama mengenai
pencegahan jatuh sebagai upaya untuk menanggulangi masalah tingginya
angka kejadian jatuh pada lansia

2. Pemberian penyuluhan kesehatan tentang risiko jatuh dan penatalaksanaan


latihan yang dapat dilakukan pada masyarakat sangat tepat dalam rangka
upaya alternatif untuk mencegah dan menurunkan angka kejadian jatuh.

3. Penyuluhan kesehatan selain mudah dilakukan dan menggunakan biaya


yang cukup murah diharapkan mampu menyadarkan masyarakat ataupun
keluarga akan pentingnya menjaga kesehatan tubuhnya dan pentingnya
untuk mengetahui latihan/terapi apa yang dapat dilakukan untuk mencegah
risiko jatuh sehingga terhindar dari komplikasi yang dapat
ditimbulkannya.

3
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan melalui penyuluhan
tentang risiko jatuh dan terapi/latihan senam tai chi untuk mencegah
kejadian jatuh, diharapkan kelompok sasaran dapat meningkatkan motivasi
dan pengetahuannya dalam melakukan tindakan pencegahan risiko jatuh

2.1.2 Tujuan Khusus


a. Meningkatnya pengetahuan tentang penyakit risko jatuh.
b. Meningkatkan pengetahuan tentang upaya untuk menjegah kejadian
jatuh
c. Meningkatkan kemampuan keluarga untuk mempertahankan
kesehatannya
d. Meningkatkan kemampuan keluarga untuk melakukan
penatalaksanaan pencegahan kejadian jatuh dengan senam taichi

2.2 Manfaat
Kegiatan pendidikan kesehatan ini diharapkan dapat membantu
penyelenggraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang
terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 39
tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga

4
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran

Jenis kegiatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat/keluarga ini


merupakan salah satu upaya di institusi pendidikan Universitas Jember dalam
melihat fenomena yang terjadi di masyarakat, salah satu permasalahannya
adalah masih tingginya angka kejadian/prevalensi hipertensi/tekanan darah
tinggi yang dapat berakibat pada kurang produktifnya serta terganggunya
kualitas sumber daya manusia, serta sebagai bentuk pelaksanaan dari salah
satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Metode ini menggunakan pendekatan
dengan melalui penyuluhan dan pendidikan kesehatan pada keluarga.
Kegiatan penyuluhan ini juga memberikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya terkait materi yang telah disampaikan oleh penyuluh. Tanya
jawab dilakukan secara terbuka dalam bentuk diskusi interaktif dengan
keluarga mengenai materi yang telah disampaikan.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah

Upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah:

1. Mengadakan penyuluhan tentang penyakit hipertensi dan cara untuk


penatalaksanaannya
2. Mengadakan tanya jawab/ diskusi secara terbuka setelah selesai
memberikan materi sebagai bentuk evaluasi antara pemberi materi dengan
anggota keluarga yang mengikuti penyuluhan tentang penyakit hipertensi.
3. Mengadakan pemeriksaan tekanan darah
4. Mendemonstrasikan cara untuk penatalaksanaan hiertensi dengan cara
meditasi

5
BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Rencana Realisasi Penyelesaian Masalah


Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Rumah Ibu Siti Jalan Mastrip 33A,
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember pada tanggal … Oktober 2017.
Pemberi penyuluhan dari mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember yaitu Dwi Puspita Dewi memberikan materi tentang
penyakit hipertensi, pencegahannya, melakukan pemeriksaan tekanan darah
pada seluruh anggota keluarga/peserta yang hadir dan mendemonstrasikan
cara untuk penatalaksanaannya

4.2 Khalayak Sasaran


Anggota keluarga yang mempunyai resiko tinggi untuk mengalami penyakit
hipertensi pada keluarga Ibu Siti yang bertempat tinggal di Jl. Mastrip 33A,
Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember.

