Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi Islam atau Ekonomi berbasis Syariah adalah sebuah sistem


ekonomi yang memiliki tujuan utama untuk kesejahteraan umat. Sistem ekonomi
syariah berpedoman penuh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang
melandasi prosedur transaksinya sepenuhnya untuk kemaslahatan masyarakat,
sehingga tidak ada satu pihak yang merasa dirugikan. Kesejahteraan masyarakat
dalam Ekonomi Islam tidak hanya diukur dari aspek materilnya, namun
mempertimbangkan dampak sosial, mental dan spiritual individu serta dampak
yang ditimbulkan bagi lingkungan. Syariat Islam telah mengajarkan tatacara
manusia dalam menjalankan hidupnya dari segala aspek. Tidak hanya dalam
aspek religious, tetapi juga mengatur perilaku manusia sebagai mahluk sosial,
menjaga hubungan antar sesama manusia, hubungan manusia dengan alam, dan
menghindarkan dari perilaku-perilaku menyimpang agar dapat tercipta kedamaian
dan ketentraman. Syariat Islam mengatur segala hal yang berkaitan dengan
kegiatan ekonomis manusia, sehingga tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan
dunia, tetapi juga kebahagiaan di Akhirat kelak. Dalam memenuhi keperluan
hidup, syariat Islam menganjurkan untuk saling bekerjasama dan tolong menolong
selama dalam hal kebaikan dan terhindar dari kemungkaran.

B. Rumusan Masalah
1. Definisi , Macam-macam , beserta tujuan zakat ?
2. Jelaskan apa Larangan riba bagi seluruh manusia ?
3. Apa saja kerja sama ekonomi dalam islam ?
4. Apa saja Jaminan dan Asas-asas terhadap ekonomi islam ?
5. Bagaimana Peranan Negara terhadap ekonomi islam ?

Nilai Instrumental Ekonomi Islam 1


C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui definisi , macam-macam dan tujuan zakat dalam ekonomi
islam
2. Mengetahui larangan riba
3. Mengetahui kerja sama dalam ekonomi islam
4. Mengetahui jaminan dan asas-asas dalam ekonomi islam
5. Mengetahui Peranan negara dalam ekonomi islam

Nilai Instrumental Ekonomi Islam 2


PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat

Zakat adalah salah satu rukun Islam. Zakat secara bahasa berarti tumbuh
dan bertambah. Dan menurut syari’at berarti sedekah wajib dari sebagian harta.
Sebab dengan mengeluarkan zakat, maka pelakunya akan tumbuh mendapat

kedudukan tinggi di sisi Allah ‫ﷻ‬ dan menjadi orang yang suci serta disucikan.

Juga bisa berarti berkah, bersih, suci, subur, dan berkembang maju. Dapat kita
ambil kesimpulan bahwa kita sebagai umat muslim telah diwajibkan oleh Allah

‫ ﷻ‬untuk mengeluarkan zakat, seperti firman Allah ‫ﷻ‬


‫سو َل لَ َعلَّ ُك ْم‬ َّ ‫الز َكاةَ َوأَ ِطيعُوا‬
ُ ‫الر‬ َّ ‫َوأَقِي ُموا ال‬
َّ ‫ص ََلةَ َوآتُوا‬
َ‫ت ُ ْر َح ُمون‬
“Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Rasul, supaya
kamu diberi rahmat”. (QS An-Nur 56).

Al-Quran menyebutkan zakat setelah menyebutkan sholat ini


menunjukkan betapa pentingnya masalah zakat karena ia merupakan tanda
keimanan seseorang dan modal keselamatannya.

Dalam ayat yang lain, Allah ‫ ﷻ‬menjelaskan bahwa orang yang mentaati
perintah Allah khususnya dalam menunaikan zakat, niscaya Allah ‫ﷻ‬ akan

memberikan rahmat kepada kita dan kita akan dikembalikan kepada kesucian atau
fitrah seperti bayi yang baru dilahirkan ke muka bumi ini atau seperti kertas putih
yang belum ada coretan-coretan yang dapat mengotori kertas tersebut, seperti
firman-Nya

Nilai Instrumental Ekonomi Islam 3


‫ص ِل َعلَ ْي ِه ْم‬
َ ‫ط ِه ُر ُه ْم َوتُزَ ِكي ِه ْم ِب َها َو‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن أ َ ْم َوا ِل ِه ْم‬
َ ُ ‫صدَقَةً ت‬

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
bersihkan dan sucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya dosa
kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa lagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui”(QS At-Taubah 103)[1]

B. Macam-Macam Zakat

■ Zakat Fitrah

Zakat fitrah merupakan zakat yang wajib di keluarkan menjelang hari raya
idul fitri oleh setiap muslimin baik tua, muda, ataupun bayi yang baru lahir. Zakat
ini biasanya di bentuk sebagai makanan pokok seperti beras. Besaran dari zakat
ini adalah 2,5kg atau 3,5liter beras yang biasanya di konsumsi, pembayaran zakat
fitrah ini bias di lakukan dengan membayarkan harga dari makanan pokok daerah
tersebut.

Zakat ini di keluarkan sebagai tanda syukur kita kepada Allah ‫ ﷻ‬karena
telah menyelesaikan ibadah puasa. Selain itu zakat fitrah juga dapat
menggembirakan hati para fakir miskin di hari raya idul fitri. Zakat fitrah juga di
maksudkan untuk membersihkan dosoa yang mingkin ada ketika seseorang
melakukan puasa ramadhan.

■ Zakat Maal

Zakat maal merupakan bagian dari harta kekayaan seseorang (juga badan
hukum) yang wajib di keluarkan untuk golongan tertentu, setelah di miliki dalam
jangka waktu tertentu, dan jumlah minimal tertentu. Dalam Undang Undang

1
M. Jawad Mughniyah, “Fiqih Imam Ja’far Shadiq”,(Jakarta: Lentera, 2009). Hal 404-
405.

Nilai Instrumental Ekonomi Islam 4


Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Pada pasal 4 ayat 2
menyebutkan bahwa harta yang di kenai zakat mall berupa emas, perak, uang,
hasil pertanian dan perusahaan, hasil pertambangan, hasil peternakan, hasil
pendapatan dan jasa, serta rikaz.
Sedangkan dalam referensi lain menyebutkan terdapat zakat mall dalam
lingkup ekonomi klasik, zakat berdasarkn nash yang disampaikan oleh Rasulullah

‫ ﷺ‬, yaitu zakat yang terkait dengan hewan ternak, zakat emas dan perak, zakat
perdagangan, zakat hasil pertanian dan zakat temuan dna hasil tambang.
Sedangkan zakat ynag bersuber dari ekonomi kontemporer dari zakat profesi,
zakat surat-surat berharga, zakat industry, zakat polis Asuransi, dan lainnya.
Berikut adalah macam zakat maal :
► Zakat Hewan ternak
Persyaratan utama zakat pada hewan ternak adalah:

 Mencapai Nisab. Syarat ini berkaitan dengan jumlah minimal hewan yang
dimiliki, yaitu 5 ekor untuk unta, 30 ekor untuk sapi, dan 40 ekor untuk
kambing atau domba.
 Telah melewati waktu satu tahun (haul).
 Digembalakan di tempat umum.
 Tidak dipergunakan untuk keperluan pribadi pemiliknya dan tidak pula
dipekerjakan.

► Zakat Emas dan Perak


Persyaratan utama zakat pada emas dan perak yaitu:

 Mencapai nisab, zakatnya 2,5%. Nisab emas adalah 20 Dinar = 20 mitsqal,


85 gram emas 24 karat, 97 gram emas 21 karat, 113 gram emas 18 karat.
nisab perak adalah 595 gram.

► Zakat perdagangan
Ada syarat utama kewajiban zakat perdagangan, yaitu:

Nilai Instrumental Ekonomi Islam 5


 Niat berdagang
 Mencapai nisab
 Nisab dari zakat harta perdagangan adalah sama dengan nis{{{ab dari
zakat emas dan perak yaitu 85% dan zakatnya 2,5%.
 Telah mencapai 1 tahun.

► Zakat hasil pertanian


Ada syarat utama untuk kewajiban zakat hasil pertanian ini adalah:
 Pengeluaran zakat setiap panen.
 Nisab 635 kg, zakatnya 5%, jika diairi dengan irigasi dan 10%, jika tidak
diairi dengan irigasi.

► Zakat Investasi
Adapun syarat wajib untuk mengeluarkan zakat investasi adalah sebagai
berikut:
 Senilai 85 gram emas.
 Telah genap setahun.
 Zakatnya sebanyak 2,5% dari seluruh penghasilan selama satu tahun.[2]

C. Tujuan Zakat

Zakat merupakan ibadah yang mengandung dua dimensi, ialah dimensi


hablum minallah dan hablum minannas. Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai
oleh Islman di balik kewajiban zakat adalah sebgai berikut:

 Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan


hidup serta penderitaan.
 Memebantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para mustah{iq.
 Membentangkan dan membinatali persaudaraan sesame umat Islam dan
manusia pada umumnya.

2
Ismail Nawawi, “Manajemen Zakat dan Wakaf”, (Jakarta: VIV Press, 2013), Hal 103-
134.

Nilai Instrumental Ekonomi Islam 6


 Menghilangkan sifat kikir dan pemilik harta kekayaan.
 Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan social) dari hati orang-
orang miskin.
 Menjembatani jurang pemisah anatar yang kaya dengan yang miskin
dalam satu masyarakat.
 Mengembangkan rasa tanggungjawab social pada diri sendiri, terutama
pada mereka yang punya harta.
 Mendidik manusia untuk disiplin menunaikan kewajiban dan
menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.
 Sarana pemerataan pendapatan untuk mencapai keadilan social.[3]

D. Larangan Riba

Riba selalu dipahami sebagai pinjaman uang dengan bunga tinggi yang
tidak sah. Pertambahan jumlah uang ini terjadi dengan mengeksploitasi
(menghisap atau memeras) tenaga kerja, barang ataupun harta benda sedangkan

Allah ‫ﷻ‬ secara jelasnya menyatakan bahwa tidak ada yang bisa dimiliki tanpa

usaha ataupun kerja. Allah ‫ ﷻ‬berfirman :

(Q.S. An-Najm : 39)

َ ‫ان إِ ََّّل َما‬


‫سعَى‬ ِ ‫س‬َ ‫ْل ْن‬ َ ‫َوأ َ ْن لَي‬
ِ ْ ‫ْس ِل‬

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya,”

Allah ‫ ﷻ‬sangat melarang keras riba. Akan tetapi dunia hari ini, termasuk
dunia Islam, sudah dipenuhi dengan riba. Ini telah membenarkan ramalan buruk

3
Elsi Kartika Sari, “Pengantar Hukum Zakat dan Waka”, (Jakarta: PT Grasindo, 2007),
Hal 9-13.

Nilai Instrumental Ekonomi Islam 7


Nabi Muhammad n yang telah meramalkan, dalam hadits yang diterima dari Abu
Hurairah , sebagai berikut:
” Rasulullah bersabda: Akan tiba masanya, kamu tidak akan dapat menjumpai
seorang pun di dunia ini yang tidak akan memakan riba. Dan sekalipun jika
seseorang menyatakan bahwa dia tidak memakan riba, uap riba (dalam ayat yang
lain debu riba) akan tetap menyentuhnya”. [HR. Abu Daud, Mishkat]

Dalam Al-Qur’an bahwa Allah ‫ﷻ‬ pun akan memperangi bagi yang

melakukan riba , seperti dalam Al-Qur’an dalam surah Al-Baqarah ayat 279 :

‫سو ِل ِه‬
ُ ‫َّللاِ َو َر‬ ٍ ‫فَإ ِ ْن لَ ْم ت َ ْف َعلُوا فَأْذَنُوا ِب َح ْر‬
َّ َ‫ب ِمن‬

“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu”[4]

E. Kerjasama Ekonomi

Kerjasama ekonomi merupakan watak masyarakat ekonomi menurut


Islam. Kerjasama ekonomi harus dilaksanakan dalam semua tingkat kegiatan
ekonomi, produksi, distribusi barang maupun jasa. Macam-macam bentuk
kerjasama ekonomi yang sesuai dengan ajaran Islam , yaitu ;

► Syirkah
Berarti perseorangan atau persekutuan antara dua orang atau lebih yang
bersepakat untuk kerja sama dan suatu usaha. Yang hasilnya untuk mereka
bersama. Syirkah bertujuan mensejahterakan bersama yang merupakan salah satu

bentuk tolong menolong yang diperintahkan Allah ‫ﷻ‬.

Macam-macam syirkah :

4
Imran N. Hosein,”Larangan Riba dalam Al-Qur’an dan Sunnah”,(Malaysia:
Ummavision Sdn. Bhd),1997, Hal 4-7.

Nilai Instrumental Ekonomi Islam 8


Syirkah harta yang artinya dua orang atau lebih yang berkongsi pada harta
yang ditentukan dengan maksud untuk memperoleh keuntungan. Adapun
rukun dalam syirkah harta :
- Siqat (ucapan perjanjian) ijin untuk menjalankan harta syariqat
- Anggota-anggota syariqat
( Syaratnya harus baligh, berakal sehat, merdeka, dan dengan
kehendak sendiri)
- Pokok, modal dan pekerjaan (Berupa uang, emas, perak, atau
harta benda lainnya yang bisa ditukar dan seluruh modal
(saham) harus dicampur menjadi satu kesatuan modal)

Syariqat kerja
Gabungan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam suatu
jenis pekerjaan dengan ketentuan hasil pekerjaan dibagikan kepada seluruh
anggota sesuai penjanjiaan. Para ulama islam berpendapat tentang
kebolehan syariqat kerja ini dilaksanakannya oleh umat islam. Manfaat
syariqat kerja yaitu :
 Menjalin persaudaraan sesama anggota
 Memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan seluruh anggota.
 Melahirkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang
ekonomi, budaya serta pertahanan dan keamanan.

► Mudarabah
Adalah pemberian modal dari pemilik modal kepada seseorang yang akan
memperdagangkan modal itu, dengan ketentuan bahwa untung rugi ditanggung
bersama sesuai dengan perjanjian pada waktu akad. Hukum melakukan
mudarabah boleh bahkan dianjurkan. Karena didalmnya terdapat unsur tolong
menolong dalam kebaikan.

Rukun-rukun mudarabah :

Nilai Instrumental Ekonomi Islam 9


 Muqrid (pemilik modal) dan muqtarid (menjalankan modal) sudah baligh,
berakal sehat, dan jujur.
 Uang atau barangt yang dijadikan modal harus diketahui jumlahnya.
 Jenis dan tempat usaha disepakati bersama, namun jangan dibatasi
sehingga menyulitkan pihak yang menjalankan modal.
 Pembagian hasil, hendaknya sesuai dengan kesepakatan pada waktu akad.
 Muqtarid, bersifat jujur tidak boleh menggunakan modal untuk
kepentingan sendiri tanpa seijin muqrid.

Hikmah jika sistem mudarabah diterapkan dalam masyarakat antara lain:

 Mewujudkan persaudaraan antar kelompok kaya (pemilik modal) dan


kelompok miskin (menjalankan modal);
 Mengurangi pengangguran;
 Memberi pertolongan pada faqir miskin untuk hidup mandiri.

► Muzara’ah, mukhabarah, dan musaqah

Muzara’ah dan mukhabarah

Muzara’ah misalnya paruhan hasil antara pemilik dan penggarap,


sedangkan benihnya daripihak iniah yang disebut mukhabarah jika benihnya dari
penggarap. Muzara’ah dan mukhabarah merupakan kerja sama dibidang
pertanian.

Ketentuan-ketentuan muzara’ah dan mukhabarah :

 Pemilik dan penggarap sudah balighj, berakal sehat, dan jujur.


 Sawah dan ladang digarap betul-betul milik orang yang menyerahkan
sawahnya untuk digarap.
 Lamanya penggarapan harus ditentukan.
 Besar kecilnya paruhan hasil ditentukan berdasarkan musyawarah.

Nilai Instrumental Ekonomi Islam 10


 Pemilik dan penggarap harus menaati kesepakatan bersama ya telah
disepakati.

Musaqah

Adalah paruhan hasil kebun. Besar paruhnya disesuaikan dengan


perjanjian mengenai ketentuannya, sama dengan ketentuan muzara’ah. Manfaat
dari ketiganya sebagai berikut :

 Mewujudkan persaudaraan dan tolong menolong


 Mengurangi pengangguran, menuju masyarakat adil dan makmur.
 Meningkatkan kesuburan tanah pertanian.
 Mencegah terjadinya lahan krisis.
 Memelihara, meningkatkan, melestarikan, dan keindahan alam.[5]

F. Jaminan Sosial

Jaminan sosial merupakan bentuk perlindungan sosial untuk menjamin


seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
Adapun asas jaminan sosial meliputi tiga hal, yaitu asas kemanusiaan, asas
manfaat, dan asas keadilan. Ketiga asas ini merupakan landasan asas yang
sustainable dan relatable, artinya antara asas yang satu dengan yang lain akan
saling berdampingan dan tidak dapat berdiri sendiri untuk menopang dari sifat
jaminan sosial. Berkaitan dengan hal tersebut, konstruksi jaminan sosial dalam
ekonomi Islam memiliki empat sistem tahapan, yaitu:

o Jaminan individu terhadap dirinya (jaminan individu), yang dapat berupa


kewajiban bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

5
Unknown ,”Kerjasama Ekonomi Dalam Islma” di akses dari
http://dakwahekonomiislam.blogspot.com/2016/03/kerjasama-ekonomi-dalam-islam.html# pada
tanggal 12 oktober 2019 pukul 17:13

Nilai Instrumental Ekonomi Islam 11


o Antara individu dengan keluarganya (jaminan keluarga), yang dapat
berupa pembagian harta waris
o individu dengan masyarakatnya (jaminan masyarakat), yang dapat berupa
pendistribusia zakat, infak, sedekah, dan wakaf; dan
o antara masyarakat dalam suatu negara (jaminan negara), yang dapat
berupa pembentukan lembaga jaminan sosial masyarakat seperti halnya di
Indonesia, membentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Oleh karena itu, konstruksi sistem jaminan sosial dalam ekonomi Islam ini
menggambarkan bahwa jaminan itu berlapis-lapis. Apabila jaminan sosial mampu
diselesaikan oleh individu, maka cukup di level individu. Namun apabila tak bisa
diselesaikan di level individu, maka akan diselesaikan di level keluarga. Apabila
tak selesai di level keluarga, maka akan diselesaikan di level masyarakat. Apabila
jaminan sosial tak selesai di masyarakat, maka kewajiban negara
menyelesaikannya.

G. Asas-asas Jaminan Sosial

► Asas Kemanusian

Asas kemanusiaan merupakan asas yang bersinggungan dengan martabat


manusia. Asas tersebut untuk mengangkat dan melindungi harga diri manusia
sebagai hak dasar bagi seluruh warga negara. Sebagaimana yang terdapat dalam

Al-Qur’an bahwa adanya persamaan antar manusia di hadapan Allah ‫ ﷻ‬, hanya
saja yang membedakan adalah ketakwaannya sebagaimana firman Allah ‫ﷻ‬ ,

dalam QS. Al-Hujurat [49]: 13

Nilai Instrumental Ekonomi Islam 12


ۚ ‫ارفُوا‬ ُ ‫اس ِإنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن ذَ َك ٍر َوأ ُ ْنث َ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم‬
َ ‫شعُوبًا َوقَ َبائِ َل ِلت َ َع‬ ُ َّ‫َيا أَيُّ َها الن‬
َّ ‫َّللاِ أَتْقَا ُك ْم ۚ ِإ َّن‬
ٌ ‫َّللاَ َع ِلي ٌم َخ ِب‬
‫ير‬ َّ َ‫ِإ َّن أ َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْند‬

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakanmu dari seorang laki-laki dan


seorang perempuan dan menjadikanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kalian saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antaramu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antaramu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”

► Asas Manfaat

Asas manfaat tercermin dengan pemberian nilai tunai dan pelayanan


kesehatan sesuai dengan kebutuhan pokok bagi kehidupan seseorang yang layak,
seperti sandang, pangan, papan, penjaminan pensiun, tabungan hari tua,
kesehatan, kecelakaan kerja, kematian, pendidikan, serta perumahan, sebagaimana

firman Allah ‫ ﷻ‬, dalam QS. An-Nisa’ [4]: 36

‫سانًا َو ِبذِي ْالقُ ْر َب ٰى‬ َ ‫ش ْيئًا ۖ َو ِب ْال َوا ِلدَي ِْن ِإ ْح‬
َ ‫َّللاَ َو ََّل ت ُ ْش ِر ُكوا ِب ِه‬
َّ ‫َوا ْعبُدُوا‬
‫ب‬
ِ ‫اح‬ ِ ‫ص‬ َّ ‫ب َوال‬ ِ ُ‫ار ْال ُجن‬ ِ ‫ار ذِي ْالقُ ْر َب ٰى َو ْال َج‬ ِ ‫ين َو ْال َج‬
ِ ‫سا ِك‬ َ ‫َو ْال َيتَا َم ٰى َو ْال َم‬
َّ ‫ت أ َ ْي َمانُ ُك ْم ۗ ِإ َّن‬
‫َّللاَ ََّل يُ ِحبُّ َم ْن َكانَ ُم ْخت َ ًاَّل‬ ْ ‫س ِبي ِل َو َما َملَ َك‬ ِ ‫ِب ْال َج ْن‬
َّ ‫ب َواب ِْن ال‬
ً ‫فَ ُخ‬
‫ورا‬

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan


sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah

Nilai Instrumental Ekonomi Islam 13


tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”

► Asas Keadilan

Asas keadilan berarti jaminan yang didistribusikan adalah merata kepada


seluruh warga negara dengan tidak memandang status, pangkat, jabatan, kaya,
hampir miskin, dan bahkan miskin sekalipun akan mendapatkan perlakuan dan
hak yang sama, sebagaimana firman Allah ‫ ﷻ‬, dalam QS. Al-Ma’idah [15]: 8:

ُ ‫شن‬
‫َآن‬ َ ‫ش َهدَا َء ِب ْال ِق ْس ِط ۖ َو ََّل َي ْج ِر َمنَّ ُك ْم‬
ُ ِ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ُكونُوا َق َّو ِامينَ ِ َّّلِل‬
َّ ‫ب ِللت َّ ْق َو ٰى ۖ َواتَّقُوا‬
َّ ‫َّللاَ ۚ ِإ َّن‬
ٌ ‫َّللاَ َخ ِب‬
‫ير ِب َما‬ ُ ‫قَ ْو ٍم َعلَ ٰى أ َ ََّّل ت َ ْع ِدلُوا ۚ ا ْع ِدلُوا ُه َو أ َ ْق َر‬
َ‫ت َ ْع َملُون‬
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan”.[6]

H. Peran Negara

Negara merupakan bagian sangat penting dalam mewujudkan hukum


Islam, karena Islam secara sistem tidak dapat berjalan secara utuh tanpa adanya
negara. Tujuan hakiki dari negara dalam Islam adalah memberikan maslahah
kepada masyarakatnya yang mengantarkan manusia kepada kemakmuran. Ketika
negara secara sistem telah dijalankan dengan landasan nilai-nilai Islam, mata
tujuan yang ingin dicapai harus sesuai dengan kehendak Islam.
Dalam pondasi ekonomi Islam, pemerintah memiliki peranan penting

Naerul Edwin Kiky Aprianto,” Kontruksi Sistem Jaminan Sosial dalam Perspektif
6

Ekonomi Islam”,Economica:Jurnal Ekonomi Islam, Volume 8 Nomor 2, 2017, Hal 242-259

Nilai Instrumental Ekonomi Islam 14


dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat. Prinsip khalifah menjelaskan peran

manusia sebagai wakil Allah ‫ﷻ‬ . Oleh karenanya, setiap perbuatan yang

dilaksanakan manusia memiliki konsekuensi yang akan diperoleh. Dasar


pemikiran ini memberikan ketegasan kepada segenap manusia tentang fungsi dan
eksistensinya di muka bumi sebagai agen pembangunan.
Secara ruang lingkup peranan pemerintah ini mencakup aspek yang luas
yaitu upaya mewujudkan tujuan ekonomi Islam secara keseluruhan dan upaya
mewujudkan konsep pasar yang Islami. Tujuan ekonomi Islam adalah mencapai
falah yang direalisasikan melalui optimalisasi maslahah. Oleh karenya tujuan
peran pemerintah adalah menciptakan ke-maslahah-an bagi seluruh masyarakat.
Agar dapat menjalankan fungsinya, maka manusia membutuhkan media
yang berupa pemerintahan. Media pemerintahan sangat penting bagi manusia agar
hubungan sesama manusia dapat terjaga dengan baik. Manusia wajib menjaga
keharmonisan dalam segala interaksi dan pemerintah memiliki peranan penting
untuk menjaga keharmonisan tersebut. Pemerintah memiliki hak ikut campur
dalam bidang ekonomi yang dilakukan individu-individu, baik untuk mengawasi
kegiatan yang dilakukan oleh pelaku ekonomi maupun mengatur hal-hal yang
berhubungan ekonomi tetapi tidak mampu dilakukan oleh para individu.
Pemerintah adalah pemegang amanah untuk menjalankan tugas-tugas kolektif
dalam mewujudlkan keadilan dan kesejahteraan dan tata kehidupan yang baik
bagi seluruh masyarakat.
Peran negara diperlakukan dalam instrumen dan fungsionalisasi nilai-nilai
ekonomi islam dalam aspek legal, perencanaan, perencanaan, pengelolaan, dan
pengawasannya. Oleh karena itu, pemerintah sebagai pemilik manfaat sumber-
sumber ekonomi bersifat publik, termasuk produksi dan distribusi serta sebagai
lembaga pengawas kehidupan ekonomi. Ikut campur tangan pemerintah ini bukan
berarti pemerintah berhak memonopoli segala sumber daya ekonomi negara.
Seluruh hasil campur tangan pemerintah bertujuan untuk menghasilkan individu
dan masyarakat yang saleh. Peran-peran tersebut adalah:

Nilai Instrumental Ekonomi Islam 15


 Manajemen kekayaan punlik dalam rangka memaksimumkan kepentingan
publik.
 Pemenuhan segala peryaratan untuk membangun negara yang secara
efektif dapat melindungi masyarakat dan kepentingan budaya, ekonomi,
religius, dan politik.
 Menggali pemasukan untuk membiayai administrasi publik dan tugas-
tugas pemerintah.
 Menjamin para individu agar dapat meningkatkan efesiensi dan derajat
kekayaan dan kesejahteraannya.
 Menjaga keseimbangan sosial dan ekonomi, khususnya distriusi dan
redistribusi kekayaan/pendapatan.

Melindungi lingkungan ekonomi agar tetap sesuai dengan nilai dan prinsip
Islam.[7]

7
Syaakir soryan,”Peran Negara Dalam Perekonomian”, Hunafa: Jurnal Studia Islamika,
Vol. 13, No. 2, 2016, Hal 291-294.

Nilai Instrumental Ekonomi Islam 16


PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam ekonomi islam yaitu harus berlandaskan Al-qur’an dan As-Sunnah.


Dalam ekonomi islam memiliki nilai-nilai instrumental didalamnya , yaitu antara
lain ;
● Zakat : - Zakat Fitrah
- Zakat Maal
● Larangan Riba : (Q.S. An-Najm : 39) (Q.S. Al-Baqarah : 279)
[Rasulullah bersabda: Akan tiba masanya, kamu tidak akan
dapat
menjumpai seorang pun di dunia ini yang tidak akan memakan
riba. Dan sekalipun jika seseorang menyatakan bahwa dia tidak
memakan riba, uap riba (dalam ayat yang lain debu riba) akan
tetap menyentuhnya”. {HR. Abu Daud, Mishkat}]
● Kerja sama ekonomi : - Syirkah
- Mudarabah
- Muzara’ah, mukhabarah, dan musaqah
● Jaminan Sosial dan Asas-asas jaminan sosial.
● Peran Negara dalam ekonomi islam.

B. Saran

Di harapkan bagi para pembaca dan penulis bisa memahami lebih dalam
lagi mengenai Zakat, larangan riba, kerjasama ekonomi, jaminan sosial, dan peran
Negara, karena dengan adanya pemahaman yang lebih akan mendorong kita untuk
memajukan dan mengembangkan umkm di Indonesia.

Nilai Instrumental Ekonomi Islam 17


DAFTAR PUSTAKA

Mughniyah, M. Jawad. 2009. Fiqih Imam Ja’far Shadiq. Jakarta. Lentera.

Nawawi, Ismail. 2013. Manajemen Zakat dan Wakaf. Jakarta. VIV Press.

Sari, Elsi Kartika. 2007. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta. PT Grasindo.

Hosein, Imran N. 1997. Larangan Riba dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Malaysia.
Ummavision Sdn. Bhd.

Aprianto, Naerul Edwin Kiky. 2017. Kontruksi Sistem Jaminan Sosial dalam
Perspektif Ekonomi Islam. Purwokerto. Economica. Jurnal Ekonomi Islam.
Volume 8 Nomor 2

Soryan, Syaakir. 2016. Peran Negara Dalam Perekonomian. Palu. Hunafa:Jurnal


Studia Islamika. Volume 13 Nomor 2.

http://dakwahekonomiislam.blogspot.com/2016/03/kerjasama-ekonomi-dalam-
islam.html#

Nilai Instrumental Ekonomi Islam 18

Anda mungkin juga menyukai