Anda di halaman 1dari 3

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
a. Total jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kota Wilayah Utara
terhitung hingga bulan agustus 2019 sebanyak 27.553 orang.
b. Jumlah penduduk terbanyak di Kelurahan Banjaran sebanyak 8.874 orang atau
setara 32,20% dan jumlah penduduk paling sedikit di Kelurahan Setono Gedong
sebanyak 988 orang atau setara 3,58%.
c. Pada tahun 2017 TB Paru menempati urutan ke-8 dengan jumlah kunjungan
sebanyak 619 (2,25%), sedangkan pada tahun 2018 TB Paru menempati urutan
ke-10 dengan jumlah kunjungan sebanyak 386 penderita (1,49%) dan pada tahun
2019 TB Paru menempati urutan ke-9 dengan jumlah kunjungan sebanyak 259
penderita (1,64%).
d. Angka kejadian TB di wilayah kerja Puskesmas Kota Wilayah Utara tahun 2017
terbanyak pada Luar Wilayah Dalam kota sebanyak 9 penderita (27,28%),
sedangkan pada tahun 2018 terbanyak pada Kelurahan Kampung Dalem
sebanyak 7 penderita (26,92%) dan pada tahun 2019 terbanyak pada Kelurahan
Setono Pande sebanyak 6 penderita (27,27%).
e. Angka kejadian TB berdasarkan usia di wilayah kerja Puskesmas Kota Wilayah
Utara tahun 2017, 2018, dan 2019 terbanyak pada rentang usia 46-65 tahun
(lansia) dengan persentase berturut turut sebesar 54,55 %, 57,69 %, dan 31,81%.
f. Angka kejadian TB berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Kota
Wilayah Utara tahun 2017, 2018, dan 2019 terbanyak berjenis kelamin laki-laki
berturut-turut sebesar 22 penderita (66,67%), 19 penderita (73,08%), dan 13
penderita (59,09%).
g. Angka kejadian TB berdasarkan waktu di wilayah kerja Puskesmas Kota Wilayah
Utara tahun 2017 terbanyak pada bulan Mei sebanyak 6 penderita dengan
persentase sebesar 18,18 %, sedangkan pada tahun 2018 terbanyak pada bulan
Juli dengan jumlah 6 penderita (23,07%) dan pada tahun 2019 terbanyak pada
bulan Febuari, Mei, dan Agustus dengan jumlah 6 penderita (18,18%).
h. Angka kejadian TB berdasarkan lokasi anatomi di wilayah kerja Puskesmas Kota
Wilayah Utara tahun 2017, 2018, dan 2019 adalah TB Paru dengan jumlah

96
penderita berturut-turut sebanyak 32 penderita (96,97%), 23 penderita (88,46%),
dan 22 penderita (100%)
i. Angka kejadian TB berdasarkan tipe diagnosis di wilayah kerja Puskesmas Kota
Wilayah Utara tahun 2017 dan 2018 terbanyak menggunakan pemeriksaan
bakteriologis dengan jumlah berturut-turut 33 penderita (100 %) dan 26 penderita
(100%), sedangkan pada tahun 2019 terbanyak menggunakan pemeriksaan
bakteriologis dengan jumlah 13 penderita (60%).
j. Angka kejadian TB berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya di wilayah kerja
Puskesmas Kota Wilayah Utara tahun 2017, 2018, dan 2019 terbanyak adalah
pasien TB baru dengan jumlah berturut-turut 31 penderita (93,94%), 6 penderita
(100%), dan 22 penderita (100%).
k. Angka kejadian TB berdasarkan status HIV di wilayah kerja Puskesmas Kota
Wilayah Utara tahun 2017, 2018, dan 2019 terbanyak adalah HIV Non reaktif
dengan jumlah berturut-turut 24 penderita (73%), 22 penderita (85%), dan 22
penderita (22%).
l. Angka kejadian TB berdasarkan parut BCG di wilayah kerja Puskesmas Kota
Wilayah Utara tahun 2017, 2018, dan 2019 secara berturut-turut didapatkan 21
penderita (63,63%), 6 penderita (23,07%), dan 16 penderita (72,72%) tidak
memiliki parut BCG. Sedangkan penderita yang memilki parut BCG pada tahun
2017, 2018, dan 2019 berturut-turut didapatkan 4 penderita (12,12 %), 7
penderita (26,92 %), dan 6 penderita (27,27%). Sisanya tidak diketahui statusnya
imunisasinya.
m. Jumlah suspek TB pada tahun 2017 (584 orang) lebih banyak dibandingkan
tahun 2018 (431 orang). Target suspek TB pada tahun 2018 (499 suspek/tahun)
lebih banyak dari tahun 2019 (497 suspek/tahun). Jumlah CNR tahun 2017 lebih
besar (0,033%) dari CNR tahun 2018 (0,026%).

5.2 Saran
a. Sebagai petugas kesehatan tetap meneruskan melakukan upaya preventif dengan
sasaran orang sehat yaitu dengan melakukan edukasi yang bertujuan untuk
mencegah kontak dengan pasien TB seperti menggunakan masker tertama apabila
memiliki anggota keluarga atau rekan yang batuk lebih dari 2 minggu dan
mensosialisasikan gaya hidup sehat untuk meningkatkan faktor imunitas.
97
b. Sebagai petugas kesehatan tetap meneruskan melakukan upaya preventif dengan
sasaran pasien yang masih diduga TB yaitu dengan melakukan edukasi yang
bertujuan untuk mencegah kontak dengan orang yang sehat seperti
mensosialisasikan tata cara etika batuk, penggunaan masker, dan gaya hidup sehat
untuk meningkatkan faktor imunitas.
c. Sebagai petugas kesehatan tetap meneruskan melakukan kegiatan yang promotif
dengan sasaran pasien yang telah terdiagnosis TB yaitu dengan melakukan
edukasi kepada pasien dan keluarga pasien yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran akan kepatuhan pengkonsumsian obat, rutin kontrol ke fasilitas
kesehatan, penggunaan masker, dan gaya hidup sehat untuk meningkatkan faktor
imunitas sehingga meningkatkan keberhasilan terapi
d. Sebagai petugas kesehatan tetap melanjutan skrining TB, walaupun tren setiap
tahun sebelumnya selalu mengalami penurunan jumlah, diharapkan dengan
skrining yang semakin intensif akan mempercepat penemuan TB sehingga segera
memutus mata rantai penularan TB dan pada akhirnya tidak timbul komplikasi
yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas penyakit. Dengan metode-metode
tersebut secara progresif diharapkan setiap tahunnya dapat semakin menurunkan
jumlah penderita TB di puskesmas Kota Kediri wilayah utara.

98

Anda mungkin juga menyukai