Anda di halaman 1dari 6

UPAYA PEMERINTAH KOTA BATU

DALAM MEMBANGUN DAN MEMANFAATKAN FUNGSI TROTOAR


(Studi Kasus pada Dinas Pengairan dan Bina Marga, Kota Batu)

Azis Wahyu Priambudi, Agus Suryono, Ainul Hayat


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang.
E-mail : aziswahyu05@gmail. com

Abstract: The Effort of The Government of Batu City in Developing and Utilizing The Better
Funtion of Pavement (Study of The Dinas Pengairan dan Bina Marga, Batu City). The
Government of Batu City and Dinas Pengairan dan Bina Marga have provided pleasure,
cleanliness, security and friendliness for all pedestrian inclubing is difabel. Community perception
about this pavement development is very sepportive which means that the community satisfies with
the fuction and esthetic of the pavement. The contraints against new pavement development
include internal and external factors. Internal constraining factor is the limited budget fund for the
allocation of development for other infrastructure. The lack of finance has bad impact on the
maintenance of the damage pavement. External factor is lack of people awareness through which
pavement is misleadingly used. The lack of parts is the narrow road may constain the
developments of standart pavement. It may be suggested that Dinas Pengairan and Bina Marga
Batu City shall improve development and maintenance of new pavement that will be contructed,
must deliver the service to the community, shall be friendly to the disabled, and must maximize the
budget such that the development of pavement may be accelerated based on the standar of modern
development of pavement.

Keywords: pavement, Batu City.

Abstrak: Upaya Pemerintah Kota Batu dalam Membangun dan Memanfaatkan Fungsi
Trotoar (Studi pada Dinas Pengairan dan Bina Marga, Kota Batu). Pemkot Batu dan Dinas
Pengairan dan Bina Marga telah memberikan kenyamanan, kebersihan, keamanan dan keramahan
bagi semua pejalan kaki termasuk difabel. Persepsi masyarakat tentang pembangunan trotoar yang
baru ini, pada umumnya sangat mendukung dan merasa puas secara fungsi dan estetika yang
sesuai harapan. Dalam pembangunan trotoar baru ini terdapat kendala pada faktor internal dan
eksternal. Faktor internal antara lain minimnya dana anggaran untuk alokasi pembangunan pada
infrastruktur lain. Hambatan pendanaan tersebut berpengaruh pada perawatan dan pemeliharaan
trotoar yang mengalami kerusakan. Kendala pada faktor eksternal antara lain kurangnya kesadaran
masyarakat yang menyalahgunakan dalam memanfaatkan trotoar. Minimnya lahan pada jalan raya
yang kurang lebar, berpengaruh pada standart pembangunan trotoar. Dari hasil penelitian, ada
beberapa saran yaitu Dinas Pengairan dan Bina Marga lebih meningkatkan pembangunan dan
perawatan pada trotoar yang baru terutama yang akan dibangun, terus memberikan pelayanan pada
masyarakat dan juga ramah bagi difabel, memaksimalkan anggaran yang ada sehingga dapat
mempercepat pembangunan trotoar yang sesuai dengan standart pembangunan trotoar modern.

Kata Kunci: trotoar, Kota Batu.

Pendahuluan sangat dibutuhkan masyarakat dalam melakukan


Keberadaan fasilitas umum bagi masya- aktifitas sehari-hari adalah trotoar. Trotoar
rakat perkotaan merupakan kebutuhan yang tidak adalah jalur bagi pejalan kaki yang terletak di
bisa diabaikan. Di setiap daerah atau kota daerah manfaat jalan, diberi lapis permukaan,
diharapkan mampu untuk menyediakan tempat diberi batas lebih tinggi dari permukaan
atau ruang untuk fasilitas publik. Salah satunya perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar
kebutuhan masyarakat akan adanya penyedian dengan jalur lalu lintas kendaraan.
sarana untuk pejalan kaki. Tersedia-nya sarana Trotoar mempunyai fungsi untuk mem-
tersebut diyakini mempunyai peran penting berikan pelayanan kepada pejalan kaki sehingga
dalam mewujudkan pembangunan dan mem- dapat meningkatkan kelancaran, keamanan dan
ajukan suatu wilayah. Salah satu sarana yang kenyamanan pejalan kaki tersebut dan juga

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 13, No. 1, Hal. 29-34 | 29


Pemerintah sudah memberikan fasilitas yaitu Hal ini memberikan kewenangan lebih luas bagi
pembangunan trotoar bagi masyarakat umum pemerintah daerah untuk lebih tanggap atas
namun bagi kaum dengan keadaan cacat (difabel) kebutuhan dan keinginan masyarakat.
masih dirasa kurang. Karena Kota Batu sebagai
kota wisata bisa dipastikan yang berkunjung B. Pemerintah Daerah
bukan hanya masyarakat yang sehat seperti pada Sebagaimana diketahui bahwa keberadaan
umumnya melainkan juga masyarakat yang pemerintah daerah di Indonesia tidak terjadi
mengalami cacat. begitu saja. Karena proses yang dibutuhkan tidak
Pemerintah Kota Batu mempunyai singkat dan sekejap mata tetapi dari berbagai
tanggung jawab yang besar dalam menjaga dan proses yang cukup panjang. Menurut Muluk
terus meningkatkan fungsi trotoar yang ramah (2002, h. 63) mengemukakan bahwa Indonesia
ditengah semakin berkurangnya pengguna atau dengan nama awal Negara Kesatuan Republik
pejalan kaki khususnya bagi yang mengalami Indonesia sangat identik dengan sentralistik,
cacat fisik. Berbagai masalah yang terjadi dalam kekuasaaan terpusat. Maka perlu diketahui
pembangunan trotoar masih banyak terjadi. tentang Pemerintah Daerah yaitu:
Masalah lain seperti trotoar yang dijadikan 1. Pengertian Pemerintah Daerah
tempat nongkrong dan kadang dijadikan 2. Peran Pemerintah Daerah
berjualan terutama pada saat malam hari, sebab 3. Fungsi Pemerintah Daerah
yang telah di ketahui Kota Batu memiliki tempat 4. Tinjauan Tentang Daerah
wisata yang dibuka pada malam hari. Sehingga a. Pengertian Kota
pengguna jalan yang melewati daerah tersebut b. Unsur-unsur kota
banyak yang terganggu karena banyak pedagang Kemudian menurut Supriyono (2002, h. 13-
yang berjualan hampir ke pinggir jalan. 15), diikuti oleh kemauan dan kemampuan
Meskipun pemerintah sudah berupaya pemerintah daerah untuk melaksanakan atau
merelokasi ke tempat yang lebih layak namun mengurus (rules appliction) dengan memberikan
para pedagang tetap kembali berjualan di trotoar. pelayanan yang memuaskan kepentingan
Selain itu trotoar yang baik dan ramah dianggap masyarakat. Dalam melayani kepentingan ma-
masih kurang di Kota Batu mengingat sebagai syarakat tersebut, pemerintah harus dekat dengan
kota wisata yang ramai dikunjungi wisatawan. masyarakat agar bisa mengetahui dan memahami
Beberapa upaya telah dilakukan oleh apa yang memang benar-benar dibutuhkan oleh
Pemerintah Kota Batu untuk meningkatkan masyarakat, yang kemudian dilaksanakan
pembangunan trotoar dengan tujuan agar semua perencanaan pembangunan dan semua itu harus
masyarakat bisa memanfaatkan keberadaan sesuai dengan pedoman pada Undang-Undang
trotoar sebagaimana mestinya. Dalam hal ini No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
seperti membangun kembali standart trotoar
yaitu lebar 3 meter dan berfungsi juga pada tuna C. Pembangunan Sarana dan Prasarana/
netra, lansia dan difabel. Meskipun Kota Batu Infrastruktur
kategori pengguna trotoar difabel rendah, bukan Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai
berarti masalah pembangunan trotoar tidak sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan,
memerlukan perhatian dari Pemerintah Kota alat, dan media. Sedangkan prasarana adalah
Batu, kondisi trotoar yang kurang jika dibiarkan segala sesuatu dan merupakan penunjang
berlarut-larut akan menjadi permasalahan yang terselenggaranya suatu proses usaha pelaksaan
sangat mengakar dan sulit untuk dipecahkan di pembangunan proyek yang sangat dibutuhkan
Kota Batu dan seluruh kota besar di Indonesia. dan wajib di bberikan dan sesuai dengan jumlah
dan manfaat bagi pembangunan infrastruktur
Tinjauan Pustaka kota .
A. Otonomi Daerah Apabila didalam penyediaan dan pem-
Pelaksanaan otonomi daerah tersebut perlu eliharaan infrastruktur tidak dilakukan dengan
diberikan wewenang untuk melaksanakan baik, maka jaringan kota atau simpul kegiatan
berbagai urusan pemerintahan sebagai urusan perkotaan di dalam suatu wilayah menjadi
rumah tangganya. Aspek utama dalam pemberian terganggu, yang selanjutnya berdampak kepada
otonomi daerah ialah aspek keserasian disamping degradasi sistem ekonomi dan sosial masyarakat
aspek pendemokrasian. (Widjaja, 2005, h. 17-19) (Kodoatie, 2003). Infrastruktur dan SDM me-
Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang rupakan modal awal suatu daerah untuk dapat
Pemerintahan Daerah, mendefinisikan desentra- maju dan berkembang (Mankiw, 1992 dalam
lisasi sebagai penyerahan wewenang pemerintah Kodoatie, 2003, h. 74-77). Pengadaan dan
oleh pemerintah kepada daerah otonom dalam pengelolaan infrastruktur merupakan salah satu
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 13, No. 1, Hal. 29-34 | 30


