Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL PENELITIAN

EFEKTIVITAS TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK TERHADAP


KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS

THE EFFECTIVENESS OF HYPERBARIC OXYGEN THERAPY TO BLOOD SUGAR


LEVELS OF PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS

Inggried Angelica Valentina Wiliyams Peni


Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Advent Indonesia
Email: inggriedurangel@gmail.com

ABSTRAK
Indonesia termasuk dalam 7 negara dengan prevalensi diabetes tertinggi di dunia
menurut data dari International Diabetes Federasi (IDF) tahun 2013. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perubahan kadar gula pasien DM
tipe 2 sebelum dan setelah terapi oksigen hiperbarik. Metode penelitian ini adalah
metode kuantitatif yang bersifat cross sectional dengan desain pre expereimental one
group pre-test and post- test design. Populasi penelitian ini adalah pasien DM tipe 2
di Rumah Sakit Advent Bandung, sebanyak 8 orang yang berjenis kelamin perempuan
dan yang berusia ≥40 tahun menjadi sampel yang telah dipilih secara purposive
sampling. Hasil penelitian, rata-rata kadar gula darah pasien sebelum terapi adalah
257,25 mg/dL dan rata-rata kadar gula darah pasien sesudah terapi adalah 176,00
mg/dL. Hasil uji statistik untuk keefektivan terapi oksigen terhadap kadar gula darah
telah diukur menggunakan paired T-test memiliki nilai probabilitas 0,000 < 0,05.
Kesimpulan penelitian ini adalah terapi oksigen hiperbarik mempunyai pengaruh
terhadap menurunkan kadar gula darah sewaktu yang signifikan. Untuk
menggembangkan penelitian ini diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk
memperhatikan pada jumlah kalori yang dikonsumsi dan interval lama pasien
terdiagnosa DM atau melakukan penelitian ulang.

Kata Kunci : Terapi Oksigen Hiperbarik, Diabetes Mellitus, Kadar Gula Darah

ABSTRACT
Indonesia is among the 7 countries with the highest prevalence of diabetes in the
world according to data from the International Diabetes Federation (IDF) in 2013.
The purpose of this study was to determine whether there is a change in blood sugar
levels of patient with type 2 diabetes before and after hyperbaric oxygen therapy.
This research method is quantitative method which is cross sectional with pre
experimental design one group pre-test and post-test. The population of this study is
the patient with type 2 diabetes mellitus in Adventist Bandung Hospital, 8 people of
woman and over the age of 40 years into a sample that has been selected by
purposive sampling. The result of this study, the mean of patient’s blood sugar level
before therapy was 257,25 mg/dl and the mean of patient’s blood sugar level after
therapy was 176,00 mg/dl. Statistical test result for the effectiveness of oxygen
therapy to blood sugar levels were measured using paired t-test having a probability
value 0,000 < 0,05. The conclusion of this study is hyperbaric oxygen therapy has an
effect on decreasing blood sugar level. To develop this study is expected for next
researchers to pay attention to the number of calories consumed and the intervals of
patient diagnosed diabetes mellitus or re-do this study.

