Anda di halaman 1dari 19

NAMA: HAPIZUL BAHRI TUGAS MENGGAMBAR TEKNIK

T.LINGKUNGAN S1 2019 KELAS B

Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menggambar Proyeksi Ortogonal

1. Metode-Metode Menggambar Proyeksi Ortogonal Sesuai Referensi yang Berlaku


a) Proyeksi Ortogonal/ Proyeksi

Pengamat benda pada jarak yang tak terbatas dari bidang gambar sehingga garis – garis
proyeksi dari mata ke obyek menjadi sejajar satu sama lain dan tegak lurus pada bidang gambar atau
bidang proyeksi. Pada proyeksi orotogonal benda yang dipandang akan digambarkan pada bidang
proyeksi dengan bentuk dan dimensi yang sebenarnya, sedangkan gambar yang dihasilkan pada bidang
proyeksi hanya menampilkan satu sisi saja, oleh karena itu untuk mendapatkan gambar yang lengkap
diambil beberapa bidang proyeksi kemudian dari beberapa gambar tersebut digabungkan menjadi satu

Gambar proyeksi ortogonal dipergunakan untuk memberikan informasi yang lengkap dan tepat
dari suatu benda tiga dimensi. Untuk mendapatkan hasil demikian, benda diletakkan sedemikian rupa
sehingga bidang – bidangnya sejajar dengan bidang proyeksi, terutama bidang yang penting diletakkan
sejajar dengan bidang proyeksi vertikal. Berikut ini beberapa contoh proyeksi ortogonal (titik, garis dan
bidang datar).

Gambar 4.1 Proyeksi ortogonal titik


Gambar 4.2 Proyeksi Garis

Gambar 4.3 Proyeksi bidang

b) Jenis – jenis proyeksi pada menggambar teknik

Untuk menampilkan gambar secara utuh yang paling lengkap adalah dengan pandangan
tunggal. Gambar tersebut dapat digambar dengan perspektif, aksometri atau proyeksi miring.

Pada gambar teknik, terutama pada gambar kerja yang bentuknya rumit gambar pandangan
tunggal jarang dipakai karena sulit menampakkan seluruh bagian benda kerja terutama pada bentuk –
bentuk yang rumit (misal susunan suatu mesin). Disamping itu tidak bisa memberikan informasi yang
lengkap dan tepat serta kurang mampu menunjukkan dimensi yang sebenarnya dari benda kerja yang
bentuknya rumit.

Oleh karena itu gambar pandangan tunggal biasanya dipakai sebagai ilustrasi dalam buku pegangan
pemakai atau katalog dari produk – produk industri mesin dan untuk gambar shet / bagan, diagram
sistem pipa dan sebagainya.

Pada menggambar teknik terutama untuk menggambar benda kerja dipergunakan proyeksi
ortogonal, dimana garis – garis proyeksi dari pandangan pengamat sejajar satu sama lain dan tegak
lurus bidang proyeksi.
Bagian atau sisi benda yang akan digambar diletakkan sejajar dengan bidang proyeksi.

Adapun bidang – bidang yang tegak lurus satu sama lain yang berfungsi sebagai bidang –
bidang proyeksi ialah bidang proyeksi horisontal (H), bidang proyeksi vertikal (V) dan bidang proyeksi
profil (P). Bidang – bidang tersebut membagi seluruh ruang dalam empat kuadran (gambar 4.4).
 Kuadran atau sudut pertama yaitu diatas H dan dimuka V
 Kuadran atau sudut kedua yaitu diatas H dan dibelakang V
 Kuadran atau sudut ketiga yaitu dibawah H dan dibelakang V
 Kuadran atau sudut keempat yaitu dibawah H dan dimuka V

Gambar 4.4 Bidang koordinat utama dan kuadran - kuadran

Penempatan bidang proyeksi profil bisa di sebelah kiri atau kanan dan bidang ini biasanya untuk
menggambarkan pandangan samping kanan atau samping kiri suatu benda atau obyek. Bila dengan
pandangan depan atau atas belum mampu menggambarkan bentuk benda dengan selengkapnya.
Ketiga bidang proyeksi H, V dan P saling berpotongan menurut tiga buah garis yang tegak lurus
satu sama lain maka diperoleh sumbu – sumbu utama OX = sumbu X, OY = sumbu Y dan OZ = sumbu
Z (gambar 4.4).
2. Macam-
Macam Konstruksi Pengelasan Digambar Secara Proyeksi Ortogonal Sudut Pertama
(Proyeksi Eropa) dan/atau Proyeksi Ortogonal Sudut Ketiga (Proyeksi Amerika )

a) Cara proyeksi sudut pertama atau proyeksi Eropah


Pada proyeksi sudut pertama atau Eropah benda diletakkan di kuadran pertama diantara
pengamat dan bidang – bidang proyeksi (gambar 4.5).

Gambar 4.5 Pandangan tunggal (benda kerja)

Gambar 4.6 Proyeksi sudut pertama atau proyeksi Eropah


Gambar 4.7 Proyeksi sudut pertama atau proyeksi Eropah

Gambar 4.7-a adalah benda kerja yang akan digambar dengan arah memandang yang berbeda
– beda.
A = Arah pandangan depan
B = Arah pandangan atas
C = Arah pandangan kiri
D = Arah pandangan kanan
E = Arah pandangan bawah
F = Arah pandangan belakang
Gambar 4.7-b menunjukkan seolah – olah benda tersebut diletakkan di dalam kotak kaca dimana
keenam sisinya yang saling tegak lurus sebagai bidang – bidang proyeksi.
Benda kerja tersebut digambar atau diproyeksikan ke enam sisi kotak kaca. Selanjutnya
gambar 4.7-c, sisi – sisi kotak tersebut dibentangkan menjadi sebuah bidang datar, gambar 4.7
menunjukkan gambar proyeksi atau pandangan benda kerja tersebut menurut proyeksi sudut pertama
atau Eropah.

b) Cara proyeksi sudut ketiga atau proyeksi Amerika


Pada proyeksi ini tampak/pandangan depan sebagai pandangan utama, sedangkan
tampak/pandangan lainnya untuk melengkapi dengan 6 macam arah memandang (depan, atas, bawah,
kanan, kiri dan belakang).
Gambar 4.9-a menunjukkan benda kerja diletakkan di dalam kotak kaca. Masing – masing sisi
benda kerja diusahakan sejajar dengan bidang proyeksi. Pandangan depan diproyeksikan ke bidang
proyeksi atau sisi bagian depan kotak, pandangan atas diproyeksikan ke bidang bagian atas bawah,
pandangan kiri diproyeksikan ke bidang bagian kiri kotak, pandangan kanan diproyeksikan ke bidang
kanan kotak, pandangan bawah diproyeksikan ke bidang bagian bawah kotak dan pandangan belakang
diproyeksikan ke bagian belakang bidang kotak.
Kemudian sisi kotak tersebut dibentangkan sehingga menjadi satu bidang datar (gambar 4.9-c).
Hasil proyeksi terlihat pada gambar 4.9-b.
Gambar 4.8 Benda kerja (pandangan tunggal)

Gambar 4.9 Proyeksi sudut ketiga atau proyeksi Amerika

Seperti halnya pada proyeksi sudut pertama atau Eropah tampak pandangan depan merupakan
pandangan utama sedangkan pandangan sisi lain hanya melengkapi bila diperlukan untuk menunjukkan
bagian – bagian yang belum diwakili oleh tampak depan. Tata letak gambar pandangan menurut
proyeksi sudut ketiga atau Amerika sebagai berikut :
 Gambar pandangan sisi kanan terletak di sebelah kanan pandangan depan
 Gambar pandangan sisi kiri terletak di sebelah kiri pandangan depan
 Gambar pandangan atas terletak di sebelah atas pandangan depan
 Gambar pandangan belakang terletak di sebelah kanan pandangan kanan
 Gambar pandangan bawah terletak di sebelah bawah pandangan depan
Proyeksi Sudut Pertama Proyeksi Sudut Ketiga

1. Proyeksi sudut pertama obyek atau benda


1. P proyeksi sudut ketiga obyek atau benda
dianggap terletak di kuadran pertama dianggap terletak di kuadran ketiga

2. Obyek / benda terletak diantara pengamat 2.


danB bidang proyeksi terletak antara pengamat dan
bidang proyeksi obyek / benda
3. Kkarena benda terletak dekat pengamat 3. Bbidang proyeksi seolah – seolah harus selalu
(sebelum bidang proyeksi) maka bidang transparan karena obyek / benda terletak
proyeksi boleh transparan atau tidak, tetapi setelah bidang proyeksi dan pengamat
kalau diletakkan di dalam kotak maka sisi –
sisi kotaknya harus transparan

4. `Gambar pandangan / tampak yang


4. Gambar pandangan / tampak yang
berhubungan dengan sisi obyek yang berhubungan dengan sisi obyek atau benda
digambar diletakkan berjauhan sehingga yang digambar diletakkan berdekatan
lebih susah membacanya sejajar sehingga lebih mudah untuk dibaca

5. Lambang proyeksi Eropah 5. Lambang proyeksi Amerika

Gambar 4.10 Proyeksi sudut ketiga atau proyeksi Amerika

c) Perbandingan antara Proyeksi Sudut Pertama dan Proyeksi Sudut Ketiga

Penentuan / Pemilihan Pandangan


Di dalam menentukan pandangan / tampak benda yang harus digambar perlu diperhatikan hal –
hal sebagai berikut :
 Jumlah atau banyaknya pandangan yang digambar seminimal mungkin tetapi harus bisa menampilkan
obyek atau benda kerja secara lengkap baik bentuk, sistem kerja, fungsi, ukuran dan untuk gambar
susunan / rakitan semua komponen – komponennya.
 Pandangan depan sebagai pandangan utama harus dipilih sedemikian rupa sehingga mampu
memberikan bentuk atau fungsi benda secara umum
 Dalam menggambar benda kerja diusahakan menggambar benda tersebut sesuai dengan posisi proses
pengerjaannya atau posisi pada perakitannya.
 Untuk benda – benda yang memiliki bagian – bagian miring yang tidak terlihat bentuk sebenarnya
dengan proyeksi ortogonal dapat digambar dengan pandangan tambahan, pandangan khusus atau
pandangan setempat.
Pada gambar berikut diberikan contoh – contoh untuk menentukan pandangan utama atau
pandangan depan yang mampu memberikan keterangan bentuk benda yang sebenarnya.
Pandangan depan adalah bagian benda yang dapat memberikan cukup keterangan mengenai
bentuk atau fungsinya dan tidak selalu berarti pandangan depan dalam arti sehari – hari (gambar 4.11
- 4.12).

 Pandangan depan wajah

 Pandangan depan kuda


 Pandangan dari berbagai sudut

Catatan :
1 = Pandangan depan
2 = Pandangan atas
3 = Pandangan kiri
4 = Pandangan kanan
5 = Pandangan bawah
6 = Pandangan belakang

Gambar 4.11 Pandangan bentuk benda

Gambar 4.12 Pandangan depan beberapa peralatan dan proses


3. Pemberian Ukuran Pada Gambar Proyeksi Ortogonal Diterapkan Sesuai Standar ISO
atau Standar Gambar Teknik Yang Relevan.

a) Memberi ukuran dimensi linier


Pada dasarnya ukuran-ukuran linier harus diperinci oleh garis bantu, garis ukur dan
angka seperti pada Gambar 4.13.
Jika ruang antara garis bantu terlalu sempit untuk menempatkan anak panah, anak
panahnya dapat diganti dengan titik (Gambar 4.14) dalam hal ini dianjurkan untuk membuat
gambar detail yang diperbesar.Dengan demikian ukurannya dapat diberikan dengan jelas
pada Gambar 4.15
Dalam beberapa hal garis ukur dapat langsung ditarik antara garis gambar tanpa garis
bantu (Gambar 4.16). Garis gambar atau garis sumbu dapat dipergunakan sebagi garis bantu
,tetapi tidak boleh dipakai sebagai garis ukur.

Gambar 4.13 Contoh memberi ukuran

Gambar 4.14 Ruang ukur yang sempit


Gambar 4.15 Gambar Detail

Gambar 4.16 Garis gambar sebagai garis bantu

b) Memberikan ukuran bagian yang harus dikerjakan secara khusus

Bagian-bagian seperti misalnya lubang yang dibor, lubang yang diream, dsb diberi
ukuran dengan garis penunjuk, beserta ukuran dan catatannya. Garis penunjuk harus
berujung anak panah, yang berakhir pada titik potong antara garis sumbu dan garis gambar
untuk gambar berbentuk silinder, dan berakhir pada garis gambar untuk lingkaran. Garis
penunjuk harus ditarik miring dan dianjurkan membuat kemiringan kira-kira 60° dengan garis
horizontal (Gambar 4.17)

Gambar 4.17 Memberi ukuran lubang


Garis penunjukan juga dipergunakan untuk memberi nomor bagian, atau untuk memberi
keterangan tentang pengejaan khusus dsb. Dalam hal ini garis penunjukan berakhir dengan anak
panah, jika garis penunjuk ini berakhir pada garis gambar dan berakhir dengan titik, jika garis penunjuk
berakhir di dalam gambar (Gambar 4.18 )

Gambar 4.18 Garis penunjuk

c) Angka-angka Ukur
 Angka-angka atau huruf-huruf harus diletakkan kira-kira di tengah-tengah di atas garis
ukur (Gambar 4.19). Angka ukur tidak boleh dipotong atau dipisahkan garis gambar lain
(Gambar 4.20 )
 Jika angka ukur harus ditempatkan pada bagian yang diarsir maka arsiran harus
dihilangkan untuk member tempat untuk angka (Gambar 4.21)
 Dalam keadaan tertentu angka ukur dapat ditempatkan agak mendekat pada salah satu
anak panah, untuk mencegah bertumpuknya angka-angka ukur, dan jika terdapat banyak
ukuran, garis ukurannya boleh ditarik hanya sebagian agar angka ukurnya tidak terlalu jauh
dari bagian yang diberi ukuran (Gambar 4.22)
 Pada bagian yang sempit angka ukurnya dapat ditempatkan di luar garis ukur. Untuk ini
garis ukurnya diperpanjang, lebih diutamakan perpanjangan ke sebelah kanan dan angka
ukurnya di atas garis perpanjangan (Gambar 4.23)

Gambar 4.19 Garis ukur dan angka


Gambar 4.20 Angka diletakkan dipinggir Gambar 4.22 Garis ukur sebagian

Gambar 4.21 Angka dan arsiran Gambar 4.23 Angka diatas perpanjangan garis ukur

d) Memberi Ukuran Benda Tirus


Pada benda atau bagian benda yang sedikit miring , garis – garis bantu horizontal maupun
vertikan menjadi tidak jelas.Dalam hal ini garis – garis bantu digambar miring dan sejajar. Gambar
4.24 memperlihatkan bagaimana caranya yang baik.
Gambar 4.24 Garis bantu miring Gambar 4.25 Garis bantu khusus

e) Garis-garis Bantu Khusus


Jika dua bidang miring berpotongan dan bagian yang lancip ini kemudian dibulatkan atau
dipotong, ukuran harus diberikan seperti pada Gambar 4.25 dengan batuan garis bantu
khusus, yang dimaksud dengan garis bantu khusus tidak lain adalah garis-garis perpanjangan
bidang bidang miring yang bersangkutan. Titik potong dari garis-garis bantu khusus ini yang
akan menentukan ukuran yang menentukan bentuk benda.

f) Memberi Ukuran tali busur, busur dan sudut


Tali busur, busur dan sudut diberi ukuran seperti pada Gambar 4.26 (a) (b) dan (c).Pada
tali busur garis bantunya sejajar dan garis ukurnya lurus dan tegak lurus pada garis bantu.
Untuk busur caranya sama hanya garis ukurnya di sini berbentuk lengkung, sejajar dengan
busurnya. Ukuran sudut ditempatkan di atas garis ukur yang berbentuk lengkung dan garis
bantunya adalah perpanjangan sisi-sisi sudut.

Gambar 4.26 Memberi ukuran tali busur ,busur dan sudut

g) Ukuran gambar sebagian dari benda–benda simetri

Untuk penghematan waktu dan tempat gambar benda simetri boleh digambar separuh
saja. Dengan demikian garis ukurnya tidak dapat digambar lengkap pula. Untuk itu cukup
dibuat garis ukur yang sedikit melewati garis sumbu benda (Gambar 4.27).
Gambar 4.27 Memberi ukuran benda simetris

h) Huruf dan Lambang yang ditambahkan pada angka ukur


 Lambang Diameter “ Ø “
Lambang ini diletakkan di depan angka ukur dan menyatakan sekaligus bentuk permukaan yang
bersangkutan.Lambang ini ditulis sama besar dengan angka ukur (Gambar 4.28). Dengan
menggunakan lambang ini maka pandangan samping tidak perlu digunakan lagi.

Gambar 4.28 Lambang diameter ”Ø”

 Lambang Jari-Jari “R”


Ukuran busur ditentukan oleh jari-jarinya. Jari-jari ini merupkan garis ukur di mana angka
ukurannya harus diletakkan dengan huruf “R” di depannya. Disini garis ukur hanya mempunyai satu
anak panah sedangkan ujung yang lain adalah titik pusat busur tersebut (Gambar 4.29).
Untuk jari-jari yang besar dimana titik pusatnya diluar kertas gambar, garis ukurnya dapat dipotong
dan digambar seperti pada Gambar 4.15, R100 atau ditekuk seperti R200. Di sini pusatnya tidak perlu
ditunjukkan.
Gambar 4.29 Lambang jari-jari ”R” Gambar 4.30 Lambang jari-jari ”R”

 Lambang Bujur Sangkar “”


Bentuk benda bujur sangkar hanya dapat diperlihatkan pada pandangan tertentu saja. jika
bentuknya tidak jelas dari gambar maka dengan mempergunakan lambang bujur sangkar dapat
dihemat gambar dan waktu (Gambar 4.31).

Gambar 4.31 Lambang jari-jari ” ”

 Lambang Bola “SØ’ atau “SR”


Jika jari jari atau diameter dari bentuk bola yang dalamnya gambar hanya tampak sebagai
liingkaran atau busur lingkaran, dijelaskan pada gambar dengan menempatkan “SR” untuk hari jari
bola dan SØ“ untuk diameter bola (Gambar 4.32)
Gambar 4.32 Lambang Sphere”

 Lambang kemiringan atau Chamfer “ x x45° “


Kemiringan yaitu bagian ujung benda yang dipotong miring,biasanya dengan sudut
45°, ukurannya dicantumkan sebagai “x x45° “. Disini huruf x dinyatakan sebagai ukuran dalamnya
pemotongan (Gambar 4.33). Di Jepang sesuai standard JIS hal ini diberi lambing “C” (Gambar 4.34)

Gambar 4.33 Kemiringan Gambar 4.34 Lambang kemiringan ”C”

 Lambang Tebal “t”


Untuk memberikan ukuran benda-benda tipis seperti plat dsb, kadang-kadang menimbulkan
kesulitan. Pada umumnya yang timbul adalah sempitnya ruangan untuk menempatkan angka
ukurnya. Oleh karena itu dipakailah lambang “t” di depan angka ukur, yang ditempatkan di dalam
gambar atau di dekat gambar (Gambar 4.35).

Gambar 4.35 Lambang tebal ”t”


i) Lambang jari – jari tanpa angka ukur
Dimana ukuran dari lengkungan sudah ditentukan oleh ukuran lain. ukuran jari-jari
tersebut dapat dijelaskan hanya dengan lambang R saja tanpa diikuti oleh angka ukur.
Gambar 4.36
Gambar 4.36 ”R” tanpa ukuran
j) Memberi ukuran yang disederhanakan oleh huruf - huruf referensi

Dimana diperlukan dan agar supaya tidak


mengulang-ulang ukuran yang sama untuk menghindari garis-garis penunjuk yang
panjang, dipergunakan huruf-huruf referensi yang ditabelkan atau diberi catatan
(Gambar 4.37). Cara ini sangat berguna untuk pembuatan dengan mesin-mesin N.C

Y = Ø 12
Z = Ø 10

Gambar 4.37 Memberi ukuran dengan huruf-huruf referensi

k) Memberikan ukuran pada bagian–bagian yang dikerjakan secara khusus


Bagian -bagian benda tertentu sesuai fungsinya harus dikerjakan secara khusus
umpamanya dipoles, disepuh, dsb. Bagian-bagian tersebut harus dijelaskan dengan
gambar. Bagian yang akan dikerjakan khusus diberi tanda dengan garis sumbu tebal,
dan dengan garis penunjuk dijelaskan pengerjaan khusus yang diinginkan (Gambar
4.38). Ujung panah dari penunjuk harus berhenti pada garis sumbu tebal
Gambar 4.38 Penunjukan khusus tanpa ukuran

Gambar 4.39 Penunjukkan khusus dengan ukuran - ukuran


l) Angka ukur yang tidak sesuai dengan ukuran gambar

Angka ukur dari bagian benda yang tidak sesuai dengan ukuran gambarnya harus
dijelaskan dengan menggaris bawahi angka ukur yang bersangkutan. Jika seluruh gambar
dibuat tidak menurut skala, biasanya diberi keterangan “TIDAK SESUAI SKALA ” pada kotak
nama atau ditempat lain dalam gambar secara jelas.

Anda mungkin juga menyukai