Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PNEUMONIA DAN CUCI TANGAN 6 LANGKAH’’


DI RUANG 26 PARU
RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

PERIODE TANGGAL 14 – 20 OKTOBER 2019

Oleh:

Kelompok A6

1. Kerin Tri Utari (162303101065)


2. Iftahul Meilidia (172303101006)
3. Sanggeeta Azham Ramdhani (172303101075)

PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS LUMAJANG


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN INI TELAH DISAHKAN PADA


TANGGAL ................................. 2019

KETUA PENYULUHAN

..................................................
NIM. ......................................

MENGETAHUI,
PEMBIMBING KLINIK PEMBIMBING AKADEMI

....................................................... .......................................................
NIP. .............................................. NIP. ..............................................
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pneumonia dan Cuci Tangan 6 Langkah


Waktu : 45 menit
Hari, tanggal :
Pukul :
Tempat : Ruang 26 Paru RSU Dr. Saiful Anwar Malang
Sasaran : Keluarga Pasien di Ruang 26 Paru RSU Dr. Saiful Anwar Malang
Pembicara : Kelompok A6

I. Tujuan Instruksional
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU):
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan klien dapat memahami tentang
Pneumonia dan Cuci Tangan 6 Langkah

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK):


Setelah diberikan penyuluhan keluarga diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian pneumonia.
2. Menyebutkan tanda dan gejala pneumonia.
3. Menyebutkan cara pencegahan pneumonia.
4. Menyebutkan cara pengobatan pneumonia.
5. Mempraktikkan cara cuci tangan 6 langkah.

II. Materi
Terlampir

III. Metoda
1. Metode penyuluhan langsung (ceramah, praktik, dan tanya jawab)
2. Pendekatan massal
3. Metode kombinasi (melihat dan mendengarkan)
IV. Media
1. Miscrosoft Power Point
2.
V. STRATEGI
a. Persiapan
- Pembuatan satuan penyuluhan
- Persiapan penyuluh dengan menggunakan referensi yang ada
b. Pelaksanaan
- Dimulai dengan memperkenalkan diri, maksud dan tujuan penyuluhan
- Menjelaskan poin-poin penting isi penyuluhan
- Menyampaikan materi
c. Penutup

VI. Kegiatan
Tahap Kegiatan Kegiatan Metode Waktu
Kegiatan Penyuluh Peserta
Pembukaan 1. Salam pembukaan Memperhatikan dan Ceramah 10 menit
2. Perkenalan diri menjawab salam
3. Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan
khusus
4. Apersepsi tentang
pneumonia dan cuci
tangan 6 langkah
5. Kontrak waktu
Penyajian Penyampaian materi: Mendengarkan, Ceramah, 25 menit
1. Menjelaskan memperhatikan dan praktik, dan
pengertian mempraktikkan. microsoft
pneumonia power point
2. Menyebutkan dan
menjelaskan tanda
dan gejala
pneumonia.
3. Menjelaskan cara
pencegahan
pneumonia.
4. Menjelaskan cara
pengobatan
pneumonia
5. Menjelaskan dan
mempraktikkan cara
cuci tangan 6
langkah.

Penutup 1. Memberi Bertanya, menjawab, Ceramah, 10 menit


kesempatan audien dan praktik. praktik, dan
untuk bertanya tanya jawab
2. Memberikan
pertanyaan dan
meminta audien
untuk
mempraktikkan cara
cuci tangan 6
langkah
3. Menyimpulkan isi
materi penyuluhan
4. Salam penutup

1. Setting tempat
Pemateri 2

Peserta Penyuluhan

Observer
Pemateri 1

Pintu
Masuk

kk

2. Pengorganisasian
a. Pemateri 1 :
b. Pemateri 2 :
c. Moderator dan Observer :
V. Evaluasi
A. EVALUASI PERSIAPAN
1. Tanggal pelaksanaan sesuai perencanaan
2. Pengorganisasian dilakukan H-3
3. Setting tempat dilakukan ± 15 menit sebelum pelaksanaan
4. Undangan disebar H-1

B. EVALUASI PELAKSANAAN
1. Moderator, pembicara, fasilitator, dan observer melakukan tugas sesuai perencanaan
2. Peserta hadir tepat waktu
3. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat
4. Peserta tidak ada yang membuat gaduh

C. EVALUASI HASIL
1. Peserta sudah atau belum mencapai kapasitas yang di harapkan
2. Mengetahui seberapa pengetahuan pasien dan keluarga terhadap Pneumonia dan Cuci
Tangan 6 Langkah
LEMBAR OBSERVASI
Nama observer:
Tanggal pelaksanaan:
Tempat penyuluhan: Ruang 26 Paru RSU Dr. Saiful Anwar Malang

KEGIATAN INDIKATOR KETERANGAN


1. perencanaan/ 1. Tanggal
persiapan pelaksanaan sesuai
perencanaan
2. Pengorganisasian
dilakukan H-3
3. Setting tempat
dilakukan ± 15
menit sebelum
pelaksanaan
4. Undangan disebar
15 menit sebelum
acara dimulai

2. Pelaksanaan 1. Moderator,
pembicara,
fasilitator, dan
observer
melakukan tugas
sesuai perencanaan
2. Peserta hadir tepat
waktu
3. Peserta tidak ada
yang
meninggalkan
tempat
4. Peserta tidak ada
yang membuat
gaduh

3. Hasil 1. Peserta sudah


atau belum
mencapai
kapasitas yang di
harapkan
2. Mengetahui
seberapa
pengetahuan
pasien dan
keluarga
terhadap
manajemen stress
backrub

Malang, Oktober 2019

KETUA PENYULUHAN OBSERVER

....................................................... .......................................................
NIM. .............................................. NIM. ..............................................
MENGETAHUI,
PEMBIMBING KLINIK PEMBIMBING AKADEMI

....................................................... .......................................................
NIP. .............................................. NIP. ..............................................

Lampiran materi
1. PNEUMONIA
a. Definisi
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
Juga bisa didefinisikan peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta
menibulkan konsilidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat, dan
menimbulkan angka kesakitan yang tinggi, dengan gejala-gejala batuk demam, dan
sesak nafas (Qauliyah, 2010). Pneumonia dapat diklasifikasikan sebagai suatu
peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur,
parasit, dan lain-lain).
b. Klasifikasi
Berdasarkan pedoman MTBS (2000), pneumonia dapat diklasifikasikan secara
sederhana berdasarkan gejala yang ada. Klasifikasi ini bukanlah merupakan
diagnose medis dan hanya bertujuan untuk membantu para petugas kesehatan yang
berada di lapangan untuk menentukan tindakan yang perlu diambil, sehingga tidak
terlambat penanganan. Klasifikasi tersebut adalah:
1) Pneumonia berat atau penyakit sangat berat, apabila terdapat gejala:
 Aada tanda bahaya umum, seperti tidak bisa minum, selalu
muntahkan semuanya, kejang atau letargis/tidak sadar
 Terdapat tarikan dinding dada ke dalam
 Terdapat stridor (suara napas bunyi “grok-grok” saat inspirasi)
2) Pneumonia, apabila terdapat gejala napas cepat, batasan nafas cepat adalah:
 Anak usia 2-12 bulan apabila frekuensi napas 50x/menit atau lebih
 Anak usia 1-5 tahunapabila frekuensi napas 40x/menit atau lebih
3) Batuk bukan Pneumonia, apabila tidak ada tanda-tanda atau penyakit sangat
berat
c. Etiologi
1) Bakteri
2) Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui udara
3) Jamur
Infeksi jamur yang menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung
spora dan biasnya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos
4) Protozoa (Reeves, 2001)
d. Faktor Resiko
1) Polusi udara didalam rumah
Polusi udara dapat terjadi baik didalam rumah maupun diluar rumah. Polusi
udara di dalam rumah dihasilkan dari pembuangan asap seperti asap rokok
dan asap pembakaran kompor tungku atau kayu bakar. Jika dihirup asap
tersebut dapat mengganggu pernapasan. Sementara itu adanya perokok
didalam rumah dapat meningkatkan pajanan asap rokok kepada anggota
keluarga lainnya. Konsumsi perokok didalam rumah merupakan faktor resiko
gangguan pernapasan
2) Kepadatan hunian
Kepadatan hunian untuk rumah sederhana adalah minimal 10m2/orang. Jika
suatu rumah memiliki kepadatan hunian yang tinggi maka akan
mempengaruhi pertukaran udara di dalam rumah.
3) Ventilasi rumah
Ventilasi atau pertukaran udara adalah proses penyediaan dan pengeluaran
udara ke dan atau dari suatu ruang secara alamiah maupun mekanis. Pada
dasarnya luas lubang tersebut minimal 5% dari luas lantai. Akan tetapi, jika
ditambah dengan lubang udara lain seperti celah pintu atau jendela, maka
luas minamal lubang ventilasi menjadi 10% dari luas lantai.
4) Kondisi fisik rumah
Rumah yang sehat adalah bangunan rumah tinggal yang telah memenuhi
syarat kesehatan dengan beberapa kriterianya antara lain memenuhi
kebutuhan fisik (suhu, iluminasi, ventilasi), memenuhi kebutuhan kejiwaan
(privasi dan hubungan antar anggota keluarga), memenuhi kriteria
keselamatan (bangunan yang kokoh dan terhindar dari gas beracun), serta
mampu melindungi penghuninya dari kemungkinan penularan penyakit
(Budiarti, 2006). Oleh sebab itu, sangatlah penting memikirkan hal-hal
tersebut diatas agar seluruh anggota keluarga dapat merasasehat dan nyaman
berada dirumah.
Tambahkan...
2. CUCI TANGAN 6 LANGKAH
a. Pengertian Cuci Tangan
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersikan jari-jemari
menggunakan air atau pun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih,
sebagai ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya. (Djannah, 2013).
Cuci tangan adalah suatu proses yang dilakukan secara mekanik untuk melepaskan
kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun dan air. (RI, 2014).
b. Jenis Cuci Tangan
1) Handwash adalah cuci tangan yang menggunakan sabun dengan air mengalir. Apabila
tangan tampak kotor dan terkontaminasi cairan tubuh pasien, maka wajib membersihkan
tangan menggunakan sabun dengan air mengalir dan waktu yang diperlukan antara 40-60
detik.
2) Handrub adalah cuci tangan yang menggunakan cairan berbasis alkohol tanpa
menggunakan air. Apabila tangan tidak tampak kotor, maka bisa melakukan cuci tangan
menggunakan handrub yang berbasis alkohol dengan khlorheksidin 2%, waktu yang
diperlukan adalah 20-30 detik. 5 kali cuci tangan menggunakan handrub, sebaiknya
diselingi 1 kali handwash. Pemakaian handrub hanya ditujukan untuk kondisi darurat
dimana fasilitas cuci tangan seperti wastafel sulit dijangkau.
c. Tujuan Cuci Tangan (Unicef (2011)
1) Menjaga Kebersihan diri
2) Mencegah infeksi silang
3) Sebagai pelindung diri
d. Manfaat Cuci Tangan (Unicef, 2011)
1) Tangan jadi bersih dan bebas kuman
2) Mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, thypus, cacingan,
penyakit kulit, influenza, flu burung.
e. Cara Cuci Tangan 6 Langkah
Handwash
Langkah-langkah untuk membersihkan tangan dengan menggunakan air dan sabun
adalah sebagai berikut:
1) Basahi kedua tangan dengan air mengalir, ambil sabun dan tuangkan pada telapak tangan,
kemudian gosok kedua telapak tangan
2) Gosok kedua punggung tangan
3) Gosok sela-sela jari
4) Gosok jari-jari dengan gerakan saling mengunci
5) Gosok ibu jari dengan gerakan memutar
6) Gosok ujung jari dengan gerakan memutar, bilas dengan air mengalir, dan keringkan
dengan handuk atau tisu sekali pakai
Handrub
Langkah-langkah untuk cuci tangan handrub adalah sebagai berikut:
1) Tuang cairan handrub pada telapak tangan, usap dan gosok kedua telapak tangan secara
lembut dengan arah memutar.
2) Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian.
3) Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih.
4) Gosok jari-jari dengan gerakan saling mengunci.
5) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
6) Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan dengan gerakan
memutar.
f. Waktu Untuk Cuci Tangan
Menurut WHO (2009), pelaksanaan cuci tangan dilakukan pada:
1) Sebelum menyentuh pasien
2) Sebelum melakukan prosedur aseptik
3) Setelah terpapar dengan cairan tubuh
4) Setelah menyentuh pasien
5) Setelah menyentuh lingkungan pasien
Waktu mencuci tangan menurut Unicef (2011):
1) Sesudah buang air
2) Setelah menceboki bayi atau anak.
3) Sebelum makan dan menyuapi anak
4) Setelah memegang hewan.
5) Setelah bermain di tanah, lumpur atau tempat kotor.
6) Setelah bersin/batuk.
DAFTAR PUSTAKA

Djannah, F. A. (2013). Efektivitas mencuci tangan menggunakan cairan pembersih tangan


antiseptik (hand sanitizer) terhadap jumlah angka kuman. Kesmas, 75.

RI, K. K. (2014). Perilaku mencuci tangan pakai sabun di indonesia. kesehatan, 4.

WHO. (2009). Hand Hygiene. Why, how, 22.

Unicef, K. R. (2011). 10 Pesan hidup sehat dalam kegawat daruratan . jakarta .

Dahlan Z. (2014) Pneumonia bentuk khusus. Dalam (Siti S, Idrus A., Aru W S, Marcellus S
K., Bambang S, Ari F S) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi VI. Jakarta
: Interna Publishing, Hal 1620-4

Djojodibroto D (2009). Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: EGC, hal 136-141

Anda mungkin juga menyukai