Anda di halaman 1dari 8

TUTORIAL KLINIK

TANATHOLOGI

Oleh Kelompok B :

1. Asep Anang Surya 113170010


2. Nely Maulidatur Rahmi 114170044
3. Riska Tiara Annisa 114170060
4. Singgih Andika Adhiguna 114170068
5. Youffa Hanna elt Misykah 114170078

Pembimbing :

AKBP dr. Ratna Relawati, Sp.KF, MSi. MED

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG

PERIODE 27 AGUSTUS 2018 – 22 SEPTEMBER 2018

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON


Tutorial Klinik

Kelompok B Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

Kepaniteraan Klinik Ilmu Forensik RS Bhayangkara Semarang

BAB I

PENDAHULUAN

1. Kasus
Jenazah yang diduga EM, laki-laki, 36 tahun, ditemukan di pinggir hutan dalam
keaadaan dibungkus dengan selembar kain sprei, datang diantar polisi disertai SPV.
Pemeriksaan didapatkan jenazah dalam keadaan busuk seperti di gambar. Wajah sukar
dikenali, banyak belatung di tubuh korban.

2. A
3. A
4. A
5. A
6. A
7. A
8. A
9.
LANGKAH – LANGKAH TUTORIAL KLINIK

Langkah I : Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi, dan mengajukan pertanyaan

Langkah II : Melakukan brainstorming untuk menganalisa permasalahan yang dihadapi

Langkah III : Menyusun penjelasan secara skematis dan menentukan learning issue

Langkah IV : Belajar mandiri untuk memperoleh jawaban learning issue yang telah ditetapkan

Langkah V : Menjabarkan temuan informasi yang anda peroleh saat melakukan belajar
mandiri. Diskusi sesame anggota kelompok untuk menyusun penjelasan secara menyeluruh dan
pemecahan masalah.

I. Langkah I. Unfamilliar Terms


1. Jenazah : Badan atau tubuh orang yang sudah tidak bernyawa.
2. SPV : Surat permintaan visum. Surat yang dikeluarkan oleh pejabat polisi negara
RI dengan pangkat serendah rendahnya pembantu letnan dua, penyidik pembantu
berpangkat serendah-rendahnya sersan dua. (133 KUHAP). Bila penyidik adalah PNS,
maka kepangkatannya adalah serendah-rendahnya golongan II/B untuk penyidik, dan
II/A untuk penyidik pembantu.(PP No. 27 tahun 1983 pasal 2 ayat 1).
3. Belatung : Larva dari lalat yang terdapat pada bahan-bahan yang sudah busuk.

II. Langkah II. Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan mati?
2. Apa saja perubahan yang terjadi setelah kematian?
3. Apa sajakah tanda-tanda pembusukan?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pembusukan?
5. Bagaimana cara mengidentifikasi jenazah yang sudah membusuk?
6. Bagaimana mendeteksi waktu kematian dari ditemukannya larva lalat?

III. Langkah III. Curah Pendapat


1. Mati adalah berhentinya secara permanen fungsi berbagai korban-organ vital (paru-
paru, jantung dan otak) sebagai satu kesatuan yang utuh, yng ditandai oleh berhentinya
konsumsi oksigen.
Mati dikenal beberapa istilah:
a. Mati Somatis : Terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan
(Kardiovaskuler, respirasi, dan SSP) yang menetap.
b. Mati Suri : keadaan dimana proses vital turun ketingkat paling minimal untuk
mempertahankan kehidupan, sehingga tanda-tanda klinisnya tampak seperti
sudah mati. Dengan peralatan sederhana tanda kehidupan terdeteksi.
c. Mati Selular : Kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat
setelah kematian somatis.
d. Mati Serebral : Kerusakan kedua hemisfer otak yang irreversibel kecuali batang
otak dan serebellum, sistem pernapasan dan kardiovaskuler masih berfungsi
dengan peralatan.
e. Mati Batang Otak : Bila telah terjadi kerusakan seluruh isi neuronal intracranial
yang irreversibel termasuk batang otak dan serebelum.

2. Perubahan yang terjadi setelah terjadinya kematian:


a. Perubahan kulit muka : akibat berhentinya sirkulasi darah maka darah di
pembuluh darah akan mengalir ke bagian yang lebih rendah sehingga warna raut
muka nampak menjadi lebih pucat.
b. Relaksasi otot: terjadi relaksasi otot akibat hilangnya tonus.
c. Perubahan pada mata: Pandangan matanya terlihhat kosong, refeleks cahaya dan
kornea negatif., vena-vena pada retina akan mengalami kerusakan dalam waktu
10 detik sesudah mati. Dalam waktu 10 – 12 jam sesudah mati kelopak mata baik
terbuka atau tertutup akan berubah menjadi putih dan keruh.
d. Penurunan suhu tubuh: akibat metabolisme yang menghasilkan panas akan
berhenti,sehingga suhu tubuh akan turunmenuju suhu udara atau suhu medium
disekitarnya.
e. Lebam mayat: karena ada gaya gravitasi yang menyebabkan darah mengumpul di
bagian tubuh terendah, Timbulnya lebam mayat anatara 1 – 2 jam setelah mati.
f. Kaku mayat: akibat pemecahan ATP menjadi ADP dan terjadi penumpukkan ADP
yang akan menyebabkan otot menjadi kaku,timbulnya kaku mayat lebih kurang
lebih 6 jam setelah kematian.
g. Pembusukan: mikroorganisme penyebab pembusukkan yaitu Clostridium welchii
pada orang yang mati dapat dengan leluasa berkembang biak dalam darah karena
sistem imun orang tersebut sudah berhenti.

3. Tanda-tanda pembusukan :
a. Warna kehijauan pada dinding abdomen sebelah kanan bawah
b. Pelebaran pembuluh darah vena superficial
c. Muka membengkak
d. Perut mengembung akibat gas pembusukan
e. Skrotum laki-laki atau vulva membengkak
f. Kulit menggelembung atau melepuh
g. Cairan darah keluar dari hidung atau mulut
h. Bola mata menjadi lunak
i. Lidah dan bola mata menonjol
j. Kuku dan rambut lepas
k. Organ dalam membusuk kemudian hancur
a) Organ paling cepat membusuk : otak, hati, limpa, usus halus, rahim setelah
melahirkan.
b) Organ paling lambat membusuk : prostat, rahim perempuan yang tidak
hamil atau nifas.

4. Faktor yang mempengaruhi pembusukan:


a. Faktor luar :
a) Mikroorganisme
b) suhu disekitar mayat
c) kelembapan udara, medium dimana mayat berada
b. Faktor dalam :
a) Umur
b) sebab kematian
c) keadaan mayat
c. Keadaan tertentu: modifikasi, yaitu mumifikasi atau saponifikasi (adipocere).

5. Identifikasi identitas jenazah yang sudah busuk dilakukan berdasarkan:


a. Sisa sisa penulangan & gigi  dapat mengetahui kisaran usia, jenis kelamian,
pajang badan
b. Pemeriksaan DNA

6. Prediksi lama kematian pada jenazah dilihat dari panjang belatung (larva lalat).
Tahapan belatung :
Telur (24 jam)  belatung stage I (48 jam)  belatung stage II (60 jam) 
belatung stage III (96 - 130 jam)  pupa (288 - 336 jam)  lalat (4 - 7 hari)
a. Tahap instar 1  2-5 mm
b. tahap instar 2  6-14 mm
c. tahap instar 3  15-20 mm

IV. Langkah IV. Mind Map

Mati

Definisi Tanathologi

Perubahan setelah Manfaat Diagnosis


kematian Kematian

Pembusukan Livor mortis Rigor mortis Algor mortis

Mumifikasi

Saponifikasi

Adiposera
V. Langkah V. Learning Objectives
1. Menjelaskan tentang tanatologi (definisi dan fungsi)
2. Menjelaskan perubahan paska kematian (tanda pasti dan tanda tidak pasti kematian,
perkiraan waktu kematian)
3. Menjelaskan tentang entomologi
VI. Langkah VI.
1. Tanatologi
Tanatologi berasal dari kata thanatos (yang berhubungan dengan kematian) dan
logos ilmu. Tanatologi adalah bagian dari ilmu kedokteran Forensik yang mempelajari
kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi
perubahan tersebut.Dalam tanatologi dikenal beberapa istilah tentang mati, yaitu mati
somatis (mati klinis), mati suri, mati seluler, mati serebral dan mati otak (mati batang
otak).
a. Mati somatis (mati klinis) terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga sistem
penunjang kehidupan, yaitu susunan saraf pusat, sistem kardiovaskular dan sistem
pernapasan, yang menetap (irreversible). Secara klinis tidak ditemukan refleks-
refleks, EEG mendatar, nadi tidak teraba, denyut jantung tidak terdengar, tidak
ada gerak pernapasan dan suara nafas tidak terdengar pada auskultasi.
b. Mati suri (suspended animation apparent death) adalah terhentinya ketiga sistim
kehidupan di atas yang ditentukan dengan alat kedokteran sederhana. Dengan
peralatan kedokteran canggih masih dapat dibuktikan bahwa ketiga sistem
tersebut masih berfungsi. Mati suri sering ditemukan pada kasus keracunan obat
tidur, tersengat aliran listrik dan tenggelam.
c. Mati seluler (mati molekuler) adalah kematian organ atau jaringan tubuh yang
timbul beberapa saat setelah kematian somatis. Daya tahan hidup masing-masing
organ atau jaringan berbeda-beda, sehingga terjadinya kematian seluler pada tiap
organ atau jaringan tidak bersamaan. Pengetahuan ini penting dalam transplantasi
organ.
d. Mati serebral adalah kerusakan kedua hemisfer otak yang ireversibel kecuali
batang otak dan serebelum, sedangkan kedua sistem lainnya yaitu sistem
pernapasan dan kardiovaskular masih berfungsi dengan bantuan alat.
e. Mati otak (mati batang otak) adalah bila telah terjadi kerusakan seluruh isi
neuronal intrakranial yang ireversibel, termasuk batang otak dan serebelum.
Dengan diketahuinya mati otak (mati batang otak) maka dapat dikatakan
seseorang secara keseluruhan tidak dapat dinyatakan hidup lagi, sehingga alat
bantu dapat dihentikan . Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenal secara
klinis pada seseorang berupa tanda kematian, yaitu perubahan yang terjadi pada
tubuh mayat. Perubahan tersebut dapat timbul dini pada saat meninggal atau
beberapa menit kemudian, misalnya kerja jantung dan peredaran darah berhenti,
pernapasan berhenti, refleks cahaya dan refleks kornea mata hilang, kulit pucat
dan relaksasi otot. Setelah beberapa waktu timbul perubahan post mortal yang
jelas yang memungkinkan diagnosis kematian lebih pasti.

Anda mungkin juga menyukai