dari dua modal utama pembangunan suatu 1. Upaya yang di lakukan oleh Dinas Pengairan
daerah. dan Bina Marga Kota Batu dalam
meningkatkan, memanfaatkan pembangunan
D. Konsep Trotoar trotoar.
Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang a. Meningkatkan Kebersihan dan kenyamanan
umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi pejalan kaki.
dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin b. Meningkatkan Keramahan bagi difabel dan
keamananpejalan kaki yang bersangkutan. para lansia.
pejalan kaki berada pada posisi yang lemah jika c. Meningkatkan Keamanan bagi pejalan kaki
mereka bercampur dengan kendaraan. Fasilitas dan lansia.
pejalan kaki berupa trotoar ditempatkan di: 2. Persepsi masyarakat mengenai pembangunan
1. Daerah perkotaan secara umum yang dan memanfaatkan trotoar di Kota Batu.
tingkatkepadatan penduduknya tinggi. a. Secara fungsional
2. Jalan yang memiliki rute angkutan umum b. Secara estetika
yang tetap. 3. Mengetahui kendala yang dihadapi Dinas
3. Daerah yang memiliki aktivitas kontinyu Pengairan dan Bina Marga Kota Batu dalam
yang tinggi, seperti misalnya jalan-jalan di pembangunan dan memanfaatan trotoar di
pasar dan pusat perkotaaan. kota Batu.
4. Lokasi yang memiliki kebutuhan/ a. Faktor Internal
permintaan yang tinggi dengan periode 1. Pendanaan.
yang pendek, seperti misalnya stasiun- 2. Perawatan.
stasiun bis dan kereta api, sekolah, rumah b. Faktor Eksternal
sakit, lapangan olah raga. 1. Kurangnya kesadaran masyarakat.
2. Minimya lahan membuat trotoar di Kota
E. Konsep Pembinaan dan Penertiban Batu.
1. Konsep Pembinaan (construction concept). Pengumpulan data yang digunakan adalah
Merupakan proses pembongkaran pola pikir dengan Wawancara, Observasi (non participant),
lama yang dianggap keliru, yang selama itu dan dokumentasi. Analisa dilakukan dengan
mengendalikan diri bagi yang bersangkutan. menggunakan metode analisa kualitatif dengan
Upaya ini dapat disebut semacam cuci gudang mendiskripsikan data yang terkumpul untuk
intelektual (brain washing). Pengetahuan yang memecahkan masalah penelitian.
dikonstruksikan dari studi pembinaan kemu-
dian dibangun menjadi sebuah disiplin ilmu. Pembahasan
2. Konsep Penertiban merupakan suatu suasana 1. Upaya yang dilakukan oleh Dinas
yang menjadi impian didalam kehidupan Pengairan dan Bina Marga, Pemerintah
bermasyarakat, untuk mewujudkan itu semua Kota Batu dalam meningkatkan
tidaklah semudah membalikkan telapak pembangunan trotoar.
tangan. Harus adanya usaha yang terstruktur Rencana pembangunan akan terlaksana
sistematis yang dilakukan oleh pemerintah sesuai anggaran yang di keluarkan Pemkot Batu.
yang berwenang dan dibantu dengan dukungan Sebab rencana/ program pembangunan yang
masyarakat serta mendapat campur tangan diharapkan akan dilaksanakan pada akhir tahun
stake holder yakni pihak swasta yang ada di 2014 ini, pada jalan Gajahmada, jalan Panglima
daerah. Sudirman dan jalan M. Hatta, Dinas Pengairan
dan Bina Marga memerlukan dana hingga 3,5
Metode Penelitian miliar rupiah.
Jenis penelitian yang digunakan dalam Dengan standart pembangunan yang sudah
penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif ditentukan di tentukan sebelumnya pada trotoar
dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang modern, dan menyesuaikan lebar jalan raya,
bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena sehingga trotoar yang dibangun secara bertahap
yang ada di lapangan. Penelitian kualitatif ini diharapkan akan maksimal dan merata di
menurut Moleong dalam buku Metodologi seluruh wilayah Kota Batu. Sementara program
Penelitian Kualitatif (2002, h. 4-3) memiliki ciri- pembangunan gorong-gorong ini bertujuan untuk
ciri sebagai berikut : “Latar ilmiah, manusia memperlancar air menuju ke sungai dengan cara
sebagai alat atau instrumen, metode kualitatif, mengalirkan air dari sisi jalan ke sisi lainnya.
antara data secara induktif, teori dari dasar, Adapun upaya-upaya lain yang dilaksanakan
deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada Pemkot Batu dan Dinas Pengairan dan Bina
hasil, Marga, antara lain:
Yang menjadi fokus penelitian adalah:

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 13, No. 1, Hal. 29-34 | 31


a. Meningkatkan Kebersihan dan Kenyamanan hubungan sosial lainnya seperti untuk berjalan-
Pejalan Kaki. jalan, untuk melepas lelah, duduk-duduk
Pemerintah Kota Batu mempunyai beberapa dengan santai, bisa juga untuk berolah raga
upaya lain dalam memenuhi kebutuhan trotoar di pada saat-saat tertentu, tempat nongkrong
Kota Batu. Selain pengadaan berupa tong terlebih pada malam minggu. Namun tetap
sampah, tempat duduk semacam halte yang baru menjaga trotoar dan tetap nyaman bagi
dan tanaman yang membantu memberikan pengguna jalan lain.
keindahan di sekitar trotoar. Upaya Pemkot Batu
dan Dinas Pengairan dan Bina Marga juga 3. Kendala yang Dihadapi Oleh Dinas
menghimbau, seperti meminimalkan penjual atau Pengairan dan Bina Marga Kota Batu
merelokasi para PKL yang sudah menjadi juga Dalam Pembangunan dan Pemanfaatan
masalah utama di kota-kota lain, pengecekan Trotoar di Kota Batu.
kondisi trotoar baru yang terkadang sudah Penyimpangan penggunaan lahan pasti
ambles karna banyak factor. pernah terjadi dalam perencanaan pembanguanan
b. Meningkatkan Pembangunan Trotoar yang di semua wilayah, namun yang membedakan
Ramah Bagi Difabel dan Lansia. adalah parameter dari permasalahan tersebut.
Dengan adanya trotoar yang nyaman bagi Masalah atau kendala dan faktor pendukung
masyarakat dan juga bermanfaat khususnya bagi yang dihadapi Dinas Pengairan dan Bina Marga
difabel dan lansia yang memadai. Seperti Kota Batu dalam peningkatan pembangunan
pembatas trotoar yang disama ratakan dengan trotoar diantaranya adalah SDM yang belum
jalan, membangun alas yang terbuat dari batu cukup memadai namun juga diantaranya perlu
granit bagi tuna netra dan lansia, dan lebar peningkatan dalam hal mentalitas, keterbatasan
trotoar yang sesuai dengan kursi roda bagi dana untuk pembangunan dan perawatan
penyandang cacat fisik. insfrasruktur trotoar.
c. Meningkatkan Keamanan Bagi Pejalan Kaki a. Faktor Internal
dan Pengguna Jalan. 1. Pendanaan
Trotoar di bangun untuk menyediakan Faktor yang paling mendukung
tempat bagi pejalan kaki dan juga bagi pemakai pelaksanaan pembangunan trotoar adalah dana.
kursi roda, difabel dan kereta bayi agar dapat Dengan adanya dana yang cukup diharapkan
berjalan dengan lancar, aman, nyaman dan tidak pe-laksanaan pembangunan di Kota Batu dapat
mengganggu kelancaran lalu lintas kendaraan berjalan lancar dan sesuai yang diinginkan.
serta menghidari kecelakaan. Telah diketahui Selain itu tanpa mengandalkan dana anggaran
dalam membangun trotoar yang dikatakan aman saja, namun juga pada Perpres no. 70 tahun
dan nyaman memiliki standart pembangunan, 2012 tentang lelang dana alokasi pembangunan
yaitu standar trotoar yang baik, 2 meter untuk Kota. Meskipun dengan masalah yang umum,
jalan sempit dan 3 meter untuk jalan yang lebar seperti pembagian dana alokasi untuk anggaran
dan batas trotoar dengan jalan yang ditinggikan pembangunan trotoar.
2. Perawatan
2. Persepsi Masyarakat Mengenai Dalam rangka memenuhi dan melayani
Pembangunan Trotoar di Kota Batu. masyarakat akan keberadaan fasilitas umum,
a. Secara Fungsional yang bersifat perawatan fisik. Upaya yang akan
pada prinsipnya, trotoar sebagai salah satu dilakukan selain mengandalkan dana anggaran
pelengkap dari “road - street” yang erat saja tersebut yaitu memberlakukan jumat bersih
hubungannya dengan jalur transportasi (halte, pada pegawai Bina Marga, membersihkan
parkir), saluran air (terbuka atau tertutup), bersama masyarakat setiap hari jumat pada
tempat sampah, jaringan telepon/ listrik yang pemilik usaha masing-masing di sekitar trotoar.
penempatannya diatas atau dibawah trotoar. Bina Marga sudah memiliki program
Prinsip trotoar merupakan jalur pejalan kaki perawatan infrastruktur terutama trotoar setiap
yang dibuat terpisah dari jalur kendaraan tahun, dengan dukungan atau hubungan kerja
umum, biasanya terletak bersebelahan atau dengan Dinas Kebersihan, Pemkot Batu tetap
berdekatan. menghimbau warga Kota Batu juga bisa
b. Secara Estetika memberikan bantuan untuk merawat trotoar
Bisa dikatakan pembangunan trotoar di meskipun hanya sekedar menjaga kebersihan
Kota Batu yang bertujuan untuk memberikan dan menjaga trotoar dari adanya kerusakan yang
pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat disebabkan oleh masyarakat lain.
atau difabel, lansia dan tuna netra. Memiliki b. Faktor Eksternal:
manfaat lain pada waktu-waktu tertentu untuk 1. Kurangnya Kesadaran Masyarakat
masyarakat Kota Batu seperti, jenis kegiatan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 13, No. 1, Hal. 29-34 | 32


