KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
G FOKUS INTERVENSI
1. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan (Kathryn, 1995).
Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang.
Intervensi :
a. Kaji ulang lokasi, skala dan karakteristik nyeri.
b. Monitor tanda-tanda vital.
c. Ajarkan teknik relaksasi (Nafas Dalam), bila nyeri muncul.
d. Kompres daerah sekitar nyeri.
e. Kolaborasi dalam pemberian oralgetik.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan infasi kuman patogen pada luka
(Tucker, 1999).
Tujuan : Infeksi tidak terjadi.
Intervensi :
a. Kaji tanda-tanda infeksi.
b. Observasi keadaan umum.
c. Lakukan perawatan luka dengan teknik abseptik dan antiseptik.
d. Kaji adanya tanda-tanda infeksi (Dolor, Kolor, Rubor, Tumor,
Fungsio Laesa).
e. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
f. Kolaborasi dalam pemberian antibiotok.
3. Gangguan konstipasi berhubungan dengan efek anestesi (Tucker, 1999).
Tujuan : Pasien mengalami depekasi dalam tiga-empat hari setelah
pembedahan.
Intervensi :
a. Anjurkan pasien ambulasi sesuai dengan kemampuan.
b. Tingkatkan masukan cairan 1000-2000 ml/hari.
c. Tingkatkan diet makanan yang tinggi serat.
d. Dengarkan bising usus.
e. Lakukan huknah atau beri pelunak feses.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik (Tucker,
1999).
Tujuan : Pasien dapat malakukan kembali.
Intervensi :
a. Kaji kebutuhan individu terhadap aktivitas.
b. Beri bantuan sesuai dengan ketidakmampuan pasien.
c. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan.
d. Monitor perkembangan pasien.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangya informasi
(Doengoes, 2000).
Tujuan : Mengutarakan pemahaman proses penyakit.
Intervensi ;
a. Kaji tingkat pemahaman pasien.
b. Berikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan sumber-sumber
pengajaran audio visual sesuai keadaan.
c. Beri kesempatan untuk bertanya.
d. Informasikan pasien atau orang terdekat mengenai rencana
perjalanan, komunikasi dokter atau orang-orang terdekat.
6. Resiko devisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan
(Doengoes, 2000).
Tujuan : Devisit volume cairan tidak terjadi.
Intervensi :
a. Observasi tanda-tanda vital.
b. Catat jumlah perdarahan.
c. Tingkatkan masukan cairan.
d. Ukur masukan dan pengeluaran.
e. Kaji turgor kulit.
7. Kurang perwatan diri berhubungan dengan keterbatasan mobilitas
(Carpeneto, 1999).
Tujuan : Perawatan diri terpenuhi.
Intervensi :
a. Bantu pasien dalam personal higyene.
b. Kaji kebersihan pasien.
c. Kaji kebutuhan pasien dengan merawat diri.
d. Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan tubuh.
e. Ganti pakaian yang bersih.
BAB 1PENDAHULUANA .
Latar Belakang
Pengertian Kista OvariumKista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil
maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor
ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau
kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak
janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam
panggul (Winkjosastro, et. all, 1999). Kistaovarium secara fungsional adalah
kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi (
Lowdermilk, dkk. Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang2005 : 273 ).
berlebihan / abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong (Agusfarly,
2008).
Etiologi (Penyebab)Penyebab dari kista belum di ketahui secara pasti, tapi ada
beberapa faktor pemicu yaitu:
Faktor eksternal
1. Faktor genetik
4. Gangguan hormone
Patofisiologi Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan
kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium.
Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon
hipofisia dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan
penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna didalam ovarium, folikel tersebut
gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak
sempurna didalam ovarium karena itu terbentuk kista didalam ovarium. Setiap hari ovarium
normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut folikel de graff. Pada pertengahan
siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2,8 cm akan melepaskan oosit mature.
Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur
1,5 – 2 cm dengan kista di tengah – tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus
luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif .
Namun bila terjadi fertilisas, korpus luteum mula –mula akanmembesar kemudian secara
gradual akan mengecil selamakehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi
normaldisebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikular dan luteal
yang kadang –kadang disebut kista thecalutein. Kista tersebut dapat distimulasioleh
gonadrotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsionalmultiple dapat terbentuk karena
stimulasi gonadotropin atausensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebihan. Kista
folikeldan luteal, kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikelgraff yang tidak pecah/
folikel yang sudah pecah dan segeramenutup kembali. Kista demikian seringnya adalah
multiple dantimbul langsung dibawah lapisan serosa yang menutupi ovarium,biasanya kecil,
dengan diameter 1–1,5 cm dan berisi cairan serosayang bening, tetapi ada kalanya
penimbunan cairan cukup banyak,sampai mencapai diameter 4-5 cm, sehingga sering teraba
massadan menimbulkan sakit pada daerah pelvis.
6. Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil dan/atau buang air besar
7. Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga jumlah darah yang keluar banyak.
1. Identitas klien Yaitu meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama,
status perkawinan, dan alamat klien.
2. Identitas penanggung jawab Yaitu meliputi nama, umur, pekerjaan, hubungan dengan
klien, dan alama.
3. Diagnosa dan informasi medik yang penting waktu masuk Meliputi tanggal nmasuk,
tanggal didata, no MR, ruang rawat, diagnosa medik, suhu, nadi, pernafasan, dan tekanan
darah klien.
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah abdomen,
biasanya klien mengeluh menstruasinya tidak berhenti – berhenti atau dalam jangka waktu
yang lama.
Riwayat kesehatan dahulu Kemungkinan klien tidak pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnnya. Riwayat kesehatan keluarga Kemungkinan tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit yang sama, karena kista ovarium bukan penyakit menular/ keturunan.
. Data psikologis Penyakit ini biasanya akan membuat klien cemas dan takut karena akan
dilakukan pembedahan.
6. Data spiritual Kemungkinan ibadah shalat klien tidak terganggu, namun jika penyakit ini
sudah dapat mengganggu aktivitas klien maka ibadah klien juga dapat terganggu.
7. Data sosial ekonomi Biasanya kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan
masyarakat dan berbagai tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun monopause. .
Data biologis Makan dan minum Biasanya makan dan minum klien akan terganggu, karena
ada kemungkinan klien akan anoreksia karena proses penyakitnya. Eliminasi Biasanya BAB
dan BAK klien terganggu karena adanya penetakan pada usus/ daerah sekitar abdomen
Istirahat dan tidur biasanya istirahat dan tidur klien akan terganggu karena terasa nyeri sekitar
perut. Personal hygiene Biasanya personal hygiene klien tidak terganggu.
Pemeriksaan fisik
Abdomen Biasanya ada nyeri tekan pada daerah abdomen, Teraba massa pada abdomen,
Biasanya perut tampak buncit. Ekstermitas Tidak ada kelemahan, Biasanya terasa nyeri pada
panggul saat beraktivitas Eliminasi Biasanya terjadi konstipasi, Biasanya klien susah untuk
BAK.
Pre operasi
1. Gangguan rasa Kemungkinan Diagnosa Yang Akan Muncul nyaman: nyeri b/d
pembesaran ovarium Ditandai oleh: - Nyeri tekan pada abdomen - Nyeri saat beraktivitas -
Perut tampak membuncit2. Resiko konstipasi b/d tekanan pada usus dan anus Ditandai oleh: -
Susah BAB - BAB keras3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang
tidak adekuat Ditandai oleh: - Mual muntah - Hilang nafsu makanTidak selera melihat
makanan4. Ansietas b/d kurangnya informasi Ditandai oleh: - Klien tampak cemas - Sering
bertanya – bertanya - Tampak gelisah
Post operasi
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d diskontinuitas jaringan Ditandai oleh: - Klien
mengeluh nyeri - Klien Tampak meringis - Nyeri saat berjalan
2. Resiko infeksi b/d post operasi Ditandai oleh: - Luka tampak memerah -Nyeri yang
sangat kuat - Luka tambah membesar -Adanya tanda – tanda infeksi
3. Intoleransi aktivitas b/d post operasi Ditandai oleh:4. Klien tampak lemah - Nyeri
saat beraktifitas - Aktivitas di bantu - Klien terbaring lemah5. Resiko konstipasi b/d
perubahan tingkat aktivitas Ditandai oleh: - Susah BAB - BAB keras
Rencana Tindakan KeperawatanNo Dx Tujuan / KH Intervensi Rasional Tujuan: rasa
nyaman