Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK


UNIT III :
PENGUKURAN DAYA DAN RUGI SERAT OPTIK

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI


FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO (FTE)
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2018
UNIT III
PENGUKURAN DAYA DAN RUGI SERAT OPTIK

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapay menjelaskan prinsip kerja dan kegunaan Optical Light
Source (OLS) dan Optical Power Meter (OPM)
2. Mahasiswa mampu menghitung besar daya yang di terima dan rugi-rugi serat
optik

II. ALAT DAN BAHAN


1. Optical Light Source (OLS)
2. Optical Power Meter (OPM)
3. Connector

III. DASAR TEORI


1. Optical Light Source (OLS)

Gambar 3.3.1 Tampilan Optical Light Source


Fungsi dari masing-masing bagian :
a. Wavelength Output Ports: bisa berupa konektor FC, PC, atau konektor
lainnya yang memungkinkan.
b. Liquid Crystal Display : merupakan layar untuk menampilkan panjang
gelombang yang digunakan, dan indikator modulasi.
c. “ON/OFF” keys : tombol untuk menyalakan atau mematikan alat.
d. “Wave” key : tombol untuk memilih panjang gelombang yang akan
digunakan
e. “Mode” key : tombol untuk mengatur modulasi yang akan dikirimkan
2. Optical Power Meter (OPM)

Gambar 3.3.2 Tampilan Optical Power Meter


Fungsi dari masing-masing bagian :
a. LCD : menampilkan parameter yang digunakan dalam pengukuran
dalam dB, dBm, mW, uW, nW, menampilkan panjang gelombang yang
digunakan, serta operasi yang berlangsung saat pengukuran.
b. “ON/OFF” key : tombol untuk menyalakan atau mematikan alat.
c. “dB” key : untuk mengukur besarnya daya dalam dB.
d. “Zero” key : tombol untuk auto-zero.
e. “λ” key : tombol untuk mengubah panjang gelombang yang akan
digunakan saat pengukuran, antara 850nm, 980nm, 1300nm, 1310nm,
1490nm, 1550nm.
f. “Light” key : tombol untuk menyalakan atau mematikan lampu
background.
IV. HASIL DATA
1. Tabel Hasil Daya Terima
No. Panjang Frekuensi Daya Terima
Gelombang Modulasi nW dBm
(nm) (Hz)
0 3.0 -25.10
1. 1310 270 1.4 -28.38
1000 1.3 -28.77
2000 1.2 -29.02
0 2.5 -26.15
2. 1550 270 1.2 -29.16
1000 1.2 -29.14
2000 1.3 -28.82

2. Tampilan Optical Light Source dan Optical Power Meter


a) Panjang gelombang 1310 nm
Gambar Keterangan
Frekuensi Modulasi = 0 Hz Panjang gelombang 1310nm
dengan frekuensi modulasi
0Hz. Daya terima sebesar 3.0
uW dan redaman sebesar -25.10
dBm.
Gambar Keterangan
Frekuensi Modulasi = 270 Hz Panjang gelombang 1310nm
dengan frekuensi modulasi
270Hz. Daya terima sebesar 1.4
uW dan redaman sebesar -28.38
dBm.

Gambar Keterangan
Frekuensi Modulasi = 1000 Hz Panjang gelombang 1310nm
dengan frekuensi modulasi
1000Hz. Daya terima sebesar
1.3 uW dan redamana sebesar
-28.77 dBm.

Gambar Keterangan
Frekuensi Modulasi = 2000 Hz Panjang gelombang 1310nm
dengan frekuensi modulasi
2000Hz. Daya terima sebesar
1.2 uW dan redaman sebesar
-29.02 dBm.
b) Panjang Gelombang 1550 nm
Gambar Keterangan
Frekuensi Modulasi = 0 Hz Panjang gelombang 1550nm
dengan frekuensi modulasi
0Hz. Daya terima sebesar 2.4
uW dan redaman sebesar
-26.15 dBm.

Gambar Keterangan
Frekuensi Modulasi = 270 Hz Panjang gelombang 1550nm
dengan frekuensi modulasi
270Hz. Daya terima sebesar
1.2 uW dan redaman sebesar
-29.16 dBm.

Gambar Keterangan
Frekuensi Modulasi = 1000 Hz Panjang gelombang 1550nm
dengan frekuensi modulasi
1000Hz. Daya terima sebesar
1.2uW dan redaman sebesar
-29.14 dBm.
Gambar Keterangan
Frekuensi Modulasi = 2000 Hz Panjang gelombang 1550nm
dengan frekuensi modulasi
2000Hz. Daya terima sebesar
1.3uW dan redaman sebesar
-28.82 dBm.
Perhitungan Nilai Atenuasi
10 𝑃𝑖𝑛
Atenuasi = log (𝑃𝑜𝑢𝑡)
𝐿

Keterangan :
Pin = Daya input pada OPM
Pout = Gaya output pada OLS = -7 dBm
L = Panjang kabel serat optik = 20 m

1. Perhitungan untuk Panjang Gelombang (λ) = 1310 nm


a. Frekuensi 0 Hz
Pin = -25.10 dBm
10 𝑃𝑖𝑛
Atenuasi = log (𝑃𝑜𝑢𝑡)
𝐿
10 −25.10
= 20 log ( )
−7

= 0.5 log (-25.10 – (-7))


= 0.5 log |−18.10|
= 0.5 log 18.10
= 0.628 dBm
b. Frekuensi 270 Hz
Pin = -28.38 dBm
10 𝑃𝑖𝑛
Atenuasi = log (𝑃𝑜𝑢𝑡)
𝐿
10 −28.38
= 20 log ( )
−7

= 0.5 log (-28.38 – (-7))


= 0.5 log |−21.38|
= 0.5 log 21.38
= 0.665 dBm
c. Frekuensi 1000 Hz
Pin = -28.77 dBm
10 𝑃𝑖𝑛
Atenuasi = log (𝑃𝑜𝑢𝑡)
𝐿
10 −28.77
= 20 log ( )
−7

= 0.5 log (-28.77 – (-7))


= 0.5 log |−21.77|
= 0.5 log 21.77
= 0.668 dBm
d. Frekuensi 2000 Hz
Pin = -29.02 dBm
10 𝑃𝑖𝑛
Atenuasi = log (𝑃𝑜𝑢𝑡)
𝐿
10 −29.02
= 20 log ( )
−7

= 0.5 log (-29.02 – (-7))


= 0.5 log |−22.02|
= 0.5 log 22.02
= 0.671 dBm

2. Perhitungan untuk Panjang Gelombang (λ) = 1550 nm


a. Frekuensi 0 Hz
Pin = -26.15 dBm
10 𝑃𝑖𝑛
Atenuasi = log (𝑃𝑜𝑢𝑡)
𝐿
10 −26.15
= log ( )
20 −7

= 0.5 log (-26.15 – (-7))


= 0.5 log |−19.15|
= 0.5 log 19.15
= 0.641 dBm
b. Frekuensi 270 Hz
Pin = -29.16 dBm
10 𝑃𝑖𝑛
Atenuasi = log (𝑃𝑜𝑢𝑡)
𝐿
10 −29.16
= log ( )
20 −7

= 0.5 log (-29.16 – (-7))


= 0.5 log |−22.16|
= 0.5 log 22.16
= 0.672 dBm
c. Frekuensi 1000 Hz
Pin = -29.14 dBm
10 𝑃𝑖𝑛
Atenuasi = log (𝑃𝑜𝑢𝑡)
𝐿
10 −29.14
= 20 log ( )
−7

= 0.5 log (-29.14 – (-7))


= 0.5 log |−22.14|
= 0.5 log 22.14
= 0.672 dBm
d. Frekuensi 2000 Hz
Pin = 28.82 dBm
10 𝑃𝑖𝑛
Atenuasi = log (𝑃𝑜𝑢𝑡)
𝐿
10 −28.82
= 20 log ( )
−7

= 0.5 log (-21.82 – (-7))


