SKRIPSI
Oleh:
Fadilah
207082000105
JURUSAN AKUNTANSI
JAKARTA
1433 H/2012 M
ANALISIS PENGARUH PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
(PPN) DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPNBM)
TERHADAP DAYA BELI KONSUMEN PADA BARANG ELEKTRONIKA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Fadilah
NIM: 207082000105
Di BawahBimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H/2012 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Jumat, 24 Februari 2012 telah dilakukanUjian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Fadilah
2. NIM : 207082000105
3. Jurusan : Akuntansi Pajak
4. Judul Skripsi : Analisis pengaruh pengenaan pajak pertambahan nilai
Dan pajak penjualan atas barang mewah terhadap daya
Beli konsumen paa barang elektronika.
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
1. Nama : Fadilah
2. NIM : 207082000105
3. Jurusan : Akuntansi Pajak
4. Judul Skripsi : Analisis pengaruh pengenaan pajak pertambahan nilai
Dan pajak penjualan atas barang mewah terhadap daya
Beli konsumen paa barang elektronika
2. ( )
NIP. Sekretaris
3. ( )
NIP. Penguji Ahli I
4. ( )
NIP. Penguji Ahli II
iv
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dar ipihak lain atas karya saya, dan telah melalu
ipembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemuka nbukti
bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
( Fadilah )
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1.Nama : Fadilah
3.Agama : Islam
6.Email : fadilahpratama@yahoo.com
II. PENDIDIKANFORMAL
FakultasEkonomidanIlmuSosial
JurusanAkutansi, KosentrasiPajak
vi
III.PENGALAMAN KERJA
1. Ayah :
3. Ibu :
5. Alamat :
6. Telepon :
7. Anak ke :
vii
ABSTRACT
Fadilah, Effect Analysis of Value Added Tax (VAT) and Sales Tax on Luxury
Goods (Sales Tax) on goods Elekronika (Empirical Studies on Consumer Goods
Elekronika in Glodok Area Jakarta city).
This study aimed to analyze the effect of the imposition of VAT and luxury sales
tax on the purchasing power of consumers. The population is consumer electronics
goods that are in the area of Glodok Jakarta city and use purposive sampling method
to determine the study sample. Samples are tested in several consumer electronics
stores are located in the territory of Glodok Area Jakarta city with questionnaire
distribution.The statistical test used is multiple regression model.The results showed
that a significant variable VAT on consumer purchasing power. The result has
coefificient of 0.559, it demonstrates the capacity of independent variableto explain
the dependent variable of 55.9%, whereas the rest 44.1% is influenced by another
variable and it is not part of this regression analysis.
viii
ABSTRAK
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil ’Alamin, segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT.
Teriring shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabatnya. Dengan rahmat dan hidayahnya peneliti dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis Pengaruh Pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas BarangMewah (PPnBM)
Terhadap Daya Beli Konsumen Pada Barang Elektronika”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat yang ditetapkan dalam
rangka mengakhiri studi pada jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti tidak luput dari berbagai masalah dan
menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukan semata-mata hasil
usaha peneliti sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan, bimbingan dan
pengarahan yang tidak ternilai harganya. Ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada:
1. Teristimewa untuk kedua orangtuaku, Untuk Ibuku tercinta yang selalu
memberikan masukan, motivasi, doa, ridhanya serta kasih sayangnya sehingga
peneliti mendapatkan semangat lebih untuk menyelesaikan skripsi ini, terima
kasih atas segala bimbingan, asuhan, kasih sayangnya serta pengorbanannya
dalam hidup peneliti selama ini. Dan untuk Ayahku tercinta, terima kasih banyak
x
atas semua pengorbanan, kasih sayang, doa, motivasi, dan bantuannya, semoga
ilmu yang didapat peneliti selama ini dapat memberikan kontribusi yang besar
nantinya untuk menjaga, membanggakan, mencukupi dan membuat bangga.
Amin.
2. Keempat Kakakkutersayang, Rosmania, Anwar Puad, Nurul Amelia, dan
NabilahYulinda yang telahmembantu, memberiku dukungan dan semangat.Dan
Ketiga Ponakanku teramat sayang, FathanFawwazMuzaqy, M.Albani Sultan,
NabilqisAuliaAzzahra. Terimakasihatassemuakasih sayang, doa dan bantuannya
yang telahdiberikankepadaku.
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku dosen pembimbing I (satu) yang telah
berkenan meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan, masukan, arahan,
dan tambahan ilmu kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
4. IbuAtiqah, Ms., Ak, selaku dosen pembimbing II (dua) yang telah memberikan
masukan, arahan dan bimbingan dari setiap permasalahan dan kesulitan yang
peneliti hadapi dalam menyelesaikan skripsi.
5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi peneliti selama masa perkuliahan.
7. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (MbakAni, Mas Ajis,
Mas Heri, Mas Alfred, dan Mpok).
8. Sahabatkutersayang (Team Oncom), terimah kasih untuk semuanya.
9. Teman-teman seperjuangan di Akuntansi-Audit dan Pajak yang membantu dan
memberikanku semangat, khususnya teman-teman Akuntansi A.
10. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Akuntansi dan Manajemen Angkatan 2007 yang
telah memberi saran-saran yang berguna dalam penyusunan skripsi ini.
xi
11. Para responden yang telah bersedia meluangkan waktunya membantu peneliti
untuk memperoleh data yang diperlukan.
12. Pihak-pihak lain, yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu oleh peneliti.
Akhirnya, peneliti menyadari bahwa apa yang terdapat dalam penelitian skripsi
ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
peneliti harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, 2012
(Fadilah)
xii
DAFTAR ISI
Surat Pernyataan................................................................................. iv
Abstract ................................................................................................ vi
Daftar Isi............................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................ 8
C. Tujuandan Manfaat Penelitian ............................................................ 8
1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8
2. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9
xiii
2. Sifat Pemungutan PPN .............................................................. 16
3. Prinsip Pemungutan PPN .......................................................... 18
4. Subyek PPN............................................................................... 19
5. Obyek PPN ................................................................................ 20
6. Mekanisme PPN ........................................................................ 21
7. Tarif PPN................................................................................... 23
C. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) ................................ 23
1. Definisi PPnBM ........................................................................ 23
2. Karakteristik PPnBM ................................................................ 24
3. Obyek PPnBM........................................................................... 24
4. Mekanisme PPnBM................................................................... 25
5. Tarif PPnBM ............................................................................. 25
D. Pengusaha Kena Pajak (PKP)............................................................. 33
1. Pengertian PKP.......................................................................... 33
a. Pengusaha ............................................................................ 33
b. Pengusaha Kena Pajak......................................................... 33
2. Kewajiban PKP ......................................................................... 34
3. Pengecualian Kewajiban PKP ................................................... 34
E. Dasar Pengenaan Pajak ...................................................................... 35
F. Daya Beli ............................................................................................ 36
G. Tinjauan Penelitian Sebelumnya ........................................................ 38
H. Diferensiasi Penelitian........................................................................ 41
I. Keterkaitan Antar Variabel ................................................................... 41
J. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 43
K. Perumusan Hipotesis .......................................................................... 45
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN........................................................... 47
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 47
xiv
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................. 48
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 48
D. Metode Analisis Data ......................................................................... 48
1. Statistik Deskripif...................................................................... 45
2. Uji Kualitas Data ....................................................................... 49
a. Uji Validitas......................................................................... 49
b. Uji Reliabilitas..................................................................... 49
3. Uji Hipotesis................................................................................ 50
a. Uji R2 ................................................................................... 51
b. Uji Statistik F....................................................................... 52
c. Uji Statistik t........................................................................ 52
4. Asumsi Klasik ................................................................................... 52
1. Multikolonieritas ....................................................................... 53
2. Heteroskedastisitas .................................................................... 54
3. Uji Normalitas Data................................................................... 55
E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 86
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 88
xv
BAB I
PENDAHULUAN
negara dengan negara lain dalam hal pemenuhan kebutuhan membuat aktivitas
hal yang sulit untuk dilakukan. Terbukti bahwa batas negara sudah kabur.
