Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN LEUKEMIA

A. Pengertian
Leukemia adalah suatu penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari
sel-sel hematopietik.

B. Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang
menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
1) Faktor genetik
2) Radiasi
3) Obat-obat imunosupresif, obat-obata karsinogenik
4) Faktor heredifer
5) Kelainan kromososm

C. Patofisiologi
Klasifikasi leukemia dibagi menjadi menjadi 2 kelompok besar, yang ditandai dengan
ditemukannya sel darah putih matang yang menyolok – agranulosit (leukemia
granuosit/mielositi) atau limfosit ( limpfositik ). Klasifikasi ini didasarkan pada morfologis
diferensiasi sel dan pematangan sel-sel leukemia predominan di dalam sum-sum tulang dan
sitokimiawi (Gralnick, 1977; Dabich, 1980, Price,1995). Kalsifikasi ini juga dapat dijadikan
suatu gambaran varian dalam manifestasi klinik, prognosis dan pengobatannya.
Jika dilihat dari proses diferensiasi sel darah penggolongan leukemia limfoblastik dan
mieloblastik dapat dilihat pada bagan dibawah ini :
Mielosit - Net
- rofi
Sel Mielobl Netrofili l
indu ast k - Eos
k - inof
plur Basofili il
ipot Limfob k - Bas
ensi last - -Bursa ofil
al Equiva
Eosinofi - Li
len
lik mf.
- Timus B
- Li
Leukemia dapat terjadi sebagai akibat diferensiasi
mf. abnormal pada salah satu proses
diatas. T
Walaupun leukemia menyerang kedua jenis kelamin, tetapi pria terserang sedikit lebih
banyak dibanding wanita. Leukemia lemfositik, terutama kronik menyolok pada anak-anak
umur kurang dari 15 tahun, dengan puncaknya pada umur 2-4 tahun.
Penyebab leukemia secara jelas hingga saat ini belum diketahui dengan pasti, tetapi
pengaruh lingkungan dan genetik diperkirakan memegang peranan penting. Faktor genetik
dapat dilihat pada tingginya kasus leukemia pada anak kembar monozigot. Faktor
lingkungan berupa kontak dengan radiasi ionisasi disertai manifestasi leukemia timbul
bertahun-tahun kemudian. Zat kimia misalnya : benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazone,
dan agen antineoplastik, dikaitkan dengan frekwensi yang meningkat , khususnya agen alkil.
Agent virus HTLV-1 dari leukemia sel T sejak lama dapat menyebabkan timbulnya
leukemia.
Leukemia akut baik granulositik atau mielositik merupakan jenis leukemia yang banyak
terjadi pada orang dewasa. Manifestasi klinis berkaitan dengan berkurangnya atau tidak
adanya sel hematopoietik (Clarkson, 1983). Tanda dan gejala leukemia akut berkaitan
dengan netropenia dan trombositopenia. Ini adalah infeksi berat yang rekuren disertai
timbulnya tukak pada membrana mukosa, abses perirektal, pnemonia, septikemia disertai
menggigil, demam, tachikardi dan tachypnea. Trombositopenis menyebabkan perdarahan
yang tak terkontrol. Anemia bukan merupakan manifestasi awal disebabkan karena umur
eritrosit yang panjang. Gejala anemia berupa pusing, malaise, dan dispnea waktu kerja fisik
yang melelahkan. Pensitopenia dapat terjadi setelah dilakukan kemoterapi.
Leukemia limfositik akut (LLA), paling sering menyerang anak-anak dibawah 15 tahun
dan mencapai puncaknya pada umur 2-4 tahun. Manifestasi LLA berupa proliferasi limfoblas
abnormal dalam sum-sum tulang dan tempat ekstra medular seperti kelenjar limfe dan limpa.
Tanda dan gejala dikaitkan dengan penekanan pada unsur – unsur sum-sum tulang normal.
Karena itu, infeksi, perdarahan dan anemia merupakan manifestasi utama. Tanda lain berupa
limfadenopati, hepatosplenomegali, nyeri tulang, sakit kepala, muntah, kejang, gangguan
penglihatan. Data laboratorium berupa leukositosis, limfositosis, trombosit dan sel darah
merah rendah, hiperseluler sum-sum tulang belakang
Secara jelas, hubungan antara patologi leukemi dengan respon klien terhadap kondisi
tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut:

Faktor internal (Genetik, Imunologi) Faktor Eksternal (HTLV-1, Karsinogenik


Agent, Obat-batan, Radiasi,

LEUKEMI

Gangguan pembentukan leuko memfagosit Penekanan BM


Leukocyt eritrocit&Trombocit Ggn pembentukan
komponen darah

Potensial
terjadi Anemia
Leukop perdarahan
eni yang tidak
terkontrol
Daya
tahan Lemah,
turun nafsu
Leukosit makan
osis Mual, muntah, turun,
Potensi pusing,
al diare,
infeksi perdarahan,
demam Gangguan
gerak dan
aktivitas
Nyeri Resiko tinggi
selur defisit cairan
uh tubuh
tubuh

D. Data penunjang
Penghitungan sel darah :
- Normocitic, normokromik anemia
- Hb < 10 g/100 ml
- Retikulosit : rendah
- Platelet count : < 50.000/mm
- WBC > 50.000/cm (Shift to left) tampak blast sel leukemia
- PT/PTT memanjang
- LDH meningkat
- Serum asam urat dalam urine : meningkat
- Serum lysozym : meningkat terutama pada acut monosit dan myelosit leukemia.
- Serum tembaga : meningkat
- Serum Zinc : menurun
- Biopsi Bone Narrow: abnormal WBC lebih dari 50 %, lebih dari 60 % - 90 % blast
sel,
- Chest X- Ray : Pembesaran hepar dan lien
- Lymp node biopsy : tampak pengecilan