= 0.5 log |−21.82|
= 0.5 log 21.82
= 0.669 dBm
V. ANALISA
Pada praktikum modul tiga ini, praktikan mempelajari tentang materi
pengukuran daya dan rugi serat optik. Melanjutkan dari modul praktikum
yang sebelumnya. Pengukuran ini dilakukan untuk menghitung daya dan rugi
dari hasil penyambungan serat optik pada praktikum sebelumnya. Alat yang
digunakan antara lain Optical Light Source (OLS), Optical Power Meter
(OPM) dan connector. Alat OPM sendiri digunakan untuk mengetahui
seberapa kuat daya dari sinyal cahaya yang sudah masuk. Fungsi lain dari
OPM sendiri yaitu dapat menerima sinyal optik, merubah sinyal optik
menjadi sinyal elektrik dan diukur dengan skala dBm, serta menampilkan
hasil sinyal pengukuran pada display. Sedangkan OLS digunakan sebagai
pemancar sinyal optik, alat ini memancarkan sebuah sinar laser.
Yang pertama kali dilakukan adalah memasang fiber optic adapter
untuk menyambungkan kabel optik yang akan diukur dengan OLS (Optical
Light Source) dan OPM (Optical Power Meter). Setelah terhubung dengan
alatnya, praktikan melakukan pengukuran untuk mengetahui daya terimanya.
Dalam praktikum kali ini ada 2x percobaan dengan menggunakan panjang
gelombang yang berbeda, yaitu 1310nm dan 1550nm.
Yang bertama yaitu percobaan dengan panjang gelombang 1310nm,
dilakukan pengujian dengan frekuensi modulasi yang berbeda-beda.
Frekuensi modulasi tersebut di-input-kan pada OLS, yang pertama sebesar
0Hz, sehingga daya terima yang diperoleh daya sebesar 3.0uW dan redaman
(loss) sebesar -25.10 dBm. Untuk pengujian yang kedua dengan frekuensi
sebesar 270Hz, hasil yang diperoleh sebesar 1.4 uW dengan redaman sebesar
-28.38dBm. Pengujian yang ketiga dengan frekuensi sebesar 1000Hz,
diperoleh daya sebesar 1.3uW dan redaman sebesar -28.77dBm. Pengujian
yang terakhir yaitu dengan frekuensi sebesar 2000Hz. Nilai yang diperoleh
sebesar 1.2uW dan redaman sebesar -29.02dBm. Dari percobaan pertama ini
dapat dilihat bahwa nilai frekuensi mempengaruhi perolehan nilai daya dan
redamannya (loss). Semakin besar nilai frekuensi yang dicobakan, maka
semakin besar nilai daya dan redaman yang diperoleh.
Kemudian percobaan yang kedua yaitu dengan menggunakan panjang
gelombang sebesar 1550nm. Pengujian yang pertama yaitu dengan frekuensi
sebesar 0Hz, diperoleh nilai daya sebesar 2.5uW dan redaman sebesar -26.15
dBm. Yang kedua yaitu pengujian dengan nilai frekuensi sebesar 270Hz,
diperoleh nilai daya sebesar 1.2uW dan redaman sebesar -29.16dBm. Yang
selanjutnya yaitu pengujian dengan frekuensi sebesar 1000Hz. Maka
diperoleh nilai daya sebesar 1.2uW dan redamannya sebesar -29.14dBm.
Yang terakhir yaitu pengujian dengan frekuensi sebesar 2000Hz. Diperoleh
nilai sebesar 1.3uW dan penguatan sebesar -28.82dBm. Dari percobaan kedua
juga dapat dilihat bahwa semakin besar nilai frekuensi yang dicobakan, maka
semakin besar pula nilai daya terima yang diperoleh begitupula nilai
redamannya. Nilai rugi serat optik pasti berbeda-beda, hal terebut dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya kondisi kabel yang tidak
layak dipakai, perbedaan serat yang disambung atau ketidakseimbangan
diameter inti dan luas permukaan serat optik.
Yang selanjutnya adalah perhitungan nilai Atenuasi. Atenuasi adalah
cahaya yang merambat dalam serat optik intensitasnya akan berkurang,
pengurangan intensitas inilah yang disebut atenuasi. Atenuasi dapat
disebabkan oleh bahan material serat optik itu sendiri dan penghamburan
cahaya. Besarnya atenuasi tergantung jarak yang ditempuh dan karakteristik
bahan serat optik. Nilai atenuasi yang diperoleh saat praktikum kemarin
tentunya berbeda-beda. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai
frekuensinya, maka semakin besar pula nilai atenuasicyang diperoleh.
Dapat disimpulkan bahwa nilai frekuensi sangat mempengaruhi nilai-
nilai parameter yang lain, semakin besar nilai frekuensinya, semakin besar
pula daya, redaman (loss) dan nilai atenuasi yang akan diperoleh. Terdapat
faktor-faktor pendukung lain yang dapat mempengaruhi nilai parameter
diatas.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. OPM digunakan untuk mengetahui seberapa kuat daya dari sinyal
cahaya yang sudah masuk dan untuk mengetahui redaman.
2. OLS digunakan untuk memancarkan sinyal optik.
3. Nilai freuensi sangat berpengaruh terhadap parameter-parameter lain.
4. Semakin besar nilai frekuensi, maka semakin besar pula nilai daya dan
redaman yang diperoleh.

B. SARAN
1. Sebelum memulai praktikum, hendaknya praktikan membaca modul
terlebih dahulu agar lebih memahami apa yang disampaikan oleh
asisten laboratorium.
2. Amati hasil yang diperoleh secara teliti, kemudian catatlah pada
lembar hasil data.
3. Setelah selesai praktikum, hendaknya praktikan membereskan
kembali peralatan praktikum yang telah digunakan.

Anda mungkin juga menyukai