Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam


kandungan disertai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak usia dini, terutama
pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian hanya ASI saja (termasuk kolostrum)
sesegera mungkin setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian
makanan lain seperti air, air gula, madu, pisang, dan sebagainya (Depkes, 2003).

Konvensi Hak-hak Anak tahun 1990 antara lain menegaskan bahwa


tumbuh kembang secara optimal merupakan salah satu hak anak. Berarti ASI
selain merupakan kebutuhan, juga merupakan hak azasi bayi yang harus dipenuhi
oleh orangtuanya. Dan dalam pemberian ASI terdapat dukungan dari orang tua.
Dengan memberikan ASI, ibu menjadi lebih dekat dengan anak. Hal ini telah
dipopulerkan pada pekan ASI sedunia tahun 2013 dengan tema “Dukungan
Menyusui : Lebih Dekat Dengan Ibu” (Depkes, 2013).

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2013


menunjukkan peningkatan terhadap angka pemberian ASI eksklusif yaitu sebesar
42% dan masih jauh dibawah target dinkes yaitu sebesar 80%.

Dalam riset kesehatan dasar (Riskesdas 2013) menerangkan bahwa


menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu maupun
bayinya.bagi bayi, menyusui mempunyai peran penting untuk menunjang
pertumbuhan, kesehatan, dan kelangsungan hidup bayi karena ASI kaya akan zat
dan antibodi. Presentasi proses mulai menyusu pada anak 0-23 bulan pada tahun
2010 dan 2013 menunjukkan bahwa proses menyusu kurang dari satu jam
( inisiasi menyusui dini) meningkat menjadi 34,5% dari 29,3% dengan daerah
presentasi tertinggi di Nusa Tenggara Barat ( 52,9%) dan terendah di Papua Barat
(21,7%). (Riskesdas, 2013)

1
Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan kebijakan baru melalui Menteri
Kesehatan RI No. 450/Menkes/SK/IV/2004 mengenai pemberian ASI eksklusif
sampai bayi berusia 6 bulan dan dianjurkan untuk dilanjutkan sampai anak berusia
2 tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai. Pada tahun 2012 telah
terbit Peraturan Pemerintah (PP) nomor 33 tentang Pemberian ASI Eksklusif dan
telah diikuti dengan diterbitkannya 2 (dua) Peraturan Menteri Kesehatan yaitu :
Permenkes Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus
Menyusui dan/atau Memerah Air Susu Ibu dan Permenkes Nomor 39 Tahun 2013
tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya.

Berdasarkan SPM periode Januari-Mei 2014 di Puskesmas Grabag 1,


didapatkan cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Grabag 1 adalah 77% dimana
target dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2010 yaitu 80% sehingga
didapatkan pencapaain 96% yang kurang dari 100%.

Pada rekap laporan KIA Puskesmas Grabag 1 periode Januari-Mei 2014,


dimana di kecamatan Grabag terdapat 18 desa dengan cakupan ASI eksklusif di
desa Kalikuto dengan hasil pencapaian 77% dengan target dinkes sebesar 80%.
Sehingga di dapatkan nilai yang rendah untuk ASI eksklusif di Desa Kalikuto.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan perumusan masalah


yaitu “Apa penyebab rendahnya cakupan ASI eksklusif di Desa kalikuto
Kecamatan Grabag 1 Kabupaten Magelang Periode Januari-mei 2014 dan
bagaimana pemecahannya ?

C. Tujuan

1. Tujuan umum:

2
Utuk Mengetahui penyebab rendahnya rendahnya peningkatan cakupan pemberian
ASI Eksklusif didesa kalikuto kecamatan Grabag kabupaten magelang periode januari
–mei 2014.

2. Tujuan khusus:

1. Mengetahui faktor-faktor penyebab rendahnya cakupan ASI eksklusif di


Desa kalikuto Kecamatan Grabag.
2. Mencari pemecahan masalah rendahnya cakupan ASI eksklusif di Desa
kalikuto Kecamatan Grabag.
3. Membuat Plan of Action (POA) dari pemecahan masalah terpilih.

D. Batasan Judul

Penulis memilih judul “RENCANA PENINGKATAN CAKUPAN


PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KALIKUTO KECAMATAN
GRABAG KABUPATEN MAGELANG PERIODE JANUARI-MEI 2014”
mempunyai batasan pengertian judul sebagai berikut:

 Evaluasi

Adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut,


apresiasi dan pengenalan masalah serta pemeberian solusi.

 Cakupan

Adalah merupakan suatu total hasil kegiatan yang dilakukan kemudian


dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan.

 ASI eksklusif

Adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada
bayi sampai umur 6 (enam) bulan tanpa makanan dan ataupun minuman

3
tambahan lain seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih, pisang, pepaya,
bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim kecuali sirup obat

 Desa kalikuto

Adalah suatu desa yang terletak dikecamatan Grabag 1 kabupaten magelang.

 Kabupaten Magelang

Adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah.

 Periode Januari-Mei 2014

Adalah periode waktu yang digunakan untuk melakukan peninjauan cakupan


jumlah pemberian ASI Eklusif

E. Batasan Masalah

Batasan masalah dimaksudkan untuk mempermudah dalam memahami


dan agar lebih terarah, jelas, dan tidak menyimpang dari permasalahan yang ada.
Maka dalam penelitian ini dibatasi hanya membahas mengenai tinjauan belum
tercapainya target cakupan ASI eksklusif di Desa kalikuto pada periode Januari-
mei 2014. Belum tercapainya target dari cakupan ASI eksklusif diperoleh dari
SPM bulanan berjalan di Puskesmas Grabag 1 yang kemudian dihitung
berdasarkan jumlah bayi 0-6 bulan yang hanya dapat ASI saja dibagi dengan
jumlah bayi umur 0-6 bulan didapatkan skor cakupan ASI eksklusif di Puskesmas
Grabag 1 adalah 77% dimana target dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang
tahun 2011 yaitu 80% sehingga didapatkan pencapaian 96% yang kurang dari
100%.

F. Manfaat Kegiatan

I. Bagi Mahasiswa

1. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan


Masyarakat.

4
2. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang
ditemukan di dalam survei yang dilaksanakan.

3. Melatih kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat.

2. Bagi Puskesmas

1. Mengetahui masalah atau upaya Puskesmas mengenai penerapan ASI


Eksklusif.

2. Membantu puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya


puskesmas dalam hal penerapan ASI eksklusif yang tidak berjalan dengan
maksimal.

3. Membantu puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian terhadap


masalah penerapan ASI eksklusif yang tidak berjalan dengan maksimal.

3. Bagi Masyarakat

1. Dari hasil laporan ini diharapkan pengetahuan ibu-ibu akan pentingnya


ASI sebagai satu-satunya makanan yang diperlukan oleh bayi usia 0-6
bulan atau menyusui eksklusif dan tetap memberi ASI setelah 6 bulan
ditambah makanan pendamping ASI yang tepat.

G. Metodologi

 Data Primer, diperoleh melalui wawancara kepada bidan, kader dan ibu
yang mempunyai bayi.

 Data Sekunder, diperoleh dari SIMPUS dan rekapitulasi laporan kegiatan


setiap bulannya dari bagian KIA dan PROMKES Puskesmas Grabag 1.

 Data yang sudah terkumpul diolah secara deskriptif berdasarkan

pendekatan sistem untuk mencari penyebab masalah dengan diagram fist

5
bone., dan selanjutnya ditentukan prioritas pemecahan masalah dengan

kriteria matriks menggunakan rumus. M x I x V/ C. Selanjutnya dibuat

rencana kegiatan (plan of action) berdasarkan pemecahan masalah yang

terpilih.

Anda mungkin juga menyukai