PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Katarak merupakan kekeruhan yang timbul pada lensa yang dapat menyebabkan
kebutaan.Pada tahun 1997, WHO memperkirakan terdapat 38 juta orang buta di dunia
dan setengahnya disebabkan oleh katarak. Katarak yang berhubungan dengan usia
menyebabkan kira-kira 48% kebutaan didunia, yaitu sekitar 18 juta orang.
Sