ANTARA
RSU ANANDA BABELAN
DENGAN
CV.JUNITA ODOR
TENTANG
PENYEDIAAN ALAT URINE ANALYZER
DI LABORATORIUM RS ANANDA BABELAN
BEKASI
JUNI 2019
PERJANJIAN KERJASAMA OPERASIONAL
ANTARA
RSU ANANDA BABELAN
DENGAN
CV.JUNITA ODOR
TENTANG
PENYEDIAAN ALAT URINE ANALYZER
DI LABORATORIUM RS ANANDA BABELAN
Pada hari ini Kamis tanggal Dua puluh Dua ribu sembilan belas
(20/06/2019) kami yang bertanda tangan dibawah ini :
1. PT. Laju Ananda Bangun Persada, suatu rumah sakit yang didirikan
berdasarkan hukum Republik Indonesia, beralamat di Jalan Raya Babelan
Km 9,1, Bekasi Utara, dalam hal ini diwakili oleh dr Lili Masliyah, yang
bertindak dalam kedudukannya selaku Direktur Utama dan oleh
karenanya bertindak untuk dan atas nama RSU Ananda Babelan
(selanjutnya disebut, “PIHAK PERTAMA”);
1 Pihak I
Pihak II
Urine, Object Glass, Deck Glass, Pot Urine dan Consumables atas
peralatan tersebut (Lampu Microskop).
Pasal 1
Pengertian, Maksud, Objek dan Tujuan
1. Pengertian:
4. Objek Perjanjian :
Objek perjanjian kerjasama ini adalah berupa alat Urine Lengkap :
Urine Analyzer, Microskop Binokuler, Centrifuge, Tabung Reaksi,
2 Pihak I
Pihak II
dan BMHP : Stick Urine, Object Glass, Deck Glass, Pot Urine dan
Consumables
Pasal 2
Bagi Hasil
Pasal 3
Hak dan Kewajiban
3 Pihak I
Pihak II
d) Memanggil teknisi PIHAK KEDUA setiap waktu jika diperlukan.
e) Mendapatkan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP):Stick Urine, Object
Glass, Deck Glass, Pot Urine dan Consumables atas peralatan tersebut
(Lampu Microskop) yang berkualitas berdasarkan kebutuhan dan
permintaan PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 3 (tiga) hari
terhitung sejak diterimanya surat permintaan dari PIHAK PERTAMA
dan berkoordinasi dengan Penanggung jawab laboratorium.
4 Pihak I
Pihak II
agar perangkat alat Urine Analyzer tersebut dapat selalu bekerja dan
berfungsi dengan baik.
d. Menyediakan alat Back Up jika dalam 1 x 24 jam alat tidak bisa
diperbaiki dan jika sampel dirujuk keluar pihak kedua wajib
membayar biaya tersebut.
e. Kalibrasi alat yang dilakukan 1 tahun sekali ditanggung pihak kedua
Pasal 4
Komunikasi
PIHAK PERTAMA :
PT. Laju Ananda Bangun Persada
Jalan Raya Babelan Km 9.1
Bekasi Utara
No. Telpon : 021 89234000
U.p. : dr. Lili Masliyah
PIHAK KEDUA:
CV Junita Odor
Jln Patriot Dalam
Blok B3 No 27A
No. Telpon : 081213023232,
082129925875
E-mail : rukunbudiatiginting@gmail.com
U.p. : Rukun Budiati
Pasal 5
Pemeliharaan dan Perbaikan
5 Pihak I
Pihak II
memperbaiki atau melakukan service segala kerusakan atas
peralatan tersebut.
b. Melakukan pemeliharaan, perbaikan dan penggantian suku cadang
alat sesuai kebutuhan.
2. PIHAK KEDUA melakukan perbaikan setiap saat bila ada kerusakan
yang mendadak.
3. Dalam hal terjadi kerusakan secara tiba-tiba pada alat Urynalyzer,
perbaikan dilakukan paling lambat 1 x 24 jam setelah kerusakan
diinformasikan kepada PIHAK KEDUA.
4. PIHAK PERTAMA menjaga dan memelihara peralatan dalam kondisi
baik.
Pasal 6
Status Alat
6 Pihak I
Pihak II
5. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa hanya Analis yang memenuhi syarat
yang diijinkan untuk menangani dan memakai peralatan berdasarkan
spesifikasi yang diuraikan oleh PIHAK KEDUA.
6. PIHAK PERTAMA menjamin peralatan ditempatkan dilokasi dan posisi
yang telah disepakati.
7. PIHAK PERTAMA menjamin semua sarana dan prasarana yang dalam
rangka pelaksanaan kewajiban PIHAK PERTAMA, antara lain sebagai
berikut :
a. Menyediakan listrik yang stabil
b. Menyediakan sumber air yang memadai
c. Melakukan pemeliharaan harian peralatan
Pasal 8
Pengawasan
PIHAK PERTAMA menunjuk Penanggung jawab Laboratorium RSU
Ananda Babelan, sebagai Pengawas kegiatan pelayanan serta sebagai
penanggung jawab sarana prasarana.