4.3 Metode Yang Digunakan


Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah sebagai
berikut :
1. Diskusi/tanya-jawab
2. Demonstrasi (penatalaksanaan meditasi pada hipertensi)
3. Pemeriksaan kesehatan (test tekanan Darah)

4.4 Anggaran dan Sumber Dana


-

4.5 Organisasi Pelaksanaan


Pelaksana pendidikan kesehatan ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jembe

BAB 5. HASI KEGIATAN

5.1 Analisa Evaluasi


Analisa evaluasi yang dapat dilakukan terkait kegiatan pendidikan kesehatan
tentang Meditasi Garuda untuk Penurunnan Tekanan Darah Tinggi di keluarga
pada masyarakat kawasan area pertanian industrial adalah sebagai berikut :
5.1.1 Evaluasi Persiapan

6
Persiapan yang dilakukan pemateri sebelum melaksanakan kegiatan
pendidikan kesehatan tentang Meditasi Garuda untuk Penurunnan Tekanan
Darah Tinggi di Keluarga pada Masyarakat Kawasaran Area Pertanian
Industrial meliputi :
a. Mahasiswa pelaksana menentukan tema untuk memberikan pendidikan
kesehatan yang berkaitan dengan Pencegahan Perdarahan Intraserebral
b. Mahasiswa pelaksana mencari literatur yang berkaitan dengan
Hipertensi/Tekanan Darah Tinggi dan Penatalaksanannya
c. Mahasiswa pelaksana menyiapkan syarat kegiatan penyuluhan yang
berisi proposal dengan berita acara, daftar hadir, SAP, materi, serta
media yang telah dilampirkan
d. Mahsiswa pelaksana melakukan kontrak waktu dengan pihak keluarga
e. Mahasiswa pelaksana memastikan tempat yang digunakan yang nyaman
dan sesuai dengan jenis kegiatan yang dilakukan dengan pihak keluarga
f. Mahasiswa pelaksana menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan.
g. Mahasiswa pelaksana memastikan kesiapan anggota keluarga untuk
mengikuti kegiatan.
5.1.2 Evaluasi Proses
a. Mahasiswa pelaksana menyampaikan materi tentang Hipertensi dan
Penatalaksanaannya yaitu Meditasi Garuda untuk Penurunan Tekanan
Darah Tinggi dengan metode ceramah, demonstrasi, dan diskusi
menggunakan bahasa yang jelas, sederhana dan mudah dimengerti
b. Anggota keluarga kooperatif selama mengikuti kegiatan dapat
mengikuti instruksi dari mahasiswa pelaksana
c. Anggota keluarga menunjukkan antusiasme selama kegiatan hal ini
dapat ditunjukkan dari adanya pertanyaan yang diajukan oleh keluarga
terkait dengan tekanan darah tinggi dan setelah diberikan penjelasan
keluarga menyatakan sudah mengerti dan memahami tentang tekanan
darah tinggi dan penatalaksanaannya
d. Anggota keluarga sangat bersemangat dalam mengikuti kegiatan
penyuluhan, hal tersebut dapat ditunjukkan bahwa anggota keluarga
dengan seksama mendengarkan materi dari penyuluh dan dapat
menirukan saat diberikan contoh mengenai langkah-langkah meditasi
garuda
e. Evaluasi Hasil

7
a. Anggota keluarga sudah mampu menjawab pertanyaan tentang
hipertensi dan penatalaksanaannya yang diajukan oleh mahasiswa
pelaksana
b. 90% anggota keluarga menunjukan mampu untuk mengulangi
penjelasan tentang penatalaksanaan hipertensi yang sudah diberikan
dan didemonstrasikan oleh mahasiswa pelaksana
c. Anggota keluarga mampu menirukan penatalaksanaan meditasi garuda
yang telah didemonstrasikan oleh mahasiswa pelaksana
d. Anggota keluarga menyatakan bersedia melaksanakan pencegahaan
dan melaksanakan penatalaksanaan dalam kehidupan sehari-hari

5.2 Faktor Pendukung


Faktor pendukung yang dapat dilakukan terkait kegiatan pendidikan
kesehatan tentang Meditasi Garuda untuk Penurunan Tekanan Darah Tinggi
pada keluarga adalah sebagai berikut :
a. Suasana dan tempat yang kondusif sehingga membuat nyaman pada
anggota keluarga selama mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan
b. Penggunaan media penyuluhan yang atraktif sehingga menarik
c. Semangat anggota keluarga yang tinggi untuk belajar mengenai
kesehatan

5.3 Faktor Penghambat


Faktor yang menjadi penghambat yang timbul saat kegiatan pendidikan
kesehatan tentang Pencegahan Perdarahan Intraserebral pada keluarga
adalah adanya suara gaduh dari luar ruangan yang terdengar hingga di dalam
ruangan yang digunakan penyuluhan, sehingga sedikit terganggu.

