Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRARTIKUM

“ PERCOBAAN LENSA ”

DISUSUN OLEH:

NAMA : SOIMAH

NIM : 12 310 595

KELAS : A (SEMESTER II)

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

2015
Percobaan Lensa

I. Tujuan Percobaan:

1. Menentukan jarak focus lensa positif


2. Menentukan jarak focus Lensa Negatif
3. Menentukan jarak focus lensa gabungan

II. Alat Dan Bahan :

1. Bangku Optik
2. Sumber cahaya (lampu bohlam)
3. Lensa Positif
4. Lensa negative
5. Layar dan benda
6. Sperometer
7. Meteran

III. Jalannya Percobaan:

A) Penentuan jarak focus lensa positif dengan metode lensa tipis


1. Menyusun alat seperti pada gambar 1.
2. Mengeser-geser lensa agar di dapat bayangan paling jelas , dan mengukur
jarak benda (S) Dan jarak bayangannya S1
3. Mengulangi langah 2 dengan mengubah terlebih dahulu jarak benda
kelayar.
4. Mengulangi langkah 3.

B) Penentuan jarak focus lensa positif dengan metode BESSEL


1. Meletakkan lampu, benda, lensa dan layar seperti gambar 2 (untuk
lensa posisi 1)
2. Mengatur jarak benda ke-layar (L) sedemikian rupa sehingga
memungkinkan terjadi bayangan dilayar untuk 2 kondisi yaitu dapat
menghasilkan bayangan diperkecil setelah lensa di geser mendekati
layar.
3. Mengukur jarak S1 saat bayangan dilayar diperbesar dan jelas.
Kemudian Mengukur S2 saat bayangan dilayar diperkecil dan jelas
4. Mengulangi langka 1 sampai dengan langaka 3 untuk L yang berbeda
sebanyak 3 kali.

C) Untuk penentuan focus lensa negatip


1. Membentuk bayangan nyata di layar dengan menggunakan lensa
positif
2. Kemudian Mletakkan lensa negative di antara lensa positif dan layar.
Tanpa merubah posisi layar lalu Mengukur jarak antara lensa negatip
dan layar (sebagai jarak benda untuk layar negative (S2).
3. Selanjutnya mengeser-geser layar sehingga tampak bayangan jelas
kembali di layar. Mengukur jarak dari lensa negative ke layar ini
merupakan jarak bayangan untuk lensa negative. Memperhatikan
gambar:

Lampu Benda lensa + Posisi 1 lensa - Layar

S1
S2

Gambar.3a.Metode lensa negative langkah 1

Lampu Benda Lensa+ Posis2 Lensa - Layar

S12

Gambar 3 b Metode Lensa Negative langkah 2


D) Untul menentukan focus lensa gabungan
1. Meletakan dua buah lensa positif (lensa + kuat dan lensa + lemah )
2. Mengatur posisi lampu, benda lensa gabungan seperti pada gambar
4
3. Mengeser-geser lensa sehingga di peroleh bayangan jelas dilayar
4. Mengukur jarak benda lensa S dan jarak lensa layar S1

Lampu Benda Lensa + Gabungan Layar

S S1

Gambar 4. Metode Lensa Gabungan

E) Untuk penentuan indeks bias bahan lensa

1. Untuk mendapatkan jari- jari kelengkungan setiap permukaan lensa


positif lakukan pengukuran dengan menggunkan spherometer
2. Meletakan Sperhometer diatas permukaan lensa planparalel.
3. Mengatur posisi skrup Spherometer agar ujung sekrupnya menyentuh
permukaan lensa. Mengamati skala Spherometer dan mencatat hasil
pengukurannya senagai h1
4. Mengangkat Spherometer dan gantika dengan lensa kemudian
meletakan kembali Spherometer di atas permukaan lensa. Melakukan
kembali seperti langkah 3 untuk menambahkan harga h2.
5. Melakukan kembali langkah 3 dan langkah 4 setelah lebih dahulu
membalikan lensa untuk pengukuran h1 dan h2 pada permukaan lensa
sebelahnya.
6. Meletakan Spherometer diatas sehelai kertas dan tekan Spherometer
agar ketiga kakinya membekas dikertas.
7. Mengukur jarak antara kedua kakinya (sebagai L ). Mengulngi
pengukuran in untuk kakinya yang lain.
Dan untuk menghitung jari-jari kelengkungan lensa digunakan
rumus:

Dimana : h = h2 – h1

L = Jarak antara kedua kaki Spherometer

Skalanonius

skala utama

Lensa

Gambar 4.Posisi spherometer di atas lensa


IV. Dasar Teori

Lampu Benda Lensa Layar

S1
S1

Gambar 1.

Jarak focus lensa sederhana dapat pula dihitung dengan rumus:

{ }{ }

Dimana: R1 = jari-jaripermukaanpertamalensa
R2 = jari-jaripermukaankedualensa
Dengan metode Bessel lensa positif dapat dihitung dengan rumus :

Dimana: D = s2- s1

Lampu Benda Lensa+(posisi 1) Lensa +(posisi 2) layar

S1

S2

Gambar 2.MetodeBessel
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang bias. Ada 2
jenis lensa yaitu:

1. Lensa Cembung (konveks)


Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal
daripada bagianpinggirnya.Lensa cembung terdiri atas 3 macam bentuk yaitu
lensa bikonveks (cembung rangkap), lensa plankonveks (cembung datar) dan
lensa konkaf konveks (cembung cekung).Lensa cembung disebut juga lensa
positif karena jarak fokusnya (f) selalu bertanda positif.. Lensa cembung
memiliki sifat dapat mengumpulkan cahaya (konvergen).Apabila ada berkas
cahaya sejajar sumbu utama mengenai permukaan lensa, maka berkas cahaya
tersebut akan dibiaskan melalui satu titik.
Lensa cembung terdiri atas 3 macam bentuk yaitu lensa bikonveks (cembung
rangkap), lensa plankonveks (cembung datar) dan lensa konkaf konveks (cembung
cekung).

Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung


1. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan menuju titik fokus
2. Sinar datang melalui titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang melalui titik pusat lensa diteruskan (tanpa dibiaskan)

2. Lensa Cekung
Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis daripada
bagian pinggirnya.Lensa cekung ada 3 macam bentuk yaitu lensa bikonkaf
(cekung rangkap), lensa plankonfaf (cekung datar) dan lensa konveks konkaf
(cekung cembung).Lensa cekung disebut juga lensa negatif. Lensa cekung
memiliki sifat dapat menyebarkan cahaya (divergen) Lensa cekung disebut
lensa divergen karena dapat memancarkan berkas sinar cahaya yang sejajar
sumbu utama dan seolah-olah berasal dari satu titik di depan lensa. Apabila
seberkas cahaya sejajar sumbu utama mengenai permukaan lensa cekung,
maka berkas cahaya tersebut akan dibiaskan menyebar seolah-olah berasal
dari satu titik.

Tiga sinar istimewa pada lensa cekung


1. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan seakan-akan berasal dari
titik fokus aktif F.
2. Sinar datang seakan-akan menuju titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu
utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa pembiasan.

Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang bias dengan
minimal satu permukaan tersebut merupakan bidang lengkung. Beberapa
bentuk standar dari lensa ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Bentuk standar lensa: (a) lensa positif dan (b) lensa negatif.

Dalam pembahasan tentang lensa, dikenal apa yang dinamakan titik


fokus pertama (F1) dan titik fokus kedua (F2). Titik fokus pertama merupakan
titik benda pada sumbu utama yang bayangannya berada di tempat yang
sangat jauh (tak hingga), sedangkan titik focus kedua adalah titik bayangan
pada sumbu utama dari benda yang letaknya sangat jauh (tak hingga)

1. Lensa Tipis
Lensa tipis adalah lensa sederhana yang ketebalannya dapat diabaikan
bila dibandingkan dengan panjang titik fokusnya. Lensa yang ketebalannya
tidak dapat diabaikan dibandingkan dengan jarak titik fokus diamakan lensa
tebal. Untuk lensa tipis, titik fokus dapat dihitung dari jarak benda, s, dan
jarak bayangan yang dibentuk, s’, dengan persamaan:

Sedangkan perbesaran bayangannya di dapat dari,


dengan h dan h’ masing‐masing adalah tinggi benda dan tinggi bayangan.

2. Lensa Gabungan
Lensa gabungan sering digunakan pada alat‐alat optic dengan maksud
mengurangi cacat bayangan atau merubah sifat bayangan agar bisa dilihat
oleh mata manusia. Untuk suatu sistem lensa gabungan yang terdiri dari dua
buah lensa tipis dan masing‐masing mempunyai titik fokus f1 dan f2 seta
dipisahkan oleh jarak d, jarak titik fokus dari sistem lensa ini diberikan oleh
=

V. Hasil Pengamatan

A. Untuk penentuan jarak focus lensa positif dengan Lensa Tipis


No. L S S1
1. 40 cm 20 cm 20 cm
2. 53 cm 14 cm 39 cm
3. 60 cm 14 cm 46 cm

B. Untuk penentuan jarak focus lensa positif dengan metode BESSEL

L (cm) S1 (cm) S2 (cm)


65 cm 12,5 cm 52,5 cm
70 cm 13 cm 57 cm
75 cm 12,5 cm 62,5 cm

C. Untuk penentuan focus lensa negative

L (cm) S (cm) S’ (cm)


40 cm 18 cm 21 cm

D. Untuk menentukan focus lensa gabungan

L (cm) S (cm) S’ (cm)


55 cm 10 cm 45 cm

E. Untuk menentukan indeks bias lensa

 Skala utama= 1
Skala nonius=0,465
h1= 1,465 cm

 Skala utama= 1
Skala nonius=0,425
h2= 1,0425 cm
VI. Pengolahan Data

1. Menghitung jarak fokus pada lensa positif dan kekuatan lensanya

Dik; L=40 cm S=20 cm S1=20 cm


L=53 cm S=14 cm S1=39 cm
L=60 cm S=14 cm S1=46 cm

Dit: f = .........?

Peny:
Untuk L=40 cm

=
= 10 cm

Untuk L=53 cm

=
= 10,31 cm
Untuk L=60 cm

=
= 10,75 cm

2. Menghitung jarak focus lensa positif dengan metode BESSEL


Untuk L=65 cm

Untuk L=70 cm

Untuk L=75 cm
3. Menghitung jarak focus lensa negative dengan menggunakan rumus
(1)
Dik: = =21 cm

S=18cm

L=40 cm

Dit: =.......?

Peny:

= +

= +

= +

=0,103cm

=
= 9,70 cm

4. Menghitung jarak focus lensa gabungan dengan rumus (1)


Rumus (1) : Untuk Jarak 55 cm

Dik: L= 55cm

S=10 cm

S1=45 cm

Dit: = .......?

Peny:
5. Menghitung indeks bias lensa

Dik: L = 3,35 cm
F=

 Skala utama= 1 mm
Skala nonius=0,465 mm
h1= 1+ 0,465 = 1,465 mm
 Skala utama=1 mm
Skala nonius=0,425 mm
h2= 1+ 0,425= 1,425 mm

Terlebih dahulu hitung R:

h1 L2
 R1  
2 6h1

= +

=
=

=2,009 cm

 = +

= +

=
=
=
=2,0251 cm

Kita dapat menentukan indeks bias,

=(n- 1) ( )

1 1
n2  1  f (  )
R1 R2

n2- 1= (

n2-1 = ( )

n2-1=

n2= (0,99)

n2=

n2=1,19
VII. Pembahasan
Dalam praktikum ini , dilakuakn dua kali percobaan yaitu percobaan
pada lensa cembung dan pada lensa cekungpada lensa cembung dilakukan
lima variasi data dengan jarak yang berbeda beda dan dari variasi data
tersebut akan ditemukan jarak bayanganatau . jarak bayangan diukur dari
lensa ke layar yang menangkap cahaya. setelah menemukan jarak bayangan
maka dilakukan penghitungan titik focus (f)dengan rumus :

dengan ketentuan :
S = bernilai positif
= bernilai positif dikarenakan bayangan bersifat nyata yang
beradadibelakanglensa
f = bernilai positif karena lensa cembung bersifat mengumpulkancahaya

Dengan penerapan rumus tersebut maka diperoleh titik focus dengan


sifat bayangan nyata dan terbalik semakin jauh lensa dari benda maka
bayangan akan diperkecil dan semakin dekat maka bayangan akan
diperbesar bahkan dapat bersifat maya.Pada praktikum ini titik focus yang
dihasilkan antara lima variasi tidak sama. factor-faktor yang mempengarui
ketidaksamaan hasil yaitu:
 kurang akurat dalam pengukuran
 dalam lensa cembung tidak mendapatkan bayangan yang focus
 kerusakan alat (missal lensa)
 kurang akurat dalam penghitungan data terdapat cahaya yang terang
sehingga tidak mendapatkan bayangan yang focus

kemudian percobaan kedua dilakuakn dengan lensa cekung. pada


percobaan ini selain jarak benda(S) tinggi dari benda (h) dan tinggi dari
bayangan benda( ) juga diukur , ketiga data tersebut digunakan untuk
perhitungan besarnya jarak bayangan dengan rumus:
VIII. Kesimpulan

1. Untuk menghitung focus dari suatu lensa dapat digunakan dengan


metode dasar atau metode Bessel

2. Panjang focus ditentukan oleh jarak ke lensa dan jarak bayangan ke lensa
[ada metode dengan menggunkan rumus lensa tipis, jarak bayangan dan
jarak dua posisi lensa yang bayangannya bagus pada metode Bessel,
panjang focus lensa cembung dan jarak bayangan serta jarak dua posisi
lensa yang bayangannya bagus pada kombinasi

3. Yang lebih jelas atau teliti adalah dengan menggunakan metode Bessel,

4. Sifat kenvergen dan divergen tidak akan berubah


IX. Daftar Pustaka

 Buku Penuntun Fisika Dasar ll


 Muji.2011.Dombo it’s Bima. http://episodecintabima.blogdetik.com.
 Anonim.2010.aqu dan fisika . http://aqudanfisika.blogspot.com.diakses
 www.google.percobaanlensacom

Anda mungkin juga menyukai