Oleh
Ika Witrosia Putri
Nomor Induk Mahasiswa 06111281621055
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Abstrak
Pendahuluan
2
dituntut untuk dapat mendeteksi fenomena alam, seperti peringatan dini gempa
bumi, tsunami, pemanasan global dan gunung berapi. Besaran-besaran yang
selama ini sulit diukur menjadi tantangan bagai para peneliti dalam
mengembangkan sensor dan sistem sensor. Tantangan lain adalah meningkatkan
nilai informasi sensor dengan menggunakan berbagai macam pengukuran yang
telah dikenal. Dalam pengembangan sensor dan sistem sensor perlu dipilih
prinsip-prinsip pengukuran yang cocok, pengukuran-pengukuran khusus perlu
dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan sensor. Oleh karena itu untuk
mendapatkan kemampuan sensor atau sistem sensor yang
optimal perlu dipilih kombinasi yang tepat antara teknologi dengan sistem
pengolah sinyal yang digunakan.
3
hal ini dilakukan oleh kontroller. Terdapat berbagai macam jenis sensor
berdasarkan kategori pengukurannya, seperti pada sensor kecepatan, sensor sinar,
maupun sensor suhu, sehingga fungsinya disesuaikan dengan kegunaan (Fathul
dkk, 2005).
A. Microcantilever
B. Bentuk Desain
4
Gambar 1. a) Ilustrasi skematik sensor aliran gas dengan bentuk silang
konfigurasi kantilever. b) Diagram sensor aliran gas selama operasi penginderaan
Menurut Wang dkk (2007), defleksi kantilever oleh aliran udara dapat diperoleh
dengan menggabungkan efek dari pembebanan terpisah
𝑞𝑎3 𝐹𝑏 2
𝛿𝑡 = 24𝐸𝐼 (4𝐿 − 𝑎) + 6𝐸𝐼 (3𝐿 − 𝑏) ………… (1)
Keterangan:
Perlu diperhatikan bahwa q dan F diterapkan oleh tekanan angin yang dihitung
oleh Persamaan Bernouli:
1
𝑃𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 = 𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑉 2 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 ……………….. (2)
2
Keterangan:
𝑃𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 = Tekanan angin
𝑞𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = Densitas udara
𝑉𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 = Kecepatan aliran udara.
𝑙𝑅 𝜌 𝑙𝑅 𝜌
𝑅= = ……………….. (3)
𝐴 𝑤𝑡
𝑑𝑅 𝑑𝜌 𝑑𝑙𝑅 𝑑𝑤 𝑑𝑡
= + − − ……………….. (4)
𝑅 𝜌 𝑙𝑅 𝑤 𝑡
𝑑𝑙𝑅
dimana diketahui 𝜀𝑙 = 𝑙𝑅
, 𝑑𝑙 = ∆𝑙, 𝑑𝑤 = ∆𝑤, 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑡 = ∆𝑡 dan maka bias diatur
ulang menjadi
𝑑𝑅/𝑅
≈ (1 + 2𝑣) ……………….. (5)
𝜀𝑙
5
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1(b), ketika udara mengalir di atas struktur
kantilever, balok dibelokkan yang menyebabkan perubahan pada area penampang,
dan karenanya resistensi dari resistor platinum berubah. Kecepatan dan arah aliran
udara yang sesuai kemudian dapat dievaluasi dan ditentukan hanya dengan
mengukur perubahan resistansi menggunakan pengukur LCR eksternal.
Gambar 2. Konfigurasi dan dimensi (a) balok penopang dan (b) resistor platinum
C. Proses Pembuatan
6
resistor untuk berfungsi sebagai elektroda dan untuk menyediakan lead listrik.
Untuk membentuk balok mikro-kantilever, struktur kantilever dan topeng nitrida
back-etsa dipola dalam plasma SF6 RIE. Dalam proses etsa, struktur kantilever
dilepaskan dalam etsa KOH (40% berat, 850 C, dipasok oleh J. T. Baker). Setelah
proses etsa, total ketebalan balok mikro-kantilever adalah 20 μm (nitrida: 1 μm /
silikon: 19 µm) dan balok kantilever menunjukkan efek lentur ke atas sebagai
akibat dari relaksasi tegangan yang disebabkan oleh tegangan termal yang
ditimbulkan oleh pemanasan. Dan langkah pendinginan dilakukan sebelum etsa.
Fenomena ini menyebabkan posisi deformasi sinar awal yang membantu fungsi
penginderaan laju aliran. Untuk meningkatkan keandalan micro-cantilever, sedikit
ketebalan silikon dipertahankan untuk bertindak sebagai struktur bawah. Gambar
4. menyajikan gambar mikroskop elektron pemindaian (SEM) dari struktur berdiri
bebas khas yang dibuat.
7
Gambar 4. Gambar SEM sensor aliran gas
D. Prinsip kerja
Investigasi sistematis dilakukan terhadap kinerja sensor aliran gas mikro
buatan. Karakterisasi sensor dilakukan dengan meja putar (LC-PR60, TanLian EO
Co., Ltd., Taiwan) di terowongan angin, dan posisi relatif antara arah aliran udara
dan sensor ditunjukkan pada Gambar 5. Variasi dalam resistansi sensor ketika
aliran udara melewati cantilever diukur menggunakan LCR meter (WK4230,
Wayne Kerr Electronics Ltd., Taiwan). Untuk tujuan referensi, meter aliran
tabung Pitot juga digunakan untuk mengukur kecepatan aliran udara. Dalam
operasi penginderaan, kecepatan aliran udara dideteksi dengan mengukur
perubahan resistansi resistor piezoelektrik yang diendapkan pada balok kantilever
ketika balok berubah bentuk akibat pengaruh aliran udara yang lewat dan arah
aliran udara dapat diperoleh dengan membandingkan perbedaan variasi resistansi
antara balok kantilever hulu dan hilir untuk mengevaluasi sudut aliran udara.
Gambar 5. Posisi relatif antara arah aliran udara awal dan sensor
8
Gambar 7. Hubungan antara kecepatan aliran udara dan variasi resistansi
total ketika arah aliran udara adalah 1350, dan 1800
Gambar 8. Hubungan antara sudut aliran udara dan variasi hambatan ketika kecepatan
aliran udara adalah (a) 15 m/s [○], (b) 20 m/s [∆], (c) 25 m/s [□] dan ( d) 30 m/s [◊].
Kesimpulan
Pembuatan sensor aliran gas menggunakan lapisan silikon nitrida,
memasang kembali sensor aliran gas dengan empat balok kantilever yang saling
9
tegak lurus dan dibuat struktur piezoesistif pada masing-masing mikrokantilever
oleh teknologi MEMS Dalam operasi penginderaan, kecepatan aliran udara
dideteksi dengan mengukur perubahan resistansi resistor piezoelektrik yang
diendapkan pada balok kantilever ketika balok berubah bentuk akibat pengaruh
aliran udara yang lewat dan arah aliran udara dapat diperoleh dengan
membandingkan perbedaan variasi resistansi antara balok kantilever hulu dan hilir
untuk mengevaluasi sudut aliran udara.
Saran
Penulis menyarankan untuk mengkaji lebih dalam lagi penelitian
mengenai sensor aliran gas terutama sensor berbasis mikrokantilever,
penerapannya dalam kegiatan industri manufaktur serta kelebihan dan kekurangan
dari penerapan sensor aliran gas tersebut.
10
DAFTAR PUSTAKA
M. Rong-Hua, dkk (2009). A microcantilever-based gas flow sensor for flow rate
and direction detection. Microsyst. Technol., vol. 15, no. 8, pp. 1201–1205.
S. Kim, T. Nam, S. Park (2004). Measurement of flow direction and velocity using
a micromachined flow sensor, Sensors and Actuators A. 114, 312–318.
11