PATHOPHYSIOLOGY
Diabetes Melitus
Disusun oleh:
Nadia 472016003
Esther N. D. Handayani 472016011
Frisca J Burdam 472016018
Stuard A woisiri 472016019
Beathrix Finelya 472016030
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami
tentang penyakit diabetes melitus.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau
mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau
madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume
urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit
hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan
relative insensitivitas sel terhadap insulin. Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis
yang kompleks yang mengakibatkan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak
dan berkembang menjadi komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis.
(Corwin, 2009)
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
termasuk hetorogen dengan manifestasi berupa hilangnganya toleransi karbohidrat jika
telah berkembang penus secara klinis, maka diabetes melitus ditandai dengan
hiperglikemia puas dan postprandial, aterrosklerotik dan penyakit vaskular
mikroangiopati, dan neuropati. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, definisi kencing
manis adalah penyakit yang menyebabkan air kencing yang diproduksi bercampur zat
gula. Adanya kadar gula yang tinggi dalam air kencing dapat menjadi tanda-tanda gejala
awal penyakit Diabetes melitus. Insulin adalah sejenis hormon yang diproduksi oleh
pankreas dan berfungsi untuk mengendalikan kadar gula dalam darah. Penurunan
sekresi insulin biasanya di sebabkan oleh resistensi insulin dan kerusakan sel beta
pankreas. Pada penderita penyakit Diabetes mellitus, tubuh pasien tidak dapat
memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ
pankreas. Kekurangan insulin membuat tubuh tidak mampu mengubah glukosa menjadi
sumber energi bagi sel. Sehingga respon yang diterima tubuh adalah rasa lapar dan
haus. Namun semakin banyak karbohidrat yang dimakan, maka akan semakin tinggi
penumpukan glukosa dalam darah. Kondisi inilah yang kemudian disebut sebagai
penyakit gula atau penyakit kencing manis atau diabetes melitus.
2.2. Etiologi
Pada penderita diabetes mellitus pangaturan sistem kadar gula darar terganggu ,
insulin tidak cukup mengatasi dan akibatnya kadar gula dalam darah bertambah tinggi.
peningkatan kadar glukosa darah akan menyumbat seluruh sistem energi dan tubuh
berusaha kuat mengeluarkannya melalui ginjal. Kelebihan gula dikeluarkan didalam air
kemih ketika makan makanan yang banyak kadar gulanya. Peningkatan kadar gula
dalam darah sangat cepat pula karena insulin tidak mencukupi jika ini terjadi maka
terjadilah diabetes mellitus.
Insulin berfungsi untuk mengatur kadar gula dalam darah guna menjamin
kecukupan gula yang disediakan setiap saat bagi seluruh jaringan dan organ, sehingga
proses-proses kehidupan utama bisa berkesinambungan. Pelepasan insulin dihambat
oleh adanya hormon – hormon tertentu lainnya, terutama adrenalin dan nonadrenalin,
yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar adrenal, yang juga dikenal sebagai katekolamin,
dan somatostatin.
Klasifikasi etiologi kelainan glikemia (DM) sebagai berikut :
(1) Tipe 1, di tandai dengan kegagalan produksi insulin yang parsial atau total
oleh sel-sel B pankreas. Faktor penyebab masih belum di mengerti dengan
jelas tetapi beberapa virus tertentu, penyakit autoimun dan faktor-faktor
genetik mungkin turut berperan.
(2)Tipe 2, ditandai dengan resistensi insulin ketika hormon insulin diproduksi
dengan jumlah yang tidak memadai atau dengan bentuk yang tidak efektif.
Ada korelasi genetik yang kuat pada tipe diabetes inidan proses terjadinya
berkaitan erat dengan obesitas. Anak dengan diabetes tipe 2 di laporkan
memiliki riwayat penyakit kardivaskular dalam keluarga dan atau sindrom
metabolik.
(3) Tipe spesifik lainnya, berupa defek genetik pada fungsi sel-B, defek genetik
pada kerja insulin, penyakit pada kelenjar eksokrin pankreas, endokrinopati,
di timbulkan oleh obat-obatan atau zat kimia, infeksi, bentuk immune-
mediated diabetes yang langka. Kadang-kadang sindrom genetik lain yang
disertai diabetes.
(4) Diabetes gestasional : bentuk diabetes yang terjadi selama kehamilan.
Kebanyakan, tapi tidak semuanya, akan sembuh setelah melahirkan.
(Ambady dkk.2009)
2.3. Patofisiologi
Diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya kekurangan
insulin secara relatif maupun absolut. Defisiensi insulin dapat terjadi melalui 3 jalan,
yaitu :
a. Rusaknya sel-sel β pankreas karena pengaruh dari luar (virus, zat kimia tertentu,
dll).
b. Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas.
c. Desensitasi/kerusakan reseptor insulin (down regulation) di jaringan perifer
(Manaf, 2009).
Aktivitas insulin yang rendah akan menyebabkan ;
a. Penurunan penyerapan glukosa oleh sel-sel, disertai peningkatan pengeluaran
glukosa oleh hati melalui proses glukoneogenesis dan glikogenolisis. Karena
sebagian besar sel tubuh tidak dapat menggunakan glukosa tanpa bantuan
insulin, timbul keadaan ironis, yakni terjadi kelebihan glukosa ekstrasel
sementara terjadi defisiensi glukosa intrasel - “kelaparan di lumbung padi”.
b. Kadar glukosa yang meninggi ke tingkat dimana jumlah glukosa yang difiltrasi
melebihi kapasitas sel-sel tubulus melakukan reabsorpsi akan menyebabkan
glukosa muncul pada urin, keadaan ini dinamakan glukosuria.
c. Glukosa pada urin menimbulkan efek osmotik yang menarik H2O bersamanya.
Keadaan ini menimbulkan diuresis osmotik yang ditandai oleh poliuria (sering
berkemih).
d. Cairan yang keluar dari tubuh secara berlebihan akan menyebabkan dehidrasi,
yang pada gilirannya dapat menyebabkan kegagalan sirkulasi perifer karena
volume darah turun mencolok. Kegagalan sirkulasi, apabila tidak diperbaiki
dapat menyebabkan kematian karena penurunan aliran darah ke otak atau
menimbulkan gagal ginjal sekunder akibat tekanan filtrasi yang tidak adekuat.
e. Selain itu, sel-sel kehilangan air karena tubuh mengalami dehidrasi akibat
perpindahan osmotik air dari dalam sel ke cairan ekstrasel yang hipertonik.
Akibatnya timbul polidipsia (rasa haus berlebihan) sebagai mekanisme
kompensasi untuk mengatasi dehidrasi.
f. Defisiensi glukosa intrasel menyebabkan “sel kelaparan” akibatnya nafsu makan
(appetite) meningkat sehingga timbul polifagia (pemasukan makanan yang
berlebihan).
g. Efek defisiensi insulin pada metabolisme lemak menyebabkan penurunan sintesis
trigliserida dan peningkatan lipolisis. Hal ini akan menyebabkan mobilisasi besar-
besaran asam lemak dari simpanan trigliserida. Peningkatan asam lemak dalam
darah sebagian besar digunakan oleh sel sebagai sumber energi alternatif karena
glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel.
h. Efek insulin pada metabolisme protein menyebabkan pergeseran netto kearah
katabolisme protein. Penguraian protein-protein otot menyebabkan otot rangka
lisut dan melemah sehingga terjadi penurunan berat badan (Sherwood, 2001).
Kesimpulan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengerti tentang penyakit
diabetes melitus. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi
klinis, dan penatalaksanaan gizi tentang diabetes melitus.
Referensi
Ambady dkk.2009. Diabetes melitus dalam gizi kesehatan masyarakat. Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media
Integra newletter. Diet Diabetes Melitus. Edisi maret 2017.
Manaf A., 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam: Insulin : Mekanisme Sekresi Dan Aspek Metabolisme,
Jilid III, Edisi 4, Jakarta: FK UI pp. 1897-99.
Price, Sylvia Andreson. patofisiology. konsep klinis proses – proses penyakit.Jakarta:EGC,2005
Porth CM. 2006. Diabetes Melitus And The Metabolic Syndrome. In Essential Pathophysiology
Concept Of Altered Health States. 2nd Edition. Lippincott William & Wilkins.
Philadelphia, P699-721.
Sherwood,Lauralee. 2001. Fisiologi manusia :dari sel ke sistem. Jakarta : EGC