Anda di halaman 1dari 6

Perwakilan Rakyat.

Dewan Perwakilan Rakyat hanya boleh mengusulkan


permakzulan atau impeachment ini kepada MPR, jika DPR telah mengajukan
permintaan kepada Mahkamah Konstitusi (MK) untuk membuktikan bahwa
Presiden/Wakil presiden melaggar salah satu perbuatan yang tercantum dalam
pasal 7A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia,dan MK telah
mengeluarkan putusannya.jika pelanggaran tidak dapat dibuktikanoleh Mahkamah
Konstitusi,maka DPR tidak bisa mengajukan usul pemakzulan kepada MPR.pasal
7B Undang-Undangb Dasa Negara Rebubluk Indonesia Tahun 1945
berbunyi,”Usul pemberitahuan Presiden dan /atau Wakil Presiden dapat diajukan
oleh Dewan Perwakilan Rakyat kepada Majelis Permusyawaratan rakyat hanya
dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi
untuk mememriksa,mengadili,dan memutus pendapat Dewan Perwakilan Rakyat
bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum
berupa penghianatan terhadap negara,korupsi,penyuapan,tindak pidana berat
lainnya.atau perbuatan tercela;dan/atau pendapat bahwa Presiden dan/wakil
Presiden.

Pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden


telah melakukan pelanggaran hukum tersebut ataupun telah tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden adalah dalam rangka pelaksanaan
fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat(DPR)

3. Prosedur impeachment/pemakzulan

Proses impeachment arau pemakzulan Presiden atau Wakil Presiden oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat dilakukan melalui tahapan berikut.

a. DPR meminta Mahkamah Konstitusi untuk pembuktian dugaan DPR atas


hasil pengawasan nya terhadap Presiden dan/atau Wakil presiden demgan
ketentuan, pengajuan tersebut harus didukung oleh sekurang kurangnya
2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang paripurna yang
dihadiri oleh sekurang kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR.
b. Mahkamah Konstitusi memeiksa,mengadili,dan memutus dengan seadil-
adilnya terhadap pendapat DPR paling lama 90 hari setelah pemitaan DPR
diterima ileh Mahkamah Konstitusi.
c. Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa
penghianatan terhadap negara,korupsi,penyuapan,tindak pidana berat
lainnya,atau perbuatan tercela mauun apabila terbukti tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden,dewan Perwakilan Rakyat
menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul
pemberitahuan Presiden dan/atau Wakil Presiden kepad aMajelis
Permusyawaratan Rakyat.
d. Majelis Permusyawaratan Rakyat wajib menyelenggarakan sidang untuk
memutuskan usul Dewan Perwakilan Rakyat tersebut palimh lambat (30)
hari sejak MPR menerima usul tersebut.
e. Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) atau usul
pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden harus diambil dalam
rapat paripurna MPR yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya ¾ (tiga
berempat) dari jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3
(dua pertiga) dari jumlah anggota yang hadir setelah Presiden dan/atau
Wakil Presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat
paripurna MPR.

Aktivitas Peserta Didik

Diskusikan dangan teman kalan hah-hal berikut


1.Mengapa impeachment diatur dalm Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945
2. Apakah impeachment mudah dilakukan? Mengapa demikian?
3.Nilai nilai moral apa yang terkandung dalam aturan dan prosedur impeachment
tersebut?

Soal Latihan

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar.


1.Jelaskan pengertian impeachment!
2.Lembaga apa yang yang berhak memberhentikan Prasiden atau Wakil
Presiden pada masa jabatannya?
3.lembaga apa yang tidak bisa dibubarkan oleh presiden?
4.sebutkan tiga syarat pemakzulan Presiden!
5.sebutkan lembaa lembaga yang terlibat dalam proses pemakzulan Presiden
dan atau Wakil Presiden!

D. Tata Kelolah Pemerintahan yang Baik

Sebelum melanjutkan pembelajaran subbab ini,simak dan jawab pertanyaan


pertanyaan berikut ini
Tes Kemampuan Awal

1. Apa yang dimaksud pemerintah dan pemerintahan?


2. Jelaskan arti pemerintahan yang baik!
3. Jelaskan arti pemerintahan yang tidak yang transparan!
4. Apa dampak yang ditimbulkan dari pemerintahan yang transparan?
5. Apa pula dampak yang ditimbulkan dari pemerintahan yang tidak transparan
1. Pengertian Pemerintah dan Pemerintahan

Dalam kehidupan berbangsa dan “bernegara kita mengenal istilah


“pemerintah” (goverment) dan “pemerintahan” (governing).Pemerintahan secara
bahasa berarti lembaga atau orang yang bertugas mengatur dan memajukan negara
dengan rakyatnyaSementara pemerintahan berarti hal,cara,hasilkerja
memerintah,mengatur negara dengan rakyatnya.Pemerintahan dalam arti organ
merupakan alat kelengkapan pemerintahan yang melaksanakan fungsi
negara.dalam arti organ pemerintah dapat dibedakan dalam dua bagian,yakni
dalam arti luas dan sempit.

Dalam arti luas, pemerintah merupakan bagian dari semua badan atau lembaga
kenegaraan yang berkuasa dan memerintah di wilayah suatu wilayah,meliputi
badan eksekutif,legislatif,dan yudikatif.Sementara dalam arti sempit,pemerintah
merupakan badan atau lembaga yang mempunyai wewenang melaksanakan
kebijakan (eksekutif).Di Indonesia lembaga eksekutif di pegang oleh
Presiden,Wakil presiden,dan para Mentri(kabinet).

Menurut beberapa ahli,pemerintahan diartikan sebagai berikut.

a.Menurut Kooiman

Pemerintahan (governing)merupakan proses interaksi antara berbagai perilaku


dalam pemerinthan dengan kelompok sasaran atau berbagai individu
masyarakat.Oleh sebab itu,pola penyenlenggaraan pemerintahan pada masa
sekarang intinya merupakan proses koordinasi(coordinating),pengendalian
(steering),pemengruahn(influencing),dan penyeimbangan(balancig) setiap
hubungan interaksi tersebut.

b.Menurut Offe

pemerintahan merupakan hasil dari tingkatan administratif dalam berbagai bidang


dan bukan merupakan hasil dari tugas pemerintah berdasarkan peraturan
perundang undangan yang di tetapkan sebelumnya,tetapi lebh merupakan hasil
dari kegiatan produksi bersama(coproduction)antara lembaga pemerintahan
dengan klien masin-masing.

Saat ini,sudah banyak negara yang meninggalkan pola penyelenggaraan


pemerintahan tradisional yang lebih mendasarkan pada perspektif hubungan yang
bersifat “top-down”atau pendekatan”aturan-pusat-rasional”(rule-central-rule
approach)pemerintahan sekarang mulai menyadari peran swasta dan masyarakat
untuk secara bersam-sama mewujudkan tujuan nasional secara kolaboratif
sehingga terjadi perubahan paradigma di mana pola-pola dikembangkan lebih
banyak “bottom-up)dan kemitraan perhatikan gambar berrikut ini.

Dahulu Sekarang

Pemerintah
Pemerintah

Swasta Masyarakat

Swasta Masyarakat

2.Konsep dan Aktor Governance (Kepemerintahan)

Governance adalah tidakan,fakta pola kegiatan atau penyelenggaraan


pemerintahan. Menurut Kooiman, kepemeritahan lebih merupakan serangkaian
proses interaksi sosial politik antara pemerintah dengan masyarakat dalam
berbagai bidang yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat dan intervensi
pemerintah atas kepentingan-kepentingan tersebut.sementara menurut Pinto,
istilah “governance”mengandung arti praktik penyeleggaraan kekuasaan dan
kewenangan oleh pemerintah dalam pengelolaan urusan pemerintah secara umum
dan pembangunan ekonomi khususnya.

Dalam kepemerintahan (governance)terdapat tiga aktor utama,yakni negara dan


pemerintahan,sektor swasta,dan masyarakat madani.

a.negara dan pemerintahan adalah keseluruhan lembaga politik dan sektor publik.
Peran dan tanggung jawab nya di bidang hukum,dan pelayanan
publik,desentralisasi,tranparansi,dan pemberdayaan masyarakat,penciptaan pasar
yang kompetitif,pembangunan lingkungan yang kondusif bagi tercitanya tujuan
pembangunan baik pada level lkal,nasional,maupun internasional.

b.sektor swasta yaitu perusahaan swasta yang aktif dalam interaksi sistem pasar,
seperti:industri,perdagangan, perbankan,dan koperasi sektor formal.peranannya
adalah dalam peningkatan produktivitas, penyerapan tenaga kerja, pengembangan
sumber penerimaan negara, investasi, pengembangan dunia usaha, dan
pertumbuhan ekonomi nasional.

c.masyarakat madani adalah kelompok masyarakat yang berinteraksi secara


social, politik, ekonomi. Dalam konteks kenegaraan, masyarakat merupakan
subjek pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik yang berinteraksi
secara social, politik, dan ekonomi. Masyarakat harus diberdayakan agar berperan
aktif dalam mendukung terwujudnya pemerintahan yang baik.

3.Kepemerintahan yang baik (Good Governance)

a. Pengertian

Dalam good governance, kata “ good”mengandung dua arti sebagai berikut.

1)Nilai-nilai yang menjunjung tinggi kehendak/keinginan rakyat, dan nilai-nilai


yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam mencapai tujuan (nasional),
kemandirian, pembangunan berkelanjutan, dan keadilan sosial.

2)Aspek –aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam
pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Berdasarkan pada dua pengertian tersebut, maka kepemerinyahan yang baik


berorientasi pada dua hal, yaitu sebagai berikut.

1)Orientasi ideal negara yang diarahkan pula pencapaian tujuan nasional, yaitu
mengacu pada demokratisasi dengan elemen: legitimasi, akuntabilitas, otonomi,
devolusi (pendelegasian wewenang) kekuasaan pada daerah, adanya mekanisme
kontrol oleh masyarakat.

2)Pe3merintahan yang berfungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan efisien
melakukan upaya pencapaian tujuan nasional. Hal ini tergantung pada sejauh
mana pemerintah memiliki kompetensi, stuktur dan mekanisme politik serta
administratif yang berfungsi secara efektif dan efisien.

Dalam pandangan lain, good governance dapat diterangkan seperti di bawah ini.

1)Menurut UNDP(United Nations Developmens Program)

Good governance merupakan hubungan yang sinergis dan kontruktif diantara


negara, sektor swasta, dan masyarakat.

2)Menurut World Bank

Good governance adalah suatu penyelenggaraan menajemen pemerintahan yang


solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar
yang efisien, penghindaran salah alokasi tanah investasi dan pencegahan korupsi,
baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta
penciptaan kerangka hukum dan politik bagi tumbuhnya aktivitas swasta.

3)Menurut peraturan pemerintah nomor 1001 tahun 2009

Kepemerinthan yang baik adalah kepemerintahan yang menggembangkan dan


menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan
prima, demokrasi, efesiensi, efektifitas, supremesi hukum, dan dapat diterima oleh
seluruh masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, kita dapat menarik kesimpulan, bahwa good


governance harus dimulai dengan penataan administrasi dan pembaharuan
hukum. Hal ini sejalan dengan apa yang di katakan oleh Bagir Manan yaitu
sebagai berikut, “sangat wajar apabila tuntutan penyelenggaraan pemerintahan
yang baik teruama ditujukan pada pembaharuan administrasi negara dan
pembaharua penegakan hukum.
Aktivitas Peserta Didik

Dari uraian diatas, coba kalian diskusikan dengan teman sebangku, apa perbedaan yang
mendasar antara pemerintah dengan kepemerintahan dilihat dari cara pengendalian
negara dan hubungan interaksi rakyat dengan pejabat negara?

b. Aspek, Kriteria, dan Karakteristik Good Governance

Dari sudut pandang pemerintah (government), good governance dapat ditinjau


melalui aspek-aspek berikut.

1)Hukum/kebijakan, merupakan aspek yang ditujukan pada perlindungan


kebebasan.

2)Kompetensi dan transpartsi pemenrintahan, yakni kemampuan membuat


perencanaan dan melakukan implementasi secara efisien, kemampuan melakukan
penyederhanaan organisasi, penciptaan disiplin dan model administratif, serta
keterbukaan informasi.

3)Desentralisasi, desentralisasi regional dan dekonsentrasi di dalam apartemen.

4)Penciptaan pasar yang kompetitif, yaitu penyempurnaan mekanisme pasar,


peningkatan peran pengusaha kecil dan segmen lain dalam sektor swasta,
deregulsi, dan kemampuan pemerintahan melakukan kontol terhadap ekonomi
makro.

Novartis Foundation for Sustainable Development (NFSD) merumuskan kriteria


good governance seperti berikut.

1)Legitimasi pemerintahan (menyangkut tingkat/derajat demokratisasi)

2)Akuntabilitas elemen-elemen politik dan pejabat dalam pemerintahan


(menyangkut pula kebebasan media, transparansi dalam pembuatan/pengambilan
keputusan, mekanisme, akuntabilitas).

Anda mungkin juga menyukai