Anda di halaman 1dari 5

MEKANISME KOMUNIKASI SEL

Apabila bagian pada bagian tubuh kita terjadi ketidakseimbangan, baik itu kekurangan
cairan maupun kehabisan tenaga dan lainnya, maka sel pada bagian tersebut akan mengirimkan
sinyal ke kelenjar endokrin dan sel-sel endokrin akan meyekresikan hormon-hormon yang
nantinya akan dikirim menuju ke sel target untuk menghasilkan suatu respon yang diinginkan.
Selain itu juga, sel pada bagian tubuh yang mengalami ketidakseimbangan tersebut bisa langsung
mempengaruhi sel target tanpa menghubungi sel endokrin yaitu melalui hubungan antar sel yang
berdekatan. Komunikasi yang dilakukan oleh sel yang berdekatan ini dapat dilakukan melalui
beberapa hubungan, yaitu melalui tatut erat (tight junction) maupun taut celah (gap junction).

Pada proses komunikasi jarak jauh, setelah hormon dilepas oleh sel-sel endokrin, maka
hormon itu akan berikatan dengan first messenger dan akan dibawa sampai ke sel target. Di
permukaan luar membran plasma tersebar reseptor-reseptor protein khusus yang berikatan
dengan zat-zat perantara kimia tertentu yang berkontak dengan sel. Sebagai contoh, hormon-
hormon yang diantarkan ke darah atau zat-zat kimia yang dilepaskan ujung akhir saraf.
Kombinasi zat perantara dengan reseptor ini mencetuskan serangkaian aktivitas sel yang penting
untuk mempertahankan homeostasis, misalnya transportasi membran, sekresi, kontraksi, atau
metabolisme.

Walaupun terdapat banyak kemungkinan respon yang muncul, pengikatan reseptor


dengan zat perantara kimiawi ekstrasel (First messenger) hanya memilki dua pokok untuk
menimbulkan respon sel yang diinginkan:

1. Dengan membuka atau menutup saluran-saluran tertentu di membran untuk mengatur


pergerakan ion-ion tertentu masuk atau keluar sel
2. Dengan memindahkan sinyal ke suatu zat perantara kimiawi intrasel (Second messenger)
yang kemudian memicu suatu rangkaian proses biokimiawi terprogram di dalam sel.

Mekanisme pengaturan saluran.

Mekanisme pertama yaitu mengubah saluran, mengatur aliran ion-ion tertentu menembus
membran. Pergerakan ion-ion tersebut dapat menimbulkan dua proses intrasel yang bereda :
1. Pergerakan singkat dan sedikit dari Na+, K+, atau keduanya melintasi membran
mengubah aktivitas listrik sel yang mampu membangkitkan sinyal listrik (atau impuls).
2. Aliran singkat Ca2+ ke dalam sel melalui saluran Ca2+ yang terbuka menimbulkan
perubahan bentuk dan fungsi protein-protein intrasel spesifik yang menybabkan
timbulnya respon sel.

Setelah respon selesai, ion-ion yang bergerak menembus membran melalui saluran yng
terbuka untuk menimbulkan respon dengan cepat dikembalikan ke lokasi mereka semula oleh
mekanisme pembawa khusus di membran.

Mekanisme second messenger

Jalur-jalur intrasel yang diaktifkan oleh second messenger sebagai respon terhadap
pengikatan first messenger dengan suatu reseptor permukaan sangat mirip di antara sel-sel yang
berbeda, walaupun respon akhir terhadap sinyal tersebut sangat beragam.

Diketahui terdapat dua jalur utama second messenger : satu yang menggunakan cAMP
(cyclic adenosine monophosphate) sebagai second messenger, dan yang lain menggunakan Ca2+
untuk peran ini. Kedua jalur ini memiliki banyak persamaan. Langkah-langkah awalnya serupa
yaitu pengikatan zat perantara kimiawi dengan sebuah reseptor permukaan luar membran
menimbulkan kejadian yang hampir sama di dalam membran.

Di jalur cAMP, pengikatan zat perantara ekstrasel yang sesuai dengan reseptor
permukaannya akhirnya akan mengaktifkan enzim adenilat siklase di permukaan dalam
membran. Terdapat suatu perantara yang terikat ke membaran yaitu protein G yang berfungsi
sebagai penghubung antara reseptor dan adenilat siklase. Adenilat siklase kemudian menginduksi
perubahan ATP intrasel menjadi adenosin monofosfat siklik dengan memotong dua fosfat.
cAMP mengaktifkan suatu enzim spesifik yaitu protein kinase dependen-cAMP. Protein kinase
ini kemudian memfosforilasi suatu protein intrasel spesifik, misalnya enzim yang penting bagi
jalur metabolisme tertentu. Fosforilasi mengacu kepada pemindahan sebuah gugus fosfat dari
ATP ke protein dengan hasil penguraian ATP menjadi ADP. Perlekatan sebuah gugus protein
menginduksi protein tersebut untuk mengubah bentuk dan fungsinya sehingga menimbulkan
respon yang diinginkan. Setelah respon berakhir, enzim-enzim intrasel menginaktifkan zat-zat
kimia yang ikut serta sehingga respon dapat dihentikan.
Selain cAMP, sebagian sel menggunakan Ca2+ sebagai seond messenger. Dalam hal ini
pengikatan first messenger dengan reseptor permukaan akhirnya menyebabkan pengaktifan
enzim fosforilasi C, yang terikat pada sisi bagian dalam membran. Enzim ini menguraikan suatu
jenis khusus fosfolipid di dalam membran itu sendiri. Produk-produk penguraian ini
memobilisasi simpanan Ca2+ intrasel untuk meningkatkan Ca2+ sitosol. Banyak proses sel
bergantung-Ca2+ dipicu oleh pengaktifan kalmodulin yaitu suatu protein pengikat Ca2+ intrasel.
Pengaktifan kalmodulin oleh Ca2+ serupa dengan pengaktifan protein kinase oleh cAMP. Dari
sini pola kedua jalur tersebut serupa. Setelah berikatan dengan Ca2+, kalmodulin yang telah aktif
mengubah protein-protein sel lain, baik mengaktifkan maupun menghambatnya untuk
menimbulkan respon sesuai yang ditentukan oleh first messenger.
Sumber :

1. Ganong, W. F,. 2008. Buku AjarFisiologi Kedokteran, edisi 22. EGC: Jakarta
2. Sherwood, L,. 2006. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai