PENDAHULUAN
1
2
bertambah lebar karena tali pusat memulai tugasnya sebagai media untuk
mengalirkan oksigen dan nutrisi kepada janin.1,2
Lilitan tali pusat adalah tali pusat yang membentuk lilitan sekitar
badan janin, bahu, tungkai atas/ bawah dan leher. Dalam masa kehamilan
janin bebas bergerak dalam cairan amnion, sehingga pertumbuhan dan
perkembangannya berjalan dengan baik. Gerakan janin dalam rahim
yang aktif pada tali pusat yang panjang besar kemungkinan dapat terjadi
lilitan tali pusat. Keadaan ini dijumpai pada air ketuban yang berlebihan,
tali pusat yang panjang dan bayinya yang kecil. Tali pusat dapat diketahui
lewat pemeriksaan USG, lilitan tali pusat tidak bisa lepas tetapi dipantau
dan memberitahu ibu. Sebenarnya lilitan tali pusat tidaklah terlalu
membahayakan namun menjadi bahaya ketika memasuki proses
persalinan dan terjadi kontraksi rahim (mules) dan kepala janin turun
memasuki saluran persalinan.3,4 Lilitan tali pusat bisa menjadi semakin
erat dan menyebabkan penurunan uteroplasenter, juga menyebabkan
penekanan atau kompresi pada pembuluh-pembuluh darah tali pusat.
Akibatnya suplai darah yang mengandung oksigen dan zat makanan ke
bayi menjadi terganggu. Lilitan tali pusat di leher tidak harus berujung
sesar, tapi proses persalinan dipantau ketat pada kala I dan observasi
denyut jantung. Bila denyut jantung terganggu, persalinan diakhiri
dengan bedah sesar.4,5
Lilitan tali pusat disertai dengan presentasi bokong pada bayi
sendiri dapat mengakibatkan suatu kejadian fatal yaitu kematian bayi.
Karena puntiran tali pusat yang berulang-ulang ke satu arah
mengakibatkan aliran darah dari ibu ke janin tersumbat total. Lilitan tali
pusat pada bayi yang terlalu erat sampai dua atau tiga kali bisa
menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin mengalami kekurangan
oksigen. Selain itu, keadaan ini semakin diperberat dengan presentasi
bokong pada bayi. Presentasi bokong akan semakin memperlambat
proses persalinan pervaginam, akibatnya presentasi kematian janin akan
3