Keywords: Hyperbaric Oxygen Therapy, Blood Sugar Levels, Diabetes Mellitus

JURNAL

SKOLASTIK
KEPERAWATAN
Vol. 3, No.1
Januari - Juni 2017

ISSN: 2443 – 0935


E-ISSN: 2443 - 1699
19
Inggried Angelica Valentina Wiliyams Peni

PENDAHULUAN kadar gula darah pasien DM tipe 2 sebelum


dan setelah terapi oksigen hiperbarik.
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit
kronis yang terjadi ketika pankreas tidak MANFAAT PENELITIAN
menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh
tidak dapat menggunakan insulin yang Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dihasilkan secara efektif. Menurut data dari menjadi acuan bagi pasien dengan penyakit
International Diabetes Federasi (IDF) tahun DM tipe 2 dan tenaga medis dalam
2013, Indonesia berada di urutan ke 7 melaksanakan terapi oksigen hiperbarik.
dengan prevalensi diabetes tertinggi di Serta dapat memberikan ilmu pengetahuan
dunia. Ditahun yang sama Riset Kesehatan
seputar terapi oksigen hiperbarik kepada
Dasar (Riskedas) Indonesia melakukan
screening dan wawancara pada masyarakat pasien yang menderita DM tipe 2.
Indonesia yang berusia ≥15 tahun dan
didapati 6,9% dari populasi Indonesia BAHAN DAN METODE
menderita DM tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian
Pengobatan DM dibagi menjadi dua bagian, kuantitatif dimana hasil yang diharapkan
yaitu: terapi dengan obat dan terapi tanpa dapat diukur menggunakan prosedur
obat, terapi dengan obat adalah terapi statistik. Penelitian ini bersifat cross
pemberian insulin dalam bentuk suntikan sectional dengan desain pre experimental
maupun pemberian obat hipoglikemik oral. one group pretest and post test design
Sedangkan untuk terapi tanpa obat adalah dimana tiap sampel percobaan diperlakukan
pengobatan dengan pengaturan diet, sekaligus sebagai kelompok kontrol.
olahraga dan terapi oksigen hiperbarik. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien-
Dengan kemajuan teknologi di bidang pasien yang mengidap penyakit DM tipe 2
kesehatan terapi oksigen hiperbarikpun dengan kadar gula darah yang tidak
dimanfaatkan untuk berbagai penyakit. terkontrol. Sedangkan sampel dalam
Terapi oksigen hiperbarik adalah terapi penelitian ini adalah para pasien yang
pemberian oksigen 100 persen dengan melakukan terapi oksigen hiperbarik dan
tekanan tinggi (> 1ATA) didalam ruang udara mengidap penyakit DM tipe 2 dengan kadar
bertekanan tinggi yang digunakan untuk gula darah yang tidak terkontrol yang telah
menanggulangi berbagai macam penyakit, dipilih secara purposive sampling.
baik penyakit penyelam ataupun penyakit HASIL PENELITIAN
non-penyelam. Terapi oksigen hiperbarik
dapat menolong para penderita DM tipe 2 Hasil penelitian ini diperoleh dari 8 orang
dalam memerangi penyakit DM serta dapat sampel yang telah diukur kadar gula
menghindari penyakit komplikasi akibat darahnya sebelum dan sesudah terapi
penyakit DM, serta dapat mengontrol kadar oksigen hiperbarik di Rumah Sakit Advent
gula darah pasien DM. Oleh karena itu, Bandung. Data yang dikumpulkan diolah
penulis merasa tertarik untuk mengadakan menggunakan SPSS.
penelitian dengan judul “EFEKTIVITAS
TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK Tabel 1 Hasil Pengukuran Kadar Gula
TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA Darah Pasien Sebelum dan Sesudah Terapi
PASIEN DM TIPE 2”. Oksigen Hiperbarik

TUJUAN PENELITIAN Kadar Gula


RESPONDEN
Darah
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah ada perubahan

20 | Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.3, No. 1  Jan – Jun 2017


EFEKTIVITAS TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS

PRE POST 0,484. Nilai p sebelum terapi oksigen


Terapi Terapi adalah 0,484 > 0,05 yang
(mg/dl) (mg/dl) menunjukan data tersebut
berdistribusi normal. Setelah didapat
1 300 208
distribusi data normal, untuk
2 256 199 mengukur pengaruh terapi oksigen
3 234 157 hiperbarik terhadap kadar gula darah
4 232 106 diuji menggunakan uji paired T-test.
5 212 161
2. Uji Paired T-test
6 239 129 Tabel 3 hasil uji statistik Paired T-
7 320 252 test
8 265 196
Sig. (2-
Rata-rata 257.25 176 t df
tailed)

Pada tabel diatas ditunjukkan bahwa rerata 8.784 7 .000


kadar gula darah pasien sebelum melakukan
terapi oksigen hiperbarik adalah 257.25
mg/dl sedangkan rerata kadar gula darah Bila nilai p < ∝ maka hipotesis
setelah dilakukan terapi oksigen hiperbarik alternatif (Ha) yang diterima,
adalah 176 mg/dl. Terlihat pada data tabel sedangkan bila p > ∝ maka hipotesis
diatas bahwa kadar gula darah pasien awal (H0) yang diterima, nilai ∝
sebelum dan sesudah terapi mengalami adalah 0,05. Hasil uji T-berpasangan
penurunan. (Paired T-test) menunjukan kadar
gula darah pasien sebelum dan
Data hasil pemeriksaan kadar gula darah setelah menjalani terapi oksigen
pasien sebelum dan setelah terapi telah diuji hiperbarik memiliki perbedaan yang
secara statistik dan didapati hasilnya 95% signifikan karena nilai probilitasnya
dapat dipercaya dengan analisa data adalah 0,000 < 0,05, dengan
sebagai berikut: demikian Ha yang menyatakan
adanya perubahan kadar gula darah
1. Uji Shapiro Wilk
pasien DM tipe 2 sebelum dan
Tabel 2 hasil uji statistik Shapiro sesudah pemberian terapi oksigen
Wilk hiperbarik di Rumah Sakit Advent
Bandung dapat diterima. Sehingga
Shapiro-Wilk dapat disimpulkan pemberian terapi
Statistic df Sig. oksigen hiperbarik efektif dalam
menurunkan kadar gula pasien DM
.926 8 .484 tipe 2.

PEMBAHASAN
Bila nilai p > ∝ maka data tersebut
berdistribusi normal, nilai ∝ adalah Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif
0,05. Hasil uji Shapiro Wilk pada dimana hasilnya diukur menggunakan
tabel diatas menunjukkan data kadar prosedur statistik. Penelitian ini bersifat
gula darah pasien sebelum cross sectional dengan desain pre
melakukan terapi oksigen hiperbarik experimental one group pre test and post
memiliki nilai probabilitasnya adalah test dimana tiap sampel diperlakukan

Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.3, No. 1  Jan – Jun 2017  21


Inggried Angelica Valentina Wiliyams Peni

sekaligus sebagai kelompok kontrol. Hasil uji berkisar 20%. Jumlah oksigen dalam
statistik menunjukan rerata kadar gula darah hemoglobin 20,1 % dan oksigen dalam
pasien DM tipe 2 sebelum menjalani terapi plasma darah 0,32%.
oksigen hiperbarik adalah 257,25 mg/dl
sedangkan rerata kadar gula dara pasien Sesuai penelitian yang dilakukan oleh
DM tipe 2 sesudah menjalani terapi oksigen Zaetun, Kerti dan Srigede tahun 2015, jika
hiperbarik adalah 176 mg/dl. diberikan oksigen murni 100% pada tekanan
1 ATA, oksigen dalam hemoglobin tetap 20,1
Terapi Oksigen Hiperbarik (TOHB) adalah % dan oksigen dalam plasma darah
terapi dimana pasien ditempatkan dalam meningkat menjadi 2,14%. Ketika tekanan
suatu tabung dengan tekanan 2,4 ATA dan udara dinaikan hingga 3 ATA, jumlah
menghirup oksigen murni 100%. Menurut oksigen dalam plasma meningkat tiga kali
teori Toricelli dalam tekanan udara 1 ATA lipat menjadi 6,42%. Dengan meningkatnya
komposisi yang terkandung dalam udara kadar oksigen dalam tubuh dapat
adalah Nitrogen (N2) 79% dan Oksigen (O2) memperbaharui pembuluh darah,
21%, begitu juga dalam sistem pernafasan mendorong meningkatnya pertumbuhan sel,
manusia. TOHB menyediakan kandungan dan meningkatkan daya tahan sel darah
oksigen (O2) 100% yang dibutuhkan oleh putih (leukosit).
tubuh. Secara fisiologis, apabila seluler
kekurangan O2 akan menyebabkan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
mitokondria tidak dapat mengubah glukosa Azhar (2015), manfaat terapi oksigen
menjadi energi yang dibutuhkan dalam hiperbarik dalam menurunkan kadar gula
melakukan aktivitas. darah adalah dengan meningkatkan
metabolisme aerob dan menurunkan kadar
Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis HbA1c yang dapat membantu mengontrol
yang terjadi ketika pankreas tidak kadar gula darah pasien DM tipe 2. Adapun
menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh yang menjadi kelebihan dari penelitian ini
tidak dapat menggunakan insulin yang adalah semua responden memiliki jenis
dihasilkan secara efektif (World Health kelamin yang sama yaitu wanita dan semua
Organization (WHO), 2016) yang responden yang menggunakan hipoglikemik
menyebabkan berbagai komplikasi pada oral diberhentikan selama ±12 jam sebelum
organ tubuh seperti retinopati diabetik, terapi dilakukan. Walau begitu penelitian ini
neuropati diabetik, nefropati diabetik, dan memiliki kelemahan, dimana sampel tidak
diabetik foot. Selain itu juga didapatkan dikontrol jumlah kalori makanan yang
kelainan aktifitas sel-sel darah yang dikonsumsi sebelum mengikuti terapi dan
menghambat aliran darah yang waktu lama menderita DM tipe 2 pada tiap
menyebabkan kerusakan hingga kematian sampel tidak sama.
jaringan tubuh.
KESIMPULAN
Menurut Tjokroprawiro (2007), seorang
penderita DM yang memiliki kadar gula Pemberian terapi oksigen hiperbarik selama
darah tinggi dalam jangka panjang akan 40 menit, efektif dalam menurunkan kadar
menaikan kadar kolesterol dan trigliserida, gula darah pada pasien DM dengan nilai
yang akan menyebabkan aterosklerosis probilitasnya 0,000 < 0,05.
(penyempitan pembuluh darah). Apabila
penderita sudah mengalami aterosklerosis DAFTAR PUSTAKA
maka aliran darahnya akan tidak lancar dan
Adamo P.J., dan C. Whitney. 2007.
tubuh kekurangan oksigen. TOHB berguna
Diabetes: Penemuan Baru Memerangi
untuk membantu tubuh memenuhi kadar
Diabetes Melalui Diet Golongan Darah.
oksigen, pada kondisi udara bebas dengan
Yogyakarta: B-First.
tekanan udara 1 ATA jumlah kadar oksigen

22 | Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.3, No. 1  Jan – Jun 2017


EFEKTIVITAS TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS

American Diabetes Association. 2011. Mahdi, H. Et al. 2009. Ilmu Kesehatan


Standards of Medical Care in Diabetes. Bawah Air dan Hiperbarik. Lembaga
Diambil dari: Kesehatan Angkatan Laut (LAKESLA).
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/artic Surabaya
les/PMC3006050/ (30 Januari 2017).
Neubauer, R. A., dan Morton Walker. 1998.
Arisman. 2011. Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Hyperbaric Oxygen Theraphy.
Diabetes Mellitus, Dislipidemia. Penguin.
Jakarta: EGC.
Notoatmodjo. 2005. Metode Penelitian
Azhar, N.N. 2015. Uji Efektivitas Terapi Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta
Oksigen Hiperbarik pada Pasien
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Diabetes Melitus di Rumah Sakit TNI
Metodologi Penelitian Ilmu
Angkatan Laut Dr.Mintohardjo Jakarta
Keperawatan; Pedoman Skripsi, Tesis,
Pusat. UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta
dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Badan Penelitian dan Pengembangan
Medika.
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
2013. Riset Kesehatan Dasar
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.
(Riskedas) 2013. Jakarta
2011. Petunjuk Praktis: Terapi Insulin
Depkes. 2014. Pharmautical care untuk pada Pasien Diabetes Melitus. PB.
penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta: PERKENI. Jakarta
Depkes
Polit D.F., dan C.T Beck. 2007. Nursing
Harch, P. G., dan Virginia MCCullough. Research: Principles and methods.
2010. The Oxygen Revolution Third Lippincott Company.
Edition Hyperbaric Oxygen Theraphy:
Breakthrough Gene Theraphy for Sahni, T. 2003. Hyperbaric Oxygen Therapy:
Traumatic Brain Injury and Other current trends and applications.
Disorders. Hatherleigh Press. Diakses tanggal 30 januari 2017.

Harnanik Titut. 2008. Efek Oksigen Sitiarava, Rizema Putra. 2012. Panduan
Hiperbarik terhadap peningkatan Riset Keperawatan dan Penulisan
antioksidan pada penderita Diabetis Ilmiah.
Millitus tipe 2. Surabaya: Jurnal FK
Unair. Soegondo, Sidartawan. 2009.
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Ishihara, A. 2007. Hyperbaric Exposure in Terpadu; Edisi II Cetakan ke-7.
Rat muscle and Nerve. Laboratory Of Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.
Metabolism. Graduate School of
Human Genomic Drug Discovery Soeryoko, hery. 2011. 25 Tanaman Obat
Science. Kyoko University. Japan. Ampuh Penakluk Diabetes Mellitus.
Bandung: Andi
Kasiram, H. Moh. 2008. Metodologi
Penellitian Kualitatif-Kuantitatif. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Malang: UIN Malang Press. Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung. Alfabeta.
Kemenkes Republik Indonesia. 2014. Situasi
dan Analisis Diabetes. Jakarta: Sujarweni V. Wiratna. 2014. Metodologi
Kemenkes RI. Penelitian Keperawatan. Yogyakarta:
Penerbit Gaya Media.

Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.3, No. 1  Jan – Jun 2017  23


Inggried Angelica Valentina Wiliyams Peni

Tjokroprawiro, A. 2007. Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam. Airlangga Univeristy
Press. Surabaya

World Health Organization.2016. Global


Report on Diabetes.
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665
/204871/1/9789241565257_eng.pdf.
Diunduh tanggal 13 desember 2016.

Zaetun, S, Lalu Bambang Kerti, dan Lalu


Srigede. 2015. Pengaruh Terapi
Oksigen Hiperbarik terhadap Kadar
Gula Darah Pasien Diabetes Mellitud di
Instalasi Kesehatan Penyelam dan
Hiperbarik Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Mataram.
Mattaram: Media Bina Ilmiah. Vol. 9,
No.2, April 2015

24 | Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.3, No. 1  Jan – Jun 2017

Anda mungkin juga menyukai