BAB II Kondisi Umum Daerah Kreksi GN-edit IK OK
BAB II Kondisi Umum Daerah Kreksi GN-edit IK OK
BAB II
KONDISI UMUM DAERAH
A. Kondisi Geografis
Kota Surakarta terletak antara 110º 45’ 15” dan 110º 45’ 35 “ Bujur
Timur dan antara 7º 36’ dan 7º 56’ Lintang Selatan. Luas wilayah Kota
Surakarta adalah 44,06 Km² terbagi menjadi 5 wilayah administrasi
kecamatan, yaitu Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres, dan Banjarsari.
Kota Surakarta merupakan wilayah yang memiliki posisi strategis di Provinsi
Jawa Tengah karena terletak di jalur utama lalu lintas yang menghubungkan
antara bagian barat dan timur Pulau Jawa di lintas selatan.
Wilayah Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan “Kota Solo”
merupakan dataran rendah dengan ketinggian ± 92 m dari permukaan laut.
Kota Surakarta berbatasan administratif dengan Kabupaten Boyolali di
sebelah utara, sebelah timur dengan Kabupaten Karanganyar, sebelah
selatan dengan Kabupaten Sukoharjo dan di sebelah Barat dengan
Kabupaten Sukoharjo.
Kota Surakarta rata-rata memiliki suhu udara antara 25,8°C sampai
dengan 28,3°C pada tahun 2012. Adapun kelembaban udaranya antara 66%
sampai dengan 88%. Jumlah hari hujan terbanyak ada pada bulan Januari
yaitu 25 hari dengan curah hujan sebesar 783 mm.
Pemanfaatan lahan di wilayah Kota Surakarta sebagian besar untuk
pemukiman, luasnya mencapai kurang lebih 65% dari total luas lahan,
sedangkan sisanya dimanfaatkan untuk kegiatan perekonomian dan fasilitas
umum.
B. Kondisi Kependudukan
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kota Surakarta dari Tahun 2008 sampai dengan
Tahun 2013 cenderung mengalami peningkatan. Tahun 2008 sebanyak
498.504 jiwa, terdiri dari 242.742 laki-laki dan 255.762 perempuan. Tahun
2013 jumlah penduduk meningkat menjadi 507.825 jiwa yang terbagi atas
246.982 laki-laki dan 260.843 perempuan. Dari jumlah tersebut penduduk
laki-laki jumlahnya lebih rendah dibandingkan penduduk perempuan.
Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 246.982 jiwa, sedangkan penduduk
perempuan sejumlah 260.843 jiwa. Dengan porsi tersebut maka sex rasio
penduduk di Kota Surakarta adalah 95,14, atau dapat diartikan bahwa di
setiap 100 penduduk perempuan terdapat 95 penduduk laki-laki.
Tingkat kepadatan penduduk kota Surakarta pada tahun 2013
17
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
19
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
20
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
Tabel 2. 1.
Perkembangan Capaian Indikator Pembentuk IPM di Kota Surakarta
Tahun 2008-2012
Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
Angka Harapan
71,98 72,07 72,16 72,25 72,35
Hidup (Tahun)
Angka Melek
96,66 96,67 96,68 96,71 96,73
Huruf (%)
Rata-rata Lama
10,15 10,32 10,32 10,34 10,49
Sekolah (Tahun)
Pengeluaran Per
646,45 648,23 652,43 655,77 658,92
Kapita (ribu Rp)
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013
21
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
D. Penduduk Miskin
Perkembangan persentase penduduk miskin di Kota Surakarta
mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir (2009-2013). Persentase
penduduk miskin di Kota Surakarta pada tahun 2009 mencapai 14,99%, pada
tahun 2013 persentase penduduk miskin berhasil diturunkan hingga
mencapai 11,74%. Hal tersebut berarti berbagai program pengentasan
kemiskinan yang dilakukan cukup berhasil.
22
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
23
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
Tabel 2. 2.
Angkatan Kerja, Bukan Angkatan Kerja, TPAK, Tingkat
Pengangguran Terbuka, Tingkat Kesempatan Kerja dan UMR
Tahun 2011-2014
Uraian 2011 2012 2013 2014
Angkatan Kerja (jiwa) 266.308 272.144 279.963 275.191
Bukan Angkatan Kerja(jiwa) 119.591 113.921 105.831 126.639
TPAK (%) 69,01 70,49 72,57 68,48
Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 6,36 6,07 7,18 6,16
Tingkat Kesempatan Kerja (%) 93,64 93,93 95,49 93,84
UMR (Rp) 826.252 864.450 915.600 1.145.000
Sumber : BPS Kota Surakarta, 2014
F. Kondisi Perekonomian
1. Produk Daerah Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB
ADHB)
Pendapatan perkapita yang ditunjukkan dengan nilai PDRB
perkapita adalah salah satu angka yang dipakai untuk melihat keberhasilan
24
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
2. Produk Daerah Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
(PDRB ADHK)
Sementara itu perkembangan PDRB Atas Dasar Berlaku Konstan 2000
Kota Surakarta dalam kurun waktu dua tahun (2012-2013) trennya juga
meningkat. Pada tahun 2012 PDRB ADHK 2000 Kota Surakarta adalah Rp
5.742.860,92 juta dan meningkat menjadi Rp 6.389.656,34 juta tahun 2014.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. 4.
Perkembangan PDRB ADHK 2000 Kota Surakarta
Tahun 2012 – 2013 (Juta Rupiah)
N 2014
o Lapangan Usaha 2012 2013
1 Pertanian 2.912,43 2.951,59 2.939,01
2 Penggalian 1.789,64 1.764,96 1.735,04
1.349.967,2 1.404.161,7 1.475.435,09
3 Industri Pengolahan 3 9
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 137.673,24 147.574,83 154.681,47
5 Bangunan 765.569,54 811.759,49 852.952,37
6 Perdagangan, Hotel& Restoran 1.569.512,0 1.687.393,7 1.773.661,75
25
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
0 9
7 Pengangkutan&Komunikasi 585.690,23 621.610,31 653.669,84
Keuangan, Persewaan&Jasa 615.432,99 664.532,30 699.611,98
8 Perusahaan
9 Jasa-Jasa 714.313,62 739.206,00 774.969,78
5.742.860,9 6.080.955,0 6.389.656,34
PDRB 2 6
Sumber: BPS Kota Surakarta Tahun 2014
3. Pertumbuhan Ekonomi
Dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi di Kota Surakarta. Selama 2
tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta mengalami penurunan.
Pada tahun 2012 pertumbuhan ekomomi sebesar 6,12% menurun menjadi
5,89% pada tahun 2013.
4. Laju Inflasi
Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau
bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran
distribusi barang.
Laju inflasi Kota Surakarta menunjukan perkembangan yang
fluktuaktif, dimana laju inflasi tertinggi terjadi tahun 2013 yaitu sebesar
8,32%, dan terendah sebesar 1,42 % di tahun 2015. Perkembangan
selengkapnya laju inflasi 5 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik sebagai
berikut :
26
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
G. Perdagangan
Sektor perdagangan merupakan sektor yang paling dominan dalam
menyusun perekonomian Kota Surakarta, hal ini dapat dilihat dari
sumbangan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 26,81%
terhadap PDRB Kota Surakarta pada tahun 2014.
Perkembangan nilai ekspor Kota Surakarta dalam periode tahun 2010-
2014, menunjukkan penurunan. Tahun 2010 volume ekspor sebesar
9.840.529,07 Kg, dengan nilai ekspor sebesar 50.237.526,31 (US$), tahun
2014 volume ekspor turun menjadi 4.478.374,42 Kg, dengan nilai ekspor
sebesar 35.998.297,11 (US$).
Penurunan kinerja ekspor Kota Surakarta sangat dipengaruhi oleh
perekonomian negara utama tujuan ekspor Kota Surakarta, yaitu Amerika
Serikat dan negara-negara kawasan Eropa, khususnya Eropa barat. Dengan
pertumbuhan ekonomi yang minus di kawasan Eropa dan recovery ekonomi
yang lambat di Amerika Serikat, menyebabkan daya beli dan permintaaan
komoditas ekspor Kota Surakarta cenderung menurun. Komoditas utama
ekspor masih didominasi oleh tekstil dan turunannya, mebel, batik, kantong
plastik dan kerajinan kayu/rotan.
Beberapa negara tujuan ekspor utama Kota Surakarta adalah Amerika
Serikat, Belanda, Jerman, Inggris, Italy, Kanada, Perancis, Spanyol, China dan
Jepang serta Turki.
27
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
Tabel 2. 5.
Realisasi Nilai Ekspor
Kota Surakarta Tahun 2010-2014
Tabel 2. 6.
Realisasi Ekspor Kota Surakarta
Menurut Komoditi Tahun 2014
28
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
H. Investasi
Investasi merupakan salah satu komponen utama pertumbuhan
ekonomi. Iklim investasi akan sangat banyak dipengaruhi oleh variabel
ekononomi yang lain, seperti tingkat suku bunga, nilai tukar, inflasi dan
masalah struktural yang lain. Secara umum dalam kurun 5 tahun terakhir
perkembangan nilai investasi untuk usaha mikro, kecil dan menengah di Kota
Surakarta menunjukkan peningkatan, meskipun pada tahun 2014 sedikit
menurun seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional dan
domestik. Data nilai investasi yang ditampilkan, adalah nilai-nilai investasi
yang dicantumkan atas dasar modal usaha yang diberikan oleh pemohon
perijinan usaha kepada Pemerintah Kota Surakarta.
Tabel 2. 7.
Perkembangan Nilai Investasi Modal Usaha
Kota Surakarta (Rp)
29
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
I. Pariwisata
Solo dikenal sebagai daerah tujuan wisata yang biasa didatangi oleh
wisatawan dari kota-kota besar. Tujuan wisata utama kota Solo adalah
Keraton Surakarta, Keraton Mangkunegaran, dan pasar-pasar tradisionalnya.
Solo juga memiliki beberapa citywalk yang ditujukan untuk pejalan
kaki dan pengendara sepeda, antara lain dikoridor Ngarsopuro, di sepanjang
jalan Slamet Riyadi sepanjang 67 km dan selebar 3 m, dan di sepanjang jalan
Perintis Kemerdekaan. Tempat-tempat yang ditunjuk sebagai citywalk tidak
boleh dilalui oleh kendaraan bermotor.
a. Wisata alam
Wisata-wisata alam di sekitar Solo antara lain Tawangmangu (berada
di timur kota Solo, di Karanganyar), kawasan wisata Selo (berada di barat
kota Solo, di Boyolali), agrowisata kebun teh Kemuning, Air Terjun Jumog, Air
Terjun Parang Ijo, Air terjun Segoro Gunung,Grojogan Sewu, dan lain-lain.
c. Wisata kuliner
30
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
31
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
Tabel 2. 10.
Banyaknya Wisman ke Obyek Wisata
di Kota Surakarta Tahun 2010-2014
N Jenis Obyek
o Wisata 2010 2011 2012 2013 2014
1 Kraton Kasunanan 3.516 1.201 810 1.504 5.251
2 Mangkunegaan 18.231 23.502 23.413 19.650 19.934
3 Museum Radya 1.007 2.575 3.092 520 686
Pustaka
4 Areal Sriwedari 335 342 182 323 -
5 Museum Batik 1.026 1.826 1.177 1.220 1.759
32
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
6 Taman Satwataru - - - - -
7 Taman Balekambang 363 1.447 2.084 288 782
J. Kebudayaan
Kesenian khas Kota Surakarta yang masih terus dilestarikan melalui
berbagai wadah organisasi kesenian antara lain adalah wayang orang,
kethoprak, pedalangan, karawitan, tatah sungging dan lain sebagainya.
Lembaga-lembaga terkemuka di bidang seni budaya di Kota Surakarta,
seperti Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta, Sekolah Menengah
Karawitan Indonesia (SMKI), dan Institut Seni Indonesia (ISI).
Dalam rangka melestarikan kebudayaan Jawa, juga dikembangkan
program pelestarian dan registrasi aksara Jawa bekerjasama dengan
UNESCO. Kota Surakarta juga telah berhasil menempatkan posisi
strategisnya dalam membidani dan menjadi tuan rumah pada event-event
besar di bidang seni budaya, seperti Solo International Ethnic Music (SIEM),
konggres world heritage (WHCC), Festival Kraton Nusantara, Festival Batik
Nusantara, Bengawan Solo Fair, Festival Keroncong, dan event seni budaya
terkait lainnya.
K. Transportasi
Kota Surakarta terletak di pertemuan antara jalur selatan Jawa dan
jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya yang strategis sebagai
kota transit. Jalur kereta api dari jalur utara dan jalur selatan Jawa juga
terhubung di kota ini. Saat ini sebuah jalan tol – Jalan Tol Semarang-Solo –
yang menghubungkan ke Semarang sedang dalam proses pembangunan.
Kota Surakarta memiliki moda angkutan darat berupa taksi, bus dan
kereta api. Beberapa jasa pelayanan taksi antara lain Aravia, Solo Central
Taksi, Kosti, Mahkota Ratu. Sementara Terminal bus besar kota ini bernama
Terminal Tirtonadi yang beroperasi 24 jam.Selain Tirtonadi, terdapat pula
duaterminal untuk angkutan lokal: Terminal Harjodaksino di sisi selatan kota
(dulu merupakan terminal bus antarkota) dan Terminal Tipes di sisi barat
kota. Tahun 2010 diluncurkan angkutan umum massal bus Batik Solo Trans
dengan satu rute.
Kereta api dapat diakses melalui stasiun kereta api utama bernama
Stasiun Solo Balapan, hampir dalam semua kelas. Di Kota Surakarta juga
terdapat tiga stasiun kereta api lain.Stasiun Solo Jebres, Stasiun Solo-
33
Laporan Akhir [Road Map Penguatan SIDa Kota Surakarta]
34