Anda di halaman 1dari 8

Laporan case manger

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan pasien merupakan prinsip dasar dalam pelayanan pasien dan komponen yang
penting dalam manajemen mutu (World Alliance for Patient Safety, Forward Programme,
WHO 2004). Rumah sakit harus mendesain dan melaksanakan proses untuk memberikan
pelayanan dan asuhan pasien yang berkelanjutan serta koordinasi antar tenaga medis dan
tenaga kesehatan lainnya dalam rangka memenuhi prinsip keselamatan pasien ini.
Empat pilar asuhan pasien terdiri dari asuhan medis, asuhan keperawatan, asuhan gizi, dan
asuhan farmasi. Keempat pilar ini perlu dikoordinasikan dengan baik sehingga dapat
memberikan pelayanan yang terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan pasien. Oleh karena
itu diperlukan seseorang yang bertugas untuk mengkoordinasikan semua pemberi asuhan
pasien yang disebut sebagai Case Manager.

B. Pengertian
Case manajer (Manajemen Pelayanan Pasien) :
a. Suatu proses kolaboratif mengenai asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi
asuhan, evaluasi dan advokasi untuk opsi dan pelayanan bagi pemenuhan
kebutuhan pasien dan keluarganya yang komprehensif, melalui komunikasi dan
sumber daya yang tersedia sehingga memberi hasil (outcome) yang bermutu
dengan biaya-efektif. (Sumber : CSMA – Case Management Society of America,
2010)
b. Suatu model klinis untuk manajemen stratejik mutu dan biaya pelayanan, dibuat
untuk memfasilitasi hasil pasien yang diharapkan dalam lama perawatan yang
layak / patut dan dengan manajemen sumber daya yang sesuai. (Cesta, 2009)
Manajer Pelayanan Pasien – MPP (Case Manager) adalah professional di rumah sakit yang
melaksanakan manajemen pelayanan pasien
Asesmen utilitas : kegiatan mengevaluasi utilisasi / pemanfaatan sumber daya

Case Manager adalah profesional dalam rumah sakit yang bekerja secara kolaboratif dengan
para pemberi asuhan kepada pasien, memastikan bahwa pasien dirawat serta mendapatkan
asuhan yang tepat, dalam perencanaan asuhan yang efektif dan menerima pengobatan yang
ditentukan, serta didukung pelayanan dan perencanaan yang dibutuhkan selama maupun
sesudah perawatan di rumah sakit.

Menurut American Case Management Association, Case Manager adalah profesional yang
secara kolaboratif melakukan komunikasi dalam proses asesmen, perencanaan, fasilitasi,
koordinasi asuhan, evaluasi, dan advokasi untuk jenis pelayanan dalam rangka memenuhi
kebutuhan pasien dan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang menyeluruh
(komprehensif) dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk memperoleh hasil
yang bermutu dengan biaya yang efektif.
Ciri-ciri seorang Case Manager :
1. Mampu melaksanakan fungsi manajemen dengan baik
2. Mampu melakukan komunikasi yang efektif (komunikator)
3. Memiliki wawasan pelayanan klinis yang baik
4. Mampu membantu pasien dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan

C. Tujuan
1. Terciptanya pelayanan kesehatan yang terintegrasi antar para profesional pemberi
asuhan dalam rangka menjaga kontinuitas pelayanan dan meningkatkan mutu
pelayanan untuk menjamin keselamatan pasien.
2. Meningkatkan mutu asuhan pasien dan efisiensi penggunaan sumber daya yang
tersedia di rumah sakit
3. melibatkan pasien dalam proses asuhan yang dijalaninya.
D. Hubungan Profesional
Case Manager harus mempunyai hubungan kerja profesional dengan para dokter dan staf
klinis. Mereka juga harus terbiasa dengan pelayanan penagihan (billing), pelayanan bantuan
finansial, bantuan/dukungan dari komunitas serta pelayanan kerohanian.

E. Hubungan dengan Pasien


Case manager harus memiliki relasi dengan pasien dan keluarga. MPP perlu memelihara rasa
saling percaya yang menunjukkan kepada pasien bahwa mereka terlibat untuk manfaat dan
kepentingan pasien. Untuk itu MPP perlu memperhatikan secara aktif kebutuhan dan
keinginan pasien.

F. Hubungan dengan Kelompok Pasien


Case manager sebaiknya memberikan perhatian lebih kepada pasien-pasien dalam kelompok
: anak-anak, usia lanjut, dan yang dengan penyakit kronis.
Dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, MPP dapat menangani 25 – 50 pasien,
tergantung kondisi kerumitan, sistem pelayanan klinis, budaya kerja rumah sakit.

BAB II
RUANG LINGKUP
CASE MANAGER MERUPAKAN PELAYANAN FOKUS PADA PASIEN (PATIENT CENTERED CARE)
Case manager pasien bersumber dari konsep pelayanan fokus pada pasien (PFP).
Inti konsep PFP terdiri dari 4 elemen :
1. Martabat dan Respek.
o Pemberi pelayanan kesehatan mendengarkan, menghormati dan menghargai
pandangan dan pilihan pasien serta keluarga.
o Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang kultural pasien dan keluarga
dimasukkan dalam perencanaan pelayanan dan pemberian pelayanan kesehatan
2. Berbagi informasi.
o Pemberi pelayanan kesehatan mengkomunikasikan dan berbagi informasi secara
lengkap dengan pasien dan keluarga
o Pasien dan keluarga menerima informasi tepat waktu, lengkap, dan akurat
3. Partisipasi.
Pasien dan keluarga didorong dan didukung untuk berpartisipasi dalam asuhan dan
pengambilan keputusan serta pilihan mereka.
4. Kolaborasi / kerjasama.
Pasien dan keluarga adalah mitra pemberi pelayanan kesehatan. Pemberi pelayanan
kesehatan bekerjasama dengan pasien dan keluarga dalam pengembangan, implementasi
dan evaluasi kebijakan dan program.

Peran seorang Case Manager adalah sebagai berikut :


1. Case Manager bekerja sama dengan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan dan para
profesional pemberi asuhan lainnya.
2. Case Manager bersama-sama merencanakan akses pelayanan, kontinuitas asuhan,
pemulangan dan juga tindak lanjut setelah pasien pulang rawat.
3. Case Manager mengidentifikasi kasus-kasus bermasalah dan berkoordinasi dengan tim
pemberi asuhan pasien, manajer pelayanan medis dan komite medik.
4. Case Manager berkoordinasi /berkomunikasi dengan pasien dan keluarga, sumber dana
(contoh : asuransi, perusahan), sarana pemberi pelayanan di masyarakat yang dapat
memberikan pelayanan yang dibutuhkan pasien, seperti fasilitas rehabilitasi atau penyedia
peralatan medis.
5. Dengan koordinasi ini, tujuan para Case Manager adalah untuk memastikan hasil yang
optimal baik bagi pasien maupun rumah sakit termasuk mutu asuhan, utilisasi sumber daya
secara efisien dan penggantian biaya (reimbursement) perawatan.
6. Case Manager melayani bayi sampai dengan geriatrik, untuk pelayanan yang menyeluruh
(komprehensif) termasuk pelayanan rawat inap, pemeriksaan pra-admisi, day surgery,
kemoterapi rawat jalan, pelayanan gawat darurat, perencanaan pemulangan pasien dan lain
sebagainya.

Kualifikasi Case Manager :


 Dokter Spesialis, dokter umum atau Perawat dengan pendidikan S1
 Pengalaman minimal 3 – 5 tahun dalam pelayanan klinis

o Dokter : sebagai dokter ruangan


o Perawat : sebagai kepala ruangan

PELATIHAN TAMBAHAN

1. Pelatihan Pelayanan Fokus pada Pasien (PFP) / Patient Centered Care (PCC).

2. Pelatihan tentang perasuransian, jaminan kesehatan nasional, INA-CBG’s

3. Pelatihan tentang Perencanaan pulang (Discharge planning) untuk kontinuitas pelayanan

4. Pelatihan Manajemen Risiko

5. Pelatihan untuk meningkatkan soft skil ( pengetahuan aspek psiko-sosial, hubungan


interpersonal, komunikasi, dsb)

TANGGUNG JAWAB Case Manager

Case Manager dapat bertanggung-jawab ke Direktur Medis

Fungsi penting dari seorang Case Manager adalah :


1. Melaksanakan koordinasi dalam rangka menerapkan Patient Centered Care dan menjaga
kontinuitas pelayanan
2. Melakukan koordinasi untuk melaksanakan perencanaan pemulangan pasien
(Discharge Planning), rencana tindak lanjut (follow-up), pelayanan pasca rawat dalam bentuk
kunjungan rumah (home care) dengan memanfaatkan sarana yang ada di masyarakat.
3. Mengidentifikasi kasus-kasus bermasalah dan berkoordinasi dengan tim pemberi asuhan
pasien, manajer pelayanan medis dan komite medik.
4. Koordinasi Rujukan dan Transfer pasien
5. Monitoring dan evaluasi utilisasi sumber daya (utilization review) : kelayakan/
kepantasan/prioritas dari pelayanan terhadap pasien, termasuk kendali mutu dan biaya.
6. Komunikasi dengan pihak asuransi (verifikasi benefit/manfaat), perusahaan/ employer,
rujukan konseling finansial.
7. Edukasi, advokasi, konseling pasien dan keluarga.
8. Asesmen psikososial dan lingkungannya, hambatan pelayanan, kelompok pendukung
(support groups), pendampingan untuk motivasi, spiritual.
9. Intervensi konsultasi krisis dengan tim profesional pemberi asuhan.
10. Masalah-masalah legal dan etik.

BAB III
TATA LAKSANA
1. Penetapan dan Pengangkatan Case Manajer oleh Direktur

2. Melakukan skrining pasien yang membutuhkan manajemen pelayanan pasien, berdasarkan


pasien yang meliputi :

3.a. Risiko tinggi

3.b. Biaya tinggi

3.c. Potensi komplain tinggi

3.d. Kasus dengan penyakit kronis

3.e. Kasus komplek / rumit

3.f. Kemungkinan sistem pembiayaan yang komplek

3. Setelah pasien ditentukan sebagai klien case manajer, maka dilakukan asesmen utilitas dengan
mengumpulkan berbagai informasi klinis, psiko-sosial, sosio-ekonomis, maupun sistem
pembayaran yang dimiliki pasien

4. Menyusun rencana manajemen pelayanan pasien tersebut, berkolaborasi dengan DPJP serta para
anggota tim klinis lainnya, yang mencerminkan kelayakan / kepatutan dan efektivitas-biaya dari
pengobatan medis dan klinis serta kebutuhan pasien untuk mengambil keputusan

5. Melakukan fasilitasi yang mencakup interaksi antara case manajer dan DPJP serta para anggota
tim klinis lainnya, berbagai unit pelayanan, pelayanan administrasi, perwakilan pembayar.
Fasilitasi untuk koordinasi, komunikasi dan kolaborasi antara pasien dan pemangku kepentingan,
serta menjaga kontinuitas pelayanan.

6. Memfasilitasi untuk kemungkinan pembebasan dari hambatan yang tidak mempengaruhi


kinerja/hasil.

7. Memfasilitasi dan memberikan advokasi agar pasien memperoleh pelayanan yang optimal sesuai
dengan sistem pembiayaan dan kemampuan finansial

8. Ada bukti dokumentasi kegiatan case manajer, a.l. termasuk dalam rekam medis seperti
pencatatan dalam formulir edukasi-informasi.

Dahulu pada model tradisional pelayanan kesehatan, pelayanan pasien berpusat pada dokter,
sehingga tidak dapat menjamin patient safety.

Perawa
t
Fisioterapi Apoteke
r
Dokter Pasien
Radiografe
r

Anali Ahli gizi


Lainny
s
a
“Dokter = Captain of the ship”

Oleh karena itu, pelayanan yang berpusat pada pasien (patient centered care) merupakan
pendekatan yang lebih modern dan inovatif dalam pelayanan kesehatan sekarang. Dokter tidak
lagi menjadi pusat, namun menjadi team leader dari sebuah tim interdisiplin, dengan kompetensi
yang memadai, dimana setiap pemberi asuhan pasien sama penting dalam pelayanan kesehatan
terhadap pasien. Seorang Case Manager merupakan personal di luar pemberi asuhan pasien,
yang bertugas untuk mengkoordinasikan setiap pemberi asuhan pasien, sehingga pasien
mendapatkan pelayanan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhannya.

Peran Case Manager

Case
Manager

Perawa
Fisioterapi t Apoteke “Dokter = Team Leader”
r
Pasien Dokte
Pelayanan Terintegrasi
Radiografe
r r

Anali Ahli
Lainny gizi
s
a
Integrasi dan koordinasi aktivitas asuhan pasien menjadi tujuan agar menghasilkan proses asuhan
yang efisien. Contoh asuhan secara tim diimplementasikan dalam bentuk : ronde patient safety antar
bagian di rumah sakit, kombinasi bentuk perencanaan asuhan, berkas rekam medis pasien
terintegrasi, dan case manager.

 DIAGRAM KOORDINASI – INTEGRASI – KONTINUITAS PELAYANAN


BAB IV
DOKUMENTASI
Integrasi dan koordinasi asuhan pasien terdokumentasi dalam :
1. berkas rekam medis terpadu
2. notulen rapat pertemuan pembahasan kasus (kasus sulit/potensial bermasalah)
3. notulen rapat instalasi
4. audit medis

DAFTAR PUSTAKA

1. Lumenta N. Workshop Standar Akreditasi Rumah Sakit. Juni 2013.


2. World Alliance for Patient Safety, Forward Programme, WHO 2004

Anda mungkin juga menyukai