Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN MIGREN

No. Dokumen : 150/C/PKM-SLL/SOP/I/2018

No. Revisi : 01
SOP
Tgl. Terbit : 15 Januari 2018

Halaman : 1/3

PUSKESMAS Amtsyir Muhadi


SULILI NIP. 19750223 200701 1021

1. Pengertian Migren adalah istilah yang digunakan untuk nyeri kepala primer dengan
kualitas vaskular (berdenyut), diawali unilateral yang diikuti dengan mual,
fotofobia, fonofobia, gangguan tidur dan depresi, terdiri dari 4 fase yaitu fase
prodromal, fase aura, fase nyeri kepala dan fase postdromal

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk penatalaksanaan migren

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sulili Nomor 445/065/PKM-


SLL/SK/2018 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis

4. Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Tingkat Pertama tahun 2017, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia
5. Prosedur a. Persiapan alat dan bahan
1) Alat tulis
2) Rekam medik
3) Resep obat
b. Petugas yang melaksanakan
1) Dokter umum
c. Langkah-langkah
1) Dokter melakukan anamnesis
2) Dokter melakukan pemeriksaan fisis
3) Dokter menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik
4) Dokter menentukan apakah perlu dirujuk atau tidak
5) Dokter melakukan rujukan. Pasien perlu dirujuk jika migren terus
berlanjut dan tidak hilang dengan pengobatan analgesik non-spesifik.
Pasien dirujuk ke layanan sekunder (dokter spesialis syaraf)
6) Dokter melakukan penatalaksanaan dengan :
a) Pada saat serangan, pasien dianjurkan untuk menghindari stimulus
yang berlebihan
b) Istirahat di tempat gelap dan tenang dengan dikompres dingin
c) Pengobatan abortif
1. Analgesik spesifik adalah analgesik yang hanya bekerja
sebagai analgesik nyeri kepala, yang diberikan pada kasus
migren yang berat, seperti ergotamin, dehydroergotamin dan
golongan triptan
2. Analgesik non spesifik adalah analgesik yang dapat diberikan
pada nyeri lain selain nyeri kepala. Diberikan pada migren
dengan intensitas ringan samapai sedang, seperti aspirin 600 –
900 mg, asetaminofen 1000mg atau ibuprofen 200 – 400 mg
d) Pengobatan preventif
Pengobatan preventif harus selalu diminum tanpa melihat adanya
serangan atau tidak. Contohnya : propanolol 40 -240 mg/hari,
amitriptilin 10- 200 mg/hari, valproat 500 – 1000 mg/hari, atau
verapamil 80 – 640 mg/hariDokter mencatat hasil pada rekam
medis pasien
7) Dokter mencatat hasil pada rekam medis pasien
6. Diagram Alir
Melakukan Menegakkan
Melakukan
Pemeriksaan Fisis Diagnosis
anamnesis

Ya Perlu
Rujuk
dirujuk ?

Tidak

Mencatat hasil Melakukan


Penatalaksanaan

7. Hal-hal yang a. Identitas pasien


perlu b. Ketepatan diagnosa dan terapi
diperhatikan
8. Unit terkait Poli umum, UGD, rawat inap, jaringan puskesmas

9. Dokumen a. Rekam medis


terkait b. Buku register pasien
10. Rekaman histori
perubahan No Komponen Isi perubahan Keterangan
yang diubah
1. prosedur Menambahkan persiapan alat Komponen 5
dan bahan serta petugas yang
melaksanakan sebagai bagian
dari prosedur
2. Alur Menyempurnakan model Komponen 6
pelayanan diagram alir
3. Unit terkait Menambahkan jaringan Komponen 8
puskesmas sebagai unit terkait
pelayanan

2/3
4. Bagan - Menambahkan bagan hal-hal Komponen
yang perlu diketahui 7,9,10
- Menambahkan bagan
dokumen terkait
- Menambahkan bagan untuk
memuat seluruh historis
perubahan dokumen

3/3

Anda mungkin juga menyukai