Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Kristal

Sistem Kristal adalah cara untuk mengklasifikasikan bentuk kristal


berdasarkan geometri sel unit yaitu berdasarkan letak atom dalam sumbu x,y,z.
geometri sel unit didefinisikan sebagai analisis terhadap enam parameter yaitu
panjang tepi a,b,c dan tiga sudut interaksi 𝛼, 𝛽, 𝛾.

1. Sistem Isometrik

Sistem Isometrik adalah sistem kristal yang paling simetri dalam ruang
tiga dimensi. Sistem ini tersusun atas tiga garis kristal berpotongan yang sama
panjang dan sama sudut potong satu sama lain, sistem ini berbeda dengan sistem
lain dari berbagai sudut pandang. Sistem ini tidak berpolar seperti yang lain, yang
membuatnya lebih mudah dikenal. Kata isometrik berarti berukuran sama, terlihat
pada struktur tiga dimensinya yang sama simetri, atau dikenal pula dengan sistem
kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada tiga dan saling tegak lurus
satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk
masing-masing sumbunya.

Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio


(perbandingan sumbu a1 = a2 = a3, yang artinya panjang sumbu a1 sama dengan
sumbu a2 dan sama dengan sumbu a3. Dan juga memiliki sudut kristalografi α =
β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( α , β dan γ )
tegak lurus satu sama lain (90˚).

Sistem Isometrik memiliki perbandingan sumbu a1 : a2 : a3 = 1 : 3 : 3.


Artinya, pada sumbu a1 ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu a2 ditarik garis
dengan nilai 3, dan sumbu a3 juga ditarik garis dengan nilai 3 (nilai bukan
patokan, hanya perbandingan). Sudut antara a1 dengan a2 = 90o, sudut antara a2
dengan a3 = 90o, sudut antara a3 dengan a1 = 90o, sedangan sudut antara a1
dengan –a2 = 30o. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a1 memiliki nilai 30˚
terhadap sumbu –a2. Perhatikan gambar sistem kristal Isometrik dibawah ini :

Tipe kristal ini memiliki tiga sumbu yang saling berpotongan


membentuk sudut siku – siku, dan ketiganya memiliki panjang yang sama.
Pirit (Fe2S3, salah satu mineral besi) dan Kristal Halit (NaCl, garam)
merupakan contoh dari kristal yang berbentuk isometrik, contoh lain dari
sistem kristal isometrik adalah seperti; Gold, Diamond, Sphalerite, Galena,
Halite, Flourite, Cuprite, Magnetite, Cromite, dan lain-lain.

Sistem Isometrik dibagi menjadi 5 Kelas, yaitu :

a. Kelas Tetratoidal
 Kelas : Ke-28, Simetri : 2 3
 Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu
putar dua.
 Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1,
a2, dan a3
 Sudut : Ketiga-tiganya 90o
 Bentuk Umum : Tetartoidal yang unik, serta pyritohedron, kubik,
deltoidal dodecahedron, pentagonal dodecahedron, rhombik
dodecahedron, dan tetrahedron.
 Mineral yang Umum : Changcengit, Korderoit, Gersdorffit,
Langbeinit, Maghemit, Micherenit, Pharmacosiderit, Ullmanit, dan
lain-lain.

b. Kelas Hexoctahedral
 Kelas : Ke-32, Simetri : 4/m 3bar 2/m
 Elemen Simetri : Merupakan kelas yang paling simetri untuk bidang
tiga dimensi dengan empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar
dua, dan sumbu putar dua, dengan sembilan bidang utama dan satu
pusat.

· Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3

· Sudut : Ketiga-tiganya 90o

· Bentuk Umum : Kubik, bidang delapan, bidang duabelas, dan trapezium. Dan
kadang-kadang trisoktahedron, tetraheksahedron, dan heksotahedron.

· Mineral yang Umum : Flurit, Galena, Intan, Tembaga, Besi, Timah, Platina,
Perak, Emas, Halit, Bromargyrit, Kllorargirit, Murdosit,
Piroklor, kelompok Garnet, sebagian besar kelompok Spinel, Uraninit dan lain-lain.

3. Kelas Hextetrahedral

· Kelas : Ke-31, Simetri : 4bar 3/m

· Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar empat,
dan enam bidang kaca.

· Sumbu Kristal : Tiga sumbu sama panjang yang disebut a1, a2, dan a3.
· Sudut : Ketiga-tiganya 90o

· Bentuk Umum : Empatsisi, tristetrahedron, deltoidal dodecahedron, dan


hekstetrahedron serta yang jarang kubik, rhombik dodecahedron dan
tetraheksahedron.

· Mineral yang Umum : Sodalit, Sphalerit, Domeykit, Hauyne, Lazurit, Rhodizit, dan
lain-lain.

4. Kelas Diploidal

· Kelas : Ke-29, Simetri : 2/m 3bar

· Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar dua, dan
tiga bidang kaca dan satu pusat.

· Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3

· Sudut : Ketiga-tiganya 90o

· Bentuk Umum : Diploid dan pyritohedron dan juga kubik, octahedron, rhombik
dodecahedron, trapezohedron dan yang jarang trisoctahedron.

· Mineral yang Umum : Pyrite, Kobaltit, Kliffordit, Haurit, Penrosit, Tychit,


Laurit, dan lain-lain

5. Kelas Giroid

· Kelas : Ke-30, Simetri : 4 3 2

· Elemen Simetri : Terdapat tiga sumbu putar empat, dan empat sumbu putar tiga,
dan enam sumbu putar dua

· Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3

· Sudut : Ketiga-tiganya 90o


· Bentuk Umum : Kubik, octahedron, dodecahedron, dan trapezohedron, serta yang
jarang trisoctahedron dan tetraheksahedron.

· Mineral yang Umum : Cuprit, Voltait, dan Sal Amoniak.

Sistem Trigonal

Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu
Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem
kristal Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya,
bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam,
kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati
satu titik sudutnya.
Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b =
d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu
d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚
; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan
membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal
Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a
ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c
ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut
antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu
a+ memiliki nilai 20˚ terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut 40˚
terhadap sumbu b+.
Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas:

1. Hexagonal Scalenohedral
· Kelas : ke-13, Simetri : 3bar 2/m
· Elemen Simetri : ada 1 bidang putar tiga, 3 bidang putar dua, 3 bidang simetri
· Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama
satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari
sumbu c.
· Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut antara sumbu a dan sumbu
c = 90o.
· Bentuk umum : scalenohedron, rhombohedron, diheksagonal prism, hexagonal
prism, hexagonal dipiramid, dan basal pinakoid.
· Mineral yang Umum : anggota kelompok kalsit, termasuk korondum, hematit,
bismuth, antimon, sturmanit, brusit, arsenic, soda niter, chabazit, dan millerit.

2. Trigonal Trapezohedral
· Kelas : ke-12, Simetri : 3 2
· Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua.
· Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama
satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari
sumbu c.
· Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut antara sumbu a dan sumbu
c = 90o.
· Bentuk umum : trigonal trapezohedron, rhombohedron, trigonal prism, ditrigonal
prism, trigonal dipiramid, dan basal pinakoid.
· Mineral yang Umum : kuarsa, tellurium berlinit, dan cinnabar.

3. Ditrigonal Pyramidal
· Kelas : ke-11, Simetri : 3m
· Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan 3 bidang simetri
· Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama
satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari
sumbu c.
· Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut antara sumbu a dan sumbu
c = 90o.
· Bentuk umum : ditrigonal pyramid, heksagonal prism, heksagonal pyramid, trigonal
prism, ditrigonal prism, dan pedion.
· Mineral yang Umum : anggota kelompok tourmalin, termasuk didalamnya
pyrargyrit, jarosit, natrojarosit, alunit, dan proustit.

4. Kelas Rhombohedral
· Kelas : ke-10, Simetri : 3bar
· Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan sebuah pusat
· Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama
satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari
sumbu c.
· Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut antara sumbu a dan sumbu
c = 90o.
· Bentuk umum : rhombohedron, heksagonal prism, dan basal pinakoid.
· Mineral yang Umum : anggota kelompok dolomit, termasuk ankerit, ilmenit,
dioptase, willemit, dan phenakit.
5. Kelas Trigonal Pyramidal
· Kelas : ke-9, Simetri : 3
· Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga
· Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama
satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari
sumbu c.
· Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut antara sumbu a dan sumbu
c = 90o.
· Bentuk umum : trigonal pyramid, trigonal prism, dan pedion.
· Mineral yang Umum : gratonit hanya satu-satunya yang dikenal dalam kelas ini.
Sistem Tetragonal

Sistem Tetragonal sama dengan sistem Isometrik, karena sistem kristal ini
mempunyai tiga sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a1 dan
a2 mempunyai satuan panjang sama, sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih
panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang.

Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan


sumbu) a1 = a2 ≠ c , yang artinya panjang sumbu a1 sama dengan sumbu a2 tapi
tidak sama dengan sumbu c, dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚.
Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalografinya ( α , β dan γ ) tegak lurus
satu sama lain (90˚).

Sistem kristal Tetragonal memiliki perbandingan sumbu a1 : a2 : c = 1 : 3 : 6.


Artinya, pada sumbu a1 ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu a2 ditarik garis
dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya
perbandingan), Sudut antara a1 dengan a2 = 90o, sudut antara a2 dengan a3 = 90o,
sudut antara a3 dengan a1 = 90o, sedangan sudut antara a1 dengan –a2 = 30o. Hal ini
menjelaskan bahwa antara sumbu a1 memiliki nilai 30˚ terhadap sumbu –a2.
Perhatikan gambar sistem kristal Tetragonal dibawah ini :
Kristal ini memiliki dua sumbu yang sama, sumbu horisontal yang bersudut
90 derajat dan satu sumbu (yang lebih panjang dibandingkan dengan dua lainnya)
tegak lurus terhadap bidang antara dua sumbu yang sama tadi. Dengan kata lain,
semua sumbu membentuk sudut siku-siku atau 90o terhadap satu sama lain, dan dua
sumbu adalah sama panjang. Kalkopirit (atau tembaga-besi sulfida) adalah contoh
dari sitem kristal Tetragonal, contoh lain dari sistem kristal Tetragonal adalah
seperti; Anatase, Zircon, Leucite, Rutile, Cristobalite, Wulfenite, Scapolite,
Cassiterite, Stannite, Cahnite, dan lain-lain.

Sistem Tetragonal dibagi menjadi 7 Kelas, yaitu :

1. Ditetragonal Dipyramidal

· Kelas : Ke-27, Simetri : 4/m 2/m 2/m

· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, sumbu putar dua, lima sumbu
simetri.

· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan –a1 keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

· Bentuk Umum : Ditetragonal dipiramid, tetragonal dipiramid, ditetragonal prism,


tetragonal prism, dan basal pinakoid.

· Mineral yang Umum : Apophylit, Autunit, Meta-Autunit, Torbernit, Meta-


Torbernit, Xenotime, Carletonit, Plattnerit, Zircon, Hausmannit, Pyrolusit, Thorite,
Anatase, Rilit, Casiterit dan lain-lain.

2. Kelas Tetragonal Trapezohedral

· Kelas : Ke-26, Simetri : 4/m 2/m 2/m

· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, dua sumbu putar dua,
semuanya berpotongan tegak lurus ke sumbu putar lain.

· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan –a1 keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o


· Bentuk Umum : Tetragonal trapezohedron, ditetragonal prism, tetragonal prism,
tetragonal dipyramid, dan basal pinakoid.

· Mineral yang Umum : Wardit dan Kristobalit.

3. Kelas Ditetragonal Pyramidal

· Kelas : Ke-25, Simetri : 4/m

· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat dan empat bidang simetri.

· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

· Bentuk Umum : Ditetragonal pyramid, ditetragonal prism, tetragonal prism,


tetragonal pyramid, dan pedion.

· Mineral yang Umum : Diaboleit, Diomignit, Fresnoit,


ematophanit, dan Routhierit.

4. Kelas Tetragonal Scalahedral

· Kelas : Ke-24, Simetri : 4bar 2/m

· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, dan dua sumbu putar dua, dan
dua bidang simetri.

· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

· Bentuk Umum : Tetragonal scalahedron, disphenoid, ditetragonal prism, tetragonal


prism, tetragonal dipyramid, dan pinakoid.

· Mineral yang Umum : Kalkopirit dan Stannit termasuk Akermanit, Hardistonit,


Melilit, Urea, Luzonit, Pirquitasit, Renierit, dan Tetranatrolit.

5. Kelas Tetragonal Dipyramidal

· Kelas : Ke-23, Simetri : 4/m

· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat dan satu bidang simetri.
· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan –a1 keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

· Bentuk Umum : Tetragonal dipiramid, tetragonal prism, dan pinakoid.

· Mineral yang Umum : Scapolit, Wulfenite, Vesuvianit, Powellit, Narsarsukit,


Meta-Zeunerit, Leucit, Fergusonit, dan Scheelit.

6. Kelas Tetragonal Disphenoidal

· Kelas : Ke-22, Simetri : 4bar

· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat.

· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

· Bentuk Umum : Tetragonal disphenoidal, tetragonal prism, dan pinakoid.

· Mineral yang Umum : Cahnit, Minium, Nagyagit, Tugtupit, dan beberapa yang
jarang seperti Krookesit, Meliphanit, Schreibersit, dan Vincentit.

7. Kelas Tetragonal Pyramidal

· Kelas : Ke-21, Simetri : 4

· Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat.

· Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan satu sumbu
(sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.

· Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

· Bentuk Umum : Tetragonal piramid, tetragonal prism, dan pedion.


· Mineral yang Umum : Wulfenit (diragukan), Pinnoit, Piypit dan Richelit.

Sistem Hexagonal
Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap
ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120˚
terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan
panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama
dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β
saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Hexagonal
memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis
dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis
dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya
a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai
20˚ terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut 40˚ terhadap sumbu b+.
Sistem ini dibagi menjadi 7:

1. Dihexagonal Dipyramidal
· Kelas : ke-20, Simetri : 6/m 2/m 2/m
· Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua, 7 bidang simetri
masing-masing berpotongan tegak lurus terhadap salah satu sumbu rotasi dan satu
pusat.
· Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3
sama panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari
sumbu c.
· Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut antara semua sumbu
a dan sumbu c sebesar 90o.
· Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal dipiramid, diheksagonal
prisma, heksagonal prisma dan dasar pinakoid.
· Mineral yang Umum : beryl, molibdenit, pyrhotit, nikelin, grafit kakohenit, seng,
fluoserit dan lain-lain.

2. Hexagonal Trapezohedral
· Kelas : ke-19, Simetri : 6 2 2
· Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua
· Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
· Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut antara semua sumbu
a dan sumbu c sebesar 90o.
· Bentuk Umum : heksagonal trapesohedron, heksagonal dipiramid, diheksagonal
prism, heksagonal prism, dan pinakoid.
· Mineral yang Umum :rhapdopane, quetzalcoatlit, quintinit-2H, dan beta-kuarsa.

3. Dihexagonal Pyramidal
· Kelas : ke-18, Simetri : 6 m m
· Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 bidang simetri.
· Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
· Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut antara semua sumbu
a dan sumbu c sebesar 90o.
· Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal pyramid, diheksagonal prism,
heksagonal prism dan pedion.
· Mineral yang Umum : zincit, moissanit, taafeit, greenockit, dan wurtzit.

4. Ditrigonal Dipyramidal
· Kelas : ke-17, Simetri : 6bar m 2
· Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 3 sumbu putar dua, dan 4 bidang
simetri.
· Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
· Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut antara semua sumbu
a dan sumbu c sebesar 90o.
· Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal pyramid, diheksagonal prism,
heksagonal prism dan pedion.
· Mineral yang Umum : benitoit, belkovit, konnelit, baringerit, basnasit, hidroksil
basnasit, ofretit dan lain-lain.

5. Hexagonal Dipyramidal
· Kelas : ke-16, Simetri : 6/m
· Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri.
· Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
· Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut antara semua sumbu
a dan sumbu c sebesar 90o.
· Bentuk Umum : heksagonal dipyramid, heksagonal prism, dan basal pinakoid.
· Mineral yang Umum : agardit, hangsit, hedyphane, mixit thaumasit, dan kelompok
apatit (apatit, mimetit, vanadinit, dan pyromorpit).

6. Trigonal Dipyramidal
· Kelas : ke-15, Simetri : 6bar (ekuivalen dengan 6/m)
· Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri.
· Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
· Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut antara semua sumbu
a dan sumbu c sebesar 90o.
· Bentuk Umum : trigonal dipiramid, trigonal prism, dan basal pinakoid.
· Mineral yang Umum : hanya mineral-mineral jarang laurelit, liotit, dan reederit-(Y).

7. Hexagonal Pyramidal
· Kelas : ke-14, Simetri : 6
· Elemen Simetri : hanya terdapat 1 sumbu putar enam.
· Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
· Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120o. Sudut antara semua sumbu
a dan sumbu c sebesar 90o.
· Bentuk Umum : hexagonal pyramid, heksagonal prism, dan pedion.
· Mineral yang Umum : nephelin, kankrinit, erionit, berthierit, dan gyrolit.
SISTEM KRISTAL MONOKLIN

Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu
yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap
sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. ketiga sumbu tersebut
mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan
sumbu b paling pendek. Sistem monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu)
a ≠ b ≠ c dan memiliki sudut kristalografi α = β = 90º ≠ y. Hal ini berarti, pada ancer
ini sudut α dan β saling tegak lurus (90º) sedangkan y tidak tegak lurus (miring).
a≠b≠c
a : b : c = sembarang
sudut antara b dan c = 90º
sudut antara a dan b = 90º
sudut antara a dan c ≠ 90º
sudut antara a dan –b = 45

Pada penggambaran dengan proyeksi orthogonal, system Kristal monoklin


memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang
akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada system ini. Dan sudut
antar sumbunya a+^b¯ = 30º. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki
nilai 45º terhadap sumbu b¯.

Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas:

1. Sfenoid

Axial
Paper Model
Configuration

 Kelas : ke-4
 Simetri :2
 Elemen simetri : 1 sumbu putar
 Sumbu : tidak ada yang sama panjang
 Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c tidak saling tegak lurus.
 Bentuk Umum : sphenoid, pedion, dan pinakoid.
 Mineral yang Umum : boltwoodit, halotrichit, franklinfurnaceit, goosekrecit,
mesolit, rinkit, wollastonit-2M dan lain-lain.

Example of the Monoclinic - sphenoidal class symmetry

Contoh mineral:
Mesolite Ravatite

2. Domatic

Axial Configuration Paper Model


 Kelas : ke-3
 Simetri :m
 Elemen Simetri : 1 bidang simetri
 Sumbu : tidak ada yang sama panjang
 Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c tidak saling tegak
lurus.
 Bentuk Umum : kubah, pedion, dan pinakoid.
 Mineral yang Umum : alamosit, antigorit (serpentin), klinohedrit, natron,
neptunit, skolosit, dan lain-lain.

Example of the Monoclinic - domatic class symmetry

Contoh mineral:
Antigorite
Bismutoferrite

3. Prismatic

Axial ConfigurationPaper Model

 Kelas : ke-5
 Simetri : 2/m
 Elemen Simetri : 1 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang
berpotongan tegak lurus
 Sumbu : tidak ada yang sama panjang,
 Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c tidak saling tegak
lurus.
 Bentuk Umum : monoklin prisma dan pinakoid.
 Mineral yang Umum : akanthit, aktinolit, aegirin, azurite, allamit, annabergit,
arsenopyrit, biotit, dan lain-lain.

Example of the Monoclinic - prismatic class symmetry


Contoh mineral:
Eastonite Actinolite

Sistem Triklin

Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling
tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.

Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama
panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β ≠ γ
≠ 90˚. Hal ini berarti, pada system ini, sudut α, β dan γ tidak saling tegak lurus satu
dengan yang lainnya.

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, Triklin memiliki


perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan
menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar
sumbunya a+^bˉ = 45˚ ; bˉ^c+= 80˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+
memiliki nilai 45˚ terhadap sumbu bˉ dan bˉ membentuk sudut 80˚ terhadap c+.

Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas:

1. Kelas Pinakoid

· Kelas : ke-2, Simetri : 1bar

· Elemen Simetri : hanya sebuah pusat.

· Sumbu Kristal : tiga sumbu tak sama panjang.

· Sudut : tak ada satupun yang tegak lurus.

· Bentuk Umum : pinakoid.

· Mineral yang Umum : albit, ambligonit, anapait, andesine, babingtonit, bustamit,


colinsit, inesit, jamesit, labradorit, rhodonit, dan lain-lain.

2. Kelas Pedial

· Kelas : ke-1, Simetri : 1

· Elemen Simetri : hanya sebuah pusat.

· Sumbu Kristal : tiga sumbu tak sama panjang.

· Sudut : tak ada satupun yang tegak lurus.

· Bentuk Umum : pedion.

· Mineral yang Umum : axinit, amesit, tundrit, kaolinit, epistolit, dan lain-lain.
Sistem Orthorhombik

Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal
yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai
panjang yang berbeda.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada
yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi
α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, ketiga sudutnya saling tegak lurus
(90˚).
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem
Orthorhombik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada
patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini.
Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+
memiliki nilai 30˚ terhadap sumbu bˉ.
Sistem ini dibagi menjadi 3 kelas:

1. Orthorombik Dipiramidal
· Kelas : ke-8, Simetri : 2/m 2/m 2/m
· Elemen Simetri : ada 3 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang
berpotongan tegak lurus dengan ketiga sumbu dan sebuah pusat.
· Sumbu : semuanya tidak sama panjang.
· Sudut : sudut antara ketiganya = 90o.
· Bentuk Umum : orthorombik dipiramid, prisma, dan pinakoid silang.
· Mineral yang Umum : kelompok barit, termasuk belerang, olivine, staurolit,
andalusit, kelompaok aragonite, marcasit, topas, brookit, enstatit, anthrophilit,
sillimanit, zoisit, adamit, danburit, kordierit, wavilit, dan lain-lain.
2. Kelas Orthorombik Disphenoidal
· Kelas : ke-7, Simetri : 2 2 2
· Elemen Simetri : ada 3 sumbu putar.
· Sumbu : semuanya tidak sama panjang.
· Sudut : sudut antara ketiganya = 90o.
· Bentuk Umum : orthorombik disphenoid, orthorombik prisma, dan pinakoid silang.
· Mineral yang Umum : epsomit

3. Kelas Orthorombik Piramidal


· Kelas : ke-6, Simetri : 2 m m
· Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar dua dan 2 bidang.
· Sumbu : semuanya tidak sama panjang.
· Sudut : sudut antara ketiganya = 90o.
· Bentuk Umum : piramid, prisma, kubah, dan pedion.
· Mineral yang Umum : hemimorfit, bertrandit, enargit, natrolit, dan prehnit.

Anda mungkin juga menyukai