Anda di halaman 1dari 7

Osteomyelitis Vertebra Akibat Balantidiasis

1
Dinda Ayu Wanodya, 1Vera Asmita Fitriani, 1Warda Ayu Nadira, dan 2Yudha
Nurdian
1
Student, Faculty of Medicine, University of Jember, Indonesia
2
Faculty of Medicine, University of Jember, Indonesia
Email korespondensi: DA Wanodya, d.wanodya11@gmail.com, 152010101015@students.unej.ac.id

Abstrak
Balantidium coli adalah parasit golongan protozoa yang kistanya ditemukan
di perairan. B.coli dapat menginfestasi jaringan tubuh manusia seperti usus yang
berakibat pada disentri dan juga pada tulang. Infestasi di tulang manusia terutama di
tulang vertebra menyebabkan terjadinya vertebra osteomyelitis. Studi literatur jurnal
internasional dalam jangka waktu 2003-2018 dengan kata kunci “vertebral
osteomyelitis”, dan “Balantidium coli” mendapatkan beberapa kasus vertebral
osteomyelitis. Pada kasus-kasus tersebut pasien mengeluh nyeri, edema, kelemahan
anggota gerak. Hendaknya dipertimbangkan kemungkinan terjadinya balantidiasis di
tulang vertebra. Gejala klinis vertebra osteomyelitis membutuhkan pemeriksaan
penunjang yang teliti untuk mencari etiologi dan didiagnosis dengan tepat dengan
radiologi dan histomorfologi.

