Jagung Manis (KCL & Pupuk Kotoran Ayam)
Jagung Manis (KCL & Pupuk Kotoran Ayam)
Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 8, Agustus 2017, hlm. 1381 – 1388
Keywords: Sweet Corn, KCl Fertilizer, yang diperlukan tanaman dalam jumlah
Chicken Manure Fertilizer, Brix yang cukup banyak. Kalium dalam tanaman
berfungsi dalam proses pembentukan gula
PENDAHULUAN dan pati, translokasi gula, aktivitas enzim
dan pergerakan stomata (Pradipta,
Produktivitas jagung manis di Wicaksono dan Guritno, 2014). Menurut
Indonesia masih rendah yaitu rata-rata 6-8 Somputan (2014) kalium dalam jaringan
ton ha-1. Produksi jagung manis di tanaman ada dalam bentuk kation dan
Indonesia pada tahun 2013 mengalami bervariasi sekitar 1,7-2,7% dari berat kering
penurunan dibandingkan dengan produksi daun yang tumbuh secara normal. Ion K
pada tahun 2012. Pada tahun 2012 dalam tanaman berfungsi sebagai aktivator
produksi jagung manis adalah 19.377.030 dari banyak enzim yang mempengaruhi
ton sedangkan pada tahun 2013 adalah dalam beberapa proses metabolisme
18.506.287 ton (Badan Pusat Statistik, tanaman. Kebutuhan K pada tanaman
2014). Kebutuhan akan tersedianya jagung jagung berubah sesuai dengan kebutuhan
manis dari tahun ke tahun semakin dari proses-proses yang membutuhkan K,
meningkat. Menurut Sari, Suwarto dan seperti fotosintesis dan fiksasi CO2, transfer
Syukur (2013) pada tahun 2008-2010, impor fotosintat serta hubungan dengan air dalam
jagung manis mengalami peningkatan tanaman. Pemupukan K disamping pupuk N
sebesar 6.26% per tahun. Hal ini dan P secara berimbang pada jagung,
menandakan bahwa produksi jagung manis membuat pertumbuhan tanaman menjadi
nasional belum dapat mencukupi lebih baik, tahan kerebahan, tahan hama
permintaan pasar. Selain produksi yang dan penyakit serta kualitasnya meningkat
masih rendah, kualitas jagung manis juga (Alfons dan Aryantoro, 1993). Akan tetapi
perlu ditingkatkan. Salah satu usaha untuk pemakaian pupuk organik hendaknya
meningkatkan produksi dan kualitas diimbangi dengan pupuk buatan (anorganik)
tanaman dapat dilakukan dengan usaha supaya keduanya saling melengkapi dan
intensifikasi, salah satunya melalui dapat menghasilkan produksi yang optimal.
pemupukan. Pemberian pupuk organik dapat
Upaya peningkatan produksi tanaman memperbaiki kesuburan tanah. Pupuk
jagung manis dapat dilakukan dengan organik mempunyai beberapa kelebihan,
beberapa cara, salah satunya yaitu dengan yaitu selain proses pelepasan hara secara
cara pemupukan, baik pupuk organik bertahap, pupuk organik juga dapat
maupun pupuk anorganik. Kecenderungan memperbaiki kesuburan tanah (Martajaya,
penggunaan pupuk kimia (anorganik) Agustina dan Syekhfani, 2010). Pupuk
secara berlebihan dapat menyebabkan kotoran dapat menambah tersedianya unsur
pencemaran lingkungan, selain itu hara bagi tanaman. Kotoran ayam memiliki
penggunaan secara terus-menerus dalam kandungan C/N rasio yang relatif rendah,
waktu lama akan dapat menyebabkan sehingga dapat lebih cepat terdekomposisi
produktivitas lahan menurun seperti serta mempunyai kadar hara yang cukup
penurunan derajat keasaman, struktur, jika dibandingkan dengan pupuk kotoran
tekstur dan kandungan unsur hara tanah. hewan lain. Menurut hasil penelitian
Fungsi utama pupuk adalah menyediakan Simatupang (2005) pemberian pupuk
atau menambah unsur hara yang kotoran dengan nyata menurunkan
dibutuhkan tanaman. Unsur-unsur hara besarnya aliran permukaan karena pupuk
tersebut kadang tersedia dalam jumlah yang kotoran dapat memperbaiki struktur tanah,
sedikit, bahkan tidak tersedia sama sekali sehingga permeabilitas tanah meningkat.
(Lidar dan Surtinah, 2012). Salah satu Salah satu indikator dalam kualitas
usaha untuk memperbaiki kesuburan tanah jagung manis adalah kadar gula (brix), oleh
pertanian adalah dengan pemberian bahan karena itu diperlukan langkah untuk
organik. meningkatkan kualitas jagung manis. Kadar
Kalium yang terkandung dalam KCl gula jagung manis yang cukup tinggi
merupakan salah satu unsur hara esensial mendekati kadar gula tebu dapat dijadikan
1383
Tabel 1 Rerata Panjang Tanaman (cm) Akibat Perlakuan KCl dan Kotoran Ayam
Panjang Tanaman/Umur (hst)
Perlakuan
14 hst 28 hst 42 hst 56 hst
Pupuk KCl (kg ha-1)
0 29,83 63,77 102,34 134,64
100 30,53 64,38 103,53 134,96
150 31,19 65,05 105,59 135,75
200 31,59 66,10 108,15 137,00
BNT 5% tn tn tn tn
Kotoran Ayam(ton ha-1)
0 29,68 62,71 98,81 a 132,27 a
5 30,42 63,88 101,45 b 134,59 a
10 31,51 65,99 108,55 b 136,34 a
20 31,52 66,72 110,81 b 139,15 b
BNT 5% tn tn 6,43 4,28
Keterangan: Angka dalam kolom yang sama diikuti dengan huruf berbeda menunjukkan berbeda nyata
pada uji BNT 5%, hst: hari setelah tanam, tn: tidak berbeda nyata.
1384
Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 8, Agustus 2017, hlm. 1381 – 1388
Tabel 2 Rerata Jumlah Daun (helai) Akibat Perlakuan KCl dan Kotoran Ayam
Jumlah Daun/Umur (hst)
Perlakuan
14 hst 28 hst 42 hst 56 hst
Pupuk KCl (kg ha-1)
0 3,07 5,08 7,28 10,58
100 3,08 5,12 7,29 10,65
150 3,10 5,13 7,30 10,70
200 3,11 5,16 7,32 10,73
BNT 5% tn tn tn tn
Kotoran Ayam(ton ha-1)
0 3,02 5,07 7,12 a 10,38 a
5 3,08 5,12 7,19 a 10,58 ab
10 3,09 5,13 7,22 a 10,80 bc
20 3,17 5,18 7,66 b 10,90 c
BNT 5% tn tn 0,17 0,26
Keterangan: Angka dalam kolom yang sama diikuti dengan huruf berbeda menunjukkan berbeda nyata
pada uji BNT 5%, hst: hari setelah tanam, tn: tidak berbeda nyata.
1385
Tabel 3 Rerata Luas Daun (dm2 tan-1) Akibat Interaksi antara KCl dan Kotoran Ayam
Pupuk Kotoran Ayam (ton ha-1)
Pupuk KCl
0 5 10 20
(kg ha-1)
28 hst
0 5,32 a 5,48 a 7,81 bc 9,28 de
100 5,64 a 5,72 a 7,86 bc 9,38 de
150 6,08 a 7,84 bc 8,36 c 9,42 e
200 7,37 b 8,04 bc 8,53 cd 9,56 e
BNT 5% 0,87
56 hst
0 17,99 a 28,04 d 28,97 de 32,33 g
100 20,66 b 28,90 de 33,74 h 36,72 j
150 23,13 c 29,56 ef 34,41 hi 38,11 k
200 30,59 f 35,39 i 38,14 k 42,96 l
BNT 5% 1,28
Keterangan: Angka dalam kolom yang sama diikuti dengan huruf berbeda menunjukkan berbeda nyata
pada uji BNT 5%, hst: hari setelah tanam, tn: tidak berbeda nyata.
Tabel 4 Rerata Bobot Kering Total Tanaman (g) Akibat Interaksi antara KCl dan Kotoran Ayam
Pupuk Kotoran Ayam (ton ha-1)
Pupuk KCl
0 5 10 20
(kg ha-1)
28 hst
0 8,57 a 9,14 a 9,40 a 9,66 ab
100 10,66 bc 10,81 bc 11,10 cd 11,42 cde
150 11,28 cd 12,23 def 12,57 ef 13,20 fg
200 11,34 cde 13,07 f 14,43 gh 15,41 h
BNT 5% 1,25
42 hst
0 31,50 a 32,30 ab 33,27 abc 34,57 bcd
100 32,90 ab 34,54 bcd 36,74 defg 38,14 fgh
150 33,23 abc 36,40 def 38,83 gh 43,28 i
200 35,33 cde 37,15 efgh 40,07 h 43,47 i
BNT 5% 2,27
Keterangan: Angka dalam kolom yang sama diikuti dengan huruf berbeda menunjukkan berbeda nyata
pada uji BNT 5%, hst: hari setelah tanam, tn: tidak berbeda nyata.
Pada penelitian ini pemberian pupuk KCl berkaitan erat dengan proses fotosintesis,
mencapai 200 kg ha-1 dan pupuk kotoran dimana proses fotosisntesis pada tanaman
ayam mencapai 20 ton ha-1 diduga mampu jagung manis dapat berjalan dengan baik
mencukupi kebutuhan unsur hara, dapat karena ketersedian unsur hara bagi
mengakibatkan aktivitas fotosintesis tanaman tercukupi.
menjadi lebih tinggi sehingga dapat Cara aplikasi pupuk dan waktu
menyebabkan pertumbuhan tanaman pemupukan yang tepat dapat meningkatkan
menjadi lebih baik. ketersediaan unsur hara yang diperlukan,
sehingga tanaman dapat menyerap unsur
Bobot Kering Total Tanaman hara secara optimal dalam setiap fase
Hasil analisis ragam menunjukkan pertumbuhan. Aplikasi pupuk KCl dilakukan
bahwa terdapat interaksi antara perlakuan pada saat tanaman berumur 7 hst dan pada
pupuk KCl dan pupuk kotoran ayam dimana saat tanaman berumur 35 hst.
dengan meningkatnya penggunaan pupuk Aplikasi pada umur tanaman 7 hst
KCl diikuti dengan pupuk kotoran ayam 20 sebagai pupuk dasar, sedangkan aplikasi
ton ha-1 mampu meningkatkan bobot kering pada saat umur 35 hst dimaksudkan untuk
total tanaman yang berbeda nyata dengan memenuhi kebutuhan unsur kalium pada
dosis yang lebih rendah (Tabel 4). Hal ini saat akhir masa vegetatif dan saat awal
1386
Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 8, Agustus 2017, hlm. 1381 – 1388
Tabel 5 Rerata Bobot Tongkol Konsumsi per Hektar (ton ha-1) Akibat Interaksi antara KCl dan
Kotoran Ayam
Pupuk KCl Pupuk Kotoran Ayam (ton ha-1)
-1
(kg ha ) 0 5 10 20
0 9,74 a 10,59 b 11,09 c 11,88 ef
100 10,45 b 11,21 cd 12,22 fg 12,85 hi
150 11,85 ef 12,67 gh 13,73 j 14,72 k
200 11,66 de 12,24 fg 12,68 ghi 13,18 i
BNT 5% 0,50
Keterangan: Angka-angka pada Kolom yang sama dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5 %.
Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 8, Agustus 2017, hlm. 1381 – 1388