Pasal 9
Jangka Waktu Pelaksanaan Perjanjian
Pasal 10
Keadaan Memaksa (Force Majeure)
1. Force Majeure / Keadaan Kahar adalah: Suatu keadaan yang timbul, baik
langsung maupun tidak langsung, diluar kekuasaan yang layak atau
wajar dari Pihak yang menderita, dengan ketentuan:
a. keadaan tersebut terjadi sekalipun telah dilakukan upaya seksama,
tidak mampu untuk
dihindari, dicegah atau dihentikan oleh pihak
tersebut;
7 Pihak I
Pihak II
b. keadaan tersebut tidak diakibatkan secara langsung maupun tidak
langsung oleh kelalaian
atau kesalahan dari pihak dimaksud;
c. Pihak tersebut telah memberikan Pemberitahuan kepada Pihak lainnya
mengenai keadaan tersebut, akibat dari keadaan tersebut serta
tindakan penanggulangan yang telah diambil untuk memenuhi
persyaratan dalam pasal ini;
2. Berdasarkan ketentuan Pasal ini, maka keadaan kahar adalah keadaan
termasuk namun tidak terbatas pada kejadian sebagai berikut:
a) Tindakan perang atau tindakan musuh, baik dinyatakan atau tidak;
b) Kerusuhan sosial, huru hara, pembangkangan atau pemberontakan,
demonstrasi yang merusak, teroris, sabotase ;
c) Perubahan peraturan perundang-undangan terkait yang menyebabkan
Peralatan menjadi dilarang untuk dipergunakan oleh Pihak Kedua;
d) Pemogokan; tindakan industrial lainnya (strikes, lock out) yang
menyebabkan berhentinya operasional selama paling sedikit 14 (empat
belas) hari kalender yang dilakukan oleh pekerja Pihak yang
menderita;
e) Kebakaran, peledakan, gempa bumi, badai, banjir, letusan gunung
berapi, cuaca yang buruk luar biasa, atau kejadian serupa yang
disebabkan oleh keadaan alam (acts of God).
3. Dalam hal terjadi Force Majeure / Keadaan Kahar salah satu Pihak dalam
Perjanjian ini tidak dapat menuntut Pihak lainnya untuk melaksanakan
atau memenuhi ketentuan-ketentuan Perjanjian ini atau menganggap
pihak lainnya telah melanggar Perjanjian ini apabila pihak lain tersebut
tidak dapat melaksanakan atau memenuhi ketentuan-ketentuan
Perjanjian ini karena adanya Force Majeure / Keadaan Kahar.
4. Adanya Force Majeure harus selalu ditetapkan atau disetujui dan
dilengkapi dengan keterangan dari Instansi yang berwenang atau
keterangan dari media massa. Pihak yang tidak dapat melaksanakan
kewajibannya karena timbulnya Force Majeure tersebut harus segera
memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari sejak terjadinya Force Majeur/ Keadaan Kahar
tersebut dan Kedua Belah Pihak secara bersama-sama harus melakukan
hal-hal yang dianggap perlu untuk mengatasi keadaan Force Majeure
sehingga pelaksanaan ketentuan – ketentuan Perjanjian ini dapat dimulai
dengan segera.
Pasal 11
Penyelesaian Perselisihan
8 Pihak I
Pihak II
2. Apabila tidak dapat diperoleh penyelesaian sebagaimana yang dimaksud
dalam ayat 1 Pasal ini, maka penyelesaian perselisihan diteruskan ke
Pengadilan Negeri Bekasi.
3. Selama proses penyelesaian, Perjanjian ini tetap berlaku dan PARA PIHAK
tetap menyelesaikan hak dan kewajibannya masing-masing sampai
dengan perselisihan tersebut memperoleh keputusan yang mempunyai
kekuatan hukum yang tetap.
Pasal 12
Perubahan / Addendum
Pasal 13
Penutup
1. Perjanjian ini akan tetap berlaku dan mengikat PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA walaupun para pejabat yang menandatangani perjanjian
ini mengalami perubahan.
2. Perjanjian mulai berlaku dan mengikat kedua belah pihak setelah
ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh Kedua Belah Pihak di
Bekasi pada hari Kamis, bulan Juni dan tahun 2019 sebagaimana tersebut
diatas yang dibuat rangkap 2 (dua) dengan itikad baik dan bertanggung
jawab, diberi materai cukup yang satu sama lain sama bunyinya dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama; dan masing-masing pihak
mendapat 1 (satu) berkas.
9 Pihak I
Pihak II
Gok Mian Sipayung dr.Lili Masliyah
Direktur CV. Junita Odor Direktur Utama RSU Ananda
10 Pihak I
Pihak II