Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK

IMPLOSIF DAN PEMBANJIRAN UNTUK MENINGKATKAN


KETERAMPILAN INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS X SMK
NEGERI 2 SINGARAJA

A.A.I.A.Pradnyani1, Ni Ketut Suarni2, Mudjijono3


1,2,3
Jurusan Bimbingan Konseling, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: gie_blackers@yahoo.com1, tut_arni@yahoo.com2 ,


mudji_jono48@yahoo.com3

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konseling behavioral teknik
implosif dan pembanjiran efektif untuk meningkatkan keterampilan interaksi
sosial siswa kelas X SMK Negeri 2 Singaraja. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen dengan menggunakan metode pengumpulan data
berupa kuisioner tentang keterampilan interaksi sosial dan menggunakan
rancangan penelitian pretest-posttest-control group design. Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 193 siswa dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 9
orang siswa kelas X yang mengalami keterampilan interaksi sosial yang
rendah, yang dilihat dari aturan kurva normal keterampilan interaksi sosial, yaitu
siswa yang memiliki keterampilan interaksi sosial yang rendah berada pada
daerah 3 sd dibawah mean dengan angka 106, daerah kurva juga mewakili
frekuensi populasi yang ada, sehingga untuk menetapkan jumlah siswa yang
memiliki keterampilan interaksi sosial yang rendah dilihat dengan skor kurva
normal. Berdasarkan hasil analisis nilai t pada output, ditemukan bahwa
konseling behavioral teknik implosif dan pembanjiran efektif untuk
meningkatkan keterampilan interaksi sosial siswa, dilihat dari hasil analisis nilai
thitung lebih besar dari ttabel dengan taraf signifikansi 5% (8,576 lebih besar dari
2,365), berarti terjadi peningkatan keterampilan interaksi sosial. Dari hasil
korelasi antara pretest dengan posttest, menghasilkan angka korelasi 0,995
dengan nilai probabilitas dibawah 0,05 (nilai signifikan output analisis 0,000).
Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara rata-rata pretest dengan rata-rata
posttest kelompok eksperimen konseling behavioral adalah kuat dan signifikan.
Berdasarkan analisis tersebut, menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini dapat diterima.

Kata kunci: konseling behavioral, teknik implosif dan pembajiran,keterampilan interaksi


sosial

Abstract

This research aimed at investigating whether or not the use of behavioral


counseling implosive and drowning technique is effective in improving social
interaction skill of tenth grade students at SMK Negeri 2 Singaraja. This
research is an experimental research in which the data were collected by using
questionaire in term of social interaction skill and This research used pretest-
posttest control group design. The sample of this research was 9 students of
tenth grade students that have low social interaction skill that proven by social
interaction normality curva rule, in which the students who have low interaction
skill were in 3 sd lowere than mean, that was 106, curva also covered the
frequency of population, so to select the students who have low interaction skill
were measured based on normality curva score. Based on the result of t score
analysis in output, it was found that the use of behavioral counseling implosive
and drowning technique was effective in improving students’ social interaction
skill, based on the result of the analysis the score of t-test was higher than t-
table with significance level 5% (8.576 higher than 2.365), it means that there
was a rising of social interaction skill. Based on the correlation analysis between
pretest and posttest, it found that the correlation score was 0.995 with probabilty
score lower than 0.05 (the output significance value was 0.000). based on those
result, it can be concluded that there is a significance correlation between
pretest and posttest scores of experemintal behavioural counseling group, So, it
showed that the hypothesis of this research is accepted.

Keywords: Behavioural Counseling, implosive and drowning technique, social


interaction skill
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan faktor kekuatan spiritual keagamaan,
penentu kualitas sumber daya pengendalian diri, kepribadian,
manusia bangsa, begitu pula di kecerdasan, akhlak mulia serta
Indonesia. Maka dari itu pendidikan keterampilan interaksi sosial yang
sangat penting bagi seluruh bangsa diperlukan dirinya, masyarakat,
Indonesia, agar nantinya dapat bangsa dan negara.
meneruskan pembangunan bangsa Dalam melakukan proses
Indonesia sehingga tercipta para interaksi sosial terjadi hubungan
penerus bangsa yang lebih unggul. antara individu dengan individu,
Melalui pendidikan, pemerintah individu dengan kelompok, dan
berharap bisa membentuk sumber kelompok dengan kelompok. Proses
daya manusia Indonesia yang interaksi sosial terjadi dimana-mana,
nantinya benar-benar mampu di rumah, di masyarakat, atau pun
membangun Indonesia ke arah yang disekolah. Individu melakukan
lebih baik. Namun sekarang ini, interaksi sosial tidak hanya harus
kualitas / mutu pendidikan di dengan sesama jenis atau juga
Indonesia masih cukup rendah. hanya dengan teman sejawat.
Perguruan tinggi Interaksi sosial dilakukan dengan
(kependidikan) sebagai pencetak semua kalangan, baik dari kalangan
tenaga kependidikan diharapkan remaja, dewasa maupun tua. Begitu
mampu menciptakan pendidikan juga dengan interaksi sosial
yang tidak hanya menguasai disekolah sangat penting bagi siswa
bidangnya, tetapi juga memiliki karena dengan berinteraksi para
pengetahuan tentang keguruan di siswa mampu mengenal segala
sekolah serta memiliki kemampuan macam jenis karakteristik siswa
untuk mengabdikan diri dalam yang lain. Interaksi sosial adalah
profesinya. Sesuai dengan yang salah satu faktor utama yang
dikatakan Prayitno, dalam Layanan mendukung siswa dalam menggapai
Bimbingan Kelompok dan Konseling prestasinya.
Kelompok, (2004). Konselor Interaksi sosial merupakan
dikatakan sebagai pendidik, ini hubungan sosial antara individu satu
tercantum dalam Pasal 1 Ayat (1) dengan yang lainnya (Chaplin,
UU No. 20/2003 tentang sistem 1972:246). Dalam interaksi sosial
Pendidikan Nasional menyatakan akan terdapat perilaku inidividu yang
bahwa, Pendidikan adalah usaha satu dengan individu yang lain saling
sadar dan terencana untuk berinteraksi. Dalam hal ini akan
mewujudkan suasana dan proses terdapat perilaku, baik perilaku
pembelajaran agar peserta didik individu maupun perilaku sosial.
secara aktif mengembangkan Interaksi sosial sebenarnya telah
potensi dirinya untuk memiliki mencakup bagaimana seseorang
saling mempengaruhi, termasuk tidak mempunyai sifat yang mudah
situasinya, seperti yang bergaul, tidak suka untuk diatur oleh
dikemukakan oleh Taylor, dkk. orang lain karena tidak ingin
(1994). Namun demikian, perilaku kehidupannya terganggu dan minder
tidak selalu bersifat sosial, misalnya karena merasa dirinya kurang
berfikir, yang merupakan perilaku mampu. Tetapi yang lebih dominan
individu bukan perilaku sosial. mempengaruhi interaksi sosial siswa
Hubungan tersebut dapat adalah dari faktor eksternal, karena
terjadi antara individu dengan tidak jarang pula banyak siswa yang
individu, individu dengan kelompok memiliki sifat angkuh, over protektif
atau kelompok dengan kelompok. dan suka mengatur orang lain, mau
Interaksi sosial merupakan kunci menang sendiri, suka ikut campur
dari kehidupan sosial, karena tanpa urusan orang lain sehingga proses
interaksi sosial tidak akan mungkin interaksi sosial menjadi tidak
ada kehidupan bersama dan nyaman dan tidak baik. Selain itu
bertemunya orang perorang secara banyak pula siswa yang malas untuk
badaniah belaka tidak akan melakukan perkenalan dengan
menghasilkan pergaulan hidup siswa yang lainnya karena malas
dalam suatu kelompok sosial. Arti untuk membuka diri, banyak siswa
penting dari interaksi sosial dalam yang acuh tak acuh dengan
kehidupan yaitu manusia saling pergaulan di sekolah, tetapi ada juga
memerlukan dan melalui interaksi siswa yang dengan mudah
sosial manusia dapat memenuhi melakukan interaksi sosial karena
kebutuhan hidupnya. Interaksi sosial siswa tersebut memang mudah
terjadi dimana-mana, seperti di dalam bergaul. Siswa yang memiliki
keluarga, sekolah dan di sifat-sifat tidak baik akan dijauhi oleh
masyarakat. Interaksi yang berperan siswa lainnya, dan pada akhirnya ia
paling penting dalam kehidupan tidak akan mempunyai teman dan
adalah interaksi di sekolah. menjadi terkucilkan karena sifatnya
Permasalahan dasar yang tersebut. Selain itu siswa yang suka
dihadapi siswa di sekolah dalam menutup diri dan tidak mudah
interaksi sosial adalah bertemunya bergaul pun akan dikucilkan oleh
jenis karakteristik yang berbeda- temannya karena ia tidak mampu
beda, misalnya ada yang memiliki untuk ikut bergabung dalam
sifat angkuh, sombong, tidak jujur, kelompoknya.
kurang terbuka, tidak percaya diri, Berdasarkan pengamatan
takut dalam menghadapi orang lain, pada saat melakukan intensif di
suka mengatur, dan over protektif. Di SMK Negeri 2 Singaraja yang
dalam lingkungan sekolah siswa dimulai pada tanggal 5 Februari
yang tidak memiliki interaksi sosial 2013, sangat disayangkan bahwa
yang baik akan menutup diri dari masih banyak siswa yang interaksi
lingkungan sekitarnya. Unsur pokok sosialnya kurang, seperti selalu
dalam berinteraksi sosial adalah menyendiri, tidak memiliki rasa
meningkatkan sikap rendah hati, percaya diri dan memiliki rasa takut
jujur dalam berinteraksi, untuk melakukan interaksi sosial
meningkatkan sikap berani, selalu karena ia berasal dari keluarga yang
memiliki sikap terbuka, tidak ekonominya rendah. Selain
sombong dan tidak over protektif. pengamatan, gejala-gejala yang
Ada dua faktor yang nampak juga diperkuat dengan
mendasari interaksi sosial, yakni wawancara oleh guru mata
faktor internal (dari dalam diri) dan pelajaran, wali kelas, wakil kepala
faktor eksternal (dari luar diri). Faktor sekolah, serta kepala sekolah SMK
internal biasanya siswa cenderung Negeri 2 Singaraja. Dari gejala-
gejala tersebut banyak siswa mengenal diri sendiri dan
mengalami interaksi sosial yang lingkungannya yang diberikan oleh
sangat tidak baik. Pengaruh dari seorang pembimbing yang telah
faktor eksternal tersebut inilah yang terlatih dan berpengalaman.
membuat siswa yang tidak percaya Sedangkan behavioral menurut
diri ini menjadi siswa yang Corey (2003:197) adalah suatu
terkucilkan. Kenyamanan dalam pandangan ilmiah tentang tingkah
interaksi sosial tidak ada karena laku manusia. Dharsana (2008:174)
tidak adanya hal yang menarik menyatakan bahwa dalam konsep
dalam proses interaksi sosial ini. behavioral, perilaku manusia
Selain itu pengaruh faktor eksternal merupakan hasil belajar, sehingga
ini akan berdampak negatif kepada dapat diubah dengan manipulasi dan
siswa yang kurang percaya diri, mengkreasi kondisi-kondisi belajar.
misalnya ia akan tidak menyahut Pada dasarnya proses bimbingan
kalau ditanya oleh orang lain dan dan konseling merupakan suatu
prestasinya akan menurun, dan ia penataan proses atau pengalaman
semakin menjadi pribadi yang belajar untuk membantu individu
sangat tidak percaya diri. mengubah perilakunya agar dapat
Berdasarkan fakta tersebut memecahkan masalah dan
maka pola didik guru harus dipilih berinteraksi dengan lingkungannya.
dengan benar untuk mencegah hal- Dalil dasarnya adalah bahwa tingkah
hal yang tidak diinginkan seperti laku itu tertib dan bahwa eksperimen
ejekan-ejekan yang membuat siswa yang dikendalikan dengan cermat
yang terkucilkan itu down. Salah akan menyingkapkan hukum-hukum
satu solusi yang dapat digunakan yang mengendalikan tingkah laku.
untuk mengubah perilaku negatif ke Berdasarkan beberapa pengertian
perilaku positif yaitu dengan diatas maka dapat disimpulkan
pendekatan konseling behavioral. behavioral adalah terapi tingkah laku
Konseling menurut Prayitno dengan penerapan aneka ragam
(1983:38) adalah suatu proses teknik dan prosedur dalam
pertemuan empat mata antara memecahkan masalah interpersonal,
konseli dengan konselor yang berisi emosional, dan pengambilan
usaha yang laras, unik dan keputusan yang berakar pada
manusiawi, yang dilakukan dalam berbagai teori tentang belajar yang
suasana keahlian dan yang menekankan pada perubahan
didasarkan atas norma-norma yang tingkah laku kearah yang adaptif.
berlaku di masyarakat. Konseling Jadi konseling behavioral yaitu
menurut Erman Amti (2004:105) tingkah laku manusia bukanlah hasil
adalah pemberian bantuan yang dari dorongan tidak sadar,
dilakukan melalui wawancara melainkan merupakan hasil belajar,
konseling oleh seorang ahli (disebut sehingga ia dapat diubah dengan
konselor) kepada individu yang memanipulasi dan mengkreasi
sedang mengalami suatu masalah kondisi-kondisi pembentukan tingkah
(disebut konseli) yang bermuara laku. Manusia pada dasarnya
pada teratasinya masalah yang dibentuk dan ditentukam oleh
dihadapi konseli. Berdasarkan lingkungan sosial budayanya,
beberapa pengertian diatas, dapat segenap tingkah laku manusia itu
disimpulkan bahwa konseling adalah dipelajari (Corey, 1988: 198).
suatu proses pemberian bantuan Berdasarkan pemikiran tersebut
yang dilakukan secara tatap muka maka peneliti tertarik untuk
dalam membantu klien memecahkan mengangkat tema keterampilan
permasalahan konseli serta interaksi sosial ini sebagai bidang
membantu konseli untuk lebih kajian. Untuk itu peneliti bermaksud
menerapkan konseling behavioral interaksi sosial siswa kelas X SMK
teknik implosif dan pembanjiran Negeri 2 Singaraja.
untuk meningkatkan keterampilan
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian. Dengan menggunakan
jenis penelitian eksperimen salah kurva normal, maka peneliti
satunya penelitian yang dapat mengetahui jumlah subjek yang
menguji secara benar hipotesis akan ditetapkan dalam penelitian ini,
menyangkut hubungan kausal adapun penjelasan kurva normal
(sebab akibat). Dalam studi akan disajikan dalam grafik dibawah
eksperimen peneliti memanipulasi ini.
paling sedikit satu variabel,
mengontrol variabel lain yang
relevan, dan mengobservasi
efek/pengaruhnya terhadap satu
atau lebih variabel terikat. Variabel rendah 105,72 135,43 tinggi
terikat, juga diacu sebagai variabel
kriteria dan variabel pengaruh, yaitu
3SD -2SD -1SD M +1SD +2SD +3SD
hasil studi. Perubahan atau
perbedaan dalam kelompok sebagai Grafik 3.1 Kurva Normal Keterampilan
suatu hasil manipulasi variabel Interaksi Sosial
bebas (Gay, 1981:207-208). Sumber : (Koyan, 2012 : 24)
Dalam suatu penelitian,
penentuan populasi penelitian Dari perhitungan nilai kurva
penting dilakukan sebelum kegiatan normal diatas, hasil untuk (-) adalah
penelitian dilakukan. Dengan 105,72 tetapi dibulatkan menjadi 106
populasi yang jelas akan dan hasil untuk (+) adalah 135,43
mempermudah peneliti dalam dibulatkan menjadi 135. Di bawah ini
melakukan penelitian serta data akan dijelaskan cara perhitungan
yang diperoleh pun sesuai dengan rekapitulasi hasil mencari M (mean)
data yang ada di sekolah yang akan dan SD (standar deviasi).
di teliti. Hal pertama yang dilakukan
Penelitian eksperimen ini adalah peneliti menyebarkan
dilaksanakan di SMK Negeri 2 kuisioner keterampilan interaksi
Singaraja. Pelaksanaan penelitian ini sosial, dan kemudian menentukan 2
dilakukan pada semester genap kelompok, yaitu kelompok
yaitu pada tahun 2012/2013. Subjek eksperimen dan kelompok kontrol
dalam penelitian ini adalah siswa dengan menggunakan uji-t dengan
kelas X yang berjumlah 193 orang. rumus polled varians.
Dalam penelitian ini sampel ditarik
Dari analisis uji-t kesetaraan
dengan menggunakan teknik
tersebut dan dari populasi 6 kelas
purposive sampling. Pemilihan
terdapat 7 varians homogen dan 8
sekelompok subyek yang akan
tidak homogen. Penentuan sampel
dijadikan sampel dalam purposive
diambil secara random yang
sampling yang didasarkan atas
anggota populasi dianggap
pertimbangan tertentu (Sugiyono,
homogen sehingga dalam penelitian
2008:124)
ini ditentukan kelas XA2 yang
Untuk mengetahui
berjumlah 5 sebagai kelompok
banyaknya objek yang diteliti dalam
eksperimen dan dari kelas XA5
penelitian ini menggunakan aturan
berjumlah 4 orang sebagai kelompok
kurva normal. Kurva normal
kontrol.
berfungsi untuk mengetahui taraf
normal skor yang diperoleh subjek
Penelitian ini menetapkan diberikan evaluasi berupa komitmen
siswa-siswi yang akan dijadikan perjanjian, karena dalam penelitian
subjek penelitian berdasarkan ini hanya meneliti tentang
kriteria yaitu memiliki keterampilan peningkatan siswa yang memiliki
interaksi sosial yang rendah. Untuk keterampilan interaksi sosial yang
menentukan tinggi rendahnya rendah.
perilaku keterampilan interaksi sosial
Data yang diperoleh dalam
siswa kelas X SMK Negeri 2
penelitian ini dianalisis dengan
Singaraja dilakukan dengan
statistik inferensial dan prosentase
menggunakan kriteria rata-rata
dikenakan untuk data format isian
(mean) ideal dan standar deviasi
deteksi meningkatkan keterampilan
(SD) ideal masing-masing variabel.
interaksi sosial. Penggunaan analisis
Dalam penelitian ini statistiknya yaitu, (a) sampelnya
digunakan penelitian eksperimental, lakukan secara random sesuai
penelitian eksperimental adalah dengan varians homogen, dan (b)
penelitian yang dilakukan dengan sebaran data sampelnya
memberikan perlakuan (treatment) berdistribusi normal dan signifikan.
tertentu terhadap subjek penelitian Untuk menguji hipotesis 1 digunakan
yang bersangkutan dengan uji t-test. Analisis data penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian menggunkan komputerisasi dengan
“Pre-posttest-control group design” seri program statistik (SPS) versi
IMB : Sutrisno Hadi, dkk (2002).
Pelaksanaan prosedur ini
Kaidah pengujian signifikansi adalah
dilakukan dengan 3 tahap yaitu
sebagai berikut:
(1)tahap awal/tahap persiapan, (2)
P ≤ 0.001 sangat signifikansi
tahap pelaksanaan, (3) tahap akhir.
