A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Definisi , Macam-macam , beserta tujuan zakat ?
2. Jelaskan apa Larangan riba bagi seluruh manusia ?
3. Apa saja kerja sama ekonomi dalam islam ?
4. Apa saja Jaminan dan Asas-asas terhadap ekonomi islam ?
5. Bagaimana Peranan Negara terhadap ekonomi islam ?
A. Pengertian Zakat
Zakat adalah salah satu rukun Islam. Zakat secara bahasa berarti tumbuh
dan bertambah. Dan menurut syari’at berarti sedekah wajib dari sebagian harta.
Sebab dengan mengeluarkan zakat, maka pelakunya akan tumbuh mendapat
kedudukan tinggi di sisi Allah ﷻ dan menjadi orang yang suci serta disucikan.
Juga bisa berarti berkah, bersih, suci, subur, dan berkembang maju. Dapat kita
ambil kesimpulan bahwa kita sebagai umat muslim telah diwajibkan oleh Allah
Dalam ayat yang lain, Allah ﷻmenjelaskan bahwa orang yang mentaati
perintah Allah khususnya dalam menunaikan zakat, niscaya Allah ﷻ akan
memberikan rahmat kepada kita dan kita akan dikembalikan kepada kesucian atau
fitrah seperti bayi yang baru dilahirkan ke muka bumi ini atau seperti kertas putih
yang belum ada coretan-coretan yang dapat mengotori kertas tersebut, seperti
firman-Nya
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
bersihkan dan sucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya dosa
kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa lagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui”(QS At-Taubah 103)[1]
B. Macam-Macam Zakat
■ Zakat Fitrah
Zakat fitrah merupakan zakat yang wajib di keluarkan menjelang hari raya
idul fitri oleh setiap muslimin baik tua, muda, ataupun bayi yang baru lahir. Zakat
ini biasanya di bentuk sebagai makanan pokok seperti beras. Besaran dari zakat
ini adalah 2,5kg atau 3,5liter beras yang biasanya di konsumsi, pembayaran zakat
fitrah ini bias di lakukan dengan membayarkan harga dari makanan pokok daerah
tersebut.
Zakat ini di keluarkan sebagai tanda syukur kita kepada Allah ﷻkarena
telah menyelesaikan ibadah puasa. Selain itu zakat fitrah juga dapat
menggembirakan hati para fakir miskin di hari raya idul fitri. Zakat fitrah juga di
maksudkan untuk membersihkan dosoa yang mingkin ada ketika seseorang
melakukan puasa ramadhan.
■ Zakat Maal
Zakat maal merupakan bagian dari harta kekayaan seseorang (juga badan
hukum) yang wajib di keluarkan untuk golongan tertentu, setelah di miliki dalam
jangka waktu tertentu, dan jumlah minimal tertentu. Dalam Undang Undang
1
M. Jawad Mughniyah, “Fiqih Imam Ja’far Shadiq”,(Jakarta: Lentera, 2009). Hal 404-
405.
ﷺ, yaitu zakat yang terkait dengan hewan ternak, zakat emas dan perak, zakat
perdagangan, zakat hasil pertanian dan zakat temuan dna hasil tambang.
Sedangkan zakat ynag bersuber dari ekonomi kontemporer dari zakat profesi,
zakat surat-surat berharga, zakat industry, zakat polis Asuransi, dan lainnya.
Berikut adalah macam zakat maal :
► Zakat Hewan ternak
Persyaratan utama zakat pada hewan ternak adalah:
Mencapai Nisab. Syarat ini berkaitan dengan jumlah minimal hewan yang
dimiliki, yaitu 5 ekor untuk unta, 30 ekor untuk sapi, dan 40 ekor untuk
kambing atau domba.
Telah melewati waktu satu tahun (haul).
Digembalakan di tempat umum.
Tidak dipergunakan untuk keperluan pribadi pemiliknya dan tidak pula
dipekerjakan.
► Zakat perdagangan
Ada syarat utama kewajiban zakat perdagangan, yaitu:
► Zakat Investasi
Adapun syarat wajib untuk mengeluarkan zakat investasi adalah sebagai
berikut:
Senilai 85 gram emas.
Telah genap setahun.
Zakatnya sebanyak 2,5% dari seluruh penghasilan selama satu tahun.[2]
C. Tujuan Zakat
2
Ismail Nawawi, “Manajemen Zakat dan Wakaf”, (Jakarta: VIV Press, 2013), Hal 103-
134.
D. Larangan Riba
Riba selalu dipahami sebagai pinjaman uang dengan bunga tinggi yang
tidak sah. Pertambahan jumlah uang ini terjadi dengan mengeksploitasi
(menghisap atau memeras) tenaga kerja, barang ataupun harta benda sedangkan
Allah ﷻ secara jelasnya menyatakan bahwa tidak ada yang bisa dimiliki tanpa
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya,”
Allah ﷻsangat melarang keras riba. Akan tetapi dunia hari ini, termasuk
dunia Islam, sudah dipenuhi dengan riba. Ini telah membenarkan ramalan buruk
3
Elsi Kartika Sari, “Pengantar Hukum Zakat dan Waka”, (Jakarta: PT Grasindo, 2007),
Hal 9-13.
Dalam Al-Qur’an bahwa Allah ﷻ pun akan memperangi bagi yang
melakukan riba , seperti dalam Al-Qur’an dalam surah Al-Baqarah ayat 279 :
سو ِل ِه
ُ َّللاِ َو َر ٍ فَإ ِ ْن لَ ْم ت َ ْف َعلُوا فَأْذَنُوا ِب َح ْر
َّ َب ِمن
“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu”[4]
E. Kerjasama Ekonomi
► Syirkah
Berarti perseorangan atau persekutuan antara dua orang atau lebih yang
bersepakat untuk kerja sama dan suatu usaha. Yang hasilnya untuk mereka
bersama. Syirkah bertujuan mensejahterakan bersama yang merupakan salah satu
Macam-macam syirkah :
4
Imran N. Hosein,”Larangan Riba dalam Al-Qur’an dan Sunnah”,(Malaysia:
Ummavision Sdn. Bhd),1997, Hal 4-7.
Syariqat kerja
Gabungan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam suatu
jenis pekerjaan dengan ketentuan hasil pekerjaan dibagikan kepada seluruh
anggota sesuai penjanjiaan. Para ulama islam berpendapat tentang
kebolehan syariqat kerja ini dilaksanakannya oleh umat islam. Manfaat
syariqat kerja yaitu :
Menjalin persaudaraan sesama anggota
Memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan seluruh anggota.
Melahirkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang
ekonomi, budaya serta pertahanan dan keamanan.
► Mudarabah
Adalah pemberian modal dari pemilik modal kepada seseorang yang akan
memperdagangkan modal itu, dengan ketentuan bahwa untung rugi ditanggung
bersama sesuai dengan perjanjian pada waktu akad. Hukum melakukan
mudarabah boleh bahkan dianjurkan. Karena didalmnya terdapat unsur tolong
menolong dalam kebaikan.
Rukun-rukun mudarabah :
Musaqah
F. Jaminan Sosial
5
Unknown ,”Kerjasama Ekonomi Dalam Islma” di akses dari
http://dakwahekonomiislam.blogspot.com/2016/03/kerjasama-ekonomi-dalam-islam.html# pada
tanggal 12 oktober 2019 pukul 17:13
Oleh karena itu, konstruksi sistem jaminan sosial dalam ekonomi Islam ini
menggambarkan bahwa jaminan itu berlapis-lapis. Apabila jaminan sosial mampu
diselesaikan oleh individu, maka cukup di level individu. Namun apabila tak bisa
diselesaikan di level individu, maka akan diselesaikan di level keluarga. Apabila
tak selesai di level keluarga, maka akan diselesaikan di level masyarakat. Apabila
jaminan sosial tak selesai di masyarakat, maka kewajiban negara
menyelesaikannya.
► Asas Kemanusian
Al-Qur’an bahwa adanya persamaan antar manusia di hadapan Allah ﷻ, hanya
saja yang membedakan adalah ketakwaannya sebagaimana firman Allah ﷻ ,
► Asas Manfaat
سانًا َو ِبذِي ْالقُ ْر َب ٰى َ ش ْيئًا ۖ َو ِب ْال َوا ِلدَي ِْن ِإ ْح
َ َّللاَ َو ََّل ت ُ ْش ِر ُكوا ِب ِه
َّ َوا ْعبُدُوا
ب
ِ اح ِ ص َّ ب َوال ِ ُار ْال ُجن ِ ار ذِي ْالقُ ْر َب ٰى َو ْال َج ِ ين َو ْال َج
ِ سا ِك َ َو ْال َيتَا َم ٰى َو ْال َم
َّ ت أ َ ْي َمانُ ُك ْم ۗ ِإ َّن
َّللاَ ََّل يُ ِحبُّ َم ْن َكانَ ُم ْخت َ ًاَّل ْ س ِبي ِل َو َما َملَ َك ِ ِب ْال َج ْن
َّ ب َواب ِْن ال
ً فَ ُخ
ورا
► Asas Keadilan
ُ شن
َآن َ ش َهدَا َء ِب ْال ِق ْس ِط ۖ َو ََّل َي ْج ِر َمنَّ ُك ْم
ُ َِيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ُكونُوا َق َّو ِامينَ ِ َّّلِل
َّ ب ِللت َّ ْق َو ٰى ۖ َواتَّقُوا
َّ َّللاَ ۚ ِإ َّن
ٌ َّللاَ َخ ِب
ير ِب َما ُ قَ ْو ٍم َعلَ ٰى أ َ ََّّل ت َ ْع ِدلُوا ۚ ا ْع ِدلُوا ُه َو أ َ ْق َر
َت َ ْع َملُون
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan”.[6]
H. Peran Negara
Naerul Edwin Kiky Aprianto,” Kontruksi Sistem Jaminan Sosial dalam Perspektif
6
manusia sebagai wakil Allah ﷻ . Oleh karenanya, setiap perbuatan yang
7
Syaakir soryan,”Peran Negara Dalam Perekonomian”, Hunafa: Jurnal Studia Islamika,
Vol. 13, No. 2, 2016, Hal 291-294.
A. Kesimpulan
B. Saran
Di harapkan bagi para pembaca dan penulis bisa memahami lebih dalam
lagi mengenai Zakat, larangan riba, kerjasama ekonomi, jaminan sosial, dan peran
Negara, karena dengan adanya pemahaman yang lebih akan mendorong kita untuk
memajukan dan mengembangkan umkm di Indonesia.
Nawawi, Ismail. 2013. Manajemen Zakat dan Wakaf. Jakarta. VIV Press.
Sari, Elsi Kartika. 2007. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta. PT Grasindo.
Hosein, Imran N. 1997. Larangan Riba dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Malaysia.
Ummavision Sdn. Bhd.
Aprianto, Naerul Edwin Kiky. 2017. Kontruksi Sistem Jaminan Sosial dalam
Perspektif Ekonomi Islam. Purwokerto. Economica. Jurnal Ekonomi Islam.
Volume 8 Nomor 2
http://dakwahekonomiislam.blogspot.com/2016/03/kerjasama-ekonomi-dalam-
islam.html#