Anda di halaman 1dari 7

Lampiran : Keputusan Direktur RSUD Simo

Kabupaten Boyolali Tentang


Kebijakan Pemberlakuan Pedoman
dan Panduan Instalasi
Laboratorium Rumah Sakit Umum
Nomor : Daerah Simo Kabupaten Boyolali
Tanggal : 445.2.5/1.02/Lab/34/2018
3 Januari 2018

PANDUAN PENETAPAN HASIL LABORATORIUM NILAI KRITIS


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO

BAB I
DEFINISI

Nilai hasil kritis adalah hasil pemeriksaan diagnostik


penunjang yang memerlukan penanganan segera. Nilai kritis
mencerminkan keadaan patologis yang dapat membahayakan jiwa
bila tidak segera diambil tindakan. Nilai rujukan adalah nilai yang
digunakan sebagai acuan nilai normal dari pemeriksaan.

BAB II
RUANG LINGKUP

Hasil Pemeriksaan laboratorium merupakan informasi yang


berharga untuk membedakan, mengkonfirmasikan diagnosis,
menilai status klinik pasien, mengevaluasi efektivitas terapi dan
munculnya reaksi obat yang tidak diinginkan. Dalam melakukan
laboratorium diperlukan bahan, seperti: darah lengkap (vena,
arteri), plasma, serum, urine, feces, sputum, keringat, saliva,

1
sekresi saluran cerna, cairan vagina, cairan serebrospinal dan
jaringan yang didapat melalui tindakan invasive atau non invasif.
Hasil Pemeriksaan laboratorium dapat dinyatakan sebagai
angka kuantitatif, kualitatif atau semi kuantitatif. Angka kuantitatif
yang dimaksud berupa angka pasti atau rentang nilai, sebagai
Contoh nilai hemoglobin pada wanita adalah 12-16 g/dL.
Sedangkan angka kualitatif dinyatakan sebagai nilai positif atau
negative tanpa menyebutkan angka pasti, Contoh 1+, 2+, 3+.
Nilai kritis dari suatu hasil pemeriksaan laboratorium yang
mengindikasikan kelainan atau gangguan yang mengancam jiwa,
memerlukan perhatian atau tindakan. Nilai abnormal suatu hasil
Pemeriksaan tidak selalu bermakna secara klinik, sebaliknya nilai
normal dianggap tidak normal pada kondisi klinik tertentu. Oleh
karena itu perlu diperhatikan nilai rujukan sesuai kondisi khusus
pasien. Karena nilai kritis merupakan gambaran keadaan
patofisiologis yang mengancam jiwa dan harus segera mendapat
tindakan.

BAB III
TATA LAKSANA

Semua laporan berupa telepon kepada dokter untuk


melaporkan nilai-nilai kritis di dokumentasikan dalam buku
laporan hasil kritis. Untuk memenuhi tujuan keselamatan pasien,
petugas laboratorium yang melaporkan hasil kritis harus membaca
kembali nama pasien, No laboratorium, Tanggal lahir dan semua
hasil laboratorium yang di periksa.

2
Adapun langkah-langkah yang dilakukan:
1. Identifikasi jika menemukan hasil pemeriksaan laboratorium
yang kritis (crtical value/critical result).
2. Telusuri dengan melihat riwayat pemeriksaan, keterangan
klinis dan kondisi sampel pasien.
3. Telpon ruangan dan tanyakan kondisi pasien kepada perawat
ruangan jika sejarah dan keterangan klinis tidak sesuai atau
pasien baru pertama kali periksa, jenis cairan infus yang
terpasang atau sisi pengambilan sampel apabila curiga
terkontaminasi cairan infus atau terdilusi cairan infus, serta
jenis terapi.
4. Mintakan sampel ulang maksimal satu (1) kali untuk diperiksa
apabila hasil meragukan.
5. Laporkan temuan analis kepada Dr SpPK.
6. Laporkan kepada perawat ruangan bahwa hasil pasien critical,
apabila riwayat dan keterangan klinis sesuai, kondisi sampel
baik. Hasil kritis tidak dilaporkan apabila sudah ada riwayat
pelaporan hasil kritis sebelumnya dengan kondisi yang sama.
7. Catat hasil kritis oleh perawat ruangan di lembar terintegrasi,
lapor hasil kritis tersebut ke dokter penanggungjawab pasien.

DAFTAR NILAI KRITIS LABORATORIUM


HEMATOLOGI
Jenis Umur Nilai Nilai Kritis Satuan
pemeriksaan Kritis Tinggi
Rendah
Hemoglobin 1 bulan ≤10.0 ≥23.0 g/dl
1 bln – 17 th ≤8.0 ≥20.0 g/dl
Dewasa ≤5.0 g/dl
Hematokrit 1 bln ≤30 ≥70 %
Dewasa ≤15 ≥70 %
Leukosit darah Dewasa ≤2.0 ≥50 x109
Pediatrik ≤2.0 ≥50
Leukosit CSF Dewasa ≥1.000 /mm
Pediatrik ≥10

3
Trombosit Dewasa ≤50 (rawat ≥1.000 x109
jalan) ≥1.000 x109
Pediatrik ≤10 (rawat >2.000 x109
inap)
<50
Hapusan darah Dewasa >5% blast
tepi Anak-anak >10% blast

KOAGULASI

Jenis Umur Nilai Kritis Nilai Kritis Satuan


pemeriksaan Rendah Tinggi
APTT ≥120 (rawat inap) Detik
≥50 (rawat jalan)
Prothrombine ≥47.5 Detik
time
Fibrinogen ≤100 mg/dl
INR ≥5.0
Masa Semua >30 Menit
perdarahan umur

KIMIA KLINIK

Jenis Umur Nilai Nilai Kritis Satuan


pemeriksaan Kritis Tinggi
Rendah
Bilirubin Dewasa ≥15.0 mg/dl
total <1 hari ≥8.0
1-2 hari ≥13.0
>2 hari – 39 hari ≥15.0
Glukosa <30 hari <30 >200 mg/dl
30 hari – 1 th <30 >300
>1 th-dewasa <40 >450
Dewasa <40 >500
Kreatinine 1 hari – 3 minggu ≥1.5 mg/dl
5 mgg – 23 bln ≥2.0
2 th – 11 th ≥2.5

4
12 th – 15 th ≥3.0
≥16th ≥10.0
Asam urat Semua umur >13 mg/dl
Urea Semua umur >214 mg/dl
Natrium <30 hari <125 >160 mmol/L
Dewasa <120 >160
Kalium ≤1 th <2.0 >7.0 mmol/L
≥1 th – 12 th ≤2.7 ≥6.5
Dewasa <2.5 ≥6.5
Kalsium ion <1 th ≤0.50 ≥1.5 mmol/L
≥1 th ≤0.75 ≥1.6
Klorida <85 >120 mmol/L
Troponin I >0.30 ng/ml
Iron serum Semua umur >350 µg/dl

URINE

Jenis Umur Nilai Kritis Nilai Kritis


Pemeriksaan Rendah Tinggi
Silinder eritrosit Semua umur Positif
Eritrosit Semua umur >50%
dismorfik
Hemoglobinuria Semua umur Pemeriksaan
berat mikroskopis tidak
ditemukan eritrosit
Obat-obat Semua umiur Positif
(Kristal obat)

FESES

Jenis Umur Nilai Kritis Nilai Kritis


Pemeriksaan
Rendah Tinggi

Sperma Laki-laki/wanita Positif


<18 tahun

5
CAIRAN SEREBROSPINAL

Jenis Umur Nilai Kritis Nilai Kritis


Pemeriksaan
Rendah Tinggi

Glukosa Semua umur <80% dari


darah

Protein Total >45mg/dl

Lekosit >10/µl

MIKROBIOLOGI

1. Jika hasil kutur positif pada cairan tubuh yang seharusnya steril
seperti cerebrospinal fluid, cairan perikardial, cairan pleura, cairan
peritoneal.
2. Hasil kultur darah positif.
3. Hasil rotavirus positif.
4. Jika pasien telah mengkonsumsi antibiotik dan pada uji sensitifitas
hasilnya resisten.
5. Jika pada hasil kultur ditemukan C. Perfingens (spesimen luka),
Listteria monocytogenes, Clostridium dipteri, E. Col.
6. Pada kultur dengan spesimen darah dan mata ditemukan bakteri
Neisseria meningitidis.
7. Pada Anak <1 tahun temukan Neisseria gonorrhoe.
8. Ditemukan bakteri Methicillin Resistant Staphillococcus Aureus
(MRSA) atau hasil skrining MRSA positif < 1.
9. Hasil uji sensitifitas karbapenem Resisten.

CATATAN:
1. Untuk pasien gawat (cito) hasil laboratorium harus sudah jadi ≤ 60
menit.

6
2. Untuk pasien tidak gawat hasil laboratorium harus sudah
jadi ≤ 140 menit.

BAB IV
DOKUMENTASI

1. Buku laporan hasil kritis


2. Hasil pemeriksaan laboratorium
3. Standar operasional prosedur pelaporan hasil pemeriksaan
laboratorium dengan nilai kritis

Anda mungkin juga menyukai