P ≤ 0.050 signifikansi
Pada tahap awal peneliti membuat
P ≤ nirsignifikansi
RPBK untuk kelompok eksperimen
(Sutrisno, Hadi. 2002, Program
dan kelompok kontrol terlebih dahulu
SPSS).
dan peneliti meminta ijin kepada
pihak sekolah untuk melakukan
penelitian, setelah meminta ijin dan Kuisioner yang disebar
diberikan ijin oleh kepala sekolah adalah kusioner keterampilan
yang bersangkutan peneliti interaksi sosial yang berjumlah 40
mengadministrasikan pre-test atau butir sebelum diuji cobakan, dan
melakukan uji coba kuisioner kepada setelah dilakukan ujicoba instrumen
seluruh siswa yang menjadi subjek 8 diantaranya tidak valid, peneliti
dalam penelitian. Instrumen yang menggunakan instrumen yang valid
diberikan adalah instrumen tentang sebagai pengumpulan data. Data
keterampilan interaksi sosial. Pada dianalisis menggunakan microsoft
tahap pelaksanaan peneliti effice excel 2007. Untuk menguji
memberikan treatment minimal 8x kelayakan instrumen peneliti
pertemuan kepada kelompok melakukan dengan pengujian
eksperimen yang memiliki validitas dan reliabilitas. Untuk
keterampilan interaksi sosial yang menguji validitas butir digunakan
rendah. pada tahap akhir siswa korelasi product moment, yaitu
diberikan posttest dengan korelasi antara skor butir dengan
menggunakan instrumen skor totalnya. Sedangkan pengujian
keterampilan interaksi sosial yang reliabilitas menggunakan rumus
telah diadministrasikan pada saat Alpha Crobach dengan bantuan
melakukan pretest. Peneliti tidak fungsi-fungsi dalam excel.
memberikan follow up tetapi siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik yang digunakan Dari hasil pengujian
dalam penelitian ini adalah teknik reliabilitas output analisis axcel
puposive sampling tetapi dalam instrumen tersebut dinyatakan
penentuan hasil nilai homgen atau reliabel karena r Alpha = 0,8998
tidak homogen digunakan teknik lebih besar dari rtabel = 0,404 didapat
random sampling. Pada aturan kurva dari N=24 dengan taraf signifikansi
normal baku yang telah dicantumkan 5%.
dengan jumlah siswa sebanyak 193, Kemudian berdasarkan hasil
siswa yang teridentifikasi memiliki kuisioner yang didukung juga
keterampilan interaksi sosial yang dengan hasil observasi dan
rendah berada pada daerah 3Sd wawancara sebagai sarana
dibawah mean 106 dari 193 siswa pendukung dan diperoleh 9 siswa
yaitu 9 siswa (pembulatan dari sebagai subjek penelitian.
105,72). Pembagian anggota sampel
Dari hasil pengujian validitas berdasarkan random yang dilakukan
dengan menggunakan 40 butir dengan teknik random sampling dan
pernyataan yang diujicobakan dibagi menjadi kelompok
kepada 193 siswa, dari hasil analisis eksperimen dan kelompok kontrol.
maka dari ke-4o butir tersebut 8 Kelompok eksperimen diberikan
diantaranya tidak valid. Hal ini perlakuan (treatment) dan kelompok
disebabkan nila rhitung dari setiap butir kontrol juga diberikan perlakuan
pernyataan tersebut beregerak dari yang sesuai dengan layanan BK di
0,40-0,84 dari rtabel 0,404 didapat dari sekolah, kemudian pada seluruh
N= 24 dengan taraf signifikansi 5%. anggota diberikan kuisioner
Setelah dilakukan uji validitas keterampilan interaksi sosial untuk
dilanjutkan dengan menguji skor posttest. Dari hasil penskoran
reliabilitas. Pada pengujian diperoleh data keterampilan interaksi
reliabilitas ini menggunakan metode sosial dari masing-masing kelompok
koefisien Alpha (α) atau r Alpha. eksperimen dan kelompok kontrol
seperti yang disajikan pada tabel
berikut :

Tabel 01 Rekapitulasi Data Pretest, Posttest dan Gain Score

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol


No Pretest Posttest Gain No Pretest Posttest Gain Score
Score
1 73 139 66 1 62 136 74
2 70 143 73 2 75 139 64
3 63 142 79 3 67 140 73
4 64 145 81 4 74 141 67
5 75 144 69
Ʃ 345 713 368 Ʃ 278 556 278

Sumber: Hasil Pengamatan Sendiri oleh gain score. Selain itu terjadi
perbedaan gain score antara
Dari data dalam tabel diatas kelompok eksperimen dan kelompok
dapat dilihat bahwa terjadi kontrol. Deskripsi dari masing-
peningkatan yang sangat drastis dari masing kelompok dicantumkan
pretest ke posttest pada masing- dalam gambar 01 dibawah ini.
masing kelompok yang ditunjukkan
indikasi bahwa konseling behavioral
teknik implosif dan pembanjiran
mampu meningkatkan secara drastis
keterampilan interaksi sosial siswa.
Dari pengujian normalitas sebaran
data ini diperoleh hasil yaitu
pengujian normalitas sebaran data.
Berdasarkan hasil pengujian
normalitas sebaran data variabel
keterampilan interaksi sosial pretest
kelompok eksperimen menunjukkan
Gambar 01 Grafik Skor Pretest, Posttest bahwa skor signifikansi Kolmogrov-
pada kelompok eksperimen dan Smirnov sebesar 0,978 dan nilainya
kelompok kontrol. diatas α 0,05. Dari output analisis
Dari grafik di atas dapat menunjukkan bahwa skor signifikan
diketahui bahwa terjadi peningkatan Kolmogrov-Smirnov sebesar 1,039
skor dari pretest ke posttest baik dan nilanya diatas α = 0,05.
pada kelompok eksperimen dan Berdasarkan hal tersebut berarti
kelompok kontrol. Peningkatan yang variabel keterampilan interaksi sosial
sangat drastis terjadi pada kelompok pada posttest berdistribusi secara
eksperimen. Hal ini merupakan normal.
Analisis data kuantitatif Oleh karena skor hasil kuisioner
adalah analisis yang didasarkan keterampilan interaksi sosial pada
pada nilai kuantitatif variabel bebas posttest tinggi maka keterampilan
(konseling behavioral teknik implosif interaksi sosial siswa tersebut
dan pembanjiran) terhadap variabel adalah semakin tinggi atau
terikat (keterampilan interaksi meningkat. Dan ini menunjukkan
sosial). Secara statistik dengan terjadinya peningkatan keterampilan
correlated data/paired sampel t-test interaksi sosial pada kelompok
dimaksudkan untuk mengetahui eksperimen.
pengaruh dari variabel bebas Jika nilai probabilitas < α
terhadap variabel terikat dilihat dari maka Ho ditolak maka Ha diterima,
perbedaan prestest dengan posttest dengan demikian karena Ho ditolak
kelompok eksperimen saja, karena dan Ha diterima maka Ha berbunyi
yang dijadikan sebagai perumusan “Konseling Behavioral teknik implosif
hipotesis hanyalah kelompok dan pembanjiran efektif untuk
eksperimen. Output analisis meningkatkan keterampilan interaksi
menunjukkan bahwa rata-rata skor sosial siswa”.
kuisioner keterampilan interaksi.
Tabel 4.6 Paired Samples Statistic Prestest-Posttest Kelompok Eksperimen
Paired Samples Statistics
Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pretest Eksperimen 1.0580E2 10 38.98376 12.32775
Postest Eksperimen 1.5000 10 .52705 .16667

Dari hasil korelasi antara pretest probabilitas dibawah 0,05 (nilai


dengan posttest, menghasilkan signifikan output analisis 0,000).
angka korelasi 0,995 dengan nilai
Tabel 4.7 Paired Samples Correlations Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pretest Eksperimen &
10 .995 .000
Postest Eksperimen

Berdasarkan nilai t pada output interaksi sosial dengan df = 9, pada


menunjukkan angka 8,576, ini berarti taraf signifikansi 5% maka
terjadi peningkatan keterampilan didapatkan t tabel 2,365.
Tabel 4.8 Paired Samples Test Prestest-Posttest Kelompok Eksperimen
Paired Samples Test
Paired Differences
Sig
95% Confidence .
Std. Std. Interval of the (2-
Deviatio Error Difference tail
Mean n Mean Lower Upper t df ed)
Pair 1 Pretest
Eksperim
en - 1.04300E 38.4593 131.8121 .00
Postest 12.16192 76.78783 8.576 9
2 6 7 0
Eksperim
en

tingkah laku/kecemasan tidak


Peneliti mengajukan satu dikehendaki, sampai konseli sadar
hipotesis alternatif yang berbunyi bahwa yang dicemaskan tidak
“konseling behavioral teknik implosif terjadi. Maka dengan adanya tingkah
dan pembanjiran efektif untuk laku yang tidak dikehendaki tersebut
meningkatkan keterampilan interaksi seseorang mampu mengendalikan
sosial siswa” berdasarkan hipotesis dirinya dengan menyadarkan diri
yang diajukan hipotesis pun bahwa tingkah laku tersebut
diterima. sebenarnya tidak akan terjadi.
Konseling behavioral Dengan demikian siswa akan lebih
teknik implosif dan pembanjiran mampu untuk meningkatkan
efektif untuk meningkatkan keterampilan interaksi sosialnya.
keterampilan interaksi sosial siswa
ini disebabkan karena (1) konseling PENUTUP
behavioral adalah suatu treatment Berdasarkan hasil penelitian yang
atau proses pemberian bantuan dikemukakan pada pembahasan
kepada seseorang/individu tersebut diatas maka hipotesis yang diajukan
untuk mengubah tingkah lakunya dalam penelitian ini diterima dan
yang awalnya maladaptif menjadi dapat disimpulkan bahwa penerapan
adaptif dengan menggunakan teknik konseling behavioral teknik implosif
implosif dan pembanjiran. Ini berarti dan pembanjiran efektif untuk
kebiasaan-kebiasaan yang buruk meningkatkan keterampilan interaksi
atau maladaptif dilemahkan dan sosial siswa kelas X SMK Negeri 2
dihilangkan, kemudian tingkah laku Singaraja.
yang baik atau adaptif muncul dan Dari simpulan tersebut diatas, maka
dikukuhkan, (2) teknik implosif dan hasil penelitian ini memberikan
pembanjiran adalah suatu teknik beberapa saran kepada pihak yang
pembanjiran yang membanjiri terkait, yaitu sebagai berikut: (1)
seseorang/individu dengan situasi Bagi sekolah diharapkan dapat
atau penyebab kecemasan atau digunakan sebagai masukan oleh
sekolah dan pihak-pihak terkait, Pendidikan Tinggi Departemen
untuk menyempurnakan sistem Pendidikan dan Kebudayaan.
layanan BK di sekolah sebagai
acuan untuk membimbing dan Sugiono. 2011. Statistik
mengawasi perilaku siswa, sehingga NonParametris untuk
keterampilan interaksi sosial siswa Penelitian. Bandung: CV.
dapat lebih ditingkatkan dengan ALFABETHA.
penerapan metode yang berbeda.
(2) Bagi orang tua, hasil penelitian
ini diharapkan bermanfaat bagi
orang tua siswa sebagai bahan
untuk memberikan pembinaan
kepada putra-putrinya untuk
meningkatkan keterampilan interaksi
sosial di rumah, di sekolah dan
masyarakat, (3)Bagi peneliti lain
agar mengkaji lebih luas dan lebih
dalam tentang proses perubahan
tingkah laku interaksi sosial siswa.

DAFTAR RUJUKAN
Corey, Gerald, 2003. Teori dan
Praktek Konseling dan
Psikoterapi (Alih Bahasa).
Bandung: PT. Refika Aditama

Emzir. 2008. Metodologi Penelitian


Pendidikan: Kuantitatif dan
Kualitatif. Jakarta : PT
RAJAGRAFINDO PERSADA

Erman Amti Marjohan, 1992/1993.


Bimbingan dan Konseling.
Singaraja : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Koyan, Wayan. 2012. Statistik


Pendidikan Teknik Analisis data
Kuantitatif, Singaraja :
Universitas Pendidikan
Ganesha Press

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi


Penelitian, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Prayitno. 1994. Dasar-dasar


Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: Direktorat Jendral

Anda mungkin juga menyukai