E. Penatalaksanaan Medis
Protokol pengobatan ber1ariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat yangdiberikan pada
anak. Proses induksi remisi pada anak terdiri dari tiga fase 4 induksi,konsolidasi, dan rumatan.
selama fase induksi (kira-kira 3 sampai 6 minggu) anak menerima berbagai agens
kemoterapeutik untuk menimbulkan remisi. Periode intensif diperpanjang &sampai / minggu
selama fase konsolidasi untuk memberantas keterlibatansistem saraf pusat dan organ fital lain.
Terapi rumatan diberikan selama beberapa tahunsetelah diagnosis untuk memperpanjang remisi.
beberapa obat yang dipakai untuk leukemia anak-anak adalah prednison (anti inflamasi),
vinkristin (antineoplastik) ,asparaginase (menurunkan kadar asparagin asam amino) untuk
pertumbuhan tumor),metotreksat (antimetabolit), merkaptopurin, sitarabin )menginduksi remisi
pada pasiendengan leukemia granulositik akut), alopurinol, siklofosfamid )antitumor kuat, dan
daun rubisin (menghambat pembelahan sel selama pengbatan leukemia akut).
1.1. Pengkajian

SISTEM DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF


Aktivitas Lesu, lemah, terasa payah, merasa Kontraksi otot lemah
tidak kuat untuk melakukan aktivitas Klien ingin tidur terus (perubahan pola
sehari-hari, keletihan, tidak nyaman tidur)dan tampak bingung
setelah aktivitas, hambatan
kemampuan meneruskan aktivitas
sebelumnya
Sirkulasi Berdebar Perubahan ekg, tachycardia, suara mur-
mur jantung, respon frekuensi jantung
abnormal terhadap aktivitas, respon
tekanan darah abnormal terhadap
aktivitas,kulit dan mukosa pucat, defisit
saraf cranial terkadang ada pendarahan
cerebral.
Eliminasi Diare, anus terasa lebih lunak, dan Perianal absess, hematuri.
terasa nyeri. Adanya bercak darah
segar pada tinja dan kotoran
berampas, Adanya darah dalam
urine dan terjadi penurunan output
urine.
Rasa nyaman Nyeri abdominal, sakit kepala, nyeri Meringis, ekspresi wajah nyeri,
persendian, sternum terasa lunak, kelemahan, hanya berpusat pada diri
kram pada otot, keluhan tentang sendiri, laporan tentang perilaku nyeri,
karakteristik nyeri. bukti nyeri dengan menggunakan
standar daftar periksa nyeri untuk pasien
yang tidak dapat mengungkapkan
Rasa aman Merasa kehilangan kemampuan dan Depresi, mengingkari, kecemasan, takut,
harapan cepat terangsang, perubahan mood dan
Riwayat infeksi yang berulang, tampak bingung.
SISTEM DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF
riwayat jatuh, perdarahan yang tidak Panas, infeksi, memar, purpura,
terkonrol meskipun trauma ringan. perdarahan retina, perdarahan pada gusi,
epistaksis, pembesaran kelenjar limpa,
spleen, atau hepar, papiledema dan
exoptalmus,
Makan dan Kehilangan nafsu makan, tidak mau Distensi abdomen, penurunan peristaltic
minum makan, anorexia, muntah, penurunan usus, splenomegali, hepatomegali,
berat badan, nyeri pada tenggorokan ikterus, stomatitis, ulserasi pada mulut,
dan sakit pada saat menelan. gusi membengkak (acute monosit
leukemia).
Sexualitas Perubahan pola menstruasi,
menornhagi. Impoten.
Neurosensori Penurunan kemampuan koordinasi, Peningkatan kepekaan otot, aktivitas
perubahan mood, bingung, yang tak terkontrol.
disorientasi, kehilangan konsentrasi,
pusing, kesemutan, telinga
berdenging, kehilangan rasa
Respirasi Nafas pendek, dispnea setelah Dyspnoe, tachypnoe, batuk, ada suara
aktivitas ronci, rales, penurunan suara nafas.
Belajar Riwayat terpapar bahan kimia seperti
benzena, phenilbutazone, chloramfe-
nikol, terkena paparan radiasi, riawat
pengobatan dengan kemotherapi.
Kesalahan kromosom,

1.1.1. Tahap Tumbuh Kembang.


Ada beberapa tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak-anak,
tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1.1.1.1. Masa Pranatal
Masa embrio dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan delapan minggu.Pada 9
bulan kehamilan, kebutuhan bayi bergantung sepenuhnya pada ibu.Oleh karena itu,
kesehatan ibu sangat penting untuk dijaga dan faktor-faktor resiko terjadinya
kelainan bawaan atau gangguan penyakit pada janin yang dapat berdampak pada
pertumbuhan dan perkembangannya perlu dihindari.(Nursalam Dkk, 2005; 36).
1.1.1.2. Masa Neonatal
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah,
serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh. Saat lahir, berat badan normal dari
bayi yang sehat berkisar antara 3.000-3.500 gram, tinggi badan sekitar 50 cm, dan
berat otak sekitar 350 gram. Selama sepuluh hari pertama biasanya terdapat
penurunan berat badan bayi akan berangsur-angsur mengalami kenaikan. Pada
masa neonatal ini fungsi pendengaran dan pengelihatan juga sudah mulai
berkembang.(Nursalam Dkk, 2005; 36).
1.1.1.3. Masa bayi (1-12 bulan)
Pada masa bayi, pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara cepat. Pada
umur 5 bulan, berat badan anak sudah 2 kali lipat berat badan lahir, sementara pada
umur 1 tahun, beratnya sudah menjadi 3 kali lipat. Sedangkan untuk panjang badan
pada umur 1 tahun sudah menjadi satu setengah kali panjang badan saat
lahir.Pertambahan lingkar kepala juga pesat.Pada 6 bulan pertama, pertumbuhan
lingkar kepala sudah mencapai 50%. Oleh karena itu diperlukan pemberian gizi
yang baik. Pada masa ini merupakan perkembangan interaksi yang menjadi dasar
persiapan untuk menjadi anak yang lebih mandiri.Kegagalan untuk memperoleh
perkembangan interaksi yang positif dapat menyebabkan terjadinya kelainan
emosional dan masalah sosialisasi pada masa mendatang.Oleh karena itu diperlukan
hubungan yang mesra antara ibu (orang tua) dan anak.(Nursalam Dkk, 2005; 36).
1.1.1.4. Masa balita (1-3 Tahun)
Pada masa ini pertumbuhan fisik anak relatif lebih lambat dibandingkan
dengan masa bayi, tapi perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat.Anak sering
mengalami penurunan nafsu makan.Disni anak mulai belajar berjalan dan
berpegangan. Sekitar usia enam belas bulan anak mulai belajar berlari dan menaiki
tangga, tapi masih kelihatan kaku. Oleh karena itu anak perlu diawasi.(Nursalam
Dkk, 2005; 37).
1.1.1.5. Masa Prasekolah Akhir (3-5 tahun)
Pertumbuhan gigi susu sudah lengkap pada masa ini. Pertumbuhan fisik juga
relatif lebih pelan, naik turun tangga sudah dapat dilakukan sendiri demikian pula
halnya dengan berdiri satu kaki secara bergantian atau melompat.Anak mulai
berkembang superegonya (suara hati), yaitu merasa bersalah bila ada tindakannya
keliru.Pada masa ini anak pada fase phalik, di mana anak mulai mengenal
perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki.Anak juga mulai mengenal cita-
cita, belajar menggambar, menulis, dan mengenal angka serta bentuk atau warna
benda.Pada tahap ini orang tua perlu mempersiapkan anak untuk masuk
sekolah.Bimbingan, pengawasan, pengaturan, yang bijaksana, perawatan kesehatan,
dan kasih saying dari orang tua serta orang-orang disekitarnya sangat diperlukan
oleh anak.(Nursalam Dkk, 2005; 39).
1.1.1.6. Masa Sekolah
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa sekolah akan mengalami proses
percepatan pada usia 10-12 tahun, di mana penambahan berat badan per tahun akan
dapat 2,5 kg dan ukuran panjang tinggi badan sampai 5 cm per tahunnya. Pada usia
sekolah ini secara umum aktivitas fisik pada anak semakin tinggi dan memperkuat
kemampuan motoriknya. Pertumbuhan jaringan limfatik pada usia ini akan semakin
besar bahkan melibihi jumlahnya orang dewasa. Kemampuan kemandirian anak
akan semakin dirasakan dimana lingkungan luar rumah dalam hal ini adalah
sekolah, sehingga beberapa sudah mampu di atasi dengan sendirinya dan anak
sudah mampu menunjukkan penyesuaian diri dengan lingkungan yang ada rasa
tanggung jawab dan percaya diri dalam tugas tugas sudah mulai terwujud sehingga
dalam menghadapi kegagalan maka anak sering sekali di jumpai ekspresi
kemarahan, pada masa ini lebih di tekan kan pada proses belajar. (Hidayat, 2005;
26).
1.1.1.7. Masa Remaja
Pada masa remaja proses pertumbuhan dan perkembangan ditunjukkan, terjadi
kematangan dalam beberapa fungsi seperti endokrin, kematangan fungsi seksual
hingga tampak sekali masa remaja sudah menunjukkan kedewasaan dalam hidup
bermasyarakat, peristiwa tersebut dapat terjadi oleh karena peristiwa lingkungan
sosial. Pada masa ini terjadi peristiwa yang sangat penting dan perlu perhatian yaitu
peristiwa pubertas. Peristiwa tersebut akan dialami pada anak baik laki-laki maupun
perempuan akan tetapi dalam perkembangan mempunyai ciri yang menonjol dari
masing-masing jenis kelamin. Pada anak laki-laki ditandai adanya tumbuhnya
rambut pubis, ukuran penis, testis mulai membesar dan pada anak perempuan dapat
dilihat dari perubahan ukuran buah dada dan adanya rambut pada pubis. Pada masa
ini merupakan masa krisis identitas dimana anak memasuki perkembangan dewasa
yang akan meninggalkan masa kanak-kanak dalam pencapaian tugas
perkembangannya membutuhkan fasilitas bantuan fasilitas bantuan pada orang tua.
(Hidayat, 2005; 27).

1.1.2. Perkembangan Motorik, Bahasa, dan, Adaptasi Sosial


1.1.2.1. Perkembangan Motorik Kasar
Perkembangan motorik kasar diawali dengan kemampuan untuk berdiri dengan
satu kaki selama 1-5 detik, melompat dengan satu kaki, berjalan dengan tumit ke
jari kaki, membuat posisi merangkak, dan berjalan dengan bantuan.(Hidayat, 2005;
25).
1.1.2.2. Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus mulai memiliki kemampuan menggoyangkan
jari-jari kaki, menggambar dua atau tiga bagian, memilih garis yang lebih panjang,
dan mengambar orang, melepas objek dengan jari lurus, mampu menjepit benda,
melambaikan tangan, menggunakan tangannya untuk bermain, menempatkan objek
ke dalam wadah, makan sendiri, minum dari cangkir dengan bantuan,
menggunakan sendok dengan bantuan, makan dengan jari, membuat coretan diatas
kertas. (Hidayat, 2005; 26).
1.1.2.3. Perkembangan Bahasa.
Pada perkembangan bhasa diawali dengan mampu menyebutkan hingga empat
gambar, menyebutkan satu hingga dua warna, meyebutkan kegunaan benda,
menghitung, mengartikan dua kata, mengerti empat kata depan, mengerti beberapa
kata sifat dan sebagainya, menggunakan bunyi untuk mengidentifikasi objek, orang
dan aktivitas, menirukan berbagai bunyi kata, memahami arti larangan, berespon
terhadap panggilan dan anggota keluarga terdekat. (Hidayat, 2005; 26).
1.1.2.4. Perkembangan Adaptasi Sosial
Menangis jika dimarahi, membuat permintaan sederhana, dengan gaya tubuh,
menunjukkan peningkatan kecemasan terhadap perpisahan, mengenali anggota
keluarga. (Hidayat, 2005; 26).

1.2. Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri Kronis (00133)
2.Intoleransi Aktivitas (00092)
1.3. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


1 Nyeri Kronis (00133) NOC : NIC :
Paint Control (NOC fifth Analgesic administration (NIC fifth edition,2013,
Batasan karakteristik : edition,2013, hal 390) hal 79)
1.160502 mengenali onset nyeri
(skala 1-5)
-Anoreksia 2. 160501 mendeskripsikan faktor
-Bukti nyeri dengan 1. Tentukan lokasi nyeri, karakteristik,
penyebab (skala 1-5) kualitas, dan keparahan sebelum mengobati
menggunakan standar daftar 3. 160510 menggunakan catatan untuk pasien.
periksa nyeri untuk pasien memonitor gejala setiap waktu 2. Cek perintah medis untuk obat, dosis, dan
yang tidak dapat (skala 1-5) frekuensi analgesik yang diresepkan.
mengungkapkannya 4. 160503 menggunakan tindakan 3. Sejarah cek untuk alergi obat.
pencegahan (skala 1-5) 4. Evaluasi kemampuan pasien untuk
-Ekspresi wajah nyeri
5. 160504 menggunakan tindakan berpartisipasi dalam pemilihan analgesik,
-Fokus pada diri sendiri bantuan non analgesik (skala 1-5)
-Hambatan kemampuan rute, dan dosis, dan melibatkan pasien,
6. 160505 menggunakan analgesik yang sesuai.
meneruskan aktivitas yang direkomendasikan (skala 1-5) 5. Pilih analgesik atau kombinasi analgesik
sebelumnya 7. 160513 melaporkan perubahan yang tepat ketika lebih dari satu yang
-Keluhan tentang intensitas gejala nyeri kepada dokter (skala 1-5) diresepkan.
menggunakan standar skala 8. 160507 melaporkan nyeri gejala 6. Tentukan pilihan analgesik (narkotik, non
yang tidak terkontrol kepada dokter narkotika, atau NSAID), berdasarkan jenis
nyeri
(skala 1-5) dan tingkat keparahan nyeri.
-Keluhan tentang 9. 160508 menggunakan sumber daya
karakteristik nyeri dengan 7. Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian,
yang tersedia (skala 1-5) dan dosis untuk mencapai analgesik yang
menggunakan standar 10. 160509 mengenali gejala yang optimal.
instrumen nyeri berhubungan dengan nyeri (skala 1-5) 8. Pilih rute IV, bukan IM, untuk sering nyeri
-Laporan tentang perilaku 11. 160511 melaporkan nyeri yang injeksi obat, bila memungkinkan.
nyeri telah terkontrol 9. Keluar narkotika dan obat-obatan terlarang
-Perubahan pola tidur lainnya, sesuai dengan protokol lembaga.
Nb: 10. Monitor tanda vital sebelum dan setelah
Skala 1 : tidak pernah pemberian analgesik narkotika dengan
Skala 2 : jarang pernah dosis pertama kalinya atau tanda yang tidak
Skala 3 : kadang pernah biasa dicatat.
Skala 4 : sering terjadi 11. Hadir untuk menghibur kebutuhan dan
Skala 5 : terus menerus terjadi kegiatan lain yang membantu relaksasi
untuk memfasilitasi respon terhadap
analgesia.
12. Analgesik kelola, sekitar jam untuk
mencegah puncak dan palung analgesia,
especilly dengan nyeri severa.
13. Atur harapan positif mengenai efektivitas
analgesik untuk mengoptimalkan respon
pasien.
14. Kelola analgesik adjuvant dan / atau obat
bila diperlukan untuk mempotensiasi
analgesia.
15. Pertimbangkan penggunaan infus terus
menerus, baik sendiri atau dalam
conjuction dengan opioid bolus, untuk
mempertahankan tingkat serum.
16. Tindakan pengamanan lembaga untuk
mereka yang menerima analgesik
narkotika, yang sesuai.
17. Instruksikan untuk meminta obat nyeri
PRN sebelum sakit parah.
18. Informasikan individu yang dengan
pemberian narkotika, mengantuk kadang-
kadang terjadi selama 2 sampai 3 hari dan
kemudian mereda.
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
19. Informasikan pasien atau anggota keluarga
mengenai analgesik, khususnya opioid
(mis: kecanduan dan risiko overdosis).
20. Evaluasi efektivitas analgesik pada interval
yang sering rutin setelah setiap
administrasi, tetapi terutama setelah dosis
awal juga mengamati untuk tanda dan
gejala efek tak diinginkan (misalnya:
depresi pernapasan, neusea dan muntah,
mulut kering, dan sembelit)
21. Dokumen untuk analgesik dan efek tak
diinginkan.
22. Evaluasi dan tingkat dokumen sedasi untuk
pasien yang menerima opioid.
23. Laksanakan tindakan untuk mengurangi
efek tak diinginkan analgesik (mis:
sembelit dan iritasi lambung).
24. Kolaborasi dengan phisycian jika obat, rute
dosis pemberian, atau selang waktu
perubahan ditunjukkan, membuat
rekomendasi spesifik berdasarkan prinsip
equianalgesic.
25. Ajar tentang penggunaan analgesik,
strategi untuk mengurangi efek samping,
dan harapan untuk keterlibatan dalam
keputusan tentang nyeri.

2 Intoleransi Aktivitas NOC : NIC :


(00092) Activity Tolerance (NOC fifth ACTIVITY THERAPY
edition,2013, hal 79)
Batasan karakteristik: 1. 000501 oksigen saturasi ketika 1. Tentukan kemampuan pasien untuk
beraktivitas (skala 1-5) berlatih dalam kegiatan spesifik.
-Dispnea setelah 2.000502 nadi ketika beraktivitas 2. Kolaborasi dengan terapis kerja, fisik, atau
beraktivitas (skala 1-5) rekreasi dalam perencanaan dan
3. 000503 RR ketika beraktivitas pemantauan program kegiatan, yang sesuai.
-Keletihan
(skala 1-5) 3. Tentukan komitmen pasien untuk
-Ketidaknyamanan setelah meningkatkan frekuensi dan berbagai
beraktivitas 4. 000508 mudah berbafas ketika
kegiatan.
-Perubahan EKG beraktivitas (skala 1-5) 4. Bantu pasien untuk mengeksplorasi makna
-Respons frekuensi jantung 5. 000504 tekanan sistole saat pribadi yang biasa kerja aktivitas mis dan
abnormal terhadap aktivitas beraktivitas (skala 1-5) kegiatan rekreasi favorit.
-Respons tekanan darah 6. 000505 tekanan diastolik saat 5. Bantu pasien untuk memilih kegiatan dan
beraktivitas (skala 1-5) tujuan prestasi bagi kegiatan sesuai dengan
abnormal terhadap aktivitas
7. 000506 gambaran ecg (skala 1-5) fisik, dan kemampuan sosial.
6. Bantu pasien untuk fokus pada
8. 000507 perfusi (skala 1-5) kemampuan, bukan pada defisit.
9. 000509 kecepatan berjalan (skala 1- 7. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan
5) mendapatkan sumber daya yang diperlukan
10. 000510 jarak tempuh berjalan untuk kegiatan yang diinginkan.
(skala 1-5) 8. Dorong kegiatan kreatif, yang sesuai.
11. 000511 kemampuan menaiki 9. Bantu pasien untuk mendapatkan
transportasi ke kegiatan, yang sesuai.
tangga (skala 1-5)
10. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
12. 000516 kekuatan tubuh bagian atas preferensi untuk kegiatan.
(skala 1-5) 11. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
13 000517 kekuatan tubuh bagian kegiatan yang berarti.
bawah (skala 1-5) 12. Bantu pasien untuk menjadwalkan waktu
14. 000518 kemampuan melakukan tertentu untuk kegiatan dalam rutinitas
ADL (skala 1-5) harian.
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
15. 000514 kemampuan berbicara saat 13. Bantu pasien dan keluarga untuk
beraktivitas fisik mengidentifikasi defisit dalam tingkat
aktivitas.
14. Identifikasi strategi untuk meningkatkan
Nb :
partisipasi pasien dalam kegiatan yang
Skala 1 : sangat dikompromi diinginkan.
Skala 2 : banyak dikompromi 15. Instruksikan pasien dan keluarga tentang
Skala 3 : cukup dikompromi peran aktivitas fisik, sosial, spiritual, dan
Skala 4 : dikompromi dikompromi kognitif dalam menjaga fungsi dan
Skala 5 : tidak dikompromi kesehatan.
16. Instruksikan pasien dan keluarga
bagaimana melakukan kegiatan yang
diinginkan atau ditentukan.
17. Koordinasikan pilihan pasien dari kegiatan
sesuai usia.
18. Bantu pasien dan keluarga untuk
beradaptasi lingkungan untuk
mengakomodasi aktivitas yang diinginkan.
19. Sediakan kegiatan untuk meningkatkan
rentang perhatian dalam konsultasi dengan
terapis okupasi.
20. Fasilitasi substitusi aktivitas ketika pasien
memiliki keterbatasan dalam waktu, tenaga,
atau gerakan, dalam konsultasi dengan fisik
pekerjaan, atau terapis rekreasi.
21. Dorong keterlibatan dalam kegiatan
kelompok atau terapis, yang sesuai.
22. Rujuk ke pusat-pusat komunitas atau
program kegiatan, sesuai.
23. Bantu dengan kegiatan fisik secara teratur
(mis: ambulasi, transfer, balik, dan
perawatan pribadi), sebagai kebutuhan.
24. Berikan kegiatan motorik kasar untuk
pasien hiperaktif.
25. Promosikan gaya hidup aktif secara fisik
untuk menghindari kenaikan berat badan
yang tidak diperlukan, yang sesuai.
26. Sarankan metode peningkatan aktivitas
fisik sehari-hari, yang sesuai.
27. Buat lingkungan yang aman bagi gerakan
otot besar, seperti yang ditunjukkan.
28. Berikan aktivitas motorik untuk meredakan
ketegangan otot.
29. Berikan kegiatan dengan implisit dan
emosional komponen memori (mis; khusus
dipilih kegiatan religious) untuk pasien
demensia, yang sesuai.
30. Berikan kompetitif, terstruktur, dan aktif
pertandingan grup.
31. Promosikan keterlibatan dalam kegiatan
rekreasi dan pengalihan ditujukan untuk
mengurangi kecemasan.
32. Pekerjakan hewan membantu program
kegiatan, yang sesuai.
33. Berikan penguatan positif untuk
berpartisipasi dalam kegiatan.
34. Instruksikan keluarga untuk memberikan
penguatan positif untuk berpartisipasi
dalam kegiatan.
35. Mungkinkan untuk partisipasi keluarga
dalam kegiatan, yang sesuai.
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
36. Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan.
37. Monitor emosional, fisik, sosial, dan respon
spiritual aktivitas.

38. Bantu pasien dan keluarga untuk memantau


kemajuan sendiri terhadap prestasi tujuan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Ruangan: Anak C RSUD Dr. Soetomo Surabaya


A. Pengkajian
Dilakukan pada tanggal : 17 Agustus 2017
1. Identitas Klien
Nama : Eka. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl lahir : 12 September 2008
Umur : 9 tahun
Anak ke : 7
Nama ayah : Sudarmaji
Nama ibu : Pujiati
Pendidikan ayah : SD
Pendidikan Ibu : SMP
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Kemulan, RT 2/2 Malang
Tanggal masuk : 15 Agustus 2017
Diagnose medis : Leukemia
Sumber informasi : Catatan medis, Orang tua dan klien sendiri.

2. Riwayat keperawatan
a. Sekarang
Keluhan utama : Badan terasa lemas, bila beraktivitas cepat lelah.
Nyeri persendian dan abdomen dengan skala mcgill 30 (skala1-50)
Riwayat penyakit :
Pada awalanya keluhan timbul 3,5 bulan yang lalu, berupa panas naik turun yang
selanjutnya diikuti dengan keluhan gusi membengkak dan mengeluarkan darah serta
bau mulut tidak enak. Eka S 3,5 bulan yang yang mimisan jika suhu tubuh
meningkat. Sering timbul bintik perdarahan pada kulit . Eka S sejak 3,5 bulan sering
mengeluh sakit kepala, perut merongkol tetapi tidak nyeri. Sejak itu muka tampak
pucat, nafsu makan menurun serta BAB hitam seperti petis. Pada saat masuk RS anak
dikeluhkan panas, pucat, munta-muntah dan kejang sebanyak 2 kali. Setelah kejang
anak mengeluh badan sebelah kanan terasa lemas. Sejak itu aktivitas menjadi
terbatas dan tidak dapat bersekolah lagi.

b. Sebelumnya:
Prenatal : Normal (menurut keluarga)
Natal : Lahir normal, spontan pervaginam dibantu oleh bidan BB
lahir 2600 gr.
Post natal : ASI hingga 4 bulan, penyakit yang sering diderita batuk dan
pilek yang hilang setelah berobat kebidan.
Luka operasi : Tidak ada
Alergi : Tidak ada
Pola kebiasaan : Bermaindengan teman sebaya dan suka makan makan
bakso dan jajan di warung.
Tumbuh kembang :
- Tumbuh gigi umur 6 bulan
- Tengkurep umur 6 bulan
- Duduk umur 8 bulan
- Berdiri umur 9,5 bulan
- Berjalan umur 13 bulan
- Naik sepeda umur 2 tahun
- Tk umur 6 tahun
- SD umur 7 tahun
- Sekarang kelas III SD dengan prestasi sangat baik yaitu juara kelas.dan
biasa bermain dengan teman sebaya di sekolah maupun di rumah.
Imunisasi : Lengkap
Status gizi : BB 25 kg lingkar lengan ........ cm
Psikososial : Anak selama ini sangat dekat dengan semua keluarga.
Anak merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara. Dirumah biasanya
selalu bermain dengan teman sebaya. Sejak di RS anak hanya bermain
dengan keluarga dan mencari hiburan dengan membaca bacaan anak –
anak.
Psikoseksual : anak merasa malu jika ditanyai masalah perkembagan
seksualnya.
Interaksi : Komunikasi dengan bahasa indonesia lancar, dan komunikatif.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

: Laki-laki /penderita

: Perempuan
Genogram keluarga dalam rangka penelusuran genetika pada klien Leukemia

Komposisi keluarga : Eka S merupakan anak ke-7 dari 7 saudara. Sekarang


tinggal dirumah dengan kedua orang tuanya dan bergabung dengan nenek serta
kakeknya.
Lingkungan rumah dan komunitas : Keluarga merupakan pekerja pembuat batu
bata yang tidak .
Kultur dan kepercayaan : Keluarga merupakan penganut agama islam yang
taat dan percaya bahwa penyakit yang diderita oleh anaknya disebabkan oleh
kelainan dari tubuh anaknya.
Fungsi dan hubungan keluarga: Keluarga kompak dan komunikasi serta peran antar
anggota keluarga sesuai dengan tanggungjawabnya.
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan : Ibu pasien mengatakan sudah lama
pasien merasa kesakitan dan bertambah sakit bila beraktivitas.
Persepsi keluarga tentang penyakit klien : Keluarga yakin, bahwa penyakit Eka
S timbul akibat kelainan dalam tubuh Eka S, bukan karena gangguan ilmu hitam.
Keluarga mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang diderita anaknya secara
pasti. Keluarga mengatakan bagaimana nantinya keadaan anaknya.

d. Pemeriksaan Fisik
1). Keadaan umum : Kesadaran baik, Klien tenang, tampak pucat, dan hanya berbaring
di tempat tidur.
2). Tanda vital : S = 36, 7 o C, Nadi 86 X/mnt berbaring, 150x/menit ketika beraktivitas ,
T : 110/60 mmH berbaring, 60/30mmhg bila beraktivitas, RR : 28X/mnt berbaring, ketika
beraktivitas 40x/menit
3). Kepala dan wajah : kepala Normal, wajah meringis
4) Mata : Konjuctiva pucat sayu, gerakan mata berpencar, Nampak tidak
bercahaya
5) Telinga : Normal/ bersih
6) Hidung : Normal/ bersih
7) Mulut : Nomal/ Gigi geraham belakang kiri berlubang
8) Tenggorokan : Normal
9) Leher : Normal
10) Dada : Normal
11) Paru-paru : Normal
12) Jantung : Besar normal, RR : 0,533, PR : 0,14, QRS : 0,088
Axis : 86 O ; ; Supraventrikuler, prematur beat dan ventrikuler prematur
beat.
13). Abdomen : Normal
14) Ginjal : Normal
15) Genetalia : Normal
16) Rektum :Normal/bersih
17) Ektemitas : Tampak mengecil dan ada sisa hemiparese
444 555
444 555
18) Punggung : Normal
19) Neurologi : Nervus facialis normal, parese pada ektremitas kanan.
20) Endokrin : Tidak dikaji

e. Pola fungsi kesehatan


Nutrisi dan metabolisme : Porsi yang disediakan RS tidak dimakan
Eliminasi : Bab dan Bak Normal
Istirahat : tidak bisa tidur
Aktivitas dan latihan :
aktivitas : focus pada diri sendiri dan tidak dapat melanjutkan aktivitas sebelumnya
Latihan :Persendian terasa sakit jika jongkok maupun bergerak terlalu banyak dengan
skala wong baker 3 (skala 0-5)

f. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
- Hb : 10,9 %/dl - RBC : 3.380.000 %/dl - Leuko 3100 %/dl
- Trombo cukup - Ansositois + - Hipokrom +
- Alb : 13,8 dl
Foto : Pembesaran pada jantung tetapi dalam batas normal
BM : Hiperseluler aktivitas serta eritopoetik terdesak aktivitas sistem granulopoetik
megalosit tidak dijumpai. Terdapat sel mononukleus di sitoplasma tepi.

Riwayat Therapi:
MTX IV 500 mg
MTX + Dexa + Arn + CIT
DNR 30 mg/m2 IV
VCR 1,5 mg/mg/ minggu/IV
Dexa 4 mg/m2
GMP 30 mg /m2/hari

Therapi sekarang :
Amox 3 X 500 mg
Dexa 3-2-2
BC/C 3 X 1
Vitamin E 1 X 1
Trombop untuk kulit
Bila hasil DL baik maka :
- Leonase : 5000 U/IV
- DNR : 25 gr IV
- VCR : 1,5 gr IV

g. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH

-Dispnea setelah beraktivitas Ketidakseimbangan antara Intoleransi Aktivitas (00092)


*RR aktivitas 40x/menit suplai dan kebutuhan oksigen
-Keletihan
*keluhan badan teras lemas
-Ketidaknyamanan setelah
beraktivitas
*setelah beraktivitas terasa
lelah
-Perubahan EKG
*Supraventrikuler, prematur
beat dan ventrikuler prematur
beat.
-Respons frekuensi jantung
abnormal terhadap aktivitas
*150x/menit ketika
beraktivitas
-Respons tekanan darah
abnormal terhadap aktivitas
*60/30mmhg bila beraktivitas
DATA ETIOLOGI MASALAH

-Anoreksia Gangguan imun Nyeri Kronis (00133)


* Porsi yang disediakan RS
tidak dimakan
-Bukti nyeri dengan
menggunakan standar daftar
periksa nyeri untuk pasien
yang tidak dapat
mengungkapkannya
* Nyeri persendian dan
abdomen dengan skala mcgill
30 (skala1-50)

-Ekspresi wajah nyeri


* wajah meringis

-Fokus pada diri sendiri


* focus pada diri sendiri dan
tidak dapat melanjutkan
aktivitas sebelumnya
-Hambatan kemampuan
meneruskan aktivitas
sebelumnya
*pasien tidak dapat
bersekolah lagi
-Keluhan tentang intensitas
menggunakan standar skala
nyeri
* skala wong baker 3 (skala 0-
5)
-Keluhan tentang karakteristik
nyeri dengan menggunakan
standar instrumen nyeri
* Persendian terasa sakit jika
jongkok maupun bergerak
terlalu banyak dengan skala
wong baker 3 (skala 0-5)
-Laporan tentang perilaku
nyeri
* Ibu pasien mengatakan
sudah lama pasien merasa
kesakitan dan bertambah sakit
bila beraktivitas.
-Perubahan pola tidur
* tidak bisa tidur
B. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri Kronis (00133)


2) Intoleransi Aktivitas (00092)

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


1 Nyeri Kronis (00133) NOC : NIC :
Paint Control (NOC fifth Analgesic administration (NIC fifth edition,2013,
Batasan karakteristik : edition,2013, hal 390) hal 79)
1.160502 mengenali onset nyeri
(skala 1-5)
-Anoreksia 2. 160501 mendeskripsikan faktor
-Bukti nyeri dengan 26. Tentukan lokasi nyeri, karakteristik,
penyebab (skala 1-5) kualitas, dan keparahan sebelum mengobati
menggunakan standar daftar 3. 160510 menggunakan catatan untuk pasien.
periksa nyeri untuk pasien memonitor gejala setiap waktu 27. Cek perintah medis untuk obat, dosis, dan
yang tidak dapat (skala 1-5) frekuensi analgesik yang diresepkan.
mengungkapkannya 4. 160503 menggunakan tindakan 28. Sejarah cek untuk alergi obat.
pencegahan (skala 1-5) 29. Evaluasi kemampuan pasien untuk
-Ekspresi wajah nyeri
5. 160504 menggunakan tindakan berpartisipasi dalam pemilihan analgesik,
-Fokus pada diri sendiri bantuan non analgesik (skala 1-5)
-Hambatan kemampuan rute, dan dosis, dan melibatkan pasien,
6. 160505 menggunakan analgesik yang sesuai.
meneruskan aktivitas yang direkomendasikan (skala 1-5) 30. Pilih analgesik atau kombinasi analgesik
sebelumnya 7. 160513 melaporkan perubahan yang tepat ketika lebih dari satu yang
-Keluhan tentang intensitas gejala nyeri kepada dokter (skala 1-5) diresepkan.
menggunakan standar skala 8. 160507 melaporkan nyeri gejala 31. Tentukan pilihan analgesik (narkotik, non
yang tidak terkontrol kepada dokter narkotika, atau NSAID), berdasarkan jenis
nyeri
(skala 1-5) dan tingkat keparahan nyeri.
-Keluhan tentang 9. 160508 menggunakan sumber daya
karakteristik nyeri dengan 32. Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian,
yang tersedia (skala 1-5) dan dosis untuk mencapai analgesik yang
menggunakan standar 10. 160509 mengenali gejala yang optimal.
instrumen nyeri berhubungan dengan nyeri (skala 1-5) 33. Pilih rute IV, bukan IM, untuk sering nyeri
-Laporan tentang perilaku 11. 160511 melaporkan nyeri yang injeksi obat, bila memungkinkan.
nyeri telah terkontrol 34. Keluar narkotika dan obat-obatan terlarang
-Perubahan pola tidur lainnya, sesuai dengan protokol lembaga.
Nb: 35. Monitor tanda vital sebelum dan setelah
Skala 1 : tidak pernah pemberian analgesik narkotika dengan
Skala 2 : jarang pernah dosis pertama kalinya atau tanda yang tidak
Skala 3 : kadang pernah biasa dicatat.
Skala 4 : sering terjadi 36. Hadir untuk menghibur kebutuhan dan
Skala 5 : terus menerus terjadi kegiatan lain yang membantu relaksasi
untuk memfasilitasi respon terhadap
analgesia.
37. Analgesik kelola, sekitar jam untuk
mencegah puncak dan palung analgesia,
especilly dengan nyeri severa.
38. Atur harapan positif mengenai efektivitas
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
analgesik untuk mengoptimalkan respon
pasien.
39. Kelola analgesik adjuvant dan / atau obat
bila diperlukan untuk mempotensiasi
analgesia.
40. Pertimbangkan penggunaan infus terus
menerus, baik sendiri atau dalam
conjuction dengan opioid bolus, untuk
mempertahankan tingkat serum.
41. Tindakan pengamanan lembaga untuk
mereka yang menerima analgesik
narkotika, yang sesuai.
42. Instruksikan untuk meminta obat nyeri
PRN sebelum sakit parah.
43. Informasikan individu yang dengan
pemberian narkotika, mengantuk kadang-
kadang terjadi selama 2 sampai 3 hari dan
kemudian mereda.
44. Informasikan pasien atau anggota keluarga
mengenai analgesik, khususnya opioid
(mis: kecanduan dan risiko overdosis).
45. Evaluasi efektivitas analgesik pada interval
yang sering rutin setelah setiap
administrasi, tetapi terutama setelah dosis
awal juga mengamati untuk tanda dan
gejala efek tak diinginkan (misalnya:
depresi pernapasan, neusea dan muntah,
mulut kering, dan sembelit)
46. Dokumen untuk analgesik dan efek tak
diinginkan.
47. Evaluasi dan tingkat dokumen sedasi untuk
pasien yang menerima opioid.
48. Laksanakan tindakan untuk mengurangi
efek tak diinginkan analgesik (mis:
sembelit dan iritasi lambung).
49. Kolaborasi dengan phisycian jika obat, rute
dosis pemberian, atau selang waktu
perubahan ditunjukkan, membuat
rekomendasi spesifik berdasarkan prinsip
equianalgesic.
50. Ajar tentang penggunaan analgesik,
strategi untuk mengurangi efek samping,
dan harapan untuk keterlibatan dalam
keputusan tentang nyeri.

2 Intoleransi Aktivitas NOC : NIC :


(00092) Activity Tolerance (NOC fifth ACTIVITY THERAPY
edition,2013, hal 79)
Batasan karakteristik: 1. 000501 oksigen saturasi ketika 1. Tentukan kemampuan pasien untuk
beraktivitas (skala 1-5) berlatih dalam kegiatan spesifik.
-Dispnea setelah 2.000502 nadi ketika beraktivitas 39. Kolaborasi dengan terapis kerja, fisik, atau
beraktivitas (skala 1-5) rekreasi dalam perencanaan dan
3. 000503 RR ketika beraktivitas pemantauan program kegiatan, yang sesuai.
-Keletihan
(skala 1-5) 40. Tentukan komitmen pasien untuk
-Ketidaknyamanan setelah meningkatkan frekuensi dan berbagai
beraktivitas 4. 000508 mudah berbafas ketika
kegiatan.
-Perubahan EKG beraktivitas (skala 1-5) 41. Bantu pasien untuk mengeksplorasi makna
-Respons frekuensi jantung 5. 000504 tekanan sistole saat pribadi yang biasa kerja aktivitas mis dan
abnormal terhadap aktivitas beraktivitas (skala 1-5) kegiatan rekreasi favorit.
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
-Respons tekanan darah 6. 000505 tekanan diastolik saat 42. Bantu pasien untuk memilih kegiatan dan
abnormal terhadap aktivitas beraktivitas (skala 1-5) tujuan prestasi bagi kegiatan sesuai dengan
7. 000506 gambaran ecg (skala 1-5) fisik, dan kemampuan sosial.
43. Bantu pasien untuk fokus pada
8. 000507 perfusi (skala 1-5)
kemampuan, bukan pada defisit.
9. 000509 kecepatan berjalan (skala 1- 44. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan
5) mendapatkan sumber daya yang diperlukan
10. 000510 jarak tempuh berjalan untuk kegiatan yang diinginkan.
(skala 1-5) 45. Dorong kegiatan kreatif, yang sesuai.
11. 000511 kemampuan menaiki 46. Bantu pasien untuk mendapatkan
tangga (skala 1-5) transportasi ke kegiatan, yang sesuai.
47. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
12. 000516 kekuatan tubuh bagian atas
preferensi untuk kegiatan.
(skala 1-5) 48. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
13 000517 kekuatan tubuh bagian kegiatan yang berarti.
bawah (skala 1-5) 49. Bantu pasien untuk menjadwalkan waktu
14. 000518 kemampuan melakukan tertentu untuk kegiatan dalam rutinitas
ADL (skala 1-5) harian.
15. 000514 kemampuan berbicara saat 50. Bantu pasien dan keluarga untuk
mengidentifikasi defisit dalam tingkat
beraktivitas fisik
aktivitas.
51. Identifikasi strategi untuk meningkatkan
Nb : partisipasi pasien dalam kegiatan yang
Skala 1 : sangat dikompromi diinginkan.
Skala 2 : banyak dikompromi 52. Instruksikan pasien dan keluarga tentang
Skala 3 : cukup dikompromi peran aktivitas fisik, sosial, spiritual, dan
kognitif dalam menjaga fungsi dan
Skala 4 : dikompromi dikompromi
kesehatan.
Skala 5 : tidak dikompromi 53. Instruksikan pasien dan keluarga
bagaimana melakukan kegiatan yang
diinginkan atau ditentukan.
54. Koordinasikan pilihan pasien dari kegiatan
sesuai usia.
55. Bantu pasien dan keluarga untuk
beradaptasi lingkungan untuk
mengakomodasi aktivitas yang diinginkan.
56. Sediakan kegiatan untuk meningkatkan
rentang perhatian dalam konsultasi dengan
terapis okupasi.
57. Fasilitasi substitusi aktivitas ketika pasien
memiliki keterbatasan dalam waktu, tenaga,
atau gerakan, dalam konsultasi dengan fisik
pekerjaan, atau terapis rekreasi.
58. Dorong keterlibatan dalam kegiatan
kelompok atau terapis, yang sesuai.
59. Rujuk ke pusat-pusat komunitas atau
program kegiatan, sesuai.
60. Bantu dengan kegiatan fisik secara teratur
(mis: ambulasi, transfer, balik, dan
perawatan pribadi), sebagai kebutuhan.
61. Berikan kegiatan motorik kasar untuk
pasien hiperaktif.
62. Promosikan gaya hidup aktif secara fisik
untuk menghindari kenaikan berat badan
yang tidak diperlukan, yang sesuai.
63. Sarankan metode peningkatan aktivitas
fisik sehari-hari, yang sesuai.
64. Buat lingkungan yang aman bagi gerakan
otot besar, seperti yang ditunjukkan.
65. Berikan aktivitas motorik untuk meredakan
ketegangan otot.
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
66. Berikan kegiatan dengan implisit dan
emosional komponen memori (mis; khusus
dipilih kegiatan religious) untuk pasien
demensia, yang sesuai.
67. Berikan kompetitif, terstruktur, dan aktif
pertandingan grup.
68. Promosikan keterlibatan dalam kegiatan
rekreasi dan pengalihan ditujukan untuk
mengurangi kecemasan.
69. Pekerjakan hewan membantu program
kegiatan, yang sesuai.
70. Berikan penguatan positif untuk
berpartisipasi dalam kegiatan.
71. Instruksikan keluarga untuk memberikan
penguatan positif untuk berpartisipasi
dalam kegiatan.
72. Mungkinkan untuk partisipasi keluarga
dalam kegiatan, yang sesuai.
73. Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan.
74. Monitor emosional, fisik, sosial, dan respon
spiritual aktivitas.

75. Bantu pasien dan keluarga untuk memantau


kemajuan sendiri terhadap prestasi tujuan.

Anda mungkin juga menyukai