Perspektif Aspek
Keluaran Organisasi Finansial
Non finansial
Proses Internal Inovasi
Proses Operasi
Pelayanan
Pelayanan Purna Jual
Kemampuan Sumber Daya Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Teknologi
Sumber Daya Organisasi
Variabel kinerja keluaran organisasi pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 kategori,
yaitu keluaran Finansial dan keluaran non Finansial. Fokus finansial merupakan focus
perhatian investor/pemegang saham, perusahaan sekuritas dan pialang saham (jika
perusahaan sudah go public), karyawan (jika berkaitan dengan bonus atau kenaikan
gaji), masyarakat (jika berkaitan dengan keamanan keuangan yang mereka simpan
seperti bank dan beberapa pihak yang melihat kepentingannya dari sisi finansial).
Sementara variable non finansial biasanya menjadi perhatian pelanggan, masyarakat
dan pemerintah. Pengelolaan variabel finansial dan non finansial pada dasarnya
adalah untuk kepentingan stakeholder walaupun kebutuhan stakeholder seringkali
berbeda satu sama lain.
Investor adalah pihak yang paling berkepentingan dari hasil finansial perusahaan.
Pada umumnya investor mengharapkan:
1. Return, yaitu pengembalian modal dalam bentuk capital gain
2. Reward, deviden yang dibagikan kepada investor setiap tahun
3. Figure, data yang dibutuhkan untuk melakukan kajian terhadap prospek masa
depan dan resiko asset yang dimiliki
4. Faith, kayakinan pada tim manajemen untuk memenuhi janji yang diberikan
Sementara itu dari hasil riset yang dilakukan secara global di Amerika Serikat,
Inggris, Belanda, Perancis, Jerman, Italia, Swedia, Denmark, Australia, Jepang,
Hongkong dan Singapura didapatkan Sembilan variabel, baik finansial maupun
nonfinansial yang penting dalam keputusan investasi, antara lain:
1. Pendapatan
2. Arus kas
3. Biaya
4. Pengeluaran modal
5. Penelitian dan pengembangan
6. Kinerja pada sector tertentu
7. Pernyataan tujuan yang strategis
8. Pengembangan produk baru
9. Pangsa pasar
Pada dasarnya mengelola kepuasan investor merupakan suatu hal yang amat penting,
sebab investor seringkali dipandang sebagai stakeholder terpenting. Hal ini berawal
dari adanya tren untuk menciptakan shareholder value yang berkembang di Amerika
Serikat pada tahun 1900-an. Pada tahun tersebut shareholder value menjadi
perhatian dari setiap senior executive perusahaan-perusahaan public. Paham ini
kemudian mempengaruhi budaya bisnis perusahaan-perusahaan Jerman, Jepang, dan
bahkan perusahaan di beberapa negara komunis.
a. Pelanggan
Menilai kinerja kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan, pada dasarnya
adalah melakukan identifikasi terhadap gap-gap yang timbul antara harapan
pelanggan dan layanan actual yang diterima. Gap-gap yang timbul adalah:
1. Kepuasan pelanggan
2. Mempertahankan pelanggan yang sudah ada
3. Memperoleh pelanggan baru
4. Keuntungan yang dihasilkan dari pelanggan
5. Pangsa pasar
6. Pangsa bisnis
Bila dahulu manajemen pelanggan berfokus pada promosi dan penjualan, system
ekonomi baru menekankan pada pentingnya hubungan dengan pelanggan. Proses
manajemen pelanggan membantu perusahaan untuk mengakuisisi,
mempertahankan dan menumbuhkan hubungan jangka Panjang yang
menguntungkan dengan pelanggan. Manajemen pelanggan terdiri dari 4 proses,
yaitu:
1. Pemilihan pelanggan
Proses pemilihan pelanggan dimulai dengan membagi pasar ke dalam segmen-
segmen, kemudian menentukan segmen yang menjadi sasaran agar perusahaan
dapat berkoinsentrasi di segmen tersebut untuk memaksimalkan peluang
yang menguntungkan
2. Akuisisi pelanggan
Dalam proses akuisisi pelanggan, perusahaan harus berusaha untuk
menawarkan produknya kepada pelanggan yang belum pernah menggunakan
produk perusahaan tersebut. Dalam proses ini, biasanya muncul suatu
kecemasan dalam benak pelanggan mengenai produk yang baru dikenalnya,
apakah nilainya sesuai dengan uang yang dikeluarkan. Karena itu perusahaan
harus berusaha memperkenalkan nilai produk kepada pelanggan. Untuk
membangun hubungan jangka Panjang dengan pelanggan, perusahaan harus
membangun citra yang baik dimata pelanggan mulai dari saat proses akuisisi
pelanggan, seperti memberi potongan harga terhadap produk, menjaga
kualitas produk yang ditawarkan serta melengkapi produk yang ditawarkan
dengan layanan purna jual.
3. Mempertahankan pelanggan
Perusahaan harus berusaha memertahankan pelanggan yang telah dimilikinya,
karena lebih mudah bagi suatu perusahaan untuk mempertahankan pelanggan
yangbsudah dimilikinya dibandingkan dengan harus mencari lagi pelanggan
baru.
4. Pertumbuhan pelanggan
Pertumbuhan pelanggan dapat dilakukan dengan cara akuisisi pelanggan baru
atau meningkatkan share pembelian produk oleh pelanggan yang telah
dimiliki. Salah satu cara meningkatkan share pembelian produk oleh
pelanggan yang telah dimiliki adalah dengan cara membangun hubungan yang
erat dengan para pelanggan tersebut, dengancara membangun barbagai
layanan purna jual yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
Evaluasi Pemasok
No Item R a t e
1 2 3 4 5
1 Efektifitas kemitraan secara keseluruhan
2 Kenaikan profit sharing yang seimbang
3 Peningkatan volume bisnis
4 Persetujuan jangka panjang
5 Etika dan kepercayaan (dalam tindakan, bukan
janji-janji saja)
6 Bantuan pengembangan yang konkret (dalam
kualitas, ongkos, waktu siklus)
7 Keterlibatan dini dalam proyek-proyek
8 Spesifikasi yang, bermakna dan ditentukan
bersama
9 Menerima saran yang disampaikan
10 Berbagi jadwal
11 Pertukaran data secara elektronik
12 Harga produk yang variabel terhadap volume
13 Inisiatif untuk memperluas jaringan