8
BAB 6. PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kegiatan pendidikan kesehatan yang dilaksanakan melalui
pembinaan keluarga sehat mempunyai manfaat yang sangat berarti sehingga
penting untuk dilakukan. Peran keluarga dalam membina anggota keluarga
yang lain untuk hidup sehat. Hal tersebut juga dapat menjadi bekal pada
anggota keluarga untuk menjadikan kegiatan dan kehidupan sehari-hari
menjadi kehidupan yang sehat.
Kegiatan pendidikan kesehatan tentang meditasi garuda untuk
penurunan tekanan darah tinggi dapat membantu untuk menurunkan angka
kejadian hipertensi di keluarga dan masyarakat. Anggota keluarga juga
dapat meningkatkan tingkat pengetahuan tentang cara hidup sehat cara
untuk pencegahan tekanan darah tinggi sehingga keluarga dapat hidup
dengan sehat.

6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada adalah sebagai berikut
a. Bagi keluarga
Bagi anggota keluarga diharapkan dapat mempraktikkan cara
penatalaksanaan yang telah disampaikan pada kehidupan sehari-hari.
Bagi kepala keluarga diharapkan dapat membimbing dan mengawasi
anggota keluarga yang lain untuk hidup sehat dan menerapkannya pada
kegiatan sehari-hari.
b. Bagi tenaga kesehatan
Bagi tenaa kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya
sehingga dapat membantu untuk menyelasaikan masalah kesehatan yang
ada serta membantu untuk mengurangi angka kejadian dan kesakitan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anies. (2006). Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular Solusi Pencegahan


dari Aspek Perilaku dan Lingkungan. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo

Budijanto, Didik (2015). Hipertensi, The Silent Killer. Diakses Melalui


http://www.pusdatin.kemkes.go.id/article/view/15080300001/hipertensi-
the-silent-killer.html (20 Oktober 2017)

Dalmantha, Setiawan, dkk. (2006). Care Your Self Hipertensi. Jakarta: Penebar
Plus

Fuad, Moch Nuril. (2012). Pengaruh Meditasi Garuda terhadap Tekanan Darah
dan Gejala Hipertensi pada Pasien Hipertensi Usia Pertengahan di Desa
Balung Lor Kecamatan Balung Kabupaten Jember. Jember: Universitas
Jember

Mboi, Nafsiah (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Kemenkes RI. (2013). Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi.


Jakarta: Kemenkes RI Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Kemenkes RI (2017). Sebagian Besar Penderita Hipertensi tidak Menyadarinya.


Diakses melalui
http://www.depkes.go.id/article/view/17051800002/sebagian-besar-
penderita-hipertensi-tidak-menyadarinya.html (20 Oktober 2017)

10
Lampiran 1. Berita Acara

11
Lampiran 2. Daftar Hadir

12
Lampiran 3. SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sub Pokok : Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dan
penatalaksanaan hipertensi
Sasaran : Keluarga yang beresiko hipertensi
Tanggal : 25 Oktober 2017
Waktu : 35 menit
Tempat : Rumah ibu Siti/Bapak Riyan, Jl. Mastrip 33 A

I. Tujuan Penyuluhan Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, dapat meningkatkan
pengetahuannya tentang hipertensi dan penatalaksanaannya

II. Tujuan Penyuluhan Khusus


Setelah penyuluhan, diharapkan klien mampu :
a. Menjelaskan pengertian hipertensi
b. Menyebutkan penyebab terjadinya hipertensi
c. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
d. Menyebutkan faktor resiko hipertensi
e. Menyebutkan penatalaksanaan hipertensi
f. Mempraktekkan penatalaksanaan meditasi untuk hipertensi

III. Materi Penyuluhan


a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab terjadinya hipertensi
c. Tanda dan gejala hipertensi
d. Faktor resiko hipertensi
e. Penatalaksanaan hipertensi

IV. Proses Kegiatan

Kegiatan
No. Tahap Waktu
Penyuluhan Sasaran

13
1. Pembukaan 2 menit  Memberikan salam  Menjawab salam
 Perkenalan  Mendengarkan dan
 Menjelaskan TIU dan TIK memperhatikan
 Menyebutkan materi yang
akan diberikan
2. Inti 30 menit  Menanyakan (review)  Menjawab
kepada klien tentang pertanyaan
hipertensi menurut penyuluhan
 Mendengarkan dan
pengetahuannya
 Menjelaskan materi memperhatikan
 Bertanya pada
tentang:
a. Pengertian hipertensi penyuluh bila masih
b. Penyebab terjadinya
ada yang belum
hipertensi
jelas
c. Tanda dan gejala
 Mempraktekkan
hipertensi
d. Penatalaksanaan penatalaksanaan

hipertensi meditasi untuk


 Mendemontrsikan hipertensi
penatalaksanaan meditasi
untuk hipertensi

3. Penutup 3 menit  Evaluasi  Menjawab


 Menyimpulkan
pertanyaan
 Mengucapkan salam  Memperhatikan
penutup  Menjawab salam

V. Metode Penyuluhan
Ceramah, demonstrasi, dan diskusi
VI. Media / Alat Bantu
Leaflet
VII. Evaluasi
Jenis Evaluasi : review materi
Bentuk : tanya jawab dan diskusi
Waktu :7 menit
Soal :
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hipertensi?

14
b. Sebutkan penyebab dari terjadinya hiertensi!
c. Sebutkan tanda dan gejala yang terjadi pada hipertensi
d. Bagaimana penatalaksanaan pada orang yang mengalami hipertensi?

Jember, Oktober 2017

Penyuluh

Lampiran 4. Materi

HIPERTENSI
2.1 Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari
90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat/tenang. (Kemenkes RI, 2014)
Hipertensi/tekanan darah tinggi merupakan kekuatan aliran darah
dari jantung yang mendorong melawan dindng pembuluh darah (arteri).
Kekuatan tekanan darah dapat berubah dari waktu ke waktu. Hal tersebt
dipengaruhi oleh aktivitas yang sedang dilakukan oleh jantung misalkan

15
sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/istirahat dan daya tahan dari
pembuluh darah (Quamila, 2017).
Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan
sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90
mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada orang yang mengalami hipertensi
biasanya terjadi kenaikan pada tekanan sistolik dan diastolik (Anies, 2006)
Terdapat dua macam tekanan darah tinggi yaitu tekanan darah
tinggi esensial (primer) dan tekanan darah tinggi sekunder. Tekanan darah
tinggi esensial merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat kronis dan
tetap bertahan, serta penyebab fisiknya tidak ditemukan. Oleh karena itu
diasumsikan bahwa tekanan darah tinggi esensial disebabkan oleh faktor-
faktor psikologis. (Semiun, 2006)

2.2 Penyebab
Menurut penyebabnya ada dua macam tekanan darah tinggi yaitu tekanan
darah tinggi esensial/primer dan tekanan darah tinggi sekunder. Tekanan
darah tinggi esensial penyebab fisiknya tidak ditemukan dan dengan
demikian diasumsikan bahwa tekanan darah tinggi disebabkan oleh faktor
psikologis. Sebaliknya, tekanan darah tinggi sekunder adalah tekanan darah
tinggi yang disebabkan oleh faktor fisiologis seperti pemakaian garam
berlebih, gangguan pada pembuluh darah, jantung, ginjal, atau sistem
endokrin. (Semiun, 2006)

2.3 Tanda dan Gejala


Sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-
tahun berupa nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan
muntah, akibat peningkatan tekanan darah intracranial. Penglihatan kabur
akibat kerusakan retina akibat hipertensi, Ayunan langkah yang tidak
mantap karena kerusakan susunan saraf pusat, Nokturia karena peningkatan
aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, Edema dependen dan
pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing,
muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba,
tengkuk terasa pegal dan lain-lain

16
2.4 Faktor Resiko
Menurut Kemenkes RI (2013), terdapat dua jenis faktor risiko untuk
hipertensi yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan fator risiko yang
dapat diubah
a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
 Umur
mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan bertambahnya umur,
risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar sehingga prevalensi
hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40%,
dengan kematian sekitar di atas 65 tahun.
 Jenis kelamin
Pria lebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan dengan
wanita. Pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat
meningkatkan tekanan darah dibandingkan dengan wanita. Namun,
setelah memasuki menopause, prevalensi hipertensi pada wanita
meningkat. Bahkan setelah usia 65 tahun, terjadinya hipertensi pada
wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang diakibatkan oleh
faktor hormonal. Penelit
 Keturunan (genetik)
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan)
juga mempertinggi risiko terkena hipertensi, terutama pada hipertensi
primer (esensial). Tentunya faktor genetik ini juga dipengaruhi faktor-
faktor lingkungan lain, yang kemudian menyebabkan seorang
menderita hipertensi.
b. Faktor risiko yang dapat diubah
 Kegemukan (obesitas)
Kegemukan (obesitas) adalah persentase abnormalitas lemak yang
dinyatakan dalam Indeks Masa Tubuh (Body Mass Index) yaitu
perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam
meter (Kaplan dan Stamler, 1991). Berat badan dan indeks masa tubuh
(IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan
darah sistolik. Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi
prevalensi hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko
 Merokok
Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang
dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat

17
merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri, dan mengakibatkan
proses artereosklerosis, dan tekanan darah tinggi. Pada studi autopsi,
dibuktikan kaitan erat antara kebiasaan merokok dengan adanya
artereosklerosis pada seluruh pembuluh darah. Merokok juga
meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai
ke otot-otot jantung. Merokok pada penderita tekanan darah tinggi
semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah arteri.
 Kurang aktivitas fisik
Olahraga yang teratur dapat membantu menurunkan tekanan darah
dan bermanfaat bagi penderita hipertensi ringan. Dengan melakukan
olahrga yang teratur tekanan darah dapat turun, meskipun berat badn
belum turun
 Konsumsi garam berlebih
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena menarik
cairan di luar sel agar tidak dikeluarkan, sehingga akan meningkatkan
volume dan tekanan darah. Pada sekitar 60% kasus hipertensi primer
(esensial) terjadi respons penurunan tekanan darah dengan
mengurangi asupan garam. Pada masyarakat yang mengkonsumsi
garam 3 gram atau kurang, ditemukan tekanan darah ratarata rendah,
sedangkan pada masyarakat asupan garam s
 Konsumsi alkohol bersih
Pengaruh alkohol terhadap kenaikan tekanan darah telah dibuktikan.
Peningkatan kadar kortisol, dan peningkatan volume sel darah merah
serta kekentalan darah berperan dalam menaikan tekanan darah.
Beberapa studi menunjukkan hubungan langsung antara tekanan darah
dan asupan alkohol, dan diantaranya melaporkan bahwa efek terhadap
tekanan darah baru nampak apabila mengkonsumsi alkohol sekitar 2-3
gelas ukuran standar setiap harinya. Sekitar 10% hipertensi di
Amerika disebabkan oleh asupan alkohol yang berlebihan di kalangan
pria separuh baya. Akibatnya, kebiasaan meminum alkohol ini
menyebabkan hipertensi sekunder di kelompok usia ini.
 Psikososial dan stress
Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, mrung, marah, dendam,
rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal
melepaskanhormon adrenalin dan memacu jantung untuk berdenyut

18
lebih cepat dan kuat, sehingga tekanan darah meningkat. Apabila
stress berlansung lama, maka tuuh akan berusaha mengadalan

2.5 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan


ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat
dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh (6
gram/hari),
menurunkan berat badan, menghindari minuman berkafein, rokok, dan minuman
beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat berupa
jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 x per
minggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress.
Untuk pemilihan serta penggunaan obat-obatan hipertensi disarankan untuk
berkonsultasi dengan dokter keluarga.
Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh pen de rita hipertensi
adalah:
1 Makanan yang berkadar lemakjenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa,
gajih).
2 Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, crackers,
keripik dan makanan kering yang asin).
3 Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta
buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4 Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5 Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein
hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning
telur, kulit ayam).
6 Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
7 Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
Dengan mengetahui gejala dan faktor risiko terjadinya hipertensi diharapkan
penderita dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan dengan modifikasi
diet/gaya hidup ataupun obat-obatan sehingga komplikasi yang terjadi dapat
dihindarkan (Kemenkes RI, 2014)

19
Selain itu, terdapat penatalaksanaan yang dapat menurunkan tekanan darah
yaitu meditasi garuda. Meditasi garuda merupakan teknik pembinaan olah nafas
dasar yang dapat menurunkan tekanan darah. Penerapan meditasi garuda
merupakan salah satu penerapan terapi komplementer keperawatan yang dapat
mengajarkan klien melakukan meditasi. (Fuad, 2012)

DAFTAR PUSTAKA

Anies. (2006). Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular Solusi Pencegahan


dari Aspek Perilaku dan Lingkungan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Fuad, Moch Nuril. (2012). Pengaruh Meditasi Garuda terhadap Tekanan Darah
dan Gejala Hipertensi pada Pasien Hipertensi Usia Pertengahan di Desa
Balung Lor Kecamatan Balung Kabupaten Jember. Jember: Universitas
Jember

Kemenkes RI. (2013). Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi.


Jakarta: Kemenkes RI Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Kemenkes RI. (2014). Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia

Quamila, Ajeng. (2017). Apa Itu Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi). Diakses
melalui https://hellosehat.com/penyakit/hipertensi-darah-tinggi/ (20
Oktober 2017)

20
Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Penerbit Kanisiu

Lampiran 5. SAP

21
Lampiran 6. Foto Kegiatan

22
23

Anda mungkin juga menyukai