KEWARGANEGARAAN
“HAK DAN KEWAJIBAN KEWARGANEGARA”
Segala Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunianya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan
pada semester 3 di tahun akademik 2019/2020 dengan judul “HAK DAN KEWAJIBAN
WARGA NEGARA”. Dengan membuat tugas ini kami diharapkan untuk mampu
memahami tentang hak dan kewajiban warga Negara Indonesia.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang, Namun, berkat bimbingan
dan bantuan dari Dosen Pengampu Mata Kuliah Kewarganegaraan yang telah memberikan
pengarahan guna penyusun makalah ini, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan
cukup baik. Kami menyadari bahwa dalam penyusun makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna penyusun makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapkan
kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberikan informasi kepala pembaca
tentang hak dan kewajiban warga negara Indonesia.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Sehingga dalam praktiknya dikehidupan sehari-hari harus berjalan seimbang. Hak
merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk dimiliki atau didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan,
sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan bagi individu dalam melaksanakan
peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai
dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara
seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu permasalahan yang akan
menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
Dewasa ini sering terlihat ketimpangan antara hak dan kewajiban sepertinya
tingginya angka tuntutan akan hak tanpa diimbangi dengan pelaksanaan kewajiban dan
di sisi lain kewajiban dilaksanankan akan tetapi hak tidak kunjung terpenuhi. Terutama
dalam bidang lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak bagi setiap warga
negara. Lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang laya merupakan hal yang perlu
diperhatikan. Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 menjelaskan bahwa “Tiap-tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan“. Secara garis
besar dapat dijelaskan bahwa pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan
hak untuk setiap warga negara sebagai salah satu tanda adanya prikemanusiaan.
Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan
pendapatan yang akan digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang layak.
Penghidupan yang layak dapat diartikan sebagai kemampuan dalam melakukan
pemenuhan kebutuhan dasar, seperti sandang pangan dan papan.
Oleh karena itu dalam menjalankan peran sebagai warga negara perlu untuk
mengetahui hak dan kewajibannya serta pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut harus
berjalan secara seimbang agar tidak terjadi ketimpangan yang akan menyebabkan
kesenjangan sosial yang berkepanjangan.
iii
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Hak dan Kewajiban warga negara?
2. Bagaimana konsep Hak dan Kewajiban warga negara dalam UUD 1945?
3. Bagaimana konsep hubungan bangsa negara dan warga negara?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dalam makalah ditujukan untuk mencari tujuan dari pembahasan atas
rumusan masalah dalam makalah. Adapun tujuan dari penulisan makalah sebagai
berikut :
a. Memahami pengertian Hak dan Kewajiban warga negara
b. Mengetahui konsep Hak dan Kewajiban warga negara dalam UUD 1945
c. Mengetahui konsep hubungan bangsa negara dan warga negara
iv
v
BAB II
PEMBAHASAN
2
d. Kewajiban universal/umum
Kewajiban yang di tujukan kepada semua warga negara atau
secara umum, ditunjukan kepada golongan tertentu dan kewajiban
khusus, timbul dalam bidang dari bidang hukum tertentu.
e. Kewajiban primer
Kewajiban ini tidak timbul dari perbuatan melawan hukum.
Contoh kewajiban untuk tidak mencemarkan nama baik dan kewajiban
yang bersifat memberi sanski, timbul dari perbuatan melawan hukum,
misalnya membayar kerugian dalam hukum perdata.
3
Pada periode 1950 – 1959 ( Era demokrasi parlementer), dalam situasi demokrasi
parlementer dan semangat demokrasi liberal, semakin tumbuh partai politik dengan
beragam ideologi, kebebasan pers pemilihan umum yang bebas, adil dan demokraris
pemikiran tentang HAM juga memiliki ruang yang lebar hingga muncul dalam
perdebatan Konsituante usulan bahwa keberadaan HAM mendahului bab-bab UUD.
Pada periode 1959-1966 (Era Orde Lama), atas dasar penolakan Soekarno
terhadap demokrasiparlementer, sistem pemerintahan berubah menjadi sistem
demokrasi terpimpin. Pada era ini terjadi pemasungan hak asasi sipil dan politik, seperti
hak untuk berserikat, berkempul dan mengeluarkan pikiran dengan tulisan.
(Bakry, 2009 : 247)
Pada periode 1966 – 1998 (Era orde baru) muncul gagasan tentang perlunya
pembentukan pengadilan HAM, pembentukan komisi dan pengadilan HAM untuk
wilayah asia. Gagasan tersebut muncul dalam berbagai sumber seminar tentang HAM
yang dilaksanakan Tahun 1967. Pada awal 1970-an sampai akhir 1980-an, persoalan
HAM mengalami kemunduran, terjadi penolakan terhadap HAM karena dianggap
berasal dari barat dan bertentangan dengan paham kekeluargaan yang dianut bangsa
Indonesia. Menjelang Tahun 1990 muncul sikap akomodatif pemerintah terhadap
tuntunan penegakan HAM, yaitu dengan dibentuknya Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia (Komnas HAM) berdasarkan Kepres No.50 Tahun 1993, Tanggal 7 Juni 1993.
(Bakry, 2009 : 249)
Periode 1998 – sekarang ( Era Reformasi ), secara formal telah dinyatakan hak-
hak warga negara secara tegas dalam perubahan UUD 1945, khususnya bab XA tentang
Hak Asasi Manusia. Pada periode ini dilakukan engkajian terhadap kebijakan
pemerintah Orba yang berlawanan dengan kemajuan dan perlindungan HAM.
Penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pemberlakuan HAM
berupa Amandemen UUD 1945, peninjauan TAP-MPR, UU dan ketentuan perundang-
undangan yang lain. MPR telah melakukan Amandemen UUD 1945, yaitu pada Tahun
1999, 2000, 2001, dan 2002, pasal-pasal yang terkait dengan HAM juga berkembang
pada tiap-tiap amandemennya.
4
Kata bangsa dapat digunakan untuk menyebut suatu kelompok karena adanya
ras, adat istiadat, bahasa, dan agama yang menjadi faktor pembeda antara bangsa yang
satu dengan bangsa yang lain. Sederhananya suatu kelompok manusia dapat dikatakan
sebagai bangsa apabila di anggap memiliki asal usul keturunan yang sama.
Pengertian negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam
kehidupan masyarakat. Pada perinsipnya, setiap warga masyarakat menjadi anggota
dari suatu negara dan harus tunduk pada kekuasaan negara, karena organisasi negara
sifatnya mencakup semua orang yang ada diwilayahnya, dan kekuasaan negara berlaku
bagi orang tersebut. Agar pemerintah suatu negara yang memiliki kekuasaan untuk
mengatur kehidupan masyarakat tidak bertindak seenaknya, maka ada sistem aturan
yang mengaturnya. Sistem aturan tersebut menggambarkan hirearki atau pertingkatan
peraturan yang paling tinggi tingakatannya sampai pada aturan yang paling rendah.
Aturan yang paling tinggi tingakatannya dalam suatu negara di namakan konstitusi atau
sering di sebut undang – undang dasar, dua sebutan yang sebenarnya tidak persis
dengan artinya. Dengan konstitusi, di harapkan organisasi negara tertata dengan baik
dan teratur, dan pemerintah yang ada di dalamnya tidak bertindak sewenang – wenang
terhadap rakyatnya.
Pengertian warga negara menurut pasal 26 ayat (1) ialah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang di sah kan dengan undang-undang
sebagai warga negara. Warga negara dari suatu negara berarti anggota dari negara itu
yang merupakan pendukung dan penanggung jawab terhadap kemajuan dan
kemunduran suatu negara. Warga negara adalah semua penduduk disuatu negara atau
bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, serta memiliki hak dan
kewajiban penuh sebagai seorang warga negara dinegara tersebut
1. Hubungan bangsa, negara, dan warga negara
a. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan.
b. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
c. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
d. Kemerdekaan memeluk agama.
e. Hak dan kewajiban pembelaan negara.
f. Kebudayaan nasional indonesia.
g. Kesejahteraan sosial.
5
Hubungan ini menggambarkan peran dan fungsi warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara, serta partisipasi mereka dalam bidang
kehidupan politik, ekonomi.
2. Perbedaan bangsa, negara, warga negara
a. Perbedaan berdasarkan pengertiannya
Bangsa adalah suatu kelompok yang memiliki kesatuan dan budaya
sedangkan negara adalah suatu organisasi dari suatu kelompok atau beberapa
kelompok manusia yang bersama – sama mendiami suatu wilayah tertentu dan
warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan undang – undang.
b. Perbedaan wujud
Berdasarkan wujudnya, perbedaan bangsa, negara dan warga negara
terlihat dari bagaimana managemen yang mengatur pola hidup dari anggota
keduanya. Negara merupakan organisasi yang teratur, lembaga – lembaga,
serta masyarakat yang termasuk warga negara. Sementara bangsa tidak
memiliki organisasi yang jelas. Kehidupan setiap anggotanya diatur
berdasarkan adat istiadat yang telah berlaku tapi tidak tertulis.
c. Perbedaan legitimasi
Negara secara umum akan memiliki legitimasi atau hukum yang mengatur
dan memaksa setiap masyarakatnya, sedangkan bangsa tidak memiliki
kekuasaan dan legitimasi tersebut. Setiap anggota dari sebuah bangsa
umumnya akan mengikuti legitimasi dan hukum dari negara yang
ditinggalinya.
d. Perbedaan ikatan dan ciri
Sebuah bangsa dan warga negara akan terikat pada suatu kesatuan yang
mencirikan jati dirinya. Keterikatan tersebut bisa dalam bentuk bahasa, ras,
fisik, identitas, maupun adat istiadat tertentu. Sedangkan negara tidak
memiliki ikatan khusus, kecuali ikatan dalam bentuk kecintaan setiap anggota
pada negarnya.
e. Perbedaan kepemilikan wilayah
Negara akan berkuasa dan memiliki legitimasi atau suatu luasan wilayah
yang dikuasai oleh hukum internasional, sementara bangsa dan warga negara
tidak memiliki hak atas wilayah, kecuali ia hanya tinggal dan menghuni
wilayah yang dikuasai suatu negara.
6
D. ANALISA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA RI
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima
atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga
yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya..
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi
terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga
negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi
pada kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam
menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi
lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat
itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk
memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan
antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan
sosial yang berkepanjangan.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara
mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya. Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan
kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang
berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat
akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang.
Apabila masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan
pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini. Mereka lebih
memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan rakyat, sampai saat
ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita sebagai
warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan
merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita
sebagai rakyat Indonesia.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan. Hak pada
umumnya didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggung jawaban atas
kewajiban. Sedangkan kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu
keharusan untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna
mendapatkan hak yang pantas untuk didapat dengan kata lain memberikan atau
melakukan apa yang harus kita lakukan demi kemajuan bangsa ke arah yang lebih baik.
Hak dan kewajiban adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain sehingga
dalam praktiknya dikehidupan sehari-hari harus dijalankan secara seimbang.
Dalam melaksanakan hak dan kewajiban sering terjadi pelanggaran hak dan
peningkatan kewajiban. Pelanggaran hak warga negara adalah tindakan aparat negara
yang melanggar atau tidak memberikan apa yang menjadi hak warga negara.
Peningkatan kewajiban adalah pengingkaran warga negara terhadap kewajiban yang
ditentukan pemerintah.
B. SARAN
Hak dan kewajiban adalah dua hal yang saling terikat satu sama lain sehingga
dalam praktiknya di kehidupan harus dijalankan secara seimbang agar tidak terjadi
ketimpangan yang akan menyebabkan terjadinya kesengajaan sosial yang
berkepanjangan dan timbulnya gejolak yang tidak diinginkan didalam masyarakat.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11732
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-hak-dan-kewajiban-warga-negara/
https://guruppkn.com/hubungan-negara-dengan-warga-negara
https://www.zonareferensi.com/hak-dan-kewajiban-warga-negara/
https://deudinul.wordpress.com/2013/04/05/pengertian-bangsa-dan-negara/
Dr.H. Syahrial Syarbaini, M.A.2016. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi.Bogor: Fhalia Indonesia