Jarak sudah tidak lagi menjadi halangan bagi semua orang untuk melakukan
transaksi perdagangan.
Hal itu tentu saja berlaku pula bagi Indonesia. Banyaknya pulau-pulau
yang terpisah menjadikan perdagangan sebagai salah satu aspek yang berperan
bebas dimana bukan hanya melakukan aktivitas perdagangan antar daerah saja
melainkan juga antar negara. Dengan kata lain aspek ekonomi adalah penting
bagi kemajuan suatu negara. Kemajuan tersebut dapat dilihat dari berbagai
1
Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat yang salah satu
umum. Maka, atas dasar inilah pemerintah terus melakukan upaya dalam
pajak.
Dari definisi tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pajak adalah
Jadi kemajuan suatu negara dapat dilihat dari penerimaan sektor pajaknya.
Jika rakyat sadar akan kewajibannya sebagai warga negara yang baik, maka ia
akan membayar pajak tepat waktu. Namun, yang terjadi sekarang adalah
sebaliknya. Banyak warga negara yang belum atau tidak membayar pajak.
Dua hal yang tidak akan dapat dihindari dari kehidupan ini adalah
mengenai kematian dan pajak. Saat ini pajak semakin tidak dapat dipisahkan
dari manusia. Dimana gerak langkah manusia pasti berkaitan dengan pajak.
2
Hal ini dapat dikatakan demikian, karena setiap orang selalu bersinggungan
maka orang tersebut harus membayar pajak (PPN), atau jika seseorang ingin
menerima gaji atau penghasilan maka ia pun harus membayar pajak (PPh),
bahkan sesorang yang berdiam diri dirumah juga harus membayar pajak pula
beberapa kali pada berbagai mata rantai jalur perusahaan. Pertambahan nilai
itu sendiri timbul karena digunakannya faktor-faktor produksi pada setiap jalur
termasuk bunga modal, sewa, tanah, upah kerja, dan laba perusahaan
Sesuai dengan legal karakternya sebagai pajak objektif maka PPN tidak
3
dipikul, semakin rendah kemampuan konsumen semakin berat beban pajak
pajak dan dalam upaya mengendalikan pola konsumsi yang tidak produktif
tercantum dalam Pasal 5 Undang-Undang No. 18 Tahun 2000 yang antara lain
menegaskan bahwa atas konsumsi barang kena pajak yang tergolong mewah
kena pajak yang tergolong mewah, maka dampak regresif ini dapat ditekan.
Dengan kata lain asas keadilanlah yang melatar belakangi adanya pungutan
lain selain PPN untuk konsumsi barang kena pajak yang tergolong mewah.
Suatu sistem pemungutan pajak akan mendekati asas keadilan apabila beban
tersendiri tanpa adanya Pajak Pertambahan Nilai dan dipungut satu kali pada
sumbernya yaitu pada tingkat pabrikan, atau pada waktu barang impor. (Dyah,
4
faktur sehingga atas penyerahan barang dan atau penyerahan jasa wajib dibuat
Faktur Pajak sebagai bukti transaksi penyerahan barang dan atau penyerahan
mewah itu sendiri. Hal itu bisa dikatakan demikian, karena telah terjadi
yang lalu, ponsel atau telepon genggam merupakan barang mewah. Dahulu,
ponsel sangat terbatas bagi orang yang memilikinya, selain harganya yang
mahal tetapi juga belum banyak ditemui penjual-penjual ponsel. Hal itu
berbanding terbalik bila kita melihat keadaan sekarang, banyaknya orang dari
kena pajak yang tergolong mewah secara berlebihan pada umumnya dilakukan
dikurangi. Salah satu sarana yang dapat ditempuh adalah diberikannya beban
tergolong mewah. Motif diatas itulah maka dengan kata lain, pemerintah
5
untuk mempengaruhi perilaku konsumen khususnya pola konsumsi barang
PPnBM merupakan pajak yang kurang populer di masyarakat umum. Hal itu
bisa disebabkan karena karakter dari PPnBM itu sendiri yaitu; merupakan
pungutan tambahan disamping PPN dan hanya dipungut satu kali yaitu pada
saat impor dan penyerahan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) pabrikan. Yang
selanjutnya tidak ada mekanisme pajak keluaran dan pajak masukan. PPnBM
oleh distributor akan dimasukkan ke harga pokok barang kena pajak yang
tergolong mewah tersebut. Maka tidak heran ada beberapa konsumen yang
mengetahui tentang PPnBM. Karena dari pihak Direktorat Jendral Pajak hanya
Salah satu kelompok barang kena pajak yang tergolong mewah adalah
TV di atas 21’, air conditioner (AC), radio cassette, mesin cuci, alat perekam
atau reproduksi gambar, alat fotografi dan lain – lain. Bahkan bisa dikatakan
sebagian besar kelompok barang kena pajak yang tergolong mewah selain
dari barang mewah ke barang yang banyak dikonsumsi hampir semua lapisan
6
Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ.51/2003 sebanyak 20 item
tergolong mewah yang berarti tidak dikenakan lagi PPnBM serta 9 item
barang elekronika yang bukan termasuk atau tidak lagi menjadi barang mewah
pendapatan dan pengeluaran yang berpengaruh terhadap daya beli atas barang
penting karena daya beli adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
konsumen dalam membeli suatu barang dimana dalam hal ini barang yang
7
Pertambahan Nilai (PPN) yaitu PPnBM tidak dapat dikenakan tersendiri tanpa
adanya PPN.
B. Perumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
8
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Pembaca
c. Bagi Konumen
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pajak
1. Definisi Pajak
maka banyak para ahli yang memberikan batasan mengenai pajak. Hal ini
disebabkan karena pengertian pajak itu sendiri dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang, baik dari segi penghasilan, segi daya beli, dan segi
ekonomi.
menyatakan:
”Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
11
mendapat prestasi-kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang
menyatakan bahwa:
”Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh
umum.”
memiliki unsur-unsur:
12
b. Dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya
c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung
2. Fungsi Pajak
regulerend (mengatur).
