PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang dikeluhkan
masyarakat Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga dan menempati peringkat ke
empat penyakit termahal dalam pengobatan. Ada dua penyakit gigi dan mulut yang
mempunyai prevalensi cukup tinggi di Indonesia yaitu karies dan penyakit periodontal.
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas dalam kehidupan
manusia, sehingga kebanyakan masyarakat menerima keadaan ini sebagai sesuatu yang tidak
terhindari. Namun studi etiologi, pencegahan dan perawatan penyakit periodontal
menunjukkan bahwa penyakit ini dapat dicegah.
Penyakit yang paling sering mengenai jaringan periodontal adalah gingivitis dan
periodontitis. Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang disebabkan bakteri dengan tanda-
tanda klinis perubahan warna lebih merah dari normal, gusi bengkak dan berdarah pada
tekanan ringan. Penderita biasanya tidak merasa sakit pada gusi. Gingivitis bersifat reversible
yaitu jaringan gusi dapat kembali normal apabila dilakukan pembersihan plak dengan sikat
gigi secara teratur. Periodontitis menunjukkan peradangan sudah sampai ke jaringan
pendukung gigi yang lebih dalam. Penyakit ini bersifat progresif dan irreversible dan biasanya
dijumpai pada usia 30-40 tahun.
B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan dan manfaat studi epidemiologi di bidang periodontal ?
2. Apa faktor yang mempengaruhi pravelensi penyakit periodontal ?
3. Bagaimana pengelompokan indeks periodontal bedasarkan tujuannya ?
4. Bagaimana indeks ginggiva dan plak Loe silness ?
5. Bagaimana indeks plak o’leary ?
6. Bagaimana indeks CIPTN ?
7. Bagaimana indeks keparahan periodontal oleh Russel ?
8. Bagaimana indeks keparahan periodontal oleh Ramford ?
9. Bagaimana indeks OHI-S ?
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Penyakit periodontal termasuk dalam jenis penyakit inflamasi kronis oleh bakteri yang
menyerang periodonsium, yaitu jaringan penyangga gigi. Koloni bakteri jika dibiarkan dan
melekat pada permukaan gigi atau di bawah margin gingival akan menyebabkan gingivitis
dan bila berlanjut bisa menyebabkan periodontitis. Penyakit periodontal banyak ditemukan
pada pasien dengan oral hygiene yang buruk. Penyakit periodontal juga dapat menjadi
manifestasi oral dari beberapa penyakit sistemik.
Studi epidemiologi dibidang periodontal adalah suatu pengamatan kesehatan yang hanya
berfokus pada masalah kesehatan periodontal yang tidak hanya mencakup kepada penyakit
periodontal. Studi ini memiliki tujuan dan manfaat. Tujuan adalah suatu hasil akhir yang
diinginkan dari sebuah penelitian. Sedangkan manfaaat adalah keuntungan-keuntungan yang
didapatkan seiring dengan dilakukannya suatu studi atau penelitian. Beberapa tujuan dan
manfaat studi epidemiologi di bidang periodontal adalah sebagai berikut :
Tujuan :
Manfaat :
Kriteria Skor
0 : tidak ada plak pada daerah gingiva
1 : ada lapisan tipis plak menumpuk ke tepi gingiva bebas dan permukaan gigi yg
berdekatan. Plak ditandai hanya dengan menggesek-gesekkan sonde sepanjang
permukaan gigi
2 : penumpukan deposit lunak sedang didalam saku dan tepi gingiva dan atau
permukaan gigi yang berdekatan, dapat dilihat dengan mata telanjang
3 : penumpukan deposit lunak banyak didalam saku dan atau pada tepi permukaan gigi
yang berdekatan
5. Mengatahui dan memahami indeks plak o’leary.
Pengertian CPITN atau Community Periodontal Index for Treatment Needs adalah
indeks resmi yang digunakan oleh WHO untuk mengukur kondisi jaringan
periodontal serta perkiraan akan kebutuhan perawatannya dengan menggunakan
sonde khusus yaituWHO Periodontal Examining Probe.
Gigi Index CPITN terbagi dan tergantung atas tiga kelompok umur yaitu :
1. Umur 20 tahun atau lebih
2. Umur 16 tahun sampai 19 tahun
3. Umur kurang dari 15 tahun
Lebih gampangnya, tentang kelompok umur, gigi indax dan skornya adalah sebagai
berikut :
Umur 20 tahun atau lebih, gigi index yang diperiksa adalah 1.7, 1.6, 1.1, 2.1,
2.6, 2.7, 3.7,3.6, 3.1, 4.1, 4.6, 4.7, dengan skor 0, 1, 2, 3, 4.
Umur 16 tahun sampai 19 tahun, gigi index yang diperiksa adalah 1.6, 1.1, 2.6,
3.6, 3.1, 4.6, dengan skor 0, 1, 2, 3, 4.
Umur kurang dari 15 tahun, gigi index yang diperiksa adalah sama dengan 16-
19 tahun, dengan skor 0,1, 2.
Penilaian (skor) untuk Tingkat Kondisi Jaringan Periodontal Nilai/Skor Kondisi Jaringan
Periodontal dan Keterangan :
0 : Sehat Periodontal sehat, tidak ada perdarahan, karang gigi, dan poket.
1 : Perdarahan Perdarahan tampak secara langsung atau dengan kaca mulut setelah selesai
perabaan dengan sonde.
2 : Adanya kalkulus Perubahan dengan sonde terasa kasar, adanya karang gigi
3 : Poket 4-5 mm Sebagian warna hitam pada sonde masih terlihat dari tepi gusi pada daerah
hitam.
4 : Poket 6 mm atau lebih Seluruh warna hitam pada sonde tidak terlihat, masuk ke dalam
jaringan periodontal.
Dari data status periodontal yang diperoleh dengan menggunakan kode tersebut,
perawatan dikategorikan sebagai berikut :
0 : tidak memerlukan perawatan
1 : peningkatan kebersihan mulut/penyuluhan
2 : peningkatan kebersihan mulut/penyuluhan dan skeling
3 : peningkatan kebersihan mulut / penyuluhan, skeling, kuretase, bedah periodontal
Tabel Russel
Skor
0 Tidak ada peradangan, tidak ada perubahan pada gingiva
Kondisi Gingiva
Kondisi Periodontal
4 Hilang perlekatan lebih dari 3 mm dihitung dari pertautan sementoemail
5 Hilang perlekatan antara 3-6mm
Tabel Ramford
Untuk menilai kebersihan gigi-mulut menurut WHO, digunakan indeks OHIS (Oral Hygiene
Indeks Simplified) .Tujuan penggunaan OHIS ini adalah mengembangkan suatu
teknik pengukuran yang dapat dipergunakan untuk mempelajari epidemiologi dari penyakit
periodontal dan kalkulus, untuk menilai hasil dari cara sikat gigi, menilai kegiatan kesehatan
gigi dari masyarakat, serta menilai efek segera dan jangka panjang dari program pendidikan
kesehatan gigi.
Skor OHIS: DI + CI
Derajat kebersihan mulut secara klinik dihubungkan dengan skor OHI-S adalah sebagai
berikut.
Menentukan enam permukaan gigi pilihan yang dapat mewakili semua segmen anterior dan
posterior mulut berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan pada seluruh mulut. Untuk
pemeriksaan OHI-S ini digunakankaca mulut, sonde yang bengkok tanpa disclosing solution.
Keenam gigi yang diperiksa pada OHI-S adalah permukaan fasial atau buccal dari gigi 6 1 6
dan permukaan lingual dari gigi 6 1 6. Tiap permukaan gigi dibagi secara horizontal menjadi
tiga bagian: 1/3 gingival, 1/3 bagian tengah dan 1/3 incisal.
Untuk pemeriksaan DI-S (debris indeks) dan CI-S digunakan sonde yang diletakkan pada 1/3
incisal dan digerakkan ke 1/3 gingival sesuai dengan kriteria bila
1 : debris lunak/kalkulus supragingival menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi,
2 : debris lunak/kalkulus supragingival menutupi lebih dari 1/3 permukaan, tetapi tidak lebih
dari 2/3 permukaan gigi
Skor dari debris indeks/kalkulus per orang diperoleh dengan cara menjumlahkan skor debris/
kalkulus tiap permukaan gigi dan dibagi oleh jumlah dari permukaan gigi yang diperiksa.
BAB III
KESIMPULAN
Narulita, L. 2016. Oral Hygine Indeks Simplifed pada murid kelas IV SD Negri 24
Kuta Alam. Aceh: Journal Caninus Dentstry.
Tjahja, I. 2013. Nilai kebersihan gigi dan Mulut pada karyawan industry pulo
gadung di Jakarta. Bogor: Kementrian kesehatan.
Shabrina DKK. 2015. Indeks Plak masyarakat suku Baduy sebelum dan sesudah
menyikat gigi menggunakan sabut kelapa. Bandung: FKG Unpad.