Pendahuluan
Vertebral osteomyelitis adalah infeksi pada tulang vertebra dan
diskus vertebra, penyakit ini juga disebut spondylodiscitis. Insidensi
vertebral osteomyelitis meningkat dari 2,2 menjadi 5,8 per 100.000
orang/tahun selama 1995-2008 di Denmark dan 5,3-7,4 per 100.000
orang/tahun di Jepang. Penyakit ini terjadi di banyak negara terutama di
negara tropis yang memiliki suhu lebih hangat. Suhu yang tinggi ini
dapat menjadi tempat yang disukai oleh banyak mikroorganisme yang
dapat bersifat patogen bagi manusia.
Vertebral osteomyelitis ini terjadi paling banyak pada dewasa.
Penyakit tersebut disebabkan banyak patogen seperti bakteri, parasit, dan
fungi. Bakteri merupakan penyebabkan vertebral osteomyelitis terbanyak
namun dapat pula mikroorganisme lain karena vertebral osteomyelitis
merupakan penyakit infeksi yang didapat melalui pembuluh darah, misal
dari area lokal infeksi (seperti selulitis) atau melalui trauma, termasuk
iatrogenik seperti dislokasi sendi atau fiksasi internal (Nickerson, 2016).
Osteomielitis juga dapat terjadi akibat penyebaran infeksi jaringan
lunak. Infeksi tersebut meyebar ke tulang dalam beberapa hari sampai
beberapa minggu. Tipe penyebaran ini biasa terjadi pada orang yang
dewasa. Infeksi dapat dimulai dari kerusakan akibat trauma, terapi
radiasi, kanker, atau pada kulit yang luka yang disebabkan sedikitnya
sirkulasi darah pada tulang atau pada penyakit diabetes. Infeksi sinus,
gusi atau gigi dapat meyebar ke tulang-tulang kepala.
Gejala muncul pada vertebral osteomyelitis timbul secara bertahap,
menyebabkan nyeri punggung dan nyeri tumpul jika disentuh. Nyeri akan
memburuk bila penderita bergerak dan tidak berkurang dengan istirahat,
pemanasan atau minum obat pereda nyeri. Demam, yang merupakan
tanda suatu infeksi, biasanya tidak terjadi (Gok et al., 2014).
Infeksi jaringan lunak di dekatnya atau yang berasal dari
penyebaran langsung, menyebabkan nyeri dan pembengkakan di daerah
diatas tulang, dan abses bisa terbentuk di jaringan sekitarnya. Infeksi ini
tidak menyebabkan demam dan pemeriksaan darah menunjukkan hasil
yang normal. Penderita yang mengalami infeksi pada sendi anggota
gerak, biasanya memiliki nyeri yang menetap di daerah tersebut (Berbari
et al., 2015).
Pada suatu kasus vertebral osteomyelitis disebabkan oleh parasit
golongan protozoa yaitu Balantidium coli. B.coli berukuran paling besar
dan merupakan golongan ciliata yang dapat menginfeksi manusia. Pada
manusia prevalensinya biasanya kurang dari 1% tapi prevalensi ini akan
meningkat apabila individu hidup di daerah endemik dan daerah padat
penduduk (Wanodya dan Nurdian, 2017).
B. coli biasanya menginfestasi pada daerah gastrointestinal namun
muncul kasus yang jarang pada infestasi dari B. coli yang menyebabkan
vertebral osteomyelitis. Penyakit ini harus diperhatikan akan
diagnosisnya karena semakin terlambat didiagnosis maka semakin parah
gejala yang ditimbulkan sehingga pasien pun akan sulit untuk ditolong.
Jadi pada penulisan bertujuan untuk memaparkan tentang Balantidium
coli yang dapat menyebabkan vertebral osteomyelitis beserta bagaimana
dapat mendiagnosis penyakit dan menemukan etiologinya (Bennet et al.,
2015).
Metode
Metode penulisan yang digunakan adalah studi pustaka dengan
mengumpulkan data yang relevan dari jurnal internasional terakreditasi
tahun 2003-2018. Jurnal ilmiah diambil dari beberapa database seperti
google scholar, ncbi, researchgate, springer, dan sciencedirect. Kata
kunci yang kami gunakan adalah “Vertebral Osteomyelitis”, dan
“Balantidium coli”.
Pembahasan
Balantidiasis merupakan penyakit zoonosis yang menyerang
manusia dan disebabkan oleh B. coli. B. coli merupakan parasit
berbentuk oval pipih dan bersilia serta menjadi parasit protozoa paling
penting di family Balantidiiae (Altayib, 2014). Hospes parasit ini adalah
babi domestik ataupun babi liar. Infestasi pada manusia seringkali
melalui rute fekal-oral melalui konsumsi air atau makanan yang
terkontaminasi kista infektif B. coli yang berasal dari babi atau kotoran
manusia (Ponce-Gordo et al., 2017). B. coli memiliki distribusi di
seluruh dunia namun paling sering dilaporkan dari Amerika Latin, Asia
Tenggara, Papua Nugini, dan sebagian dari Timur Tengah. Pada manusia,
prevalensinya kurang dari 1% dan insidensinya meningkat pada individu
yang tinggal di daerah hiperendemik dan perumahan (Bennet et al.,
2015).
Pada sebuah laporan kasus yang ditulis oleh (McLeod et al., 2015)
menjelaskan seorang pasien perempuan berusia 3 tahun yang menderita
demam dan diare. Setelah dilakukan pemeriksaan tinja segar, ditemukan
adanya trofozoit B. coli dan kista Hymnolepis nana pada pasien. 3
minggu sebelumnya, pasien pernah mengikuti perburuan babi bersama
keluarga dan mengonsumsi satu porsi daging babi. Pada pemeriksaan
laboratorium ditemukan adanya anemia makrositik dan tidak ditemukan
adanya eosinofilia periferal.
Terdapat tiga manifestasi klinis khas B. coli pada manusia yaitu
sebagai berikut.
1. Infestasi asimtomatik dengan atau tanpa eosinofilia peripheral.
2. Disentri akut.
3. Gejala infeksi kronis dengan diare dan konstipasi yang bergantian.
Selain ketiga gejala khas tersebut, ternyata ditemukan adanya
penyebaran ke luar usus (ekstrraintestinal) yaitu ke sistem genitourinari,
sistem pernapasan, dan vertebra. Disebutkan pada laporan kasus tersebut
bahwa penyebaran ke vertebra dapat menyebabkan vertebra
osteomyelitis. Penyebaran ke ekstraintestinal ini biasanya ditemukan
pada pasien dengan imunokompresi, malnutrisi, dan memiliki riwayat
konsumsi alkohol dalam jangka panjang (Vasilakopoulou et al., 2003).
Pada laporan kasus yang lain dijelaskan bahwa jalur penyebaran
ekstraintestinal oleh parasit B. coli ini melalui peredaran darah atau
sistem limfatik, perforasi dari usus dan menyebar melalui rongga
peritoneal, atau invasi dan kolonisasi dari nasofaring dan menyebar ke
paru. Dalam kasus tersebut,peneliti menyatakan bahwa parasit
memperoleh akses dari sistem vena porta kemudian ke pleksus vena
epidural. Dari darah vena, parasit tersebut bermigrasi ke ruang epidural
yang kemudian menyebabkan kerusakan tulang belakang ( Dhawan et al.,
2013).
Pemeriksaan radiologi dan histomorfologi berperan dalam
penegakan diagnosis. Pada pemeriksaan radiologi ditemukan gambaran
pembengkakan sumsum tulang dan nekrosis jaringan lunak. Sedangkan
pada pemeriksaan histomorfologi ditemukan adanya trofozoit dari B.
coli. Pada kasus ini, pasien dapat diberikan tetrasiklin dan metronidazole
sebagai obat antiparasitik (Ortega, 2018).
Kesimpulan
Vertebra Osteomyelitis merupakan kasus yang langka akibat
infestasi dari Balantidium coli yang melibatkan vertebra dari pasien yang
alkoholik ataupun imunocompromised. Meskipun jarang ditemui dalam
praktik klinis, infestasi parasitik yang melibatkan tulang belakang
hendaknya tetap diwaspadai.

Daftar Pustaka
Nickerson, E. K. dan Sinha, R. 2016. British Medical Bulletin: Vertebral
Osteomyelitis in Adults: an Update: 1-18. doi: 10.1093/bmb/ldw003

Gok, S.E., Kaptanoglu, E., Celikbas, A., Ergonul, O., Baykam, N., Eroglu, M., dan
Dokuzoguz, B. 2014. Clin Microbiol Infect: Vertebral Osteomyelitis: Clinical
Features and Diagnosis, 20: 1055-1060. doi: 10.1111/1469-0691.12653

Berbari, E. F., Kanj, S. S., Kowalski, T. J., Darouiche, R. O., Widmer, A. F., Schmitt,
S. K., Hendershot, E. F., Holtom, P. D., Huddleston, P. M., Petermann, G.
W., dan Osmon, D. R. 2015. Clinical Infectious Diseases Advance: 2015
Infectious Diseases Society of America (IDSA) Clinical Practice Guidelines
for the Diagnosis and Treatment of Native Vertebral Osteomyelitis in Adults.
1-21. doi: 10.1093/cid/civ482

Suh, K. N., Kozarsky, P., dan Keystone, J. S. 2015. Cyclospora cayetanensis,


Cystoisopora (Isospora) belli, Sarcocystis Spesies, Balantidium coli, and
Blastocystis Species : Bennett, J. E., Dolin, R, dan Blaster, M. J. (Eds.).
Mandell, Douglas, and Bennett’s Principles and Practice of Infectious
Diseases, Eighth Ed, Vol.1, Philadelphia: Elsevier. hal. 3188-3189

Al-Tayib, O., 2014. Case report zoonotic balantidiasis in camel from Saudi Arabia.
Scholar Academic Scientific Publisher, 2(7):445-447.

Ponce-Gordo, F., Jirků-Pomajbíková, K. 2017. Balantidium coli. In: Rose, J. B. and


Jiménez-Cisneros, B. (Eds.). Global Water Pathogens Project.
McLeod, C., Smith, P., McGuinness, S.L., Francis, J.R. and Baird, R.W., 2015.
Human case of Balantidium infection in Australia. Pathology-Journal of the
RCPA, 47(6):603-604. doi: 10.1097/PAT.0000000000000313

Vasilakopoulou, A., Dimarongona, K., Samakovli, A., Papadimitris, K., dan Avlami,
A. 2003. Balantidium coli Pneumonia in an Immunocomprimised Patient.
Scandinavian Journal of Infectious Disease. doi:
10.1080/0036554021000027023

Dhawan, S., Jain, D., dan Mehta, V. S. 2013. Balantidium coli: An Unrecognized
Cause of Vertebral Osteomyelitis and Myelopathy. Journal of Neurosurgery.
doi: 10.3171/2012.11.SPINE12519

Ortega, Y.R. dan Verastegui, M., 2018. Amoeba and ciliates. In Foodborne Parasites.
Springer. hal. 1-15. doi: 10.1007/978-3-319-67664-7_1

Wanodya, D. A., dan Nurdian, Y. 2017. Neglected Keratitis by Balantidium coli.


http://www.researchgate.net/

Anda mungkin juga menyukai