13
kecilnya penerimaan negara sangat ditentukan oleh besar kecilnya
fungsi regulerend, terdapat dua fungsi lain dari pajak, yaitu fungsi
a. Fungsi Stabilitas
14
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk
masyarakat.
karena itu, tidak salah jika kemajuan suatu negara dapat dilihat dari
penerimaan pajaknya.
terutang oleh wajib pajak. Jadi, yang menentukan besarnya pajak yang
wajib pajak tidak turut serta dalam menentukan besarnya pajak yang
terutang.
15
b. Self Assessment System
sendiri besarnya pajak yang terutang. Dalam hal ini, wajib pajak
terutang ada pada wajib pajak itu sendiri. Jadi, wajib pajak mempunyai
hak untuk ikut serta dalam menentukan besarnya pajak yang terutang.
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
16
dalam menghitung, menentukan, dan melaporkan sendiri besarnya
1. Pengertian PPN
adalah Pajak atas konsumsi Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena
Pajak (JKP) yang dilakukan di dalam Daerah Pabean. Daerah pabean itu
atas barang saja, melainkan juga atas jasa yang sesuai dengan syarat-syarat
sebagai pajak tidak langsung, pajak objektif, multi stage levy, non-
17
pembayaran pajak ke kas negara pada pihak-pihak yang berbeda. Hal
pada setiap mata rantai jalur produksi dan jalur distribusi BKP atau
JKP. PPN dikenakan pada setiap proses distribusi BKP atau JKP
18
dahulu PPN disebut sebagai pajak penjualan yang menimbulkan pajak
berganda.
perolehan dengan pajak atas penyerahan barang atau jasa. Jadi, yang
PPN Indonesia menganut tarif tunggal yang dalam hukum positif yaitu
Sebagai pajak atas konsumsi dalam negeri maka PPN hanya dikenakan
Republik Indonesia. Jadi, PPN tidak berlaku jika barang atau jasa
19
yang dikeluarkan untuk perolehan barang modal dapat dikurangi dari
i. Netralitas PPN
kompetisi dalam dunia bisnis. Salah satu legal karakter PPN adalah
barang tetapi juga jasa, maka PPN memberikan perlakuan yang sama
dikenakan PPN.
PPN, yaitu Prinsip Tempat Tujuan (Destination) dan Prinsip Tempat Asal
Pada prinsip ini, PPN di pungut di tempat barang atau jasa tersebut
tujuan untuk konsumsi, maka barang atau jasa tersebut dikenakan PPN.
Pada prinsip tempat asal ini diartikan PPN di pungut di tempat asal
barang atau jasa yang akan dikonsumsi. Jadi, PPN dipungut bukan
20
pada tempat barang atau jasa tersebut dikonsumsi, melainkan tempat
4. Subyek PPN
1. Pabrikan / Produsen
atau importir
1. Eksportir
5. Obyek PPN
21
Barang Kena Pajak adalah barang berwujud yang menurut sifat
suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk
karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari
berwujud;
pekerjaannya;
b. Impor BKP;
22
2. Penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean;
pekerjaanya.
Pabean;
usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya
dikreditkan.
Pengenaan PPN atas nilai tambah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena
Pajak yang diserahkan Pengusaha Kena Pajak. Nilai tambah ini adalah
selisih harga jual dan harga pokok barang tersebut. Menurut Mulyo Agung
(2009), besarnya pajak yang terutang atas nilai tambah dapat dihitung
23
a. Addition Method
Pada metode ini besarnya PPN dihitung dari tarif dikalikan seluruh
harus mempunyai pembukuan yang tertib dan rinci atas biaya yang
dikeluarkan.
b. Substraction Method
Pada metode ini, PPN yang terutang dihitung dari tarif dikalikan selisih
c. Credit Method
method ini harus dicari selisih antara pajak yang dibayar saat
harga beli terdapat komponen yang tidak terutang PPN. Dalam hal
method sebagai akibat dituntut alat bukti berupa faktur pajak (Tax
Invoice).
7. Tarif PPN
24
rendahnya 5% dan setinggi-tingginya 15%. Sedangkan tarif PPN atas
ekspor Barang Kena Pajak adalah 0%. Pengenaan tarif 0%, ini bukan
pajak masukan yang telah dibayar dari barang yang diekspor tetap dapat
dikreditkan.
Namun, saat ini yang berlaku adalah PPN dengan tarif 10% untuk
seluruh barang atau jasa yang dikenakan pajak. jadi, PPN ini mengandung
keadaan diri wajib pajak atau semua wajib pajak dikenakan pajak yang
yang dipungut atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) yang tergolong
Barang Kena Pajak yang tergolong mewah tersebut didalam daerah pabean
25
Dengan demikian, berbeda dengan PPN, PPnBM yang sudah dibayar
pada waktu perolehan atau impor Barang Kena Pajak yang tergolong
yang dipungut atau PPnBM ini hanya dipungut satu kali saja.
2. Karakteristik PPnBM
b. PPnBM hanya dikenakan sekali yaitu pada saat impor atau pada saat
d. Dalam hal BKP mewah diekspor, maka PPnBM yang dibayar pada saat
3. Obyek PPnBM
pekerjaannya.
4. Mekanisme PPnBM
26
a. Atas impor dan penyerahan BKP yang tergolong Mewah oleh PKP
b. PPnBM hanya dipungut satu kali, yaitu pada waktu impor atau pda
PPnBM.
tingginya 75%.
PPnBM yang telah dibayar pada waktu perolehan BKP yang tergolong
5. Tarif PPnBM
tarif, yaitu tarif paling rendah sebesar 10% dan tarif paling tinggi sebesar
75%. Tarif PPnBM yang berlaku saat ini adalah 10%, 20%, 30%, 40%,
27
1. Kelompok selain kendaraan bermotor
Desember 2000 telah diatur kelompok barang kena pajak tergolong mewah
yaitu:
1. Tarif 10%;
keju, mentega atau lemak atau minyak yan diperoleh dari susu,
yang dibotolkan/tidak.
b. Kelompok air buah, dan air sayuran, yang belum meragi dan tidak
dibotolkan /dikemas.
dibotlkan/dikemas.
28
d. Kelompok produk kecantikan untuk pemeliharaan kulit, tangan,
dikemas/dibotolkan.
siaran radio.
2. Tarif 20%;
bertarif 10%.
e. Kelompok wangi-wangian.
29
f. Kelompok permadani tertentu selain yang terbuat dari serabut
3. Tarif 30%;
4. Tarif 40%;
d. Kelompok barang kaca dari timah hitam dari jenis yang digunakan
angkutan umum.
30
h. Kelompok peluru senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk
keperluan negara.
5. Tarif 50%;
hewan halus.
keperluan negara.
6. Tarif 75%;
31
b. Kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat
dari batu mulia dan atau mutiara atau campuran dari padanya.
angkutan umum.
sebagai berikut.
1. Tarif 10%;
2. Tarif 20%;
32
dengan sistem 1 gardan penggerak (4X2), dengan kapasitas isi
(4X4), dengan kapasitas isi silinder, dengan masa total tidak lebih
dari 5 ton.
3. Tarif 30%;
4. Tarif 40%;
33
Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang
kapasitas isi silinder lebih dari 2500 CC sampai dengan 3000 CC.
atau station wagon dan selain sedan atau station wagon dengan
2500 CC.
5. Tarif 50%;
6. Tarif 60%;
34
7. Tarif 75%;
pengemudi dengan motor bakar cetus api, berupa sedan atau station
wagon dan selain sedan atau station wagon dengan sistem 2 gardan
penggerak (4X4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 3000 CC.
perkemahan.
1. Pengertian PKP
a. Pengusaha
pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang
35
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang,
melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.
Kena Pajak.
36
f. Menyetor PPN dan PPN BM yang terutang
Pajak adalah:
a. Pengusaha Kecil.
Pengenaan Pajak (DPP) adalah harga jual, penggantian, nilai impor, nilai
ekspor, serta nilai lain yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Keuangan.
a. Harga Jual
adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
Undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam faktur pajak.
37
b. Penggantian
2000 Pasal 1 angka 19, yaitu nilai berupa uang termasuk semua biaya yang
diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena penyerahan Jasa
Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan potongan harga
c. Nilai Impor
d. Nilai Ekspor
menyatakan bahwa nilai ekspor merupakan nilai berupa uang yang termasuk
biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir. Nilai Ekspor
dapat diketahui dari dokumen ekspor. Oleh karena itu, tarif Pajak
38
harga jual, penggantian, nilai impor dan nilai ekspor, dimana harus dengan
F. Daya Beli
mengkonsumsi suatu produk. Daya beli antara satu orang dengan orang
lainnya pastilah berbeda. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
sebagainya.
Daya beli juga mempunyai hubungan erat dengan suatu barang atau
produk. Bila barang atau produk tersebut mempunyai harga yang murah, maka
daya beli masyarakat terhadap barang tersebut juga akan meningkat. Hal ini
Pada kurva permintaan individual akan suatu barang adalah suatu kurva
atau suatu daftar yang menunjukkan jumlah-jumlah suatu barang untuk setiap
satuan waktu yang oleh seorang konsumen ingin dan sanggup untuk membeli
39
bergeser ke kanan. Sebaliknya, menurunnya pendapatan menyebabkan
barang konsumsi yang tidak disukai oleh konsumen dan hanya dikonsumsi
meningkat.
Jika suatu barang naik, maka permintaan akan barang substitusinya juga
akan naik.
permintaan akan suatu barang yang sedang digemari. Jika selera konsumen
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) telah banyak dilakukan oleh peneliti-
40
Tabel 2.1
sebagai mekanisme
2% ) PPN.
41
tambah dari setiap
kegiatan ekonomi,
sehingga dengan
adanya kesamaan
pola dasar
perhitungan tersebut,
pajak serta
memenuhi syarat
dijadikan sebagai
suatu pendekatan
dalam perhitungan
secara teoritis
disebut berdasarkan
Addition Method.
(Suatu memanfaatkan
42
Studi sistem dan
bertujuan untk
mengambil kas
kelebihan
pembayaran PPN
PPN keluaran.
Eceran menggunakan
mulai pedoman
Masa penghitungan
43
2002 masukan dan mulai
berlaku seiring
dengan mulai
berlaku Keputusan
Menteri Keuangan
No.
252/KMK.04/2002
tertanggal 31 Mei
2002.
pada gilirannya
dapat meningkatkan
pemasaran
internasional, seperti
memastikan
44
pemahaman yang
tepat mengenai
mempromosikan
perdagangan global.
menuntut otoritas
memilih untuk
memaksakan pajak
penghasilan atau
PPN di bawah di
prinsip teritorial.
45
H. Diferensiasi Penelitian
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Terhadap Daya Beli Konsumen Pada Barang Elektronika (Studi Empiris Pada
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dan melakukan studi empiris
Tangerang Selatan.
46
J. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Barang Mewah (PPnBM) tidak dapat dikenakan tersendiri tanpa adanya Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan dipungut satu kali pada sumbernya yaitu pada
Independen Dependen
(X1) : Pajak Pertambahan Nilai
(PPN)
(Y) : Daya Beli
Konsumeen
(X2) : Pajak Penjualan atas
Barang Mewah
Metode Analisis
Regresi
47
Uji Regresi Berganda :
a. Uji T
b. Uji F
2
c. Uji R
K. Perumusan Hipotesis
perlu diuji kebenarannya terhadap suatu masalah atau penelitian yang akan
diuji. Bila hasil hipotesa sama dengan hasil pengujian maka hipotesa tersebut
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. RuangLingkupPenelitian
elektronika, maka objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
B. MetodePengumpulanSampel
sampling, artinya bahwa populasi yang akan dijadikan sampel penelitian ini
dikehendaki penulis.
49
Adapun jenis data yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
daripengenaan PPN dan PPnBM terhadap daya beli konsumen pada barang
elektronika di wilayah Jakarta kota glodok. Jenis data ini disebut unit analisis
C. MetodePengumpulan Data
skripsi ini adalah dengan menggunakan data primer dengan tujuan agar dapat
(contact person).
D. MetodeAnalisis Data
1. Statistik Deskriptif
50
variabel yang diukur dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
a. Uji Validitas
total skor (Ghozali, 2005:46). Kriteria yang digunakan valid atau tidak
butir pertanyaan tersebut dikatakan valid, dan jika korelasi skor masing-
b. UjiReliabilitas
51
0,06. Apabila Cronbach Alpha dari suatu variabel ≥ 0,06 maka butir
dapat diandalkan, dan sebaliknya jika nilai Cronbach Alpha < 0,06
Ghozali (2005:41-42).
3. Uji Hipotesis
Y = a + b1x1 + b2x2 + e
Keterangan :
a : Konstanta
bx : Koefisienregresi
e : Error
memiliki variable independen lebih dari satu, suatu model regresi berganda
52
dikatakan linier jika memenuhi syarat-syarat linieritas, seperti normalitas
data (baik secara individu maupun model), bebas dari asumsi klasik
dapat dijelaskan oleh variable independen dan tidak ada faktor lain yang
Ghozali, 2009:87).
53
satu dengan variabel yang lainnya. Sebagai pedoman digunakan tabel di
bawah ini.
Tabel 3.1
Tingkat Hubungan
dependen. Hasil uji F pada output SPSS dapat dilihat pada tabel
ANOVA.
sebesar 0,05. Jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan
54
c. Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t)
dependen. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada table
Coefficientsa.
Jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Sebaliknya jika p-value lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan Ho
a. Uji Multikolinieritas
55
dependen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
factor (VIF) dari tiap-tiap variabel independen. Nilai VIF kurang dari 10
b. Uji Heteroskedastisitas
tidaknya heteroskedastisitas:
2) Dasar analisis:
56
(a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
heteroskedastisitas.
(b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
c. Uji Normalitas
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik
Plot data yang garis diagonal, maka model regresi dapat dikatakan
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
57
penelitian adalah sebuah konsep yang mempunyai penjabaran dari variabel
Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang dilakukan
atas konsumsi BKP, dalam hal ini adalah barang elektronika. PPN itu
likert yang terdiri dari lima point penilaian, yaitu: (1) sangat setuju (2)
setuju (3) tidak pasti (4) tidak setuju (5) sangat tidak setuju.
58
menghasilkan, mengimpor, atau mengekspor Barang Kena Pajak yang
ini adalah skala ordinal atau yang sering disebut skala likert yang berisi
penelitian ini adalah daya beli konsumen. Daya beli (Purchasing Power)
Dengan asumi bahwa daya beli konsumen terhadap pengenaan PPN dan
Tabel 3.2
Pernyataan kuran
59
1. PajakPertamb Unsur-unsur :
(PPN) b. Kepatuhan 2
d. Mekanismepengenaan 4
PPN
e. Subjek Pajak 5
2. PajakPenjual Unsur-unsur :
Mewah b. MekanismePPnBM 2
(PPnBM) 5
(X2) 6
c. TarifPPnBM 3
d. Subjek PPnBM 7
e. Fungsi PPnBM 4
Daya
3. Beli Unsur-unsur :
(Y) Konsumen 2
60
4
b.Perubahan Harga 6
Barang 7
Konsumen
61
BAB IV
yang menjual barang elektronika yang berada di wilayah Glodok Jakarta Kota.
konsumen.
Dalam penyebaran kuesioner ini tidak dilakukan secara rutin atau setiap hari, akan
dahulu dan mendapat izin. Pengumpulan data dilakukan lebih kurang 2 bulan
62
kuesioner (91%) yang dapat diolah dan dianalisis. Hal ini disebabkan karena 6
Tabel 4.1
Distribusi Kuesioner
terakhir, dan pendapatan rata-rata dalam sebulan. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa responden yang berjenis kelamin pria lebih banyak dari
63
Tabel 4.2 menunjukkan gambaran mengenai karakteristik responden.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden
2. Jenis Kelamin
a. Pria 35 70%
b. Wanita 15 30%
Jumlah 50 100%
3. Usia Responden
a. 16-24 Tahun 17 34%
b. 25-34 Tahun 23 46%
c. 35-44 Tahun 6 12%
d. 45-54 Tahun 4 8%
Jumlah 50 100%
4. Pendidikan Terakhir
a. SMU/Sederajat 11 22%
b. Diploma 3 14 28%
c. Strata 1 23 46%
d. Strata 2 2 4%
Jumlah 50 100%
5. Pendapatan rata-rata perbulan
a. < Rp 500.000 0 0%
b. Rp 500.000 s/d Rp 1.000.000 10 20%
c. Rp 1.000.000 s/d Rp 2.000.000 12 24%
d. Rp 2.000.000 s/d Rp 5.000.000 23 46%
e. > Rp 5.000.000 5 10%
Jumlah 50 100%
Sumber : Data Primer 2010
64
Tabel 4.2 diatas juga memperlihatkan bahwa terdapat responden yang
sebesar 46%. Usia responden yang berkisar antara 35 sampai 44 tahun dan 45
(8%).
(10%).
pria yang berusia antara 25 sampai dengan 34 tahun. Begitu juga dengan
tingkat pendidikan terakhir yang cenderung Strata 1 (S1) dan didominasi oleh
65
responden yang memiliki pendapatan rata-rata dalam sebulan antara Rp
pengenaan PPN, PPnBM, dan daya beli diuji secara statistik deskriptif seperti
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Valid N
50
(listwise)
Tabel 4.3 menjelaskan bahwa jumlah responden (n) adalah 50, dari 50
66
maksimum sebesar 22, nilai mean 17.1800, dengan standar deviasi 2.81896.
sebesar 21, nilai mean 30.6800, engan standar deviasi 3.72767. Selanjutnya,
variabel daya beli memiliki nilai maksimum 39 dan nilai minimum sebesar 22,
a. Uji Validitas
dengan total skor. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan data tersebut
2) Butir dikatakan tidak valid, jika nilai probabilitasnya (Sig) > 0,05.
Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan, maka didapat hasil yang
Tabel 4.4 berikut menunjukkan hasil uji validitas untuk variabel Pajak
Pertambahan Nilai.
67
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas
Variabel Pajak Pertambahan Nilai
Hal ini seperti terlihat dari semua pertanyaan diatas dikatakan valid karena
Tabel 4.5
Hasil Uji validitas
Variabel Pajak Penjualan atas Barang Mewah
68
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa semua pertanyaan variabel independen
(Pajak Penjualan atas Barang Mewah) adalah valid, karena memiliki nilai
Sedangkan untuk hasil uji validitas dari variabel daya beli konsumen
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas
Variabel Daya Beli Konsumen
dari variabel dependen daya beli adalah valid. Seperti terlihat semua
b. Uji Reliabilitas
69
Tabel 4.7 berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas.
Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas
Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Daya Beli Konsumen.
diatas 0,60.
a. Uji Normalitas
distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi
70
Hasil Uji Normalitas
Histogram
Gambar 4.1
Hal ini dilihat dari kurva pada grafik histogram yang seimbang atau tidak
Plots.
71
Gambar 4.2
pada sumbu diagonal yang sangat mendekati garis diagonal. Pedoman uji
ini. Melihat dari hal tersebut, penelitian ini bisa disimpulkan memenuhi uji
normalitas.
b. Uji Multikolonieritas
SPSS. Apabila nilai tolerance value kurang daripada 0,10 atau Variance
terjadi multikolinearitas.
Tabel 4.8
72
Hasil Uji Multikolonieritas
Collinearity
Model Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
PajakPertambahanNilai ,792 1,263
PajakPenjualanatasBarangMewah ,792 1,263
nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10. Hal ini
multikoloniearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
73
Gambar 4.3
Dari gambar 4.3 di atas, dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak
dan tidak membentuk suatu pola tertentu, serta tersebar di atas dan di
pada model regresi. Sehingga model regresi ini dapat digunakan untuk
konsumen.
4. Uji Hipotesis
determinasi:
Tabel 4.9
Pengujian koefisien Determinasi
74
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
1 ,638a ,589 ,559 3,05171
Pada tabel 4.9 diatas diperoleh nilai R Square sebesar 0,638. Hal ini
sebesar 0,638. Ini menunjukkan bahwa pajak pertambahan nilai dan pajak
hubungan yang kuat. Hasil pada tabel di atas juga menunjukkan bahwa
determinasi yang sudah disesuaikan (Adjust R Square) adalah 0,559. Hal ini
berarti 55,9% variasi dari daya beli konsumen dapat dijelaskan oleh variasi
oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini, sebab-sebab lain
75
pengusaha kena pajak pada tingkat pedagang eceran (Dyah Trihapsari,
2008),
penjualan atas barang mewah berperan sangat kuat terhadap daya beli
Tabel 4.10
Uji F
ANOVAb
Total 615.620 49
dengan tingkat signifikasi 0,000 karena nilai probabilitas (0,000) jauh lebih
kecil dari 0,05 maka model regresi ini dapat dipakai untuk memprediksi
daya beli konsumen. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di atas nilai F
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis Ha1 diterima, sehingga
dapat dikatakan bahwa pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas
76
barang mewah terhadap daya beli konsumen berpengaruh secara simultan.
Hal ini disebabkan pajak pertambahan nilai menurut UU No.18 tahun 2000
yang disempurnakan lagi dalam UU No.42 tahun 2009 adalah pajak atas
konsumsi barang kena pajak dan atau jasa kena pajak yang dilakukan di
yang dipungut atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) yang tergolong
Barang Kena Pajak yang tergolong mewah tersebut didalam daerah pabean
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya, ataupun impor Barang Kena Pajak
2009).
penjualan atas barang mewah yang dikenakan tarif pada barang elektronika,
c. Uji Statistik t
77
Tabel 4.11
Variabel Dependen
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
signifikan hal ini tercermin dalam angka signifikasi sebesar 0,000 yang
jasa dikenakan pajak yaitu Pajak Pertambahan Nilai. Tarif pajak 10% yang
yang ingin membeli televisi, dalam membeli televisi tersebut mencari yang
78
lebih terjangkau harganya karena nilai pajak yang dibebankan semakin
besar.
dengan daya beli konsumen terjadi hubungan yang tidak signifikan, hal ini
tercermin dalam angka signifikasi sebesar 0,257 yang nilainya lebih besar
tambahan yang diteliti penulis pada penelitian ini tidak dapat membuktikan
bahwa adanya pengaruh positif antara variabel Pajak Penjualan atas Barang
Mewah dengan daya beli konsumen, hal ini terbukti dengan nilai
terhadap daya beli konsumen. Hal ini berdasarkan pada barang yang
79
karena meskipun harga barang tersebut semakin meningkat seiring dengan
Masyarakat kelas menengah ke atas sudah menjadi gaya hidup bagi mereka
(Untung Sukardji,2001).
Tabel 4.12
Regresi Berganda
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
80
Berdasarkan yang telah diperoleh dari koefisien regresi pada table
4.12di atas, maka dapat di buat satu persamaan regresi sebagai berikut:
sebesar 15,292. Hal ini menyatakan bahwa jika pajak pertambahan nilai
dan pajak penjualan atas barang mewah dianggap konstan, maka daya beli
Koefisien regresi pada pajak perambahan nilai sebesar 0,424, hal ini
berarti jika variabel pajak pertambahan nilai bertambah satu satuan maka
0,199 hal ini berarti jika pajak pertambahan nilai bertambah satu satuan
bahwa Pajak pertambahan nilai adalah salah satu jenis pajak tidak langsung
dikenakan atas nilai tambah (added value) dari suatu barang ataupun jasa
pertambahan nilai bukan hanya dikenakan atas barang saja, melainkan juga
81
atas jasa yang sesuai dengan syarat-syarat yang terdapat dalam Undang-
disamping PPN, sebenarnya PPnBM merupakan salah satu sarana yang jitu
regresi PPN. Dan diperkuat oleh teori Mardiasmo (2009), bahwa PPnBm
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) adalah pajak yang dipungut atas
kegiatan usaha atau pekerjaannya, ataupun impor Barang Kena Pajak yang
82
merupakan pungutan tambahan BKP mewah selain PPN. PPnBM hanya
dikenakan sekali yaitu pada saat impor atau pada saat penyerahan BKP
PPnBM yang sudah dibayar pada waktu perolehan atau impor Barang Kena
Pajak yang tergolong mewah tersebut, tidak dapat dikreditkan dengan PPN
maupun PPnBM yang dipungut atau PPnBM ini hanya dipungut satu kali
saja.
83
BAB V
A. Kesimpulan
PPnBM terhadap daya beli. Responden penelitian ini berjumlah 50 orang konsumen
yang berada di wilayah Glodok Jakarta Kota. Pengujian penelitian ini menggunakan
sebagai berikut:
A. Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel PPN berpengaruh positif signifikan
terhadap daya beli konsumen. Hasil uji ini konsisten dengan hasil peneliti yang
telah dilakukan oleh Ayuningtyas yang menunjukan bahwa PPN secara empiris
berhubungan positif terhadap daya beli konsumen, dan diperkuat juga dengan
teori yang menyatakan bahwa masyarakat secara tidak langsung dalam membeli
B. Hasil uji regresi juga menunjukkan bahwa untuk variabel PPnBM tidak
berpengaruh signifikan terhadap daya beli. Hasil uji ini konsisten dengan
yang dikenakan PPnBM merupakan barang mewah yang hanya dikonsumsi oleh
84
menengah ke atas, sehingga dapat disimpulkan bahwa PPnBM tidak
B. Implikasi
atas Barang Mewah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap daya beli
konsumen. PPnBM dengan tarif paling rendah 10% dan tarif paling tinggi 75%
masyarakat dalam mengkonsumsi suatu barang. Ini berarti ketika masyarakat ingin
pajaknya, sehingga pajak ini mempengaruhi daya beli masyarakat. Maka diharapkan
daya beli masyarakat. Sehingga dengan meningkatnya daya beli, maka dapat
C. Saran
berikut:
85
variabel lain yang dapat mempengaruhi dan memperkuat atau memperlemah
variabel dependen.
serta memperluas wilayah sampel penelitian, bukan hanya di DKI Jakarta tetapi
juga di kota-kota besar lainnya, sehingga dapat diperoleh hasil penelitian dengan
86
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
87
KUESIONER PENELITIAN ILMIAH
Oleh:
Nama : Fadilah
NIM : 207082000105
Prodi : Akuntansi
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
88
Nama : Fadilah
HP : 085716170166
PENGANTAR
Harap di isi dengan memberi tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang
tersedia.
Keterangan:
STS : (Sangat Tidak Setuju)
TS : (Tidak Setuju)
TP : (Tidak Pasti)
S : (Setuju)
SS : (Sangat Setuju)
89
DATA DIRI RESPONDEN
Mohon Bapak/Ibu/Saudara/i menjawab pertanyaan berikut ini
1. Nama Perusahaan/Pribadi
:……………………………………………………….
2. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan
3. Usia :
a. 16-24 Thn b. 25-34 Thn c. 35-44 Thn d.45-54 Thn e. >55
Thn
4. Pendidikan terakhir :
a. SD b. SMP c. SMU/Sederajat d. Akademi/Sederajat e.
Perguruan Tinggi
5. Pekerjaan:
a. Pelajar/mahasiswa
b. Pegawai Negeri
c. Karyawan Swasta
d. Wiraswasta
e. Lainnya………
6. Pendapatan per bulan:
a.< Rp 500.000,-
b. Rp 500.000,- s.d Rp 1.000.000,-
c. Rp 1.000.000,- s.d Rp 2.000.000,-
d. Rp 2.000.000,- s.d Rp 5.000.000,-
e. > Rp 5.000.000,-
7. Pengeluaran rata-rata dalam sebulan:
a. < Rp 500.000,-
b. Rp 500.000,- s.d Rp 1.000.000,-
c. Rp 1.000.000,- s.d Rp 2.000.000,-
d. Rp 2.000.000,- s.d Rp 5.000.000,-
e. > Rp 5.000.000,-
8. Wilayah tempat tinggal anda :………………………………
90
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
(X1)
No. Uraian SS S TP TS STS
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada suatu
barang dengan barang lainnya mempunyai
tarif sama yaitu 10%
2. Pengusaha harus melaporkan perkembangan
usahanya ke petugas pajak
3. Menurut saya, pengenaan pajak pada suatu
barang sangat diperlukan
4. Pengenaan PPN dilaksanakan berdasarkan
Sistem Faktur
5. Semua pengusaha harus dikenakan PPN
terhadap barang dan jasa yang dijualnya
91
dapat mengendalikan pola
konsumsi masyarakat atas barang
mewah
5. PPnBM hanya dipungut satu kali
pada sumbernya
6. PPnBM merupakan pajak atas
konsumsi didalam negeri
7. Pengusaha yang telah dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak
(PKP) wajib, memungut, menyetor,
dan melaporkan pajak yang terutang
8. Menurut saya, salah satu upaya
dalam mencapai keseimbangan
pembebanan pajak antara
masyarakat yang berpenghasilan
tinggi dengan masyarakat yang
berpenghasilan rendah adalah
dengan dikenakannya PPnBM
92
3. Nilai PPN yang kecil tidak
berpengaruh terhadap konsumen
yang berpenghasilan besar
4. Barang yang dikenakan pajak
sangat berpengaruh dengan
kemampuan daya beli masyarakat
kecil
5. Kemampuan saya untuk membeli
suatu barang sangat didominasi
pendapatan saya
6. Tingginya tingkat harga
mengakibatkan daya beli menurun
7. Kebutuhan akan suatu barang
menyebabkan daya beli seseorang
meningkat
8. Saya tidak mempunyai daya beli
pada suatu barang yang harganya
melebihi pendapatan saya,
walaupun saya sangat
membutuhkannya
93
LAMPIRAN 2
DAFTAR JAWABAN
RESPONDEN
94
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
1 3 4 2 3 3 15
2 1 4 5 4 4 18
3 2 5 3 4 2 16
4 2 5 3 4 3 17
5 4 5 4 3 2 18
6 4 5 5 4 4 22
7 1 5 2 5 1 14
8 4 2 4 4 4 18
9 4 4 4 5 2 19
10 2 3 2 4 2 13
11 5 5 1 4 1 16
12 5 5 4 4 2 20
13 1 5 5 4 2 17
14 2 4 2 2 2 12
15 1 4 2 2 1 10
16 1 5 5 4 2 17
17 4 5 4 4 2 19
18 4 4 4 4 3 19
19 4 2 2 4 2 14
20 4 4 5 5 4 22
21 4 4 5 5 2 20
22 4 4 4 4 2 18
23 4 4 4 4 2 18
24 4 4 4 5 4 21
25 2 5 3 4 3 17
26 5 4 5 5 2 21
27 3 4 5 4 2 18
28 3 4 4 4 2 17
29 3 4 5 4 2 18
30 2 5 4 3 2 16
31 4 5 4 4 2 19
32 1 5 4 4 4 18
33 1 4 5 5 2 17
34 4 2 4 4 3 17
35 5 2 4 4 2 17
36 4 2 2 4 2 14
37 4 2 4 4 2 16
38 4 5 4 4 4 21
39 3 2 1 4 2 12
95
40 2 2 3 4 4 15
41 2 3 3 4 1 13
42 2 4 3 3 3 15
43 4 4 3 4 2 17
44 3 3 3 3 2 14
45 2 4 3 4 1 14
46 4 4 4 4 2 18
47 4 4 5 5 4 22
48 4 5 4 4 4 21
49 4 4 4 5 4 21
50 4 4 2 4 4 18
96
26 5 5 5 4 5 2 5 4 35
27 4 4 3 3 4 4 4 4 30
28 4 4 3 4 4 4 4 4 31
29 4 4 3 5 4 4 4 4 32
30 4 5 3 4 4 4 4 4 32
31 4 2 4 5 5 5 4 4 33
32 5 2 4 4 4 4 5 5 33
33 4 2 2 3 4 3 5 1 24
34 5 4 4 5 4 4 5 2 33
35 5 4 5 5 5 5 5 5 39
36 4 4 2 4 2 2 2 2 22
37 4 4 2 4 4 4 4 5 31
38 5 5 4 5 4 5 5 5 38
39 4 3 2 4 3 4 3 2 25
40 2 4 4 5 3 2 5 4 29
41 4 4 4 4 4 4 4 4 32
42 4 4 4 4 4 3 4 2 29
43 5 4 5 3 2 2 4 2 27
44 4 3 4 4 4 3 4 4 30
45 4 4 3 4 3 3 5 5 31
46 4 4 4 4 4 4 4 2 30
47 4 4 4 5 4 5 5 4 35
48 5 4 5 4 4 4 4 4 34
49 5 4 5 5 4 4 4 2 33
50 4 4 2 4 4 4 4 3 29
Resp DBK 1 DBK 2 DBK 3 DBK 4 DBK 5 DBK 6 DBK 7 DBK 8 TOTAL
1 5 4 4 4 4 4 4 4 33
2 4 3 2 4 2 4 5 4 28
3 4 4 2 4 4 4 4 5 31
4 3 4 2 4 4 4 4 5 30
5 4 3 3 4 4 4 4 4 30
6 4 5 5 5 5 4 4 5 37
7 5 5 1 2 1 1 2 5 22
8 5 3 5 3 4 4 4 5 33
9 5 4 5 4 5 5 5 5 38
10 3 4 5 4 5 3 5 2 31
97
11 5 5 5 5 5 5 4 5 39
12 5 4 5 5 5 5 4 4 37
13 4 4 1 5 5 5 4 1 29
14 4 2 4 4 4 4 4 4 30
15 4 2 4 4 4 4 4 4 30
16 4 5 3 4 5 4 4 5 34
17 4 4 4 4 4 4 4 4 32
18 5 3 4 5 4 5 4 5 35
19 1 1 4 5 4 5 5 5 30
20 4 5 4 2 3 4 5 4 31
21 5 4 4 4 4 4 2 4 31
22 4 4 4 5 4 4 5 4 34
23 4 4 4 4 4 4 4 5 33
24 2 2 2 4 5 4 4 2 25
25 5 3 5 5 5 4 5 5 37
26 5 2 5 2 5 5 5 2 31
27 4 4 3 5 4 4 4 4 32
28 4 4 3 5 4 4 4 4 32
29 4 4 3 5 4 4 4 4 32
30 4 4 3 5 4 4 4 4 32
31 4 2 5 5 5 5 5 4 35
32 3 3 5 4 4 4 4 4 31
33 3 3 4 3 3 3 5 3 27
34 4 4 4 4 5 5 4 4 34
35 5 4 4 4 3 5 5 5 35
36 3 4 4 4 4 4 4 4 31
37 4 4 2 3 4 4 4 5 30
38 4 4 3 4 4 5 5 4 33
39 3 2 2 4 4 4 3 4 26
40 4 4 4 4 4 5 4 4 33
41 3 3 4 4 3 4 4 4 29
42 3 3 2 3 3 3 3 3 23
43 5 2 5 5 5 5 4 5 36
44 4 4 4 4 5 3 4 3 31
45 4 4 5 4 4 4 2 5 32
46 4 4 2 4 4 4 4 4 30
47 5 4 5 4 4 4 4 4 34
48 5 4 5 4 4 4 4 5 35
49 4 4 4 5 5 4 4 5 35
50 2 4 4 4 4 4 4 2 28
98
LAMPIRAN 3
HASIL SPSS
99
Statistik deskriptif
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 50
Correlations
100
N 50 50 50 50 50 50
**
ppn2 Pearson Correlation -.186 1 .246 .000 .010 .381
N 50 50 50 50 50 50
** * **
ppn3 Pearson Correlation .099 .246 1 .406 .298 .731
N 50 50 50 50 50 50
** **
ppn4 Pearson Correlation .269 .000 .406 1 .219 .594
101
N 50 50 50 50 50 50
* **
ppn5 Pearson Correlation .126 .010 .298 .219 1 .576
N 50 50 50 50 50 50
** ** ** ** **
ppntotal Pearson Correlation .522 .381 .731 .594 .576 1
N 50 50 50 50 50 50
102
Correlations
Sig. (2-tailed) .602 .772 .839 .699 .773 .343 .907 .049
Covariance .932 .057 .042 -.025 -.052 -.044 .116 -.020 1.006
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
* **
ppnbm2 Pearson Correlation .076 1 .290 .076 -.124 .105 .054 .206 .404
Sig. (2-tailed) .602 .041 .599 .389 .468 .712 .152 .004
Covariance .057 .612 .233 .053 -.094 .090 .037 .192 1.180
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
* **
ppnbm3 Pearson Correlation .042 .290 1 .129 -.117 .110 .182 .077 .447
Sig. (2-tailed) .772 .041 .371 .418 .449 .205 .595 .001
103
Covariance .042 .233 1.053 .118 -.116 .123 .164 .094 1.711
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
* ** * **
ppnbm4 Pearson Correlation -.029 .076 .129 1 -.022 .344 .464 .304 .584
Sig. (2-tailed) .839 .599 .371 .880 .014 .001 .032 .000
Covariance -.025 .053 .118 .792 -.019 .334 .362 .322 1.938
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
*
ppnbm5 Pearson Correlation -.056 -.124 -.117 -.022 1 .188 .059 .077 .284
Sig. (2-tailed) .699 .389 .418 .880 .190 .684 .596 .044
Covariance -.052 -.094 -.116 -.019 .929 .198 .050 .088 .984
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
* **
ppnbm6 Pearson Correlation -.042 .105 .110 .344 .188 1 .252 .141 .570
Sig. (2-tailed) .773 .468 .449 .014 .190 .077 .327 .000
104
Covariance -.044 .090 .123 .334 .198 1.192 .242 .184 2.319
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
** * **
ppnbm7 Pearson Correlation .137 .054 .182 .464 .059 .252 1 .352 .645
Sig. (2-tailed) .343 .712 .205 .001 .684 .077 .012 .000
Covariance .116 .037 .164 .362 .050 .242 .769 .368 2.108
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
* * **
ppnbm8 Pearson Correlation -.017 .206 .077 .304 .077 .141 .352 1 .596
Sig. (2-tailed) .907 .152 .595 .032 .596 .327 .012 .000
Covariance -.020 .192 .094 .322 .088 .184 .368 1.421 2.650
N
50 50 50 50 50 50 50 50 50
* ** ** ** * ** ** **
ppnbmtotal Pearson Correlation .279 .404 .447 .584 .284 .570 .645 .596 1
Sig. (2-tailed) .049 .004 .001 .000 .044 .000 .000 .000
105
Sum of Squares and Cross-
49.280 57.800 83.840 94.960 48.240 113.640 103.280 129.840 680.880
products
Covariance 1.006 1.180 1.711 1.938 .984 2.319 2.108 2.650 13.896
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Correlations
Sig. (2-tailed) .017 .059 .857 .684 .364 .524 .011 .000
Covariance .796 .277 .280 -.018 .043 .084 -.060 .308 1.709
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
* *
dbk2 Pearson Correlation .335 1 -.081 -.053 -.078 -.229 -.192 .175 .352
Sig. (2-tailed) .017 .575 .715 .589 .110 .182 .224 .018
106
Sum of Squares and Cross-
13.580 42.180 -4.300 -1.900 -2.900 -7.480 -6.320 7.680 40.540
products
Covariance .277 .861 -.088 -.039 -.059 -.153 -.129 .157 .827
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
** * **
dbk3 Pearson Correlation .269 -.081 1 .167 .419 .337 .271 .185 .683
Sig. (2-tailed) .059 .575 .248 .002 .017 .057 .198 .000
Covariance .280 -.088 1.357 .153 .398 .282 .229 .208 2.818
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
** ** **
dbk4 Pearson Correlation -.026 -.053 .167 1 .492 .447 .129 .150 .528
Sig. (2-tailed) .857 .715 .248 .000 .001 .373 .298 .000
Covariance -.018 -.039 .153 .622 .316 .253 .073 .114 1.476
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
** ** ** **
dbk5 Pearson Correlation .059 -.078 .419 .492 1 .537 .228 -.140 .589
Sig. (2-tailed) .684 .589 .002 .000 .000 .111 .332 .000
107
Sum of Squares and Cross-
2.100 -2.900 19.500 15.500 32.500 15.400 6.600 -5.400 83.300
products
Covariance .043 -.059 .398 .316 .663 .314 .135 -.110 1.700
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
* ** ** ** **
dbk6 Pearson Correlation .131 -.229 .337 .447 .537 1 .413 .074 .614
Sig. (2-tailed) .364 .110 .017 .001 .000 .003 .609 .000
Covariance .084 -.153 .282 .253 .314 .516 .215 .051 1.562
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
** *
dbk7 Pearson Correlation -.092 -.192 .271 .129 .228 .413 1 -.126 .350
Sig. (2-tailed) .524 .182 .057 .373 .111 .003 .383 .013
Covariance -.060 -.129 .229 .073 .135 .215 .524 -.088 .899
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
* **
dbk8 Pearson Correlation .357 .175 .185 .150 -.140 .074 -.126 1 .459
Sig. (2-tailed) .011 .224 .198 .298 .332 .609 .383 .001
108
Sum of Squares and Cross-
15.080 7.680 10.200 5.600 -5.400 2.520 -4.320 45.680 77.040
products
Covariance .308 .157 .208 .114 -.110 .051 -.088 .932 1.572
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
** * ** ** ** ** * **
dbktotal Pearson Correlation .541 .352 .683 .528 .589 .614 .350 .459 1
Sig. (2-tailed) .000 .018 .000 .000 .000 .000 .013 .001
Covariance 1.709 .827 2.818 1.476 1.700 1.562 .899 1.572 12.564
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
109
Uji realibilitas
Reliability Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's
Reliability Statistics
Alpha Based on Cronbach's
b
Model Summary
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin-Watson
a
1 .638 .589 .559 3.05171 .289 9.552 2 47 .000 2.393
110
b
ANOVA
Total 615.620 49
a
Coefficients
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient 95% Confidence Interval
Coefficients s for B Correlations Collinearity Statistics
Lower Zero-
Model B Std. Error Beta t Sig. Bound Upper Bound order Partial Part Tolerance VIF
111
ppn .424 .131 .446 3.230 .002 .160 .689 .519 .426 .397 .792 1.263
ppnbm .199 .174 .159 1.147 .257 -.150 .549 .362 .165 .141 .792 1.263
112
87