Pada dasarnya faktor pendukung yang modern, bermanfaat dan bisa dirasakan pula oleh
telah di jelaskan, masyarakatlah yang berperan difabel dan lansia dan lain-lain.
penting dalam setiap program-program Bisa dilihat kinerja dan hasil pembangunan
pembangunan. Terutama dalam hal yang saling dan pemeliharaan yang dilakukakan Pemkot
memberikan rasa tanggung jawab pada setiap Batu dan Dinas Pengairan dan Bina Marga
pengguna trotoar Sehinnga tidak timbul rasa beserta dinas-dinas yang terkait dari berbagai
semena-mena dalam memanfaatkan adanya aspek dalam pembangunan trotoar ini, seperti.
trotoar yang lebih baik. Upaya Pemkot Batu dan Dinas Pengairan
2. Minimnya Lahan Dalam Pembangunan dan Bina Marga yang juga adanya hubungan
Trotoar Baru di Kota Batu kerja dengan dinas terkait seperti dalam men-
Dalam Pembangunan trotoar yang sesuai, ingkatkan kebersihan dan kenyamanan pejalan
faktor luas lahan sangat diperlukan. Seperti kaki, selain itu juga bisa meningkatkan pem-
apabila akan membangun trotoar pada lahan bangunan trotoar yang ramah bagi difabel dan
sempit dan bahkan lokasi tersebut termasuk lansia, namun bisa dilihat pada aspek lain yang
kawasan pariwisata di Kota Batu dan juga tak kalah penting dapat meningkatkan keamanan
Banyak. na masyarakat yank melewati atau bagi pejalan kaki dan pengguna jalan.
memeanfaatkan trotoar di kawasan tersebut, 1. Dari semua upaya Pemkot Batu dalam
akan memberikan dampak yang cukup negatif. menjalankan pembangunan trotoar bersama
Seperti menambah kemacetan ataupun lebih Dinas Pengairan dan Bina Marga dan dinas
mempersempit jalan raya, sehingga mem- terkait seperti Dinas Kebersihan dan Tata
berikan kesan kumuh pada lokasi tesebut. Ruang. Persepsi masyarakat sangatlah
Dinas Pengairan dan Bina Marga sudah penting karena ini adalah pembangunan
mempersiapkan strategi yang sesuai agar pelayanan publik, sehingga dapat mem-
pembangunan yang akan terlaksana ini akan bantu Pemkot Batu lebih mengerti apa saja
berjalan lancar. Sebab Pemkot Batu sangat kekurangan yang ada pada trotoar yang
ingin memberikan pelayanan pada masyarakat baru maupun yang akan dibangun dari segi
terutama pejalan kaki agar lebih nyaman, fungsional dan estetika yang dirasakan
meskipun trotoar yang akan di bangun ini langsung oleh masyarakat.
berada di kawasan yang memiliki lahan dan 2. Kendala yang dihadapi oleh Dinas
lebar jalan yang terbilang sempit. Dengan ini Pengairan dan Bina Marga Kota Batu
bisa dikatakan pembangunan trotoar yang baru dalam pembangunan dan pemanfaatan
dan modern ini termasuk Renja yang di trotoar di Kota Batu. Bila di lihat pada
utamakan oleh Dinas Pengairan dan Bina internal pada Pemkot Batu beserta dinas
Marga. yang terkait, kendala yang paling umum
adalah pendanaan. Sebab dana yang ada
Kesimpulan pada Dinas Bina Marga tidak hanya untuk
Pembangunan pada pelayanan public pembangunan infrastuktur seperti trotoar
menjadi hal utama yang diberikan oleh Pemkot saja, namun dana anggaran juga digunakan
Batu dan Dinas Pengairan dan Bina Marga. untuk pembangunan jembatan, jalan,
Infrastruktur yang bisa dirasakan bagi semua gedung dan lain-lain. Dan juga selain utuk
masyarakat adalah pembangunan trotoar yang pembangunan trotoar namun juga untuk
sekarang sedang dalam pembangunan yang lebih perawatan yang akan dilaksanakan pada
setiap trotoar yang baru maupun lama

