OLEH:
Ampas tahu adalah hasil olahan sampingan dari proses pembuatan tahu. Bentuk
lain dari olahan ampas tahu adalah cracker, ampas tahu dan cracker memiliki
krakteristik dan kandungan yang berbeda. Pengujian yang dilakukan terhadap tiap
bahan pangan tidak sama tergantung berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan
pangan, cara pengepakan dan penyimpanan. Cara kerja kami adalah dengan
meletakkan hasil olahan crakers ampas tahu di masing-masing tempat yang berbeda,
yaitu toples kaca, kantong plastic, dan toples plastic yang dibiarkan disimpan di ruang
yang terhindar dari jangkauan matahari dalam kurun waktu seminggu. Dan disini kami
akan mengamati perubahan fisika dan kandungan mikrobiologi yang didalam crakers
ampas tahu. Dan dari sini kita mengetahui tempat manakah yang lebih baik digunakan
untuk penyimpanan creakers ampas tahu ini. Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan kualitas creakers ampas tahu yang di pisahkan dalam berbagai tempat
penyimpanan.
Dari data tersebut diketahui bahwa kandungan gizi ampas tahu lebih banyak
dibandingkan dengan kandungan gizi tahu biasa kecuali kalsium dan fosfor.
Kandungan lain pada ampas tahu yaitu serat kasar yang sangat tinggi, yakni 23,58%.
Serat kasar tersebut berfungsi positif bagi kesehatan. (Winarno 1997) mengatakan serat
makanan adalah salah satu komponen aktif dalam pangan fungsional.
Protein merupakan zat pembangun tubuh. Pada anak-anak protein sangat
berperan untuk perkembangan tubuh dan sel otaknya. Sedangkan pada orang dewasa
protein dapat membangun kembali sel-sel rusak apabila terjadi luka dan memar. Jadi
protein merupakan komponen yang penting untuk otot, kulit, tulang, dan tubuh secara
keseluruhan (UNIMUS, 2013)
Ampas tahu mengandung jamur Blakeslea trispora yang dapat mengubah
minyak kedelai menjadi betakaroten. Zat tersebut merupakan pro vitamin A yang dapat
diubah menjadi vitamin A dalam tubuh manusia. Betakaroten adalah salah satu
senyawa yang ampuh melawan radikal bebas, serta menjauhkan tubuh dari sel kanker
(terutama kanker prostat), efek buruk rokok dan polusi udara serta membantu
meningkatkan kekebalan tubuh. Ampas tahu juga mengandung antioksidan yang
berfungsi melindungi sel tubuh dari kanker kulit, diabetes mellitus, gagal ginjal,
penyakit kardiovaskuler, katarak, serta penuaan dini (UNIMUS, 2013)
Salah satu inovasi yang dapat dibuat dari ampas tahu adalah cracker. Cracker
adalah produk hasil pengolahan dari pengeringan ampas tahu untuk menghilangkan air
sehingga produk menjadi renyah. Karena cracker memiliki bentuk yang kering maka
cracker memiliki unsur simpan yang relatif tahan lama(Yustina & Abdi, 2012). Seiring
perkembangan zaman dan teknologi, pengolahan ampas tahu menjadi produk cracker
adalah salah satu cara untuk meningkatkan nilai ekonomi ampas tahu. Dan
pengembangan produk ini diperlukan untuk memenuhi keinginan dan tuntutan
konsumen yang selalu berubah-ubah sesuai perkembangan zaman. Dan diharapkan
produk ini dapat bersaing dengan produk yang sejenis, sesuai dengan kebutuhan
konsumen serta mengikuti tren sesuai dengan perkembangan teknologi pada makanan
fungsional, makanan menyehatkan, dan makanan bernutrisi tinggi dengan umur simpan
yang lama
Uji mikrobiologi merupakan salah satu uji yang penting, karena selain dapat
menduga daya tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai indikator
sanitasi makanan atau indikator keamanan makanan. Pengujian mikrobiologi
diantaranya meliputi uji kualitatif untuk menetukan mutu dan daya tahan suatu
makanan, uji kuantitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat keamanannya, dan
uji bakteri indikator untuk mengetahui tingkat sanitasi makanan tersebut (Fardiaz,
1993). Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul “uji mikrobiologi creakers
ampas tahu dengan berbagai cara penyimpanan”
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ampas tahu merupakan hasil sampingan dalam pembuatan tahu yang meliputi
perendaman kedelai, penggilingan, pendidihan bubur kedelai dan pengepresan. (Tim
Fatemata IPB, 1981). Ampas tahu biasanya dalam bentuk semi solid dengan kandungan
air yang cukup tinggi serta hanya mampu bertahan selama 24 jam. Tingginya
kandungan air dalam ampas tahu menyebabkan produk tersebut cepat menjadi busuk
(sulistiani, 2004).
Karakteristik dari ampas tahu tersebut adalah sebuah partikel atau padatan yang
keruh berwarna keputih-putihan dan berbau khas kedelai. Karakteristik kimianya
adalah kandungan organik seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Kandungan zat
olahan ampas tahu sangat bervariasi, tergantung cara yang di gunakan dalam
pembuatannya. Seiring dengan berkembangnya industri tahu pada saat ini maka akan
semakin banyak limbah ampas tahu yang dihasilkan (Yuliani, 2013).
Cracker adalah jenis biskuit yang dibuat dengan adonan keras berbentuk
pipih biasanya berasa asin dan manis dan relatif renyah. Mutu biskuit ini tergantung
komponen pembentuknya dan penanganan bahan sebelum dan sesudah proses
produksi. Penyimpanannnya pun tak kalah penting karena jika tidak tersimpan di
tempat kering, mutu biskuit akan berkurang.
Metode penyimpanan yang digunakan dalam penilitian ini adalah pada berbagai
macam tempat seperti pada toples kaca, kantong plastic, dan toples plastic yang
dibiarkan disimpan di ruang yang terhindar dari jangkauan matahari dalam kurun
waktu seminggu. Pada masing masing tempat akan diteliti mutu masing masing
cracker.
1. Karasteristik pangan:
2. Kondisi lingkungan:
Suhu
Oksigen
Kelembaban
Dalam batas – batas tertentu kan dungan mikroba dalam bahan pangan tidak banyak
berpengaruh terhadap ketahanan bahan pangan tesebut . Akan tetapi , apabila kondisi
lingkungan memungkinkan mikroba untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat , maha
bahan pangan akan rusak karenanya. Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroba dalam bahan pangan dapat bersifat fisik dan kimia atau biologis. Faktor-faktor
tersebut meliputi :
a. Faktor intrinsik , merupakan sifat – sifat fisik, kimia , dan stuktur yang dimiliki
oleh bahan pangan itu sendiri.
b. Faktor ekstrinsik yaitu kondisi lingkungan pada penanganan dan penyimpanan
bahan pangan, seperti suhu kelembaban , susunan gas di atmosfir .
c. Faktor implisit yang merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh mikroba itu sendiri.
Faktor ini sangat dipengaruhi oleh susunan biotik mikroba dalam bahan pangan.
d. Faktor pengolahan, karena perubahan mikroba awal sebagai akibat pengolahan
bahan pangan ( misalnya pemanasan, pendinginan , irradiasi, penambahan bahan
pengawet ) ,( Saparinto, 2003 ).
BAB III
METODE PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka penelitian ini termasuk dalam jenis
penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui kualitas mutu cracker ampas
tahu. Adapun tahapan dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi beberapa tahap,
yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
3.1.1 Tahap persiapan yaitu meliputi pembuatan cracker ampas tahu dengan cara
pengepresan, penghalusan, pengolahan dengan bahan lain.
3.1.2 Tahap pelaksanaan yaitu meliputi pembuatan cracker ampas tahu. Dan uji
mutu kandungan cracker kepada penderita diabetes
3.1.3 Dan tahap terakhir yaitu melakukan analisa data penelitian untuk mengetahui
kualitas mutu penyimpanan cracker ampas tahu yaitu di toples kaca, kantong
plastik, dan toples plastik dalam kurum waktu seminggu di kondisi terhindar
dari jangkauan matahari.