1. Kalimat Tunggal : merupakan kalimat yang hanya mempunyai satu gagasan utuh
yang terdiri atas satu Subjek (S) dan satu Predikat (P). Contoh : KPK dan
Pemerintah bersatu memberanntas korupsi ( S + P + O )
2. Kalimat Majemuk : merupakan kalimat yang dibentuk dari gabungan dua atau
lebih klausa. Kalimat Majemuk terbagi menjadi dua, yaitu :
a) Kalimat Majemuk Setara : Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal.
Contoh : Guru tersebut menerangkan pelajaran sedangkan muridnya
memperhatikannya dengan seksama.
b) Kalimat Majemuk Bertingkat : Terdiri dari gabungan klausa tunggal,
hanya saja dalam kalimat majemuk bertingkat, kedua klausa itu tidak
sama rata atau tidak setara derajatnya.
Contoh : Bersungguh-sungguhlah dalam belajar agar kamu bisa berhasil.
1. Kalimat Versi : kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan
pola kalimat dasar Bahasa Indonesia ( S-P-O-K )
Contoh : Aku dan dia bertemu di café ini
S P K
2. Kalimat Inversi : kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa
tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi
makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa
ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan
atau ketegasan makna.
Contoh : Sepakat kami untuk bertemu di taman kota
S P K
SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF
Dalam menulis sebuah kalimat, tentunya ada syarat-syarat yang harus dipenuhi agar kalimat
tersebut menjadi kalimat yang efektif, diantaranya :
Kesatuan Gagasan
Kalimat dikatakan memiliki kesatuan gagasan jika memiliki subjek, predikat dan
fungsi-fungsi kalimat lainnya saling mendukung dan membentuk kesatuan tunggal. Ciri-
ciri :
1. Adanya subjek dan predikat yang jelas
Contoh :
Di rumah adat para petua mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi.
(Salah)
Para tetua adat mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi di rumah
adat. (Benar)
Contoh :
Pembangunan jalan itu kami dibantu oleh warga desa (Salah).
Dalam membangun jalan itu, kami dibantu oleh warga (Benar).
Contoh:
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
Pertama. (Salah)
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti
acara Pertama. (Benar)
Contoh:
Bahasa Indonesia yang berasal dai bahasa Melayu. (Salah)
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. (Benar)
Hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok
kata) yang membentuk kalimat itu.
1. Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola
kalimat. Contoh :
(kalimat yang baik) : Adik saya yang paling kecil memukul anjing di kebut
kemarin pagi dengan sekuat tenaga.
(kalimat yang tidak baik) : Anjing kemarin pagi di kebun adik saya memukul
dengan sekuat tenaga.
Penekanan
1. Mengubah posisi kata dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di awal kalimat. Contoh :
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada
kesempatan lain. (kalimat efektif)
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal ini. (kalimat tidak efektif)
Variasi
Upaya yang bertolak belakang dengan repetisi.
Paralelisme
Suatu alat yang baik untuk menonjolkan gagasan sentral, paralelisme juga
menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting dan sama fungsinya ke dalam suatu
struktur/konstruksi gramatikal yang sama. Contoh:
(Baik) : reorganisasi administrasi departemen-departmen; penghentian pemborosan
dan penyelewengan-penyelewengan, serta mobilisasi potensi-potensi nasional,
merupakan masalah-masalah pokok yang meminta perhatian kita. (semuanya kata
benda).
(Salah): reorganisasi administrasi departemen-departmen; menghentikan pemborosan
dan penyelewengan-penyelewengan, serta mobilisasi potensi-potensi nasional,
merupakan masalah-masalah pokok yang meminta perhatian kita. (tidak semua kata
benda; ada kata kerja).