Daftar Pustaka
Bappenas, (2008) Evaluasi 3 Tahun Pelaksanaan RJJMN 2004-2009 “Bersama Menata Perubahan”.
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Jakarta.
Firman B, Aji dan Sirait S. Martin. (1984) “Perencanaan dan Evaluasi; Suatu Sistem Untuk Proyek
Pembangunan”. Jakarta: Bina Aksara.
Jakarta: Gunung Agung.
Kartasasmita, Ginanjar. (1997) Administrasi Pembangunan: Perkembangan Pemikiran dan
Prakteknya di Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Kementrian Negara. (1991) Perencanaan Pembangunan Nasional dan Metode Penelitian
Masyarakat. Jakarta. Gramedia.
Kodoatie, R. (2003), Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur. Semarang: Pustaka Pelajar.
Maslow, Abraham H. (1959) Motifation and Personality. New York: Harper.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 13, No. 1, Hal. 29-34 | 33


Moleong, Lexy J. (2006) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Siagian, Sondang P. (1973) Filsafat Administrasi, cet ke 3. Jakarta: GunungAgung.
Siagian, Sondang P. (1983) Administrasi Pembangunan. Proses Pengolahan Pembangunan Nasional.
Soekartawi. 1990. Prinsip Dasar Perencanaan Pembangunan. Jakarta: RajawaliNegeri.
Suprapto, Riyadi. (2000) Administrasi Pembangunan. Malang: UM Press.
Suryono, Agus. (2004) Pengantar Teori Pembangunan, Universitas Brawijaya. Dimensi-Dimensi Prima
Teori Pembangunan. Malang. UB Press.
White, Leonard D. (1990) Introduction to the Study of Public Administration. Mac-Milan, New York.
Widjaja, HAW. (2005) Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Seluruh Indonesia. Jakarta: Raja
Gafindo Persada.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 13, No. 1, Hal. 29-34 | 34

Anda mungkin juga menyukai