Penyakit infeksi yang disebabkan Treponema Pallidum sangat
kronik dan sistemik. Dapat menyerang seluruh alat tubuh, punya masa laten, dapat ditularkan dari ibu ke janin Sinonim Sifilis = Lues venerea = Raja Singa Epidemiologi Dibawa anak buah Columbus tahun 1492 1494 terjadi epidemi di Napoli Abad ke 1 jadi wabah di Eropa Di Indonesia insidensi 0.61% kebanyakan stadium laten Etiologi Treponema Pallidum Ordo spirochaetales Familia Spirochaetaceae Genus Treponema Bentuk spiral teratur terdapat 8-12 lekukan, PxL = 6-12 x 0.15 um Gerakan rotasi sepanjang aksis dan maju seperti gerakan pembuka botol Klasifikasi Sifilis • Dini • Lanjut Kongenital • Stigmata
• Klinis (3 Stadium) • Epidemiologik (menular, Didapat tidak menular) Sifilis Berdasarkan Epidemiologik • Terjadi dalam 1 tahun sejak infeksi Stadium Dini • SI, SII, S Rekuren dan S laten Dini Menular
• Terjadi 1 tahun setelah infeksi
Stadium Lanjut • Stadium laten lanjut dan SIII tak menular Patogenesis Stadium Dini SI = Mikrolesi, selaput lendir – T. Pallidum masuk membiak jaringan bereaksi membentuk infiltrat (limfosit, sel plasma) di perivaskular, kapiler dikelilingi T. Pallidum dan sel radang
T. Pallidum berada di endotel kapiler dan jaringan sekitar
enarteritis kapiler hipertrofi endotel obliterasi lumen kehilangan perdarahan erosi kapiler klinis SI SII = T. Pallidum nyebar limfogen ke getah bening dan hematogen ke seluruh tubuh reaksi jaringan SII – 6-8 minggu setelah SI SI perlahan sembuh karena kuman berkurang terbentuk fibroblas penyembuhan sikatriks, SII juga akan regresi perlahan Fase Laten infeksi masih aktif tapi tidak bergejala, kalo sistem imun lemah T.P bisa berkembang biak lagi si tempat SI atau SII lesi rekuren
S. Lanjut laten, bisa dorman bertahun-tahun, antibodi
tetap ada bila ada trauma muncul SIII terbentuk Guma, reaksi hebat, guma bisa muncul di tempat lain. Gejala Klinis Sifilis Akuisata A. Sifilis Dini I. Sifilis Primer (SI) masa tunas 2-4 minggu sejak T.P masuk - papul lentikular, permukaannya segera erosi umumnya jadi ulkus - Ulkus bulat, soliter, dasarnya jaringan granulasi merah dan bersih, diatasnya serum, dinding tidak bergaung, tanda radang akut kulit sekitar (-) I. Sifilis Primer (SI) - Khas nya ulkus indolens dan teraba indurasi ulkus durum afek primer, mengenai genitalia eksterna (pria di sulkus koronarius, wanita di labia minor) – sembuh sendiri 3-10 minggu - 1 minggu setelah afek primer, KGB membesar di regio inguinalis medialis soliter, indolen, tidak lunak, besar lentikular, tidak supuratif dan tidak terdapat periadenitis, tanda radang akut di kulit (-). Keseluruhan disebut kompleks primer Kalau afek primer (-) disebut sifilis d’emblee II. Sifilis sekunder (SII) Timbul 6-8 minggu sejak SI. SII bisa sampai 9 bulan. Ada gejala konstitusi : anoreksia, BB turun, malese, nyeri kepala, demam tidak tinggi, artralgia Kulit : dapat menyerupai berbagai penyakit kulit . Kelainan kulit yang basah di SII sangat menular, kalau kering kurang menular II. Sifilis sekunder (SII) Umumnya kulit tidak gatal, limfadenitis generalisata, terjadi juga pada telapak tangan dan kaki
SII dini : kelainan kulit generalisata, simetrik, lebih cepat
hilang (hari-minggu) SII lanjut : tidak generalisata beberapa tempat, asimetrik, lama (minggu-bulan) II. Sifilis sekunder (SII) Bentuk lesi a. Roseola (SII dini) eritema makular, berbintik-bintik atau bercak-bercak warna merah tembaga, bentuk bulat atau lonjong disebut eksantema karena cepat dan menyeluruh - bisa residif, jumlah nya berkurang, lebih lama bertahan, anular atau bergerombol. Bisa meninggal kan bercak hipopigmentasi leukoderma sifilitikum. b. Papul Bulat, dapat berskuama yang terdapat di pinggir (koleret) disebut papulo-skuamosa. Skuama bisa menutupi papul, mirip psoriasis (psoriasiformis). Kalau hilang bisa menyebabkan leukoderma sifilitiiku. Di leher disebut leukoderma koli. Papul bisa lentikular, likenoid, folikular dan ditembus rambut. SII dini, papul generalisata, simetrik SII lanjut : setempat, tersusun : arsinar, sirsinar, polisiklik, korimbiformis. Kalau di dahi di sebut korona venerik menyerupai mahkota Bentuk lain : kondiloma lata :papul-papul lentikular, permukaan datar, sebagian berkonfluensi, terletak di lipatan kulit; karena tergesek permukaan erosif dan eksudatif sangat menular - prendileksi : lipat paha, skrotum, vulva, perianal, dibawah mamme, antar jari kaki Kejadian yang jarang terlihat : ditempat afek primer terbentuk lagi infiltrasi dan reindurasi ; sebabnya fenomena masih tertinggal saat SI menyembuh, kemudian akan membiak, dinamakan chancer redux C. Pustul : jarang, mula-mula banyak papul, segera menjadi vesikel, lalu menjadi pustul, sehinggal disamping pustul masih terlihat papul. Papul muncul bila daya tahan tubuh turun, biasa disertai demam intermitten, penderita tampak sakit, lamanya berminggu-minggu. Disebut sifilis variseliformis (menyerupai varisela). d. Bentuk lain : banyak papul, pustul dan krusta yang berkonfluensi sehingga mirip impetigo (sifilis impetigenosa). -ulkus yang tertutup krusta (ektima sifilikum) -krusta tebal rupia sifilitika - Ulkus meluas ke perifer seperti kulit kerang sifilis ostrasea - ulkus-ulkus yang terdapat di kulit dan mukosa disertai demam dan KU buruk sifilis maligna SII pada Mukosa Biasa timbul bersama eksantema pada kulit, kelainan pada mukosa disebut enantem, terutama terdapat pada mulut dan tenggorok. Umumnya berupa makula eritematosa, yang cepat berkonfluensi sehingga membentuk eritema yang difus, berbatas tegas dan disebut angina sifilitika eritematosa. Nyeri tenggorok saat menelan Faring : suara parau Eritema : timbulbercak putih keabuan, bisa erosif dan neri Plaque muqueuses (mucous patch) __> papul eritematosa, permukaaan data,, miliar atau lentikular, timbul bersama papul SII SII Pada Rambut S II dini rambut rontok, difus, tidak khas (alopesia difusa) SII lanjut kerontokan setempat, tampak bercak ditumbuhi rambut tipis, seolah-olah seperti digigit ngengat (alopesia areolaris). Bercak disebabkan roseola/papul, akar rambut rusak oleh treponema. Bisa juga pada alis atau janggut. SII pada kuku Jarang Warna kuku jadi putih kabur, rapuh, ada alur transversal dan longitudinal, Bagian distal jadi hiperkeratotik kuku terangkat paronikia sifilitika bisa radang kronik SII pada alat lain 1. KGB membesar 2. Mata uveitis anterior, koroido-retinitis 3. Hepar hepatitis 4.Tulang efusi di sendi dan bursa, tidak nyeri 5. Saraf LCS peninggiansel dan protein III. Sifilis laten dini Tidak ada gejala klinis, infeksi masih aktif, Serologi darah positif, LCS negatif, tes dianjurkan VDRL dan TPHA IV. Stadium Rekuren Relaps, kelainan mirip SII, bila sifilis tidak diobati, kadang SI. B. Sifilis lanjut I. Sifilis laten lanjut Biasanya tidak menular, diagnosis tegak dengan tes serologik. Lamanya bertahun-seumur hidup. II. Sifilis Tersier (SIII) Lesi pertama muncul 3-10tahun setelah SI. Yang khas guma – besar lentikular sampai telur ayam bisa perforasi ulkus Ulkus berdinding curam, bisa berkonfluensi sehingga pinggirnya polisiklik. Nodus awalnya di kutan ke epidermis, bisa nekrosis di tengah seperti guma bisa juga tanpa nekrosis dan jadi sklerotik, warna merah kecoklatan. SIII Pada Mukosa Guma di selaput lendir : mulut dan tenggorok atau septum nasi SIII Pada Tulang Nyeri tibia, tengkorak, bahu, femur, fibula dan humerus Periostitis dan osteitis gumatosa didiagnosis dengan sinar X SIII pada alat dalam Hepar guma sembuh jadi fibrosis hepar retraksi membentuk lobus tidak teratur hepar lobatum Esofagus dan lambung, paru, ginjal, VU, prostat, ovarium testis. Sifilis Kardiovaskular Pada SIII, masa laten 15-30 tahun. Umumnya pada usia 40-50 tahun. Pria 3x wanita. Terjadi infiltrasi perivaskular dinding aorta (biasanya ascendens) aenarteritis iskemi merusak intima dan media pelebaran aorta aneurisma penekanan mediastinum superior. Kena A. Koronaria iskemik miokard Gejala umum : angina pektoris, heart block Neurosifilis Infeksi di stadium dini. Dibagi 4 macam : 1. Neurosifilis asimtomatik 2. Sifilis meningovaskular (serebrospinalis), misal meningitis, meningoensefalitis, endarteritis sifilitika, 3. Sifilis parenkim : tabes dorsalis, demensia paralitika 4. Guma pada meninges. Sifilis Kongenital Dapat terjadi secara transplasental (mulai masa kehamilan 10 minggu). Sifilis yang mengenai wanita hamil gejalanya ringan. Pada 1 tahun setelah infeksi yang tidak diobati terdapat kemungkinan penularan 90%. Jika ibu menderita sifilis laten dini, kemungkinan bayi sakit 80%, bila sifilis lanjut 30%. Gambaran klinis dapat dibagi menjadi sefilis kongenital dini (prekoks), lanjut (tarda), dan stigmata. Batas antara dini dan lanjut adalah 2 tahun. Yang dini bersifat menular, jadi menyerupai SII, sedangkan yang lanjut menyerupai guma dan tidak menular. Stigmata berarti jaringan parut atau deformitas akibat penyembuhan dua stadium tersebut. Sifilis kongenital dini Bula bergerombol di kulit, simetris pada telapak tangan dan kaki, cairan bula banyak T.Pallidum. Bayi tampak sakit. Papul atau papulo-skuamosa simetris dan generalisata. Dapat tersusun teratur, misal anular. Pada tempat yang lembab papul bisa erosi seperti kondiloma lata. Ragades pada mulut, lubang hidung dan anus, bentuknya memancar. Sifilis kongenital dini Wajah seperti orang tua (BB turun, keriput,) Alopesia Kuku terkelupas (onikia sifilitika) Mocous plak di mulut dan tenggorok (mirip SII) Rinitis syphilitic snuffle. KGB dapat membesar Hepar dan lien membesar Ginjal : di urin terdapat albumin, hialin, granular cast Inflitrasi paru Osteokondritis pada tulang panjang, ujung tulang bengkak dan nyeri – sulit digerakkan pseudoparalisis parrot. Neurosifilis aktif invasi T.Pallidum ke otak konvulso Sifilis Kongenital Lanjut Umumnya di umur 7-15 tahun Guma menyerang kulit, tulang, selaput lendir, dan alat dalam. Khas nya di hidung dan mulut. Bila terjadi kerusakan septum nasi, bisa meluas sepenuhnya. Periostitis sifilika menyebabkan penebalan 1/3 tengah tulang sabre tibia Osteoperiostitis di tengkorak Parrot nodus Sifilis Kongenital Lanjut Keratitis interstisial kebutaan N VIII (vestibulokoklearis) tuli Pembengkakan sendi (Clutton’s joints). Neurosifilis paralisis generalisata atau tabes dorsalis. Dapat menyebabkan palsi nervus kranialis, hemianopia, hemiplegia, monoplegia. Stigmata 1. Pada lesi dini Fasies Akibat rinitis parah dan terus-menerus, terjadi gangguan pertumbuhan septum nasi dan tulang lain di kavum nais depresi pada jembatan hidung saddle nose. Maksila tumbuh lebih kecil dari mandibula bulldog jaw Stigmata lesi dini Gigi Gigi Hutchinson gigi insisi permanen, sisi gigi konveks, daerah menggigit konkaf. pada gigi molar permukaan nya berbintil-bintil (mirip murbai) mulbery molar Rhagades terutama pada sudut mulut, terbentuk dari papul-papul berkonfluensi mulut bergerak terbentuk fisura bila sembuh meninggalkan jaringan parut. Stigmata lesi dini Jaringan parut koroid Koroideredinitis kelainan permanen di fundus okuli Kuku onikia merusak dasar kuku Stigmata Lesi lanjut Kornea keratitis interstisial dapat meninggalkan kekeruhan pada lapisan dalam kornea Sikatriks gumatosa Guma pada kulit meninggalkan sikatriks hipotrofi. Tulang Osteoporosis gumatosa meninggalkan deformitas sebagai sabre tibia. Atrofi optikus Jika susunan saraf pusat diserang akan menyebabkan atrofi optikus primer Trias Hutchinson keratitis interstisialis, gigi hutchinson, ketulian nervusVIII. Pembantu Diagnosis I. Pemeriksaan T. Pallidum II. Tes Serologik Sifilis Pemeriksaan lain (Rontgen) melihat kelainan yang khas pada tulang. - LCS jika ada tanda-tanda inflamasi SSP. Histopatologi Proliferasi sel-sel endotel terutama infiltrat perivaskuler tersusun oleh sel-sel limfoid dan sel-sel plasma. Pada SII lanjut dan SIII terdapat infiltrat granulomatosa terdiri dari epiteloid dan sel-sel raksasa Imunologi Pada sifilis dini, 1-2 minggu setelah infeksi, pada waktu timbul lesi primer, antibodi IgM antitreponemal yang pertama terbentuk. Kemudian kira-kira setelah 2 minggu disusl IgG. Stadium lanjut, didapat IgM dan IgG Pada sifilis laten dan SIII timbul hipersensitivitas lambat, tapi tidak timbul pada SI dan SII dini. Setelah terapi, antibodi biasanya hilang dalam 1 tahun. Sifilis pada wanita lebih ringan daripada pria karena imunitasnya lebih tinggi. Diagnosis Banding SI 1. Herpes Simpleks 2. Ulkus Piogenik 3. Skabies 4. Banitis 5. Limfogranuloma venereum 6. Karsinoma sel skuamosa 7. Penyakit Behcet 8. Ulkus Mole SII 1. Erupsi obat alergik 2. Morbili 3. Ptiriasis Rosea 4. Psoriasis 5. Dermatitis Seboroik 6. Kondiloma akuminatum 7. Alopesia areata S III : Kelainan kulit pada SIII adalah guma, Guma terdapat pada penyakit lain seperti TBC, frambusia dan mikosis profunda :sporotrikosis dan aktinomikosis. Tatalaksana 1. Penisilin dapat menembus plasenta Kadar dalam serum minimal 0.03 unit/ml selama 10-14 hari untuk sifilis dini dan lanjut, 21 hari untuk neurosifilis dan sifilis kardiovaskular. Jika kadar kurang, kuman dapat berkembang biak Penisilin Menurut lama kerja Penisilin G prokain dalam akua, lama kerja 24 jam, kerja singkat (tiap 1 hari) Penisilin G prokain dalam minyak dengan alumunium monostearat (PAM), lama kerja 32 jam, kerja sedang (setiap 3 hari) Penisilin G benzatin dosis 2.4 juta unit, bertahan dalam serum 2-3 minggu, kerja lama (berikan tiap minggu). Ketiganya diberikan i.m. p.o tidak dianjurkan daya absorbsi GIT kurang Penisilin G benzatin lebih praktis karena tidak perlu suntik tiap hari, tapi tidak dianjurkan pada neurosifilis sukar masuk ke otak Penisilin G benzatin nyeri tidak dianjurkan untuk bayi PAM juga nyeri, dan kadang timbul abses bila penyuntikan kurang dalam. Penisilin Pada sifilis kardiovaskuler terapi yang dianjurkan Penisilin G benzatin 9.6 juta unit, diberikan 3x2.4 juta unit, dengan interval 1 minggu. Neurosifilis Penisilin G prokain dalam akua 18-24 juta unit sehari, 3-4 juta unit i.v tiap 4 jam selama 10-14 hari. Sifilis kongenital : Penisilin G prokain dalam akua 100.000- 150.000 satuan/kgBB/hari, diberikan 50.000 unit/kgBB i.m tiap hari selama 10 hari. Reaksi Jarish-Herxheimer 6-12 jam pasca suntikan penisilin pertama :demam tinggi, nyeri kepala, artralgia, malese, berkeringat, kemerahan pada muka. Gejala lokal : bengkak, agak nyeri. Edema glotis, penyempitan a.koroner dan trombosis serebral Pengobatan dengan kortikosteroid : prednison 20- 40mg/hari. Bisa diberikan -3 hari sebelum pemberian penisilin sebagai pencegahan. Antibiotik lain Tetrasiklin 4x500mg/hari Eritromisin 4x500mg/hari Doksisiklin 2x100 mg/hari. Diberikan 15 hari pada stadium I dan II, dan 30 hari pada stadium laten. Absorbsi doksisiklin lebih baik. Antibiotik lain Golongan sefalosporin : Sefaleksin 4x500 mg/hari selama 15 hari Seftriakson 2g/hari dosis tunggal i.m atau i.v selama 15 hari
Azitromisin untuk SI atau SII : 500mg/hari selama 10 hari
Tindak lanjut Evaluasi T.S.S - 1 bulan setelah pengobatan selesao, ulangi TSS : - Titer turun : tidak diberi pengobatan lagi - Titer naik : pengobatan ulang - Titer menetap : tunggu 1 bulan lagi., 1 bulan setelahnya : - Titer turun : tidak diberi pengobatan - Titer naik : pengobatan ulang. Kriteria sembuh Lesi menghilang, KGB tidak teraba lagi,V.D.R.L negatif Prognosis Jika sifilis tidak diobati, maka hampir seperempatnya akan kambuh, 5% akan mendapat SIII, 10% mengalami sifilis kardiovaskularm neurosifilis pada pria 9%, pada wanita 5%, 23% akan meninggal. Kegagalan terapi sebanyak 5% pada SI dan SII. Sifilis laten lanjut prognosis baik Sifilis kardiovaskular prognosis sukar ditentukan Neurosifiis : sel saraf yang rusak irreversibel. Sifilis Pengobatan Pemantauan Serologik Sifilis primer 1. Penisilin G benzatin dosis Pada bulan I,III,VI,dan XII dan 4.8 juta unit secara IM setiap 6 bulan pada tahun ke II (2.4 juta) dan diberikan 1x seminggu 2. Penisilin G prokain dalam akua dosis total 6 juta unit. 0.6 juta unit/hari, selama 10 hari 3. PAM (penisilin prokain +2% alumunium monostereat). Dosis total 4. juta unit, diberikan 1.2 juta unit/kali, 2x seminggu Sifilis sekunder sama seperti sifilis primer Sifilis Pengobatan Pemantauan serologik Sifiis laten 1. Penisilin G benzatin , dosis total 7.2 juta unit 2. Penisilin G prokain dalam akua dosis total 12 juta unit. 0.6 juta unit/hari, 3. PAM 7.2 juta unit (1.2 juta unit/kali, 2 kali seminggu).
Sifilis SIII 1. Penisilin G benzatin , dosis
total 9.6 juta unit 2. Penisilin G prokain dalam akua dosis total 18 juta unit. 0.6 juta unit/hari, 3. PAM 9.6 juta unit (1.2 juta unit/kali, 2 kali seminggu). Terima Kasih