Contoh Mini Riset
Contoh Mini Riset
PROPOSAL
JURNAL 1
Tema : Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen
Judul : Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen terhadap Loyalitas
Pelanggan di Hypermarket Giant Mega Bekasi
Pengarang : NOVIANI SARI
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Jakarta
Tahun : 2008
LATAR BELAKANG
Dewasa ini banyak sekali bentuk-bentuk usaha yang bergerak dibidang jasa, seperti
perkembangan usaha ritel di Indonesia. Usaha ritel atau eceran (retailing) dapat dipahami
sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung
kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis. Konsumen
setia adalah yang sangat puas dengan produk layanan yang diberikan suatu perusahaan
sehingga mereka menjadi antusiasme, untuk memperkenalkan kepada siapa saja yang
dikenal.
Pada tahap berikutnya konsumen yang setia, tersebut akan menunjukkan dan memperluas
kesetiannya kepada produk-produk dan jasa lain yang belum dimanfaatkan (cross selling).
Untuk selanjutnya mereka akan menjadi konsumen yang setia untuk selamanya. Mengukur
kedalaman kesetiaan konsumen adalah suatu hal yang cukup relatif sulit untuk dilakukan.
Secara teori, mungkin mudah untuk dituangkan diatas kertas dalam bentuk grafik, tetapi tidak
untuk prakteknya dilapangan. Peningkatan kepuasan konsumen harus dilakukan dengan
standar kualitas dan standar efisiensi pelayanan.
MASALAH
Bagaimana kiat-kiat atau perencanaan agar Hypermarket Giant dapat memperhatikan
kepuasan konsumen dalam hal kesan terhadap kinerja (hasil)
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk menguji pengaruh kualitas pelayanan dan
kepuasan konsumen terhadap loyalitas pelanggan di Hypermarket Giant Mega Bekasi.
METODOLOGI PENELITIAN
- Objek Penelitian
Pada penulisan ini yang menjadi objek penelitian adalah masyarakat Bekasi yang terbagi atas
Bekasi Barat, Timur, Utara, Selatan dan sekitarnya.
- Variabel Penelitian
a. Keandalan
b. Ketanggapan
c. Keyakinan
d. Empati
e. Keberwujudan
f. Kepuasan Konsumen
- Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner yaitu dengan cara melakukan
pengumpulan data yang disajikan dalam bentuk pertanyaanpertanyaan kepada responden
terkait dengan pelayanan yang diterima sehingga responden dapat memberikan jawaban atas
pertanyaan secara tertulis. Untuk memudahkan dalam menganalisis data, maka variabel-
variabel yang digunakan diukur dengan mempergunakan model skala 5 tingkat (likert).
Populasi dan Sampling Populasi adalah jumlah keseluruhan dari objek yang diteliti (Istijanto,
2006:109). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Bekasi yang terbagi atas wilayah
Bekasi Barat, Timur, Utara, Selatan. Dari data yang diperoleh jumlah penduduk Bekasi
kemudian dicari jumlah populasi pengunjung Hypermarket Giant Mega Bekasi. Cara non
probabilitas (nonprobability sampling) dipilih karena besarnya peluang elemen populasi
untuk terpilih sebagai subjek tidak diketahui. Dan teknik yang dipilih sampling purposive
yaitu teknik penentuan populasi dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria dan
tujuan penelitian yang telah ditetapkan.Menurut Sekaran, (2006:123) sampel adalah sebagian
dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Desain
pengambilan sampel ini, dikenal sebagai pengambilan sampel acak sederhana (simple
random sampling), memiliki bias paling sedikit dan memberikan generalisasi paling luas. Uji
Validitas 100 responden.
Validitas adalah suatu ukuran yang mengukur sah atau valid tidaknya suatu instrumen
(kuesioner). Pengujian validitas adalah pengujian untuk mengetahui kemampuan indikator-
indikator suatu konstruk (variabel laten) untuk mengukur konstruk tersebut secara akurat.
Confirmatory factor analysis yang peneliti pilih yaitu teknik multivariat yang akan
menegaskan dimensi konsep yang telah didefinisikan secara operasional, sekaligus
menunjukkan item mana yang paling tepat untuk tiap dimensi atau menghasilkan validitas
konsep (Sekaran, 2006:45) dengan batassignifikan sebesar 0,5. Pengukuran validitas
instrumen diperoleh dari hasil uji coba instrumen terhadap 100 responden.
Namun variabel tersebut tetap dipakai untuk melakukan uji ke 2 untuk melihat konsistensi
item-item dari ketujuh variabel tersebut dengan menyebarkan kuesioner yang sama tapi
dengan jumlah responden yang lebih banyak yaitu 200 responden. Analisis Jalur (path
analysis) Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah
analisis jalur (path analysis). Analisisi jalur (path analysis) adalah bentuk analisisi multi-
regresi. Analisis ini berpedoman pada diagram jalur untuk membantu konseptualisasi
masalah atau menguji hipotesis yang kompleks.
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan setelah dilakukan pengujian mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen pada Hypermarket Giant Mega Bekasi, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Terdapat pengaruh positif dari faktor kualitas pelayanan yaitu Keberwujudan terhadap
Loyalitas Pelanggan di Hypermarket Giant Mega Bekasi.
2. Terdapat pengaruh positif dari Kepuasan Konsumen terhadap Loyalitas Konsumen di
Hypermarket Giant Mega Bekasi.
3. Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis regresi berganda, menunjukkan bahwa dari
faktor kualitas pelayanan hanya faktor keberwujudan dan kepuasan konsumen secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap loyalitas pelanggan
Hypermarket Giant Mega Bekasi.
Dari analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel keberwujudan dan kepuasan
konsumen merupakan faktor yang paling penting dalam upaya memperoleh konsumen yang
loyal. Pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas berpengaruh signifikan namun
penting bagi perusahaan untuk meningkatkan faktorfaktor lainnya yaitu keandalan,
ketanggapan, keyakinan dan empati dalam upaya mempertahankan konsumen yang loyal.
SARAN
Adapun saran yang diberikan, antara lain :
1. Dalam faktor keandalan hendaknya perusahaan lebih meningkatkan kemampuan untuk
memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat (accurately) dan kemampuan untuk
dipercaya (dependably), terutama memberikan jasa secara tepat waktu (ontime).
2. Dari faktor ketanggapan perusahaan diharapkan respon atau kesigapan karyawan dalam
membantu konsumen memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap meliputi kesigapan
karyawan dalam melayani konsumen, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan
penanganan keluhan konsumen.
3. Dari faktor keyakinan hendaknya karyawan lebih berifat ramah, sopan, dan dapat dipecaya
untuk memberikan jaminan berupa kepercayaan diri kepada konsumen serta dapat membuat
konsumen merasa aman saat berbelanja di Hypermarket Giant Mega Bekasi.
4. Faktor Empati meliputi sikap kontak personel maupun perusahan untuk memahami
kebutuhan maupun kesulitan konsumen, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, kemudahan
dalam melakukan komunikasi atau hubungan yaitu dengan memberikan perhatian individu
kepada konsumen, dan karyawan yang mengerti keinginan dari para konsumennya.
JURNAL 2
Tema : Pelayanan jasa dan penetapan harga terhadap loyalitas konsumen
Judul : Analisis pengaruh kualitas pelayanan jasa dan penetapan harga terhadap
loyalitas konsumen pada Hotel Arwana Jakarta.
Pengarang : Yudha Bagja Putra (jurusan manajemen fakultas ekonomi universitas
semarang)
LATAR BELAKANG
MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
METODOLOGI
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang
merupakan perhatian peneliti (Kountur, 2005:137). Menurut Sugiyono (2004),
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah konsumen Hotel Arwana.
3.2 Sampel dan Teknik Sampling
Peneltian ini adalah penelitian sampel, sebab dalam penelitian hanya
meneliti sebagian dari jumlah populasi dan hasil penelitiannya akan
digeneralisasikan pada seluruh populasi. Sampel adalah sejumlah penduduk yang
kurang dari jumlah populasi (Hadi 1994:225) atau dapat dikatakan sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiono, 2004:73). Sitepu (1994:108) untuk menentukan sampel dapat
digunakan beberapa tahap perhitungan pada langkah pertama menentukan
perkiraan harga koefisien terkecil antara variabel bebas dan terikat kedua
menentukan taraf nyata dan kuasa uji.
Z = Konstanta yang di peroleh dari tabel distribusi normal
1−α Z = Konstanta yang di peroleh dari tabel distribusi normal
α = Kekeliruan Tipe I
β = Kekeliruan Tipe II
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Windarti (2001) yang
menganalisis lima variabel bebas, bukti langsung, keandalan, daya tanggap,
jaminan, dan empati terhadap loyalitas nasabah dari koefisien terkecil diperoleh
harga sebesar 0,30 yaitu dari variabel jaminan sehingga Dalam penelitian ini
korelasi terendah dari variabel bebas di tetapkan ρ = 0,30, taraf nyata α = 5%,
β = 5 %. Untuk mencari ukuran sampel dapat dilakukan sebagai berikut:
ρ = 0.30 di peroleh dari tabel distribusi normal :
−α 1 Z = 1.645 dan −β 1 Z = 1.645
karena 3 n dan 2 n harga sampai dengan bilangan satuannya sama, maka iterasi
berhenti. Dalam penelitian ini mengambil sampel minimum sebesar 115
konsumen Hotel Arwana.
Dengan adanya jumlah populasi yang banyak dan tersebar tidak mungkin
diteliti semua, mengingat keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya maka penelitian
yang dilakukan hanya meneliti sebagian dari jumlah populasi atau di sebut
sampel, dengan jumlah 115 konsumen Hotel Arwana. Penelitian ini dengan
menggunakan teknik Sampling Aksidental. Metode ini merupakan teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2004:77 ).
Dalam hal ini pengumpulan data dilakukan melalui konsumen yang sedang
menggunakan jasa Hotel Arwana lebih dari satu kali.
Variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya/
terpengaruhnya variabel dependen (Umar 2002: 129).
1. Variabel X1 , yaitu Kualitas Pelayanan Jasa Hotel Arwana
Dalam penelitian ini yang dimaksud kualitas pelayanan adalah kinerja
pelayanan yang diberikan Hotel Arwana terhadap konsumennya. Adapun sub
variabel kualitas pelayanan X1 yaitu:
a. Bukti langsung (tangible), merupakan salah satu aspek hotel yang mudah
terlihat oleh konsumen. Indikator dari subvariabel bukti langsung
(tangible):
1) Fasilitas Fisik (Penampilan hotel, lokasi yang strategis, tempat parkir
dan tempat tunggu)
2) Penampilan pekerja
3) Kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan hotel.
b. Kehandalan (reliability), kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera memuaskan. Indikator dari subvariabel
a) Ketepatan pelayanan
b) Kesesuaian pelayanan dengan janji yang ditawarkan.
c. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu
konsumen dan memberikan dengan tanggap. Indikator dari subvariabel
daya tanggap (responsiveness):
c) Kesigapan pekerja dalam menangani konsumen
d) Penanganan keluhan konsumen.
d. Jaminan (assurance), mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dipercaya
dimiliki para staf, bebas dari bahaya risiko dan keragu-raguan. Indikator
dari subvariabel jaminan (assurance):
e) Keramahan, perhatian dan kesopanan pekerja
f) Reputasi Hotel Arwana.
e. Empati (empaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan
komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para konsumen.
Indikator dari subvariabel empati:
1) Kemampuan pekerja berkomunikasi dengan konsumen
2) Pemahaman kebutuhan konsumen.
2. Variabel X 2 yaitu Penetapan Harga
Dalam penelitian ini yang dimaksud penetapan harga adalah pemilihan yang
dilakukan perusahaan terhadap tingkat harga umum yang berlaku untuk jasa
tertentu yang dipengaruhi oleh banyak faktor dari luar perusahaan atau
organisasi. Indikator dari penetapan harga adalah:
a. Biaya tarif kamar
b. Fasilitas yang tersedia
c. Kebijakan manajemen, dan
d. Pesaing.
Variabel intervening yaitu variabel antara atau mediating. Fungsi dari
variabel ini yaitu memediasi hubungan antara variabel independent dengan
dependent (Ghozali 2005:160). Variabel intervening dari penelitian ini adalah
kepuasan konsumen. Indikator variabel kepuasan (Y1) adalah harapan konsumen
dan kinerja perusahaan (hotel).
HASIL PENELITIAN
REKOMENDASI
Dari hasil analisis dan pembahasan maka dapat dibuat simpulan sebagai
berikut :
Persamaan 1 digunakan untuk menganalisis ada atau tidaknya pengaruh kualitas
pelayanan jasa dan penetapan harga terhadap kepuasan konsumen Hotel Arwana,
dengan F hitung sebesar 15,100 dengan p value = 0,000 < 0,05 serta diperoleh
thitung untuk variabel kualitas pelayanan jasa sebesar 3,763 dengan p value = 0,000
< 0,05dan dan thitung pada variabel penetapan harga sebesar 2,789 dengan p value
= 0,006 < 0,05, dari hasil analisis juga diperoleh R2 = 0,212, , hal ini berarti
persentase pengaruh kualitas pelayanan jasa dan penetapan harga terhadap
kepuasan konsumen sebesar 21,2%. Persamaan 2 digunakan untuk menganalisis
ada atau tidaknya pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen
Hotel Arwana, dengan F hitung sebesar 82,086 dengan p value = 0,000 < 0,05
serta dari hasil analisis juga diperoleh R2 = 0,421 , hal ini berarti persentase
pengaruh kepuasan terhadap loyalitas sebesar 42,1%. Dari hal di atas dapat
disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan jasa dan
penetapan harga terhadap kepuasan konsumen hotel Arwana yaitu sebesar 21,2 %
serta ada pengaruh yang signifikan kepuasan terhadap loyalitas konsumen hotel
Arwana yaitu sebesar 42,1%.
SARAN
Latar Belakang
MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
METODOLOGI
1. Kerangka Penelitian
dimana dalam kepuasan konsumen terdiri dari lima faktor, yaitu:
a. Bukti Fisik
b.Keandalan
c.Daya Tanggap
d.Jaminan
e.Empati
2. Data dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber dari responden yang
diambil melalui kuesioner yang disebarkan kepada konsumen.
3.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Zeithaml mengidentifikasi lima dimensi pokok dalam menentukan kualitas
jasa, yaitu sebagai berikut :
a. Keandalan (realibility), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai
dengan janji yang ditawarkan.
b. Daya tanggap (responsiveness), yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam
membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang
meliputi kesigapan dalam melayani konsumen, kecepatan menangani transaksi,
dan penanganan keluhan-keluhan konsumen.
c. Jaminan (assurance), meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap
produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam
memberi pelayanan, ketrampilan dalam memberi informasi, kemampuan dalam
memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan
kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.
Dimensi kepastian atau jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi :
· Kompetensi (Competence), yaitu ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki
oleh para karyawan untuk melakukan pelayanan.
· Kesopanan (Courtessy), yang meliputi keramahan, perhatian dan sikap para
karyawan.
· Kredibilitas (Credibility), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi dan sebagainya.
d. Empati (empathy), yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan
kepada konsumen seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan,
kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan konsumen, dan usaha
perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan konsumennya.
Dimensi emphaty ini merupakan penggabungan dari dimensi :
· Akses (Access), meliputi kemudahan memanfaatkan jasa yang ditawarkan
perusahaan.
· Komunikasi (Communication), merupakan kemampuan melakukan
komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada konsumen atau
memperoleh masukan dari konsumen.
· Pemahaman pada konsumen (Understanding the Customer), meliputi usaha
perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan
konsumen.
e. Bukti Fisik (Tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan
tata letak ruangan dalam, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan
kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan
karyawan. (Umar, 2000:234-236).
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji validitas, uji reabilitas, analisis korelasi, dan analisis faktor dengan alat
analisis SPSS versi 11.
a.Uji validitas data berfungsi mengetahui derajat ketepatan data dari hasil
pengukuran sampel dengan konsep pengukuran.
b.Uji realibilitas adalah alat untuk mengetahui derajat kehandalan data dari hasil
pengukuran sampel yang berguna untuk melihat konsistensi pengukuran.
c.Analisis Korelasi digunakan untuk mengetahui pola dan keeratan hubungan
antara dua atau lebih variabel.
d.analisis faktor termasuk padainterdependence, yang berarti tidak ada variabel dependen
ataupun variabelindenpenden. Proses analisis faktor mencoba menemukan
hubungan(interrelationship) antar jumlah variabel-variabel yang saling indenpenden satu
dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang
lebih sedikit dari jumlah variabel awal.
HASIL
REKOMENDASI
Makalah ini berisi laporan singkat dari mini riset untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Agama tentang perkembangan rasa agama pada usia anak dan usia remaja.
Agama merupakan hal yang menyangkut masalah yang berhubungan dengan
kehidupan batin manusia. Agama sebagai bentuk keyakinan yang bersifat abstrak yang
memang sulit didiskripsikan dan diukur secara tepat dan rinci. Dalam diri manusia
mempunyai kebutuhan dan keinginan bukan hanya terbatas kebutuhan akan makan, minum,
pakaian ataupun kepentingan-kepentingan lainnya. Tetapi ada semacam kebutuhan dan
keinginan yang bersifat universal. Kebutuhan ini melebihi kebutuhan-kebutuhan lainnya,
bahkan di atas kebutuhan akan kekuasaan. Keinginan dan kebutuhan ini adalah suatu
kebutuhan kodrati, berupa keinginan untuk mencintai dan dicintai Tuhan.
Manusia ingin mengabdikan dirinya pada suatu dzat yang dianggapnya mempunyai
kekuasaan tertinggi dan Maha Menguasai segalanya, sehingga tumbuh rasa beragama pada
jiwa manusia. Menurut Ibu Susilaningsih rasa agama merupakan Kristal-kristal nilai agama
(religious conscience) dalam diri yang terdalam dari seseorang yang merupakan produk dari
internalisasi nilai-nilai agama yang dirancang oleh lingkungannya. Sebagai sebuah Kristal
nilai rasa agama sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat sekitar, teman sebaya,
maupun kondisi keluarga. Semua itu sangat berpengaruh terhadap pengkristalan nilai-nilai
agama terhadap perkembangan mulai dari anak-anak sampai remaja.
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk beragama. Potensi beragama sudah ada
pada setiap manusia sejak mereka dilahirkan. Tinggal bagaimana proses perkembangannya.
Rasa beragama akan terus berkembang mulai dari usia anak sampai usia remaja bahkan
sampai pada usia lanjut. Perkembangan rasa beragama usia remaja yaitu situasi keagamaan
yang berada dalam perjalanan menuju kedewasaan. Rasa agama yang mampu menumbuhkan
rasa tanggung jawab serta menjadikan agama sebagai filsafat hidup. Oleh karena itu
penanaman rasa agama sangatlah penting sejak masih usia anak sampai dewasa. Jangan
sampai timbul rasa keraguan beragama pada diri anak atau remaja.
II. TEORI
A. Perkembangan Jiwa Keagamaan Pada Usia Anak Dan Remaja
1. Perkembangan Agama pada Anak-anak
Menurut penelitian Ernest Harms perkembangan agama anak-anak melalui tiga tingkatan,
yaitu :
a. The Fairy Tale Stage (tingkat dongeng)
Tingkat ini dimulai pada anak yang berusia 3-6 tahun. Pada tingkatan ini konsep Tuhan
lebuh banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi. Pada tingkat perkembangan ini anak
menghayati konsep ke-Tuhanan sesuai dengan tingkat perkembangan intelektualnya.
Kehidupan masa ini masih bayak dipengaruhi kehidupan fantasi yang diliputi oleh dongeng-
dongeng.
b. The Realistic Stage (Tingkat Kenyataan)
Tingkat ini dimulai sejak anak masuk Sekolah Dasar hingga ke usia adolesense. Pada
masa ini, id eke-Tuhanan anak sudah mencerminkan konsep-konsep yang berdasarkan pada
kenyataan (realitas). Konsep ini timbul mlalui lembaga-lembaga keagamaan dan pengajaran
agama dari orang dewasa lainnya.
c. The Individual Stage (Tingkat Individu)
Pada tingkat ini anak telah memiliki kepekaan emosi yang paling tinggi sejalan dengan
perkembangan usia mereka. Konsep keagamaan yang iundividualistis terbagi menjadi tiga
golongan, yaitu:
a. Konsep ke-Tuhanan yang konvensional dan konservatif dengan dipengaruhi sebagian fantasi
yang disebabkan pengaruh dari luar.
b. Konsep ke-Tuhanan yang lebih murni yang dinyatakan dalam pandangan yang bersifat
personal.
c. Konsep ke-Tuhanan yang bersifat humanistik. Agama telah menjadi etos humanis pada diri
mereka dalam menghayati ajaran agama. Perubahan ini dipengaruhi oleh perkembangan usia
dan pengaruh yang berasal dari luar yang dialaminya.
B. RELIGIOUS DOUBT
Religious Doubt atau keraguan dalam rasa agama timbul karena ada faktor penyebabnya,
antara lain:
Kemampuan kognisi remaja untuk berfikir secara abstrak dan maknawi
Religious strorage
Dogmatic teaching
Religious teaching
Perbedaan agama
Mempertentangkan ilmu dan agama
Immorality
Individual different
ANALISA
Dari analisis kasus tentang rasa agama, yang disini dimulai dari peran orang tua untuk
menanamkan rasa agama sejak usia anak-anak. Menurut Ernest Harms perkembangan rasa
agama usia anak melalui tiga tingkatan, yaitu :
The Fairy Tale Stage (tingkat dongeng). Tingkat ini dimulai pada anak yang berusia 3-6 tahun.
Pada tingkat ini konsep mengenai Tuhan lebih banyak dipengaruhi oleh dunia fantasi.
Perkembangan rasa agama dipengaruhi oleh konsep-konsep yang berupa fantasia tau
dongeng-dongeng.
Pada tingkat ini, sama dengan yang saya alami dulu, dimana saya sering diceritakan dongeng-
dongeng tentang kisah-kisah nabi yang mulai membuat saya mengerti tentang agama. Hal ini
menunjukkan bahwa pada masa anak tingkat dongeng sangat mempengaruhi perkembangan
rasa agama anak.
The Realistic Stage (Tingkat Kenyataan). Tingkat ini dimulai sejak anak masuk Sekolah Dasar
hingga ke usia adolesense. Pada masa ini, ide kebutuhan anak sudah mencerminkan konsep
yang berdasarkan pada kenyataan (realistis). Konsep ini timbul melalui lembaga-lembaga
keagamaan dan pengajaran agama dariorang dewasa lainnya.
Pada tingkat ini, saya alami ketika saya masuk sekolah dasar dan saya mulai rajin berangkat
mengaji di ushola dan saya mulai menirukan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh orang-
orang terdekat saya, seperti kedua orang tua saya, guru, pak Kiyai di mushola, dan orang-
orang lain yang ada di sekitar saya.
The Individual Stage (tingkat Individu). Pada tingkat ini anak memiliki kepekaan emosi yang
paling tinggi sejalan dengan perkembangan mereka.
Pada tingkat ini saya alami ketika saya sudah masuk usia remaja. Dimana konsep Tuhan
dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh luar maupun dipengaruhi oleh perkembangan usia.
Ketiga tingkat di atas pasti akan dialami seseorang dalam proses penanaman dan
pengkristalan nilai-nilai agama. Pengkristalan nilai-nilai agama harus ditanamkan sejak usia
dini. Peran orang tua menjadi sangat dominan dalam proses perkembangan rasa agama.
Karena keluarga merupakan tempat pertama dimana anak memperolah dan dikenalkan
pertama kalinya tentang nilai-nilai agama. Sedangkan lembaga-lembaga pendidikan hanya
bersifat melanjutkan saja.
Masaremaja merupakan tahap yang progresif, mencakup masa juvenilitas, pubertas,
dan nubilitas. Hal ini menjadi faktor yang mempengaruhi rasa agama remaja. Di masa remaja
pertumbuhan pikiran dan mental anak sudah mulai berkembang dan mulai berfikiran kritis.
Pada masa remaja sudah mulai timbul suatu keraguan rasa agama (religious doubt).
Hal ini terjadi karena adanya faktor dari dalam maupun faktor dari luar berupa pergaulan,
bisa juga karena pengaruh pendidikan, kesalahan penyampaian materi dan masih banyak lagi.
Keadaan religious doubt mulai saya alami ketika saya masuk dibangku SMK Sampai
pada saat saya sudah masuk ke perguruan tinggi. Waktu saya SMK sempat saya merasa
mengalami penurunan rasa agama, sekitar kelas satu akhir sampai kelas tiga semester awal
saya mengalami perubahan sikap keagamaan yang sangat mencolok (Religious Conversion).
Hingga pada kelas tiga akhir, tepatnya menjelang Ujian rasa agama saya serasa bangkit
kembali.
Namun, setelah itu saya mendaftar di lembaga pendidikan UIN SUNAN
KALIJAGA. Di Perguruan Tinggi saya mengambil jurusan PAI dimana di dalamnya
membahas tentang segala hal yang berkenaan dengan agama. Materi yang diberikan sangat
mendalam dan lebih detail, dibandingkan dengan materi-materi keagamaan yang saya dapat
sebelumnya,yang memang baru dasar-dasarnya saja. Namun, semua itu justru membuat saya
bingung dan pemahaman agama saya yang dulu mulai goyah. Apalagi terkadang ada
pemahaman yang berbeda dengan apa yang saya dapat dulu dengan apa yang saya dapat di
universitas.
IV. KESIMPULAN
Dari kasus pengalaman yang saya teliti di atas maka dapat disimpulkan bahwa
penanaman rasa agama perlu dilaksanakan sejak usia dini. Peran keluarga menjadi sangat
penting dalam perkembangan rasa agama anak, karena dalam keluarga anak pertama kali
mendapatkan penanaman nilai dasar-dasar agama. Orang tua yang sejak kecil sudah
menanamkan dasar-dasar nilai agama pada anak akan sangat membantu anak dalam
perkembangan rasa agama selanjutnya.
Selain keluarga, lingkungan, teman sebaya, sekolah juga berpengaruh dalam
perkembangan rasa beragama seseorang. Lingkungan yang baik akan berpengaruh pada
perkembangan rasa agama yang baik pula, begitu juga dengan pengaruh teman bermain
maupun pengaruh sekolah.
Masa remaja merupakan masa dimana sering terjadi keraguan rasa beragama. Hal itu
dikarenkan masa remaja adalah sebuah masa untuk mencari jati diri. Pada masa remaja,
seseorang akan mudah terpengaruh oleh lingkungan, baik lingkungan bermain maupun pada
lingkungan sekolah. Pengaruh yang dikhawatirkan disini adalah pengaruh yang bersifat
negative yang akan mendoktrin nilai-nilai agama yang sudah didapat sebelumnya, ataupun
pengaruh negative yang dapat menghancurkan cita-cita dan masa depannya. Oleh karena itu
perlu adanya control dan bimbingan dari orang tua maupun orang-orang terdekat agar anak
tetap berpegang teguh dan berpedoman pada nilai-nilai agama dalam setiap ranah kehidupan.
V. DAFTAR PUSTAKA
Jalaludin. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Gravindo Persada.2009
Susilaningsih. Hand Out
Disusun oleh :
Mahasiswa Manajemen Dakwah Kelas D Angkatan 2011
HALAMAN PENGESAHAN
“Laporan Mini Reset” ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen.
DAFTAR MAHASISWA
No Nama Mahasiswa NIM
1. M. FADLLIL ADHIM 11240106
2. MR.KUIFANDEE TUWEAKU 11240107
3. MR.MACHARIF DAMI 11240108
4. MR.MAHAMUT KUNA 11240109
5. MR.AMIR HAMA 11240110
6. MISS.NURMA WAE-USENG 11240111
7. MISS.NI-ASUENAH CHE AWAE 11240112
8. MR.JAMILL HAYEEMASAE 11240113
9. MISS.ATIYAH HENGDADA 11240114
10. MR.HAMDE MOSU 11240115
11. M FAJRUL FALAH 11240116
12. YUNIARTI PAMILI 11240117
13. DIAH RIRIN N. 11240118
14. BADRUZZAMAN AL FAUZI 11240119
15. M IRFAN ROMADHON 11240120
16. YENI SRI ROSNAENI 11240121
17. RAGIL PURNOMO 11240122
18. NUR SOHIRIN 11240123
19. AHMAD SYAUQI WILDAN 11240124
20. NOVAL MAZDI IHSANI 11240125
21. HANIFAH ALIF FITRI 11240126
22. ROSILAH MAWADATI 11240127
23. M WACHID HARDIANTORO 11240128
24. HERLINE RAHKMATIKA PUTRI 11240129
25. ENDAH DWI AGUSTINA 11240131
26. SAIDATUL UMMAH 11240132
27. TAUFIK HIDAYAT 11240133
28. FRIDA SETYE AYU WULANDARI 11240134
29. HAFIDOH 11240135
30. RISKI ADI PERWIRA 11240136
31. MUTHII ‘ATUL MUNAWWARAH 11240137
32. FARUQ ASROR 11240138
33. HESTI WURYANDARI 11240139
34. DICA SUCI ENGGAR JATI 11240141
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan................................................................................... i
Daftar mahasiswa......................................................................................... ii
Daftar isi ...................................................................................................... iv
BAB I
a. Latar Belakang.................................................................................. 1
b. Rumusan masalah ............................................................................ 1
c. Tujuan .............................................................................................. 1
BAB II
Pembahasan................................................................................................. 2
BAB III
Kesimpulan................................................................................................... 8
Dokumentasi ............................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Boyong dalam bahasa Jawa artinya “Membawa”, sedangkan Kalegan artinya
“Kelegaan” atau “Kepuasan”. “Membawa pulang kelegaan”, yakni dengan gaya ala
pedesaan. Agar suasana alam pedesaan yang segar dan sejuk pun terasa. Sehingga akan
menarik para pengunjung yang haus akan suasana pedesaan. Apalagi di tambah tersediannya
berbagai hidangan. Menambah kenyamanan bagi wisatawan yang hendak berwisata kuliner
maupun sekedar refreshing.
Konsep seperti itulah yang di pakai Restoran Boyong Kalegan. Sebuah restoran yang
terletak jauh dari hiruk pikuk keramaian kota Yogyakarta. Boyong Kalegan berada di Jl.
Raya Pakem Turi SlemanYogyakarta,berdiri dan mulai beroperasi pada tanggal 19 Juli 2000.
Dan sudah tercatat bahwa restoran yang bernama “Boyong resto” dan “Kalegan resto ini
banyak dicari konsumen.
Dalam survai kami dalam “Boyong Resto” ini, untuk mencapai semua itu tak hanya
dibutuhkan kerja keras namun juga perlu trik-trik untuk menarik para konsumen agar betah
singga di resto tersebut, yakni dengan proses manajemen (management). Salah satu proses
manajemen ialah perencanaan. Dan disini kami akan membahas tentang proses perencanaan
tersebut.
b. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan dalam manajemen dalam perkembangan organisasi ataupun
perusahaan ?
2. Terdiri dari apa sajakah proses perencanaan tersebut ?
3. Bagaimana uraian proses perencanaan dalam “Boyong Resto” hingga banyak diserbu
konsumen?
c. Tujuan
1. Menjadikan pengetahuan sebagaimana perencanaan yang baik bagi seorang manajer dalam
sebuah organisasi atau perusahaan.
2. Dengan adanya survai tersebut menjadikan bekal dan jembatan meniti karir bagi mahasiswa
awal seperti kami.
BAB II
PEMBAHASAN
Dimana kaitannya dengan resto tersebut bapak Kasworo pemilik resto dan juga
seorang BRIMOB ini mempunyai pemikiran-pemikiran yang cerdas untuk mengembangkan
restorannya bersama istri tercintanya. Melalui perencanaan yang Ia terapkan, restoran yang
Ia beli dari orang lain kini mampu menguasai pasaran dan diakui keberadaanya.
Dalam hasil survai kami kemarin uraian tujuh perencanaan yang baik dapat kita
uraikan sebagai berikut :
1. FORECASTING
Wisata kuliner tidak akan berjalan dengan pesat bila tidak ada pengunjung atau yang
sering disebut dengan konsumen. “Boyong Resto” selalu terbuka untuk siapapun yang ingin
berkunjung di wisata kuliner ini, entah dari kawasan sendiri yakni daerah Sleman,
Yogyakarta, ataupun daerah terpencil seperti kota Bantul. Tak hanya ruang lingkup sekecil
itu, banyak konsumen yang berkunjung disini berasal dari daerah luar Provinsi Yogyakarta ,
luar Jawa , bahkan orang-orang asingpun juga sering sinngah di “Boyong Resto” ini.
Sebenarnya tujuannya selain ingin makan juga untuk melepaskan kepenatan, entah itu
masalah kantor ataupun lainnya dengan nuansa yang
disuguhkan “Boyong Kalegan”.
Dilihat dari segi keadaan alamnya minat
konsumen memilih tempat wisata kulinernya diwilayah
Provinsi DIY, sangatlah banyak presentase minat
pengunjung untuk berkunjung di Kabupaten Sleman
dibandingkan kota Yogyakarta yang sudah berubah
menjadi kota yang jauh dari nuansa alam. Selain kota
Yogyakarta , presentase kabupaten Bantul juga sedikit apabila dibandingkan dengan
kabupaten Sleman, karena Kabupaten Bantul bukan terkenal dalam bidang wisata kuliner
namun Bantul lebih unggul dalam wisata pantai meskipun masih kalah dengan pantai
kabupaten Gunung Kidul. Begitu juga dengan kabupaten-kabupaten di wilayah DIY lainnya
presentase pengunjung masih dibawah kabupaten Sleman dalam bidang kuliner yang
bernuansa kembali kealam.
2. OBJECTIVES
Dari tampilan luar resto ini sudah nampak sekali sasaran mana saja yang dituju resto
ini. Disini akan ditampilkan tabel sasaran utama resto tersebut :
penghasilan
Anak -
Remaja -
Dewasa -
Dalam hal sasaran, Bapak Kasworo menjelaskan bahwa Boyong Kalegan mempunyai
sasaran untuk meningkatkan omsetnya pasca terkena lahar dingin merapi. Melalui jaringan
instansi pemerintahan dan lingkungan masyarakat, mereka mempromosikan restorannya.
Dengan gaya sikap yang low profile dan santai, mereka memperkenalkan restorannya yang
nyaman dan menarik untuk dikunjungi.
Dengan masalah harganya, beliau juga menyesuaikan dengan masyarakat yang
berkembang saat ini. Dimana fakta yang ada saat ini konsumen menjadi lebih cermat dan
rasional dalam membelanjakan uangnya. Boyong Kalegan terus saja mencermati hal
tersebut, agar tidak menjadikan konsumen sebagai obyek tetapi juga sebagai subyek yang
harus diajak berpartisipasi dalam bisnis mereka. Oleh sebab itu sasaran utamanya adalah
kalangan atas dan kalangan menengah.
3. POLICIES
Sebuah strategi berarti bukanlah sebuah usaha asal-asalan, yang asal dijalankan.
Untuk menuju sasaran yang tepat dibutuhkan strategi pemasaran yang matang. Dalam
kaitannya dengan SWOT analisist “Boyong Resto”, yakni : Strength atau kekuatan yang
mereka miliki yaitu :
1. Restoran apung pertama di Jogja
2. Suasana yang berbeda dengan restoran lain
3. Mempunyai banyak Relasi
4. Boyong kalegan Resto lokasinya sangat strategis
Weakness atau kelemahannya adalah :
1. Peralatan yang perlu dibenahi rusak karena akibat erupsi merapi
sehingga banyak atap rusak yang bahan bakunya dari jerami.
Opportunity atau kesempatan yaitu :
1. Bisnis Universal yaitu berupa kebutuhan primer (pokok) makanan,
karena makanan dibutuhkan semua orang jadi peluang untuk bangkrut
kecil.
Treath atau Ancaman-ancaman yang akan dihadapi yakni :
1. Secara geografis terletak dekat dengan gunung merapi yang bisa
setiap saat mengancam dengan gempanya , terutma lahar dingin yang
akhir-akhir ini sering terjadi.
Stategi Pemasaran
Prices atau harga yang “Boyong Resto” tawarkan sebanding dengan pelayanan mereka yang
memuaskan dan membuat pengunjung nyaman.
Places atau tempat yang mereka sediakan sangat nyaman sesuai konsep yang masyarakat
inginkan yang bersifat natural.
Promotion atau promosi yang mereka lakukan melalui website, namun yang paling berperan
adalah dari relationship atau hubungan relasi sehingga promosi jauh lebih efektif dan efisien.
4. PROGRAMS
Tak hanya sekedar keistimewaannya dengan restoran apung pertama kali di
Yogyakarta, namun untuk menciptakan suasana yang nyaman dengan nuansa alam tersebut
juga dibutuhkan nuansa live musik untuk menambah suasana romantis yang bisa dinikmati
semua kalangan. Semua itu diciptakan oleh pak Kasworo dan istrinya beserta team kerjanya
dengan sangat-sangat sederhana agar nampak alami tanpa dibuat-buat.
Untuk kalangan remaja ataupun bahkan untuk keluarga yang ingin berlibur, malam
mingguan ataupun ingin berwisata hari libur seperti hari Minggu, di “Boyong Resto” ini juga
dihadirkan “Band” yang setia melantunkan lagu-lagu untuk konsumen yang bersinggah di
resto ini pada hari Sabtu dan Minggu untuk berlibur, makan bahkan hanya ingin menikmati
suasananya yang tenang saja.
Namun semua itu tak lengkap bila tidak ada menu hidangan spesial dalam suatu
wisata kuliner, dan tak bisa dipungkiri menu hidangan spesial di “Boyong Resto” ini bisa
dibilang sangat sempurna dan lezat untuk disantap bersama teman-teman, pacar, bahkan
keluarga. Menu spesial tersebut adalah “Gurameh Bakar”. Resto ini benar-benar
mengandalkan menu spesial tersebut untuk memanjakan konsumennya. Dengan Service
excellence dan Customer instimacy maka konsumen merasa nyaman seperti berada dirumah
sendiri yang berada di alam terbuka.
Tak lepas dari semua itu “Boyong Resto” memberikan fasilitas-fasilitas yang
memadai yakni :
Meeting Room VVIP
Resort dan Hotel
Menyediakan tempat VVIP, VIP, Economy
Musholah dan MCK
5. SCHEDULES
Tak hanya nuansanya yang alami dan apa adanya, pemilik resto ini dalam
menjalankan bisnis sehari-harinya juga dengan prinsip apa adanya dan tampak alami, tanpa
mengistimewakan hari-hari besar, seperti hari Raya Idhul Fitri ataupun Natal. Mengapa
demikian ?
“dalam hari-hari biasa saja kami sudah kualahan, apa lagi hari-hari besar yang penuh
dengan keistimewaan. Jadi kami menjalanka semua ini dengn natural, tanpa dibuat-buat.
Karena yang terpenting bagi kami sesuatu yang kecilpun bisa menjadi istimewa apabila
mampu kita manfaatkan dengan baik” begitu papar pak Kisworo yang juga menjabat sebagai
BRIMOB.
Tambahnya lagi “ Yang terpenting bagi kami bukanlah sesuatu yang rumit dengan
rencana-rencana yang belum tentu berjalan lancar, namun membuat pengunjung nyaman
singgah ditempat kami itulah tujuan didirikannya resto kami ini. Meskipun kami belum
pernah belajar tentang kepemimpinan, namun kami mau membuka diri untuk mempelajari
hal-al yang sekiranya mampu meningkatkan daya uasaha kami untuk menyambung hidup dan
menggaji para karyawan.”
6. PROCEDURES
Karyawan “Boyong Resto” ada 60 karyawan. Demi kelancaran sebuah perusahaan
termasuk dalam “Boyong Resto” dibutuhkan adanya tata tertib – tata tertib yang harus
djalankan, dimana sudah dijelaskan oleh bapak Kasworo adalah sebagai berikut :
1. Jam kerja karyawan 8 jam
2. Terdiri dari 4 siff
a. 07.00 - 15.00 wib (bidang housekipping,security,produksi)
b. 08.00 - 16.00 wib (mecanikal electrical)
c. 11.00 - 19.00 wib
d. 14.00 - 22.00 wib
3. Resto buka pukul 10.00-22.00.
4. Jam sibuk: 13.00-15.00.
5. Dalam 1minggu karyawan mendapat libur 1hari (selain hari sabtu dan minggu).
6. Semua ketua divisi pada masing-masing bagian bertanggung jawab kepada owner.
STRUKTUR ORGANISASI
OWNER
7. BUDGET
Dulu resto ini mampu mencapai omset Rp 400jt/bln, namun setelah terjadinya eropsi
merapi, “Boyong Kalegan” ini hanya mencapai omset sebesar Rp 200jt/bln , dengan
keuntungan Rp 80jt/bln. Namun untuk tahun 2012 ini, “Boyong Resto” mulai meluncurkan
rencana-rencana baru untuk menaikan omsetnya kembali, bahkan pak Kisworo menargetkan
500jt/bln.
Memang tampaknya sulit setelah terjadinya eropsi merapi, namun beliau tetap
optimis untuk mencapai omset yang ditargetkannya.
BAB III
KESIMPULAN
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana sistem pemasaran di Sophie Rent Car?
2. Bagaimana sistem keuangan di Sophie Rent Car?
C. Tujuan dan manfaat penelitian
Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah :
1. untuk mengetahui bagaimana sistem pemasaran Sophie Rent Car
2. untuk mengetahui bagaimana sisterm keuangan Sophie Rent Car
3. Sebagai bahan masukan bagi usaha jasa rental mobil lainnya dalam mengatur sistem
pemasaran dan keuangan
4. Sebagai bahan untuk menanambah penegetahuan tentang sistem pemasaran dan keuangan
disuatu badan usaha, khususnya usaha jasa rental mobil.
D. Telaah pustaka
Pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran meraih, mempertahankan, serta
menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai
pelanggan yang unggul. Inti dari pemasaran adalah mengindetifikasi dan memenuhi
kebutuhan manusia dan sosial.(Philip kotler&Kevin lane keller,2009:5)
Kesuksesan keuangan sering bergantung pada kemampuan pemasaran. Keuanagan,
operasi, akutansi dan fungsi bisnis lainnya tidak akan berarti jika tidak ada cukup permintaan
akan produk dan jasa sehingga perusahaan bisa mengambil keuntungan. Harus ada
pendapatan agar laba didapat. pemasaran yang cerdas adalah usaha tak berkesudahan.(Philip
kotler&Kevin lane keller,2009:4)
Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk
memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya se-efektif, se-
efisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.(Supiani,2009:2)
Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian
kegiatan keuangan perusahaan. Keputusan-keputusan yang diambil oleh “manajer keuangan”
(yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen) dimaksudkan untuk
meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan. ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai
perusahaan, atau harga saham (bagi perusahaan yang go public).(Suad Husnan,2010:15)
E. Metodologi penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang kami lakukan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu
dengan peninjauan langsung keobjek penelitian dalam hal ini Sophie Rent Car, ini dilakukan
untuk memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian secara nyata, tepat dan akurat.
.(Tim contoh skripsi, http://contohskripsi.net/, akses 19 maret 2012).
2. Deskriptif
Metode penelitian yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
dengan merumuskan dan menafsirkan data yang diperoleh, menyusun dan mengaplikasikan
serta menganalisis dan menginterprestasikannya sehingga memberikan gambaran yang jelas
mengenai keadaan perusahaaan perusahaan. .(Tim contoh skripsi, http://contohskripsi.net/,
akses 19 maret 2012).
b. Wawancara (interview)
Selama observasi dilakukan kami juga melakukan wawancara dan komunikasi dengan
karyawan dan pemilik usaha itu sendiri untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi
penelitian kami.(Tim contoh skripsi, http://contohskripsi.net/, akses 19 maret 2012).
F. Daftar Pustaka
Husnan, Suad. (2010 ). Manajemen Keuangan Teori Dan Penerapan, Edisi4. Yogyakarta: BPFE-
YOGYAKARTA
Kotler, Philip& Keller, Kevin lane. (2009). Marketing Manajement, (terj.
Bob Sabran: Manajemen Pemasaran). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Muslih, Muhammad. dkk. (2007). pedoman penulisan skripsi, Ponorogo: Trimurti Press.
Contoh skripsi manajemen pemasaran 1. Diakses tanggal 19 maret 2012 dari
http://contohskripsi.net.
Profil Orang Kuat Dalam PMII Komfak Adab
UIN Sunan Kalijaga Perspektif Herbert Spencer
Di Susun Oleh:
ADDI ARIFIANTO
12540049 (B)
KATA PENGANTAR
بسم هللا الى حمن الى حيم
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran mahasiswa terhadap bangsa ini sangatlah besar. Kemajuan-kemajuan sebuah
bangsa bisa dilihat dari aspek-aspek elite intelektual dalam sebuah bangsa tersebut. Sekarang
dunia akademik atau khususnya dikampus yang mengikuti organisasi-organisasi ekstra kampus
lebih mengutamakan politiknya dari pada intelektual akademiknya. Bisa kita lihat sekarang para
mahasiswa selalu ingin berkuasa dimana tempat mereka bernaung di sebuah organisasi yang
mereka ikuti. Contoh kecil mari kita lihat di kampus UIN Sunan Kalijaga yang menurut pengamat-
pengamat orang-orang organisasi atau pergerakan adalah kampus yang sangat kental akan
organsasi ekstranya atau pergerakan-pergarakan.
Hal ini bisa dilihat kinerja-kinerja organisasi yang berada di lingkup kampus tersebut, dari
mulai ideologinnya sampai cara berpolitik atau menguasa didalam lingkup kampus tersebut. Ini
terjadi di organisasi ekstra kampus atau intra kampus sendiri. Apabila yang intra kampus
tersebut bisa kita lihat dalam PEMILWA yang baru saja dilaksanakan belum lama ini. Kita bisa
melihat betapa panasnya situasi berpolitik yang terjadi saat itu. Ini baru dilingkup kampus yang
disebut PEMILWA belum yang dilingkup Negara kita ini ketika terdapat sebuah PILKADA atau
PILPERS betapa sangat panasnya Negeri ini akan politik-politik kekuasaan. Yang dilingkup
kampus saja sudah seperti itu. Semua partai-partai aliansi berebut dan mencari sebanyak-
banyaknya fotocopy KRS agar partainya bisa lolos verivikasi, dengan berbagai strategi dan
terkadang bisa menghalalkan berbagai cara untuk mendapat sebuah KRS. Ini membuktikan
politik di dunia mahasiwa sudah sangat kuat. Hal ini bisa kita tarik apabila didalam kampus
tersebut terdapat organisasi yang besar dan organ tersebut menguasai wilayah itu pasti kaum-
kaum minoritas organisasi itu pasti kekurangan massa dan kekurangan suara. Bagaimanapun
juga kaum mayoritaslah yang lebih berkuasa dan kaum minoritaslah yang seakan-seakan
terdiskriminasi dalam ruang tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Biografi singkat Hebert Spencer
2. Teori Pemikiran Herbert Spencer Mengenai Orang kuat
3. Profil Orang Kuat dalam PMII Komisariat Adab menggunakan Perspektif Herbert Spencer
4. Responden-responden dari aktivis PMII Komisariat Adab.
BAB II
PEMBAHASAN
Spencer tidak belajar ilmu seni humaniora, tetapi belajar bidang teknik dan utilitarian.
Pada tahun 1837, saat usianya 17 tahun ia mulai bekerja sebagai insiyur sipil, dengan jabatan
wakil kepala bagian mesin perusahaan kereta api London dan Birmingham hingga tahun 1846.
Selama periode ini, ia melanjutkan studi dengan biaya sendiri. Kemudian ia tertarik pada bidang
politik dan sosial, lalu mulai menerbitkan karya ilmiah dikedua bidang tersebut. Spencer adalah
orang yang pertama kali menulis tentang masyarakat atas dasar data empiris yang konkret.
Tindakan tersebut kemudian diikuti oleh para sosiolog sesudahnya, baik secara sadar maupun
tidak sadar. Ia memperkenalkan pendekatan baru sosiologi, yaitu merekonsiliasi antara ilmu
pengetahuan dan agama melalui bukunya yang berjudul First Principle.
C. Profil Orang Kuat dalam PMII Komisariat Adab menggunakan Perspektif Herbert
Spencer
Adab adalah salah satu Fakultas di UIN Sunan Kalijaga yang mempunyai jurusan Sastra Inggris,
Bahasa dan Sastra Arab, Ilmu Perpustakaan, Sejarah Kebudyaan Islam dan Perpustakaan Dan
Informasi Islam (D3). Adapun organisasi-organisasi ekternal yang bernaung di Fakulltas Adab
tersebut ada PMII, HMI DPO, HMI MPO, IMM, KAMMI, GMNI dan masih banyak lainnya. Tapi
mayoritas memang banyak mahasiswa-mahasiswi Adab cenderung masuk di organisasi PMII. Ini
sudah saya teliti memang benar di adab adalah mayoritas mahasiswayanya mengikuti organisasi
PMII. Selain itu bisa kita lihat juga bahwa dikampus UIN Sunan Kalijaga memang mayoritas
mahasiswanya menganut didalam organisasi PMII. Salah satu faktornya adalah rasa solidaritas
mereka yang kuat, diamana mereka bisa menyatukan elemen-elemen dari berbagai wilayah
untuk gabung di dalam PMII. Selain itu mahasiwa Adab adalah mayoritas penganut PMII, maka
dari itu PMII bisa berkembang luas di lingkup Fakultas Adab itu sendiri. Banyak berbagai alasan
mahasiswa-mahasiswi Adab masuk dalam PMII, salah satu sebabnya adalah ada yang sudah di
doktrin dari sejak mereka masih SMA dulu karena senior-senior mereka sering main ke SMAnya,
dari sana para senior-senior tersebut memberi arahan kepada adik-adiknya bahwa nanti apabila
sudah di terima di kampus UIN apabila ingin masuk organisasi masuklah PMII karena PMII
adalah organisasi terbersar di UIN, mereka yang masih polos ketika diberi nasihat-nasihat
seniornya tentunya pasti tergiur untuk ikut masuk, padahal mereka juga belum begitu paham
dengan PMII itu sendiri. Ada juga yang kerena ikut-ikutan temen-temenya yang sudah masuk
PMII, ada juga yang faham keyakinanya fanatik dengan NU dari sana mereka ingin berproses
masuk PMII, tidak bisa kita bayangkan memang organisasi terbesar di Indonesia ini adalah NU
jadi bisa dikatakan kultur PMII bisa besar juga dari sana. Selain itu ada juga yang di suruh Kyai
di pondoknya yang basik faham pondok tersebut adalah NU, Kyainya terkadang sudah bilang
kepada para santrinya yang ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi “apabila nanti sudah
menjadi mahasiswa dan ingin masuk organisasi masuk lah PMII karena organisasi itu adalah
organisasi dari NU sedangkn kita adalah fahamnya NU ingsaallah kalian akan diberi jalan
menuju kesuksesan” sang Kyai sudah mendoktrin seperti itu secara otomatis para santri tersebut
taat apa yang dikatakan oleh sang Kyai. Ada yang mengatakan juga mereka masuk
PMII karena melihat di Fakultas tersebut atau di Kampus tersebut adalah yang mendominasi
organisasi PMII.
Apabila kita kaitkan dengan teorinya Spencer tentang orang kuat. Dimana orang yang “kuat” dan
mendominasi serta menjadi mayoritas di lingkungan tersebut akan selalu hidup dan akan
berkembang biak menjadi tambah banyak dan semakin mendominasi terhadap semuanya.
Sedangkan orang “tidak kuat” di dalam sebuah lingkungan tersebut akan punah dan mati, karena
tidak mampu berkembang biak dan tidak mampu berbaur dengan yang lainnya. Mereka seakan
menjadi kaum yang minoritas dan tertindas. Sekarang PMII di Fakultas Adab adalah organisasi
yang mendominasi di antara organiasai-organisasi lain yang berada di Fakultas Adab dan bisa
dibilang mereka lah yang menjadi kelompok mayoritas di Fakultas Adab tersebut. Sedangkan
seperti HMI, IMM, GMNI, KAMMI menjadi organisasi yang minoritas didalam Fakultas Adab
terserbut. Maka dari itu orang yang kuat akan menjadi kelompok yang mayoritas didalam
sebuah ruang tersebut sedangkan kelompok yang sedikit akan menjadi kelompok yang
minoritas. Wajar saja apabila PMII di Fakutas Adab adalah yang paling kuat dan yang paling
mendominasi di didalam Fakultas tersebut karena mereka yang menjadi kelompok Mayoritas.
Mereka selalu berkuasa karena kekuatan mereka memang sangat banyak diantara kelompok-
kelompok lain di dalam Fakultas Adab tersebut. Sedang organisasi-organisasi lain tidak mampu
berbaur didalam ruangan tersebut kemudian kadernya menjadi sedikit dan tidak memiliki
kekuatan terkadang yang tidak mampu berkembang biak tersebut atau tidak mamppu berbaur
akan mati.
A. Kesimpulan
Didalam Fakultas Adab terdapat berbagai macam organisasi, dan organisasi yang
terbesar disana adalah PMII. Karena PMII disana bisa dibilang yang mendominasi dan menjadi
kaum mayoritas. Bagaimanapun juga kaum mayoritas pasti akan menguasai semua dari segi
massa ataupun system kerja mereka. Hanya PMII yang berani berkoar-koar disana karena
memang mereka banyak massanya di banding dengan organisasi yang lain di Fakultas Adab.
Jadi tidaklah heran apabila tahun ajaran baru tiba PMII pasti selalu paling banyak, mendapatkan
kader-kader yang lebih banyak dari yang lainnya. PMII bisa dibilang disana sangat kuat dan
menjadi kelompok yang mayoritas. Maka dari itu mereka masih bertahan sampai sekarang, ke-
eksistensiannya mereka masih terjaga sampai sekarang.
B. Saran
Menyadari akan keterbatasan penyusun dari segi referensi baik dari segi sistematika
penulisan ataupun penyusunan ilmiah yang tentunya sangat berpengaruh terhadap tingkat
keilmiahan makalah ini, maka dengan segala kerendahan hati, penyusun mengharapkan
masukan dari setiap pembaca agar kiranya sudi memberikan masukan, baik berupa kritikan
ataupun saran yang tentunya membangun untuk penyempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bernilai ilmiah dimata para ilmuan dan tentunya bernilai
amaliah di sisi Allah swt.
DAFTAR PUSTAKA
Murtiningsih, Wahyu.2012. Para Filsuf Dari Plato Sampai Ibnu Bajjah. Yogyakarta: IRCiSoD
Partanto, Pius A. dan M. Dahlan Al Barry. Tanpa Tahun. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: ARKOLA
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir
Postmodern. Terj.SautPasaribu, dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar