Anda di halaman 1dari 5

0

IX. MODEL EKOLOGI TERJADINYA PENYAKIT AKIBAT


PENCEMARAN LINGKUNGAN
(PRAKTIKUM)

I. PENDAHULUAN
A. Acara
Analisis model ekologi terjadinya penyakit akibat pencemaran lingkungan.
B. Tujuan
 Mengetahui beberapa kasus pencemaran lingkungan.
 Mengetahui dampak negatif pencemaran lingkungan terhadap kesehatan manusia.
 Membuat model ekologi dan menganalisis terjadinya penyakit akibat pencemaran
lingkungan.
C. Metode
Studi perpustakaan, media massa dan internet.
D. Tinjauan Teori
Pengertian lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Tujuan
pengelolaan lingkungan hidup adalah agar tercapai keselarasan hubungan antara manusia
dan lingkungan hidup, terwujudnya manusia sebagai pembina lingkungan hidup dan
terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan
lingkungan hidup termasuk sumber daya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin
kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
Salah satu komponen lingkungan hidup adalah sumberdaya alam. Menurut
Suratmo (1995) sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang ada di alam yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia baik generasi sekarang maupun
generasi yang akan datang. Pengelolaan sumber daya alam harus mengacu pada beberapa
prinsip yaitu : 1) keadilan terhadap alam (lingkungan) dan manusia, 2) kelestarian dan
keberlanjutan, 3) demokrasi, 4) transportasi, 5) koordinasi dan keterpaduan antar sektor,
1

6) efisiensi, 7) desentralisasi yang demokratis, 8) partisipasi publik, 9) akuntabilitas


publik dan 10) free and priorinformed consent.
Menurut Kamil (2001) dalam Saptono (2005), ditinjau dari aspek alokasi dan
penggunaan sumberdaya terdapat empat karakteristik penting yang selalu harus
diperhatikan yaitu equity, efektivitas dan efisiensi, ramah lingkungan dan resources
prudence. Karakteristik equity maksudnya adalah kesamaan peluang bagi semua anggota
masyarakat untuk mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraannya. Efektivitas dan
efisiensi menghendaki agar berbagai keputusan publik didasarkan pada penggunaan
sumberdaya alam terbaik. Ramah lingkungan maksudnya adalah bahwa pemanfaatan
potensi sumberdaya alam harus senantiasa diikuti dengan upaya untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup. Karakteristik resources prudence mensyaratkan bahwa
sumberdaya dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat dengan
memperhatikan kebutuhan masa sekarang maupun yang akan datang.
Salah satu konsep mengenai pembangunan berkelanjutan adalah sistem sosio-
ekologis sebagaimana yang dikembangkan oleh Stockholm Environment Institute
(Saptono, 2005). Sistem sosio-ekologis terdiri atas tiga sub sistem yang masing-masing
berkenaan dengan masyarakat (manusia), lingkungan hidup dan ekonomi. Ketiga sub
sistem tersebut saling mempengaruhi satu sama lainnya sehingga bila terjadi
ketidakstabilan pada salah satu sub sistem, maka sub sistem yang lain akan terkena
dampaknya dan keseimbangan ketiga sub sistem tersebut akan terganggu. Konsep
pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang harus menyeimbangkan
ketiga sub sistem tersebut sehingga tingkat kesejahteraan manusia dapat meningkat baik
generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.
Pembangunan yang dilaksanakan secara sembarangan tanpa memperhatikan
faktor lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat dapat menimbulkan terjadinya
pencemaran lingkungan yang pada akhirnya dapat menimbulkan terjadinya penyakit.
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Sebagai contoh terjadinya
kasus pencemaran lingkungan yang sangat menggemparkan dunia adalah terjadinya
penyakit Minamata di Jepang sebagai akibat tercemarnya laut oleh limbah Mercury dari
perusahaan.
2

Kesehatan masyarakat (public health) menurut Winslow (1920) dalam


Notoatmodjo (1997) didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk mencegah penyakit,
memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat dengan melaksanakan kegiatan perbaikan sanitasi
lingkungan; pemberantasan penyakit menular; pendidikan kesehatan; manajemen
(pengorganisasian) pelayanan kesehatan; dan pengembangan rekayasa sosial untuk
pemeliharaan kesehatan masyarakat. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
dilaksanakan upaya kesehatan melalui peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif).
Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaktif antara
komunitas (penduduk) dengan perubahan lingkungan yang memiliki potensi bahaya atau
menimbulkan gangguan kesehatan serta mencari upaya penanggulangannya. Kesehatan
lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat. Kualitas
lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari resiko yang
membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia. Upaya peningkatan kesehatan
lingkungan perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup serta
meningkatkan kemauan, kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam merencanakan
dan melaksanakan pembangunan berwawasan kesehatan. Kesehatan lingkungan meliputi
penyehatan air dan udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan
kebisingan, pengendalian vektor penyakit, dan penyehatan atau pengamanan lainnya.
Pengendalian penyebab penyakit (agent), pembawa atau penular penyakit (vektor) serta
sumber penyakit dilakukan agar tercipta lingkungan yang sehat bagi seluruh penduduk
(Depkes RI, 1999).

II. PELAKSANAAN
A. Alat Praktikum
Alat praktikum yang digunakan adalah alat tulis-menulis.

B. Bahan Praktikum
Bahan praktikum adalah buku-buku referensi, surat kabar dan internet.
3

C. Cara Kerja
1. Mencari kasus-kasus pencemaran lingkungan yang pernah terjadi pada surat kabar, buku
referensi atau internet.
2. Menulis dan menyusun kasus-kasus tersebut dalam tulisan ilmiah, diketik dengan
menggunakan kertas ukuran kuarto.
3. Menyusun model ekologi terjadinya penularan penyakit akibat pencemaran lingkungan.
4. Menganalisis model ekologi terjadinya penularan penyakit akibat pencemaran
lingkungan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
4

DAFTAR PUSTAKA

1. Hardjasoemantri, Koesnadi, 2002, Hukum Tata Lingkungan, UGM-Press, Yogyakarta.


2. Mitchell, Bruce, dkk, 2000, Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan, UGM-Press,
Yogyakarta.
3. Muhammadi, dkk, 2001, Analisis Sistem Dinamis, UMJ Press, Jakarta.
4. Odum, E.P., 1993, Dasar-dasar Ekologi, Edisi Ketiga, UGM-Press, Yogyakarta.
5. Resosudarmo,S., K. Kartawinata., A. Soegiharto, 1990, Pengantar Ekologi, Remaja
Rosdakarya, Bandung.

6. Salim, E., 1983, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.


7. Sastrawijaya, A. Tresna, 1991, Pencemaran Lingkungan, Rineka Cipta, Jakarta.
8. Soemarwoto, O., 1994, Ekologi, Lingkungan dan Pembangunan, Djambatan, Bandung.
9. Soemarwoto,Otto,1997, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, UGM-Press, Yogyakarta.
10. Suratno, FG, 1995, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, UGM-Press, Yogyakarta.
11. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
12. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan
Perlindungan SDA dan Lingkungan Hidup.

Anda mungkin juga menyukai