Anda di halaman 1dari 6

PROSEDUR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP)

RSD BALUNG NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN


Jl. Rambipuji No. 19 RSDB/SPO/5.8/004 00 1/5
Balung - Jember
68161
Ditetapkan Oleh
SPO Direktur
Tanggal terbit
PENCEGAHAN DAN
02 Januari 2016
PENGENDALIAN
INFEKSI dr. Hj. Lilik Laksmiati Susilo Parti
NIP. 19580520 198710 2 001
Mekanisme dari rumah sakit mengenai prosedur pencegahan dan
PENGERTIAN
pengendalian Ventilator Associated Pneumonia (VAP).
Untuk mengurangi resiko terjadinya Ventilator Associated Pneumonia
TUJUAN
(VAP) pada pasien dan mencegah infeksi nosokomial.
1. SK tentang pembentukan tim pencegah dan penanggulangan
infeksi nomor : …...............................
2. SK kebijakan pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan
infeksi nomor : ...................................
KEBIJAKAN
3. SK pemberlakuan panduan pencegahan dan penanggulangan
infeksi nomor : ........................................
4. SK Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit Nomor:
..............................
Pencegahan Pneumonia Pasca Bedah
1. Lakukan pengelolaan pra dan pasca bedah yang ditujukan pada :
 Pasien yang akan mendapat pembiusan dan menjalani
pembedahan torak dan abdomen.
 Disfungsi paru berat.
 Kelainan paru-paru.
 Pengelolaan pra dan pasca bedah meliputi pengobatan dan
instruksi medis dan keperawatan.
PROSEDUR
2. Lakukan pengelolaan pra bedah yang meliputi :
 Pengobatan atau resolusi infeksi paru.
 Mempermudah pengeluaran sekret saluran nafas (bronkodilator,
drainase postural, perkusi).
 Berhenti merokok.
3. Lakukan Instruksi pra bedah meliputi :
 Diskusikan dengan pasien mengenai pentingnya sering batuk,
nafas dalam dan mobilitasi pasca bedah.
PROSEDUR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP)

RSD BALUNG NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN


Jl. Rambipuji No. 19 RSDB/SPO/5.8/004 00 2/5
Balung - Jember
68161
 Instruksikan pasien untuk memperagakan cara batuk dan nafas
dalam pra dan pasca bedah.
4. Pengobatan dan instruksi pasca bedah ditujukan untuk mendorong
pasien sering batuk, nafas dalam dan ambulasi jika ada
kontraindikasi secara medis.
5. Bila cara konservatif di atas gagal untuk mengeluarkan sekret
saluran nafas dapat dilakukan drainase postural dan perkusi.
6. Jika pasien mengalami nyeri akibat batuk dan nafas dalam,
gunakan analgetik dan topang luka di daerah perut (meletakkan
bantal kecil dan ringan di atas perut) serta beri obat penghambat
syaraf lokal.
7. Jangan gunakan antibiotika sistemik secara rutin.

Cuci Tangan
1. Cuci tangan setiap kali kontak dengan sekret saluran nafas baik
dengan atau tanpa sarung tangan.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien yang
mendapat intubasi dan trakeostomi.
PROSEDUR
Cairan dan Obat
1. Gunakan cairan steril untuk tindakan nebulasi dan humidifikasi,
berikan secara aseptik. Jangan gunakan cairan tersebut pada alat
yang terkontaminasi.
2. Buang sisa cairan dalam botol yang sudah dibuka dalam waktu 24
jam.
Pemeliharaan Alat Terapi Pernafasan yang Sedang Dipakai
1. Isi penampung cairan sebelum dipakai. Bila cairan hendak
ditambahkan, buang sisa cairan yang ada terlebih dahulu.
2. Buang air yang telah mengembun dalam pipa dan jangan dialirkan
balik ke penampung.
3. Ganti secara rutin alat nebulisasi dinding dan penampungnya
setiap 24 jam dengan yang steril atau didesinfeksi
4. Ganti secara rutin alat nebulasi lain dan penampungnya setiap 24
jam dengan yang steril atau didesinfeksi.
5. Alat penampung pelembab udara oksigen dinding yang dapat
dipakai ulang dibersihkan, dicuci dan dikeringkan setiap hari.
6. Ganti setiap pipa dan masker yang akan digunakan untuk terapi
PROSEDUR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP)

RSD BALUNG
NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Jl. Rambipuji No. 19
RSDB/SPO/5.8/004 00 3/5
Balung - Jember
68161

oksigen pada setiap pasien.


7. Ganti secara rutin sirkuit alat bantu nafas (termasuk pipa dan
katub ekshalasi) dengan yang steril atau yang sudah didesinfeksi
setiap 24 jam.
8. Jika mesin respirator digunakan untuk beberapa pasien, maka
pada setiap pergantian pasien semua sirkuit alat bantu nafas
diganti dengan yang steril atau yang sudah didesinfeksi.
Penanganan Peralatan yang Dipakai Ulang
1. Bersihkan dengan seksama setiap peralatan yang akan disterilkan
untuk menghilangkan darah, jaringan, makanan atau residu
lainnya.
2. Dekontaminasi peralatan sebelum dan selama proses
pembersihan, jika alat tersebut ditandai terkontaminasi dan
berasal dari pasien dengan jenis isolasi tertentu.
3. Sirkuit alat bantu nafas (termasuk pipa dan katup ekshaklasi) dan
semua alat yang berhubungan dengan terapi pernafasan
disterilisasi atau didesinfeksi kuat.
4. Untuk ruang pendingin pada alat nebulisasi ultrasonik disterilkan
PROSEDUR dengan gas atau didesinfeksi kuat paling sedikit selama 30 menit.
5. Bagian dalam mesin ventilator dan mesin pernafasan tidak perlu
disterilkan atau didesinfeksikan secara rutin untuk setiap
pemakaian kecuali setelah alat tersebut potensial terkontaminasi
dengan mikroorganisme berbahaya.
6. Respirometer dan alat lain yang digunakan untuk memantau
beberapa pasien secara bergantian, tidak boleh langsung
menyentuh bagian sirkuit alat bantu nafas. Jika tidak
menggunakan penghubung dan alat pemantau langsung
berhubungan dengan alat yang terkontaminasi, maka alat
pemantau tersebut harus disterilkan atau didesinfeksi kuat
sebelum dipakai pasien lain (Kategori I).
7. Kantong alat resusitasi harus disterilkan atau didesinfeksi kuat
setiap habis dipakai
Pemantauan Mikroorganisme
1. Jika tidak ada kejadian luar biasa (KLB) atau rate endemik
infeksi paru nosokomial tidak tinggi maka proses desinfeksi alat
terapi pernafasan tidak perlu dipantau dengan biakan sampel dari
PROSEDUR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP)

RSD BALUNG
Jl. Rambipuji No. 19 NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
Balung - Jember RSDB/SPO/5.8/004 00 4/5
68161

alat
2. tersebut. Dengan kata lain sampel rutin tidak perlu dilakukan
(Kategori I).
3. Interpretasi hasil pemeriksaan mikrobiologik sulit dilakukan
karena itu sampel mikrobiologik rutin alat bantu nafas yang
sedang dipakai pasien tidak dianjurkan (Kategori I)
Pasien dengan Trakeostomi
1. Tindakan trakeostomi harus dilakukan di kamar operasi, secara
aseptik kecuali dalam keadaan darurat dapat dilakukan di ruang
perawatan (Kategori I).
2. Jika luka trakeostomi sudah mulai sembuh atau membentuk
jaringan granulasi sekitar pipa maka tidak boleh disentuh dengan
tangan langsung, atau setiap manipulasi kedua tangan
menggunakan sarung tangan steril (Kategori II).
3. Bila diperlukan penggantian pipa trakeostomi, maka pipa
pengganti harus steril atau didesinfeksi kuat (Kategori I).
4. Saat mengganti pipa harus digunakan teknik aseptik termasuk
PROSEDUR
penggunaan sarung tangan dan penutup (duk) steril (Kategori II).
Pengisapan Sekret Saluran Nafas
1. Pengisapan sekret saluran pernafasan dilakukan hanya bila
diperlukan, karena pengisapan yang terus menerus akan
meningkatkan risiko kontaminasi silang dan trauma (Kategori I).
2. Pengisapan sekret saluran nafas tidak boleh dilakukan dengan
tangan langsung melainkan menggunakan sarung tangan teril
(Kategori II).
3. Setiap kali mengisap sekret saluran nafas, gunakan kateter yang
steril atau jika pemakaian hanya dalam waktu singkat maka
kateter dapat dipakai ulang setelah dibilas serta dibersihkan
(Kategoti I)
4. Bila terdapat sekret yang kental dan kateter pengisap lendir
memerlukan bilasan, maka untuk membilas gunakan cairan steril
(Kategori I).
Penggunaan pipa dan tabung pengisap adalah sebagai berikut:
a. Pemakaian pipa pengisap sampai batas tabung harus diganti
untuk setiap pasien.
PROSEDUR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP)

RSD BALUNG
Jl. Rambipuji No. 19
Balung - Jember NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN
68161 RSDB/SPO/5.8/004 00 5/5

b. Tabung pengisap yang digunakan untuk satu pasien tidak


perlu diganti atau dikosongkan secara rutin (Kategori III)
c. Tabung pengisap harus diganti setiap pasien kecuali pada unti
perawatan jangka pendek (tidak >24 jam) (Kategori II)
d. Pada unit perawatan jangka pendek tabung perlu diganti setiap
hari tetapi tidak perlu diganti untuk setiap pasien (Kategori
II).
e. Setiap kali tabung pengisap diganti harus disterilkan atau
didesinfeksi kuat (Kategori II)
5. Untuk pengisap sekret saluran nafas portabel yang kemungkinan
mengisap aerosol terkontaminasi maka digunakan filter bakteri
PROSEDUR yang baik antara tabung penampung dan pipa pengisap (Kategori
III)
Perlindungan Pasien dari Pasien lain dan Personil
1. Lakukan isolasi pada pasien yang mungkin menyebarkan infeksi
saluran nafas. Isolasi sesuai dengan teknik mutakhir.
2. Personil yang terkena infeksi saluran nafas tidak boleh memberi
asuhan langsung pada pasien dengan resiko tinggi (misal
neonatal, bayi, pasien dengan obstruksi paru kronis, dan pasien
dengan daya tahan tubuh menurun) (Kategori III).
Bila diperkirakan ada KLB infuenza lakukan pencegahan untuk
semua pasien dan petugas yang memberi asuhan langsung dengan
menggunakan teknis isolasi pernafasan.

1. ICU
UNIT TERKAIT
2. IGD

Anda mungkin juga menyukai