Anda di halaman 1dari 2

Sindrom Adaptasi Stres

Oleh Sarah Sahwa Kusnana, 1806140306, Focus Group 3

Stres adalah reaksi fisiologis tubuh terhadap setiap rangsangan yang


membangkitkan perubahan. Setiap situasi, acara, atau agen yang mengancam
keamanan seseorang disebut stressor. Stres memiliki berbagai faktor pernyebab,
bagi seorang manusia stres menjadi teman tersendiri dikarekan stres tidak bisa
dipisahkan dalam keseharian manusia. Stres memiliki suatu sindrom adaptasi yang
dibagi menjadi 2, yaitu sindrom adaptasi umum dan lokal.
Model stres ini dikemukakan oleh Hans Selye yang dikembangkan dari teori
stres Canon dalam konsep sindrom adaptasi umum (general adaptation syndrome)
dan sindrom adaptasi lokal (local adaptation syndrome) sebagai respons fisiologis
dari stres. Pertama, sindrom adaptasi umum, terjadi pelepasan hormon adaptif dan
perubahan struktur dan komposisi kimia tubuh. Respon ini melibatkan sistem saraf
otonom dan sistem endokrin. Ketika tubuh menanggapi permintaan fisik, maka
kelenjar pituitari akan menginisiasi respons general adaptation syndrome (Berman,
2016). GAS terdiri dari tiga fase, yaitu fase alarm, tahap resisten, dan fase
kelelahan.
Fase alarm, fase dimana respons awal terhadap stresor. Selama fase ini
berlangsung, stresor menstimulasi sistem saraf simpatik yang menstimulasi
hipotalamus. Stimulasi hipotalamus akan merangsang epinefrin dan norepinefrin
yang menyebabkan terjadinya peningkatan kontraktilitas miokard, yang
meningkatkan curah jantung dan aliran darah ke otot; pelebaran bronkus;
peningkatan pembekuan darah; peningkatan metabolisme sel; peningkatan
mobilisasi lemak (Berman, 2016). Hal ini mengakibatkan tubuh menerima
rangsangan secara alami yang mengaktifkan reaksi flight-or-fight karena timbulnya
kondisi yang berpotensi mengancam kestabilan tubuh (Lyon dalam Gaol, 2016).
Jika stresor menimbulkan ancaman yang ekstrem dalam jangka waktu yang lama,
maka akan berlanjut pada fase kedua, yaitu tahap resisten.
Fase resisten merupakan tahapan adaptasi tubuh terhadap stresor. Pada
tahap ini tubuh mencoba untuk membatasi dan mengatasi stresor (Berman, 2016).
Semua kekuatan fisik pun dikerahkan untuk melanjutkan kerusakan-kerusakan
karena rangsangan-rangsangan yang membahayakan sedang menyerang (Lyon
dalam Gaol, 2016). Hal ini dilakukan oleh tubuh dengan cara yang berlawanan
dengan reaksi pada fase alarm, kadar hormon, denyut jantung, dan hal lainnya
kembali normal (Potter, 2016). Apabila pada fase ini, stresor tidak dapat diatasi,
maka akan berlanjut pada fase terakhir, yaitu fase kelelahan.
Fase kelelahan adalah fase ketika tubuh tidak mampu untuk beradaptasi
dalam mengatasi stresor (Berman, 2016). Jika stresor tidak dapat diatasi maka efek
stres akan menyebar ke seluruh tubuh, dan organ-organ tubuh tidak berfungsi
sehingga menyebabkan kematian. Akhir dari tahap ini bergantung pada sumber
daya adaptif individu, tingkat keparahan stresor, dan sumber daya adaptif eksternal,
seperti oksigen.
Kedua, sindrom adaptasi lokal (local adaptation syndrome). Sindrom
adaptasi lokal adalah respons terhadap stresor yang mempengaruhi bagian tubuh
tertentu (DeLaune, 2011). Salah satu contoh LAS adalah peradangan. Ketika
seseorang mengalami luka, LAS akan diaktifkan dan menghasilkan peradangan
lokal dengan gejala kemerahan,bengkak,dan edema di sekitar area luka. LAS
merupakan proses sementara ketika area traumatik kembali ke kondisi stabil. Jika
tidak teratasi maka individu tersebut akan mengalami respons GAS saat seluruh
tubuh terpengaruh (DeLaune, 2011).
Kesimpulannya adalah Local Adaptation Syndrome (LAS) adalah adaptasi
terhadap stressor dibagian tubuh tertentu. Sedangkan General Adaptation
Syndrome (GAS) mempengaruhi seluruh bagian tubuh. GAS terdiri dari fase yaitu
fase alarm, tahap resisten, dan fase kelelahan.

Daftar Pustaka

Berman, A., Snyder, S., Frandsen, G. (2016). Kozier & erb’s fundamentals of nursing
concepts, process, and practice.10th ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.

DeLaune, S., & Ladner, P. K. (2011). Fundamentals of nursing: Standards & practice.
Delmar 4th ed. United States: Cengage Learning. Hal 440-442.
Gaol, N.T.L. (2016). Teori Stres: Stimulus, Respons, dan Transaksional. Buletin
Psikologi, 24(1), 1-11.
Potter, Patricia., Perry, Anne., Stockert, Patricia., & Hall, Amy. (2013). Fundamentals of
Nursing 8th ed. Mosby: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai