Anda di halaman 1dari 3

RSIA SENTOSA PENATALAKSANAAN

PADA PERDARAHAN POST PARTUM


Jl. Raya Kemang No.18
Kabupaten Bogor
No.Dokumen Revisi ke Halaman
Tlp: (0251)7541900

043/SOP/KEB/STS/2016 01 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur RSIA Sentosa Bogor
STANDAR
04 Januari 2016
OPERASIONAL
PROSEDUR
Dr . Alodia Aurora Yuan F, MD

Tujuan  Stabilisasi kondisi korban perdarahan post partum

Ruang Lingkup  Dokter


 Bidan
 Perawat

Prosedur Kerja Indikasi

 Atonia uteri
 Robekan jalan lahir
 Retensi plasenta

Persiapan

 Alat
o Alat pelindung diri (masker, kacamata safety,
handscoen, scort)
o Obat emergency
o Obat-obatan anti perdarahan
o Cairan infuse
o Tampon
o VC set
o Hecting set
 Pasien
 Lingkungan
Pelaksanaan

 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dilahirkan,


lakukan massage uterus supaya berkontraksi (selama
maksimal 15 detik) untuk mengeluarkan gumpalan darah.
Sambil melakukan massase fundus uteri, periksa plasenta
dan selaput ketuban untuk memastikan plasenta utuh dan
lengkap.
 Jika perdarahan terus terjadi dan uterus teraba berkontraksi
baik, berikan 10 unit oksitosin IM
 Jika kandung kemih ibu bisa dipalpasi, pasang kateter ke
dalam kantung kemih
 Periksa laserasi pada perineum, vagina dan serviks dengan
seksama menggunakan lampu yang terang. Jika sumber
perdarahan sudah diidentifikasi, klem dengan forcep arteri
dan jahit laserasi dengan menggunakan anastesi local
(lidokain I %)
 Jika uterus mengalami atoni atau perdarahan terus terjadi.
Berikan masases uterus untuk mengeluarkan gumpalan
darah.
 Periksa lagi apakah plasenta utuh, usap vagina dan ostium
serviks untuk menghilangkan jaringan plasenta atau selaput
ketuban yang tertinggal.
 Jika kandung kemih ibu bisa dipalpasi, pasang kateter ke
dalam kandung kemih.
 Lakukan kompresi bimanual internal maksimal lima menit
atau hingga perdarahan bisa dikendalikan dan uterus
berkontraksi dengan baik
 Anjurkan keluarga untuk memulai mempersiapkan
kemungkinan rujukan
 Jika perdarahan dapat dikendalikan dan uterus berkontraksi
dengan baik :
o Teruskan kompresi bimanual selama 1-2 menit atau
lebih
o Keluarkan tangan dari vagina dengan hati-hati
o Pantau kala empat persalinan dengan seksama,
termasuk sering melakukan massase uterus untuk
memeriksa atoni, mengamati perdarahan dari
vagina, tenakan darah dan nadi.
 Jika perdarahan tidak terkendali dan uterus tidak
berkontraksi dalam waktu lima menit setelah dimulainya
kompresi bimanual pada uterus maka keluarkan tangan dari
vagina dengan hati-hati.
 Jika tidak ada hipertensi pada ibu, berikan metergin 0,2 mg
IM
 Mulai IV ringer laktat 500 cc + 20 unit oksitosin
menggunakan jarum berlubang besar (16 atau 18 G) dengan
teknik aseptik. Berikan 500 cc pertama secepat mungkin,
dan teruskan dengan IV ringer laktat + 20 unit oksitosin
yang kedua.
 Jika uterus tetap atoni dan atau perdarahan terus
berlangsung
 Ulangi kompresi bimanual internal
 Jika uterus berkontraksi, lepaskan tangan anda perlahan-
lahan dan pantau kala empat persalinan dengan cermat.
 Jika uterus tidak berkontraksi, rujuk segera ke tempat
dimana operasi bisa dilakukan
 Bila perdarahan tetap berlangsung dan kontraksi uterus
tetap tidak ada, maka kemungkinan terjadi rupture uteri,
(syok cepat terjadi tidak sebanding dengan darah yang
nampak keluar, abdomen teraba keras dan fundus mulai
baik), lakukan kolaborasi dengan OBSGYN)
 Bila kompresi bimanual tidak berhasil, cobalah kompresi
aurta. Cara ini dilakukan pada keadaan darurat sementara
penyebab perdarahan sedang dicari.
 Perkirakan jumlah darah yang keluar dan cek dengan teratur
denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah
 Buat catatan yang saksama tentang semua penilaian
tindakan yang dilakukan dan pengobatan yang dilakukan

Yang Membuat Mengetahui


Ka.Div.Keperawatan

Bd. Hilmiyatul M, Amd. Keb Ns. Lisbet Tina Sinaga, S.Kep.

Anda mungkin juga menyukai