Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MODEL KONSEPRUAL KEPERAWATAN SISTEM

MODEL OREM
Keperawatan Keluarga I
Dosen Pengampu : Ns. Bahtiar Safrudin, M.kep., Sp.Kep.Kom

Prodi : S1 Keperawatan
Semester/Kelas : 5/A
Kelompok : 3
Nama Anggota Kelompok :
1. Afifah Nida Fauziah 7. Nopia Kanadita
2. Ayu Hariyani 8. Nur Elviana Daud
3. Cindi Neni Amalia 9. Nur Hasanah
4. Dwi RAhayu 10. Riska Noviani
5. Fatimah Az Zahra 11. Saidah Ariany
6. M. Arief Choesaeri 12. Yudistira Fahry M.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR


FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK
2019/20202
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“MAKALAH MODEL KONSEPRUAL KEPERAWATAN SISTEM MODEL OREM”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga “MAKALAH MODEL KONSEPRUAL


KEPERAWATAN SISTEM MODEL OREM” dapat memberikan Manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Samarinda, 22 Oktober 2019

Penyusun

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................... .2
C. Manfaat ....................................................................................................... .2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3

A. Teori Keperawatan Orem. ........................................................................... 3


B. Teori System Keperawatan Orem. .............................................................. 5
C. Metode Bantuan. ......................................................................................... 7
D. Sumber Teori. .............................................................................................. 7
E. Kelebihana Dan Kekurangan Model Konsep Dorothea Orem. ................... 8
F. Kenyakinan Dan Nilai-Nilai Orem. ............................................................ 9
G. Konsep Utama. ............................................................................................ 10
H. Pernyataan-Pernyataan Teoritis. ................................................................. 14

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 17

A. Kesimpulan ................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi
oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus
mampu berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena
respon manusia.
Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus
dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain degan menggunakan model-model
keperawatan dalam proses keperawatan. Dan tiap model dapat digunakan dalam
praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik,
memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang variable-variable utama yang
mempengaruhi situasi klien. Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam
memilih model keperawatan yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :
Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup
dan aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan pasien.
Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi
yang melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang
diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep
keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan
judul “Nursing Conceps of Practice Self Care”.
Model ini pada awalnya berfokus pada individu, kemudian edisi kedua tahun
1980 dikembangkan pada multi person’s unit (keluarga, kelompok dan komunitas)
dan pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari 3 hubungan konstruksi teori yang meliputi
:
1. Teori self care
2. Teori self care deficit, dan
3. Teori nursing system

1
B. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan teori keperawatan orem.


2. Menjelaskan teori system keperawatan orem.
3. Menjelaskan metode bantuan.
4. Menjelaskan sumber teori.
5. Menjelaskan kelebihana dan kekurangan model konsep dorothea orem.
6. Menjelaskan kenyakinan dan nilai-nilai orem.
7. Menjelaskan konsep utama.
8. Menjelaskan pernyataan-pernyataan teoritis.

C. Manfaat
Agar mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep Dorothea Orem dalam
memahami konsep teori self care sehingga bisa lebih mengerti terhadap pasian dengan
kebutuhan-kebutuhan yang khusus.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Keperawatan Orem


Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika.
Dorothea Orem lahir di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia memperoleh gelar
sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945.
Selama karir profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf keperawatan, perawat
pribadi, perawat pendidik dan administrasi, serta perawat konsultan. Ia menerima gelar
Doktor pada tahun 1976. Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di
Universitas Katolik. Ia mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan
konseptualisasi keperawatan. Ia pertama kali mempubilkasikan ide-idenya dalam
“Keperawatan : Konsep praktik”, pada tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan
yang terakhir di tahun 1995.

1. Pengertian Keperawatan Menurut Orem

Menurutnya teori keperawatan adalah:


Pelayanan manusia yang berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurus
diri bagaimana mengaturnya secara terus menerus untuk dapat menunjang
kesehatan dan kehidupan, sembuh dari penyakit atau kecelakaan dan
menanggulangi akibat-akibatnya (Orem, 1971).
Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap
orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu
individu memenuhi kabutuhan hidup, memlihara kesehatan dan kesejahteraannya,
oleh karena itu teori ini dikenal sebagai Self Care (perawatan diri) atau Self Care
Defisit Teori. Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi,
lansia, dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas Self Care
mereka.

2. Deskripsi Konsep Sentral Orem

3
a. Manusia:

Suatu kesatuan yang dipandang sebagai berfungsi secara biologis simbolik


dan sosial serta berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan/perawatan mandiri
untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Kegiatan asuhan
keperawatan mandiri terkait dengan:

1) Udara
2) Air
3) Makanan
4) Eliminasi
5) Kegiatan dan istirahat
6) Interaksi sosial
7) Pencegahan terhadap bahaya kehidupan
8) Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia

b. Masyarakat/lingkungan:

Lingkungan sekitar individu yang membentuk sistem terintegrasi dan interaktif

c. Kesehatan

Suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang


berkembang dan berfungsi secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik,
psikologik, interpersonal dan sosial. Kesejahteraan digunakan untuk menjelaskan
tentang kondisi persepsi individu terhadap keberadaannya. Kesejahteraan
merupakan suatu kedaan dicirikan oleh pengalaman yang menyenangkan dan
berbagai bentuk kebahagiaan lain, pengalaman spiritual, gerakan untuk
memenuhi ideal diri seseorang dan melalui personalisasi berkesinambungan.
Kesejahteraan berhubungan dengan kesehatan, keberhasilan dalam usaha dan
sumber yang memadai.

4
d. Keperawatan:

Pelayanan yang membantu manusia dengan tingkat ketergantungan


sepenuhnya atau sebagian pada bayi, anak dan orang dewasa, ketika mereka,
orangtua mereka, wali atau orang dewasa lain yang bertanggung jawab terhadap
pengasuhan atau perawatan pada mereka tidak lagi mampu merawat atau
mengasuh atau mengawasi mereka. Upaya kreatif manusia ditujukan untuk
menolong sesama. Keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan dengan
sengaja dan mempunyai tujuan suatu fungsi yang dilakukan perawat karena
memiliki kecerdasan, serta tindakan yang memungkinkan pemulihan kondisi
secara manusiawi pada manusia dan lingkungannya.

B. Teori Sistem Keperawatan Orem


Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong
keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of
Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu:

1. Self care

Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic
sesuai dengan kebutuhan. Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang
dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan
keadaan dan keberadannya, keadaan kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan diri
sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara
kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli
self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan
tiga kategori / persyaratan self care yaitu: persyaratan universal, persyaratan
pengembangan dan persyaratan kesehatan.
Penekanan teori self care secara umum:

a. Pemeliharaan intake udara


b. Pemeliharaan intake air
c. Pemeliharaan intake makanan
d. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi

5
e. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
f. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial
g. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
h. Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial
sesuai dengan potensinya.

2. Self Care Deficit

Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem. Yang
menggambarkan kapan keperawatan di perlukan.Oleh karena perencanaan
keperawatan pada saat perawatan yang dibutuhkan.
Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu
atau keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif
Teori self care deficit diterapkan bila:

a. Anak belum dewasa


b. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
c. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tapi diprediksi untuk masa yang
akan datang.

3. Nursing system

Teori yang membahas bagaimana kebutuhan “Self Care” patien dapat dipenuhi
oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan atau direncanakan
berdasarkan kebutuhan “Self Care” dan kemampuan pasien untuk menjalani
aktifitas “Self Care”.

Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System:

4. The Wholly compensatory system

Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara


penuh kepada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi
tindakan keperawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan,
pengontrolan dan ambulasi, serta adanya manipulasi gerakan.

6
5. The Partly compensantory system

Merupakan system dalam memberikan perawatan diri secara sebagian saja dan
ditujukan pada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada
pasien post op abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci
tangan, gosok gigi, akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan
melakukan perawatan luka.

6. The supportive–Educative system

Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk


dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.

C. Metode bantuan:
Perawat membantu klien dengan mengguanakn sistem dan melalui lima metode
bantuan yang meliputi:

1. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien


2. Mengajarkan klien
3. Menagarahkan klien
4. Mensuport klien
5. Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang.

D. Sumber Teori
Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja adaptasi dari
Harry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk memulai membangun
pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari
datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan individu.
Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu:

1. Focal stimuli: Individu segera menghadap


2. Konsektual stimuli: semua kehadiran stimuli yang menyumbangkan efek dari focal
stimuli.
3. Residual stimuli: faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya keadaan.

7
Teori Helson dikembangkan dari penyesuaian tingkat zona yang mana menentukan
stimulus akan mendatangkan respon hal yang positif maupun negatif. Sesuai dengan
teori Helson, adaptasi adalah proses yang berdampak positif terhadap perubahan
lingkungan.
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan
terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Dengan teori adaptif Helson Roy
mengembangkan dan memperluas model dengan konsep dan teori dari Dohrenwed,R.S.
Latarus, N.Malaznik, D.Mechanic dan H.Selye. Roy memberi kredit spesial ke Driever
penulis, Subdivisi garis besar dari kejujuran sendiri dan Martinez serta Sarto, identitas
keduanya umum dan stimuli sangat mempengaruhi mode. Teman sekerja lain
konsepnya juga rumit yaitu M.Poush dan J.Van Landingham dalam keadaan saling
bergantung dan B.Randa untuk fungsi aturan mode.
Setelah mengembangkan teorinya Roy mengembangkan model sebagai suatu
kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian. Sejak itu
lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk
mengklasifikasi, menyaring dan memperluas model. Penggunaan model praktek juga
memegang peranan penting untuk penyaringan model.
Perkembangan model keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan
profesionalismenya. Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan dan nilai
kemanusiaan. Pengalaman klinisnya membantu perkembangan kepercayaan dari tubuh
manusia dan spiritnya.

E. Kelebihan dan Kekurangan Model Konsep Dorothea Orem:

1. Konsep dan model keperawatan yang di kembangakan oleh orem lebih menekankan
pada kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan perawatannya sendiri tanpa
adanya ketergantungan pada orang lain
2. Teori sistem keperawatan di identifikasikan menjadi 3 yaitu : Sistem bantuan secara
penuh (wholly copensatory system), Sistem bantuan sebagian (partially
compensatory system),Sistem dukungan dan pendidikan (supportive and educative
system).
3. Orem mempunyai pandangan bahwa teori dan konsep dilakukan untuk
merefleksikan antara individu dengan lingkungannya, menggambarkan apa yang
mereka lakukan, menggunakan kreasi dalam berfikir dan lingkungan.

8
4. Orem menggunakan langkah dalam proses keperawatan dengan menentukan
diagnosis dan perintah, menentukan mengapa keperawatan dibutuhkan,
menganalisis dan mempresentasikan dengan membuat keputusan, merancang sistem
perawatan dengan merencanakan perawatan sesuai dengan keperawatan yang
dibutuhkan.
5. Orem mengusahakan dalam pengaturan dan pengontrolan perawatan yang akan
diberikan dalam memenuhi keterbatasan perawatan diri sendiri, mengatasi masalah
keterbatasan serta memepertahankan dan menjaga kemampuan pasien dalam
perawatan diri.

F. Keyakinan dan Nilai-Nilai Orem

Keyakinan Orem tentang empat konsep utama keperawatan adalah :

1. Individu/Klien

Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus


mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma
atu koping dan efeknya.

2. Sehat

Kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang


berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan
perkembangan.

3. Lingkungan

Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care
dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.

4. Keperawatan

Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan
self care yang mencakup, integritas struktural, fungsi dan perkembangan

9
Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s mengembangkan
konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.

G. Konsep Utama

1. Universal Self-Care Requisites

Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri atau


kebebasan merawat diri dimana harus memiliki kemampuan untuk mengenal,
memvalidasi dan proses dalam memvalidasi mengenai anatomi dan fisiologi
manusia yang berintegrasi dalam lingkaran kehidupan. Dibawah ini terdapat 8 teori
self care secara umum yaitu :

a. Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara


b. Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan
c. Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan
d. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
e. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
f. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
g. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia.
h. Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam
kelompok social sesuai dengan potensinya

2. Developmental self-care requisites

Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan dimana


tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau
tingkat siklus kehidupan. Tiga hal yang berhubungan dengan tingkat
perkembangan perawatan diri adalah:

a. Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri


b. Terlibat dalam pengembangan diri

10
c. Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi kehidupan
yang mungkin mempengaruhi perkembangan manusia. (Orem, 1980,p.231)

3. Health deviation self-care requisites

Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang sakit atau trauma,
yang mengalami gangguan patologi, termasuk ketidakmampuan dan penyandang
cacat juga yang berada sedang dirawat dan menjalani terapi. Adanya gangguan
kesehatan terjadi sepanjang waktu sehingga mempengaruhi pengalaman mereka
dalam menghadapi kondisi sakit sepanjang hidupnya.

Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh, fisiologi dan psikologi
tetapi juga konsep diri seutuhnya. Ketika konsep diri manusia mengalami
gangguan (termasuk retardasi mental atau autisme), perkembangan individu akan
memberikan dampak baik permanen maupun sementara. Dinegara-negara yang
warganya banyak mengalami gangguan kesehatan, self-care (perawatan diri)
digunakan sebagai alat dalam pengobatan dan terapi kesehatan.

Perawatan diri (self-care) adalah komponen system tindakan perawatan diri


individu yang merupakan langkah-langkah dalam perawatan ketika terjadi
gangguan kesehatan. Kompleksitas dari self-care atau system dependent-care
(ketergantungan perawatan) adalah meningkatnya jumlah penyakit yang terjadi
dalam waktu-waktu tertentu.

4. Therapeutic self-care demand

Terapi pemenuhan kebutuhan dasar berisi mengenai suatu program perawatan


dengan tujuan pemenuhan kebutuhan dasar pasien sesuai dengan tanda dan gejala
yang ditampilkan oleh pasien. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat
ketika memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien diantaranya :

a. Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang dibutuhkan
oleh pasien dan cara pemberian ke pasien

11
b. Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan kebutuhan dasar
seperti promosi dan pencegahan yang bisa menunjang dan mendukung pasien
untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien sesuai dengan taraf kemandiriannya.

Beberapa pemahaman terkait terapi pemenuhan kebutuhan dasar diantaranya :

a. Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien dan lingkunganya


yang mengarah pada gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia
b. Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan yang bisa dipakai
untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien, memanfaatkan segala sumberdaya
yang ada disekitar pasien untuk memberikan pelyenana pemenuhan kebutuhan
dasar pasien semaksimal mungkin.

5. Self Care Agency

Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya dapat dilakukan pada
perawat yang memiliki kemampuan komprehensif, memahami konsep dasar
manusia dan perkembangan manusia baik secara holistik ( orem, 2001, p. 514)

a. Agent

Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar


pada pasien adalah perawat dengan keahlian dan ketrampilan yang
berkompeten dan memiliki kewenangan untuk memberikan pemenuhan
kebutuhan dasar pada pasien secara holistik.

b. Dependent Care Agent

Dependent care agency merupakan perawat profesional yang memiliki


tanggung jawab dan tanggung gugat dalam upaya perawatan pemenuhan
kebutuhan dasar pasien termasuk pasien dalam derajat kesehatan yang masih
baik atau masih mampu atau sebagain memenuhi kebutuhan dasar pada pasien.
Pemberian kebutuhan dasar tetap menekankan pada kemandirian pasien sesuai
dengan tingkat kemampuannya. Perawatan yang diberikan bisa bersifat
promoting, prevensi dan lain-lain

12
c. Self Care Deficit

Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan


dasarnya, utamanya pada pasien yang dalam perawatan total care. Perawatan
yang dilakukan biasanya kuratif dan rehabilitatif. Pemenuhan kebutuhan
pasien hampir semuanya tergantung pada pelayanan keperawatan yang
dilakukan oleh tim tenaga kesehatan utamanya perawat.

d. Nursing Agency

Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan kemampuanya


secara terus menerus untuk bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar
pada pasien secara holistik sehingga mereka mampu membuktikan dirinya
bahwa mereka adalah perawat yang berkompeten untuk bisa memberika
pelayanan profesional untuk memenuhi kebutuhan dasar pasie. Beberapa
ktrempilan selain psikomotor yang juga harus dikuasai perawat adala
komunikasi terapetik, ketrampilan intrapersonal, pemberdayaan sumberdaya di
sekitar lingkungan perawat dan pasien untuk bisa memberikan pelayanan yang
profesional.

e. Nursing Design

Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan asuhan


keperawatan yang bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistik
adalah perawata yang profesioanl, mampu berfikir kritis, memiliki dan
menjalankan standar kerja dll.

f. Sistem Keperawatan

Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang dilakukan


pada satu waktu untuk kordinasi dalam melakukan tindakan keperawatan pada
klien untuk mengetahui dan memenuhi komponen kebutuhan perawatan diri
klien yang therapeutic dan untuk melindungi serta mengetahui perkembangan
perawatan diri klien

g. Asumsi Dasar

13
Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori
keperawatan terkait kebutuhan dasar manusia :

1) Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana pemenuhannya


dipengaruhi dari faktor dari dalam pasien ataupun dari lingkungan
2) Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya
3) Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan
pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara professional

H. Pernyataan-Pernyataan Teoristis
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur
dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperawatan, Orem mengembangkan tiga
bentuk teori Self Care, di antaranya.

1. Theory of nursing system

Menggambarkan kebutuhan pasien yang akan dipenuhi oleh perawat, oleh


pasien itu sendiri atau kedua–duanya. Sistem keperawatan didesain berupa sistem
tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk melatih/ meningkatkan self agency
seseorang yang mengalami keterbatasan dalam pemenuhan self care. Terdapat tiga
tingkatan/kategori sistem keperawatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
self care pasien sebagai berikut :

a. Wholly Compensatory system (Sistem Bantuan Penuh)

Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan


secara penuh pada pasien dikarenakan ketidamampuan pasien dalam
memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan
dalam pergerakan, pngontrolan, dan ambulansi serta adanya manipulasi
gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma.

b. Partially Compensatory System (system bantuan sebagian)

14
Merupakan system dalam pemberian perawatan diri sendiri secara
sebagian. tindakan pemenuhan kebutuhan sebagian dilakukan oleh perawat
dan sebagian lagi oleh pasien sendiri. Perawat menyediakan kebutuhan self
care akibat keterbatasan pasien, membantu pasien sesuai indikasi yang
dibutuhkan. Biasanya dilakukan pada pasien – pasien dengan keterbatasan
gerak, dan lain-lain

c. Supportif-Educative System

Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang


membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu
memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agara pasien
mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran.
Contoh: pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memelukan
informasi pada pengaturan kelahiran.

2. Self Care Defisit

Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana segala


perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan
dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self
carenya secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan pada anak yang
belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan
penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care,
baik secara kualitas maupun kuantitas.
Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses
penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya
bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi
support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi
serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.

3. Teori Self Care

Merupakan hubungan antara therapeutic self care demands dengan kekuatan


self care agency yang tidak adekuat. Kemampuan Self Care Agency lebih kecil

15
dibandingkan dengan therapeutic self care demands sehingga self care tidak
terpenuhi. Kondisi ini menentukan adanya kebutuhan perawat (nursing agency)
melalui sistem keperawatan.

a. Nursing Agency (Agen keperawatan)

Nursing agency adalah karakteristik orang yang mampu memenuhi status


perawat dalam kelompok – kelompok sosial. Tersedianya perawatan bagi
individu laki – laki, wanita, dan anak atau kumpulan manusia seperti keluarga
– keluarga, memerlukan agar perawat memiliki kemampuan khusus yang
memungkinkan mereka memberikan perawatan yang akan menggantikan
kerugian atau bantuan dalam mengatasi turunan kesehatan atau hubungan antar
perawatan mandiri – kesehatan atau perawatan dependen deficit bagi orang
lain. Kemampuan khusus yang merupakan agen keperawatan.

b. Self care agency (Agen perawatan diri)

Self care agency adalah kekeuatan individu yang berhubungan dengan


perkiraan dan esensial operasi – operasi produksi untuk perawatan mandiri.

c. Therapeutik self care demand (Permintaan perawatan diri)

Self care demand adalah totalitas upaya –upaya perawatan diri sendiri
yang ditampilkan untuk beberapa waktu agar menemukan syarat–syarat
perawatan mandiri dengan cara menggunakan metode–metode yang valid dan
berhubungan dengan perangkat–perangkat operasi atau penanganan.

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Model Konseptual Orem adalah suatu model keperawatan yang menekankan pada
kemampuan keluarga untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai
kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Menurut Orem
bukanlah suatu proses intuisi tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari.
Model Konseptual Orem mengembangkan Teori Self Care melalui 3 (tiga) teori
yang berkaitan , yaitu : Self care, Self Care Deficit dan Nursing System. Ketiga teori ini
dihubungkan oleh 6 (enam) konsep sentral yaitu : self care, self care agency, self care
therapeutic demand, self care deficits, nursing agency dan nursing system serta di
lengkapi dengan 1 (satu) konsep perifer yaitu basic conditioning factor ( factor kondisi
dasar)

Penerapan Teori Orem dalam proses keperawatan keluarga di lakukan melalui 3


(tiga) langkah yaitu pelaksanaan manajemen kasus, mendesain nursing system dan
perencanaan untuk pemberian perawatan dan pengontrolan.

Kekuatan yang paling utama dari teori Orem ini adalah pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga dilakukan dengan efektif dan efisien karena terlebih dahulu
melihat kemampuan self care yang dimiliki oleh keluarga tersebut.

Sedangkan kelemahannya adalah perlu adanya pengetahuan dan teknologi


keperawatan yang baik dan terstandarisasi guna pelaksanaan teori ini secara
komprehensif dan holistik.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/teori -keperawatan -orem -


pada.html#.ShnqxWcTI9Q

A.Aziz Alimul Hidayat (2004), Pengantar konsep dasar keperawatan salemba medika,
jakarta

18

Anda mungkin juga menyukai