Makalah Kesultanan Mataram 2
Makalah Kesultanan Mataram 2
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kerajaan Mataram Islam merupakan salah satu kerajaan islam terbersar yang ada ditanah air
khususnya di pulau jawa. Kerajaan Mataram adalah kerajaan Islam terbesar di Jawa yang hingga
kini masih mampu bertahan melewati masa-masa berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di
Indonesia, walaupun dalam wujud yang berbeda dengan terbaginya kerajaan ini menjadi empat
pemerintahan swa-praja, yaitu Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Puro Mangkunegaran
dan Puro Pakualaman. Sebelumnya memang ada kerajaan-kerajaan Islam di Jawa (Tengah) yang
lain yang mendahului, seperti Demak dan Pajang. Namun sejak runtuhnya dua kerajaan itu,
Mataramlah yang hingga puluhan tahun tetap eksis dan memiliki banyak kisah dan mitos yang
selalu menyertai perkembangannya. Paling tidak Mataram berkembang dengan diringi oleh mitos
perebutan kekuasaan yang panjang. Karena itu informasi tentang kerajaan mataram islam tidak
begitu sulit kita dapat karena himgga saat ini kerajaan tersebut masih eksis di tanah Jawa walaupun
dengan konteks yang berbeda.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Latar belakang pembentukan kerajaan mataram?
2. Bagaimana sistem pemerintahan?
3. Siapa saja raja-raja yang memerintah?
4. Siapa yang memerintah saat masa kejayaan kesulatanan mataram?
5. Bagaimana kemunduran kesultanan mataram?
6. Apa saja peninggalan sejarah kesultanan mataram?
BAB 2
PEMBAHASAN
Latar Belakang pembentukan kesultanan mataram
Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582.Pusat Kerajaan ini terletak di sebelah
tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kota gede. Mataram merupakan sebuah daerah yang subur,
terletak antara Kali Opak dan Kali Praga yang alirannya menuju Samudra Hindia. Pada awalnya,
Mataram merupakan wilayah dari kerajaan Pajang yang tanahnya diberikan kepada Ki Ageng
Pamanahan, anak Ki Ageng ngenisatas jasa pembunuhan terhadap Sunan Prawata. Kemudian
Ki Ageng Pamanahan membuat sebuah keratin pada tahun 1578 di wilayah Mataram.
Pada tahun 1575, Pemahanan meninggal dunia. Ia digantikan oleh putranya, Danang
Sutawijaya atau Pangeran Ngabehi Loring Pasar. Di samping bertekad melanjutkan mimpi
ayahandanya, ia pun bercita-cita membebaskan diri dari kekuasaan pajang. Sehingga, hubungan
antara mataram dengan pajang pun memburuk. Hubungan yang tegang antara sutawijaya dan
kesultanan Pajang akhirnya menimbulkan peperangan. Dalam peperangan ini, kesultanan
pajang mengalami kekalahan. Setelah penguasa pajak yakni hadiwijaya meninggal dunia
(1587), Sutawijaya mengangkat dirinya menjadi raja Mataram dengan gelar penembahan
Senopati Ing Alaga . Ia mulai membangun kerajaannya dan memindahkan senopati pusat
pemerintahan ke Kota gede. Untuk memperluas daerah kekuasaanya, penembahan senopati
melancarkan serangan-serangan kedaerah sekitar. Misalnya dengan menaklukkan Ki Ageng
Mangirdan Ki Ageng Giring.
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahan yang dianut Kerajaan mataram islam adalah sistem Dewa-Raja.
Artinya pusat kekuasaan tertinggi dan mutlak adaa pada diri sultan. Seorang sultan atau raja
sering digambarkan memiliki sifat keramat, yang kebijaksanaannya terpacar dari kejernihan air
muka dan kewibawannya yang tiada tara. Raja menampakkan diri pada rakyat sekali seminggu
di alun-alun istana. Selain sultan, pejabat penting lainnya adalah kaum priayi yang merupakan
penghubung antara raja dan rakyat. Selain itu ada pula panglima perang yang bergelar
Kusumadayu, serta perwira rendahan atau Yudanegara. Pejabat lainnya adalah Sasranegara,
pejabat administrasi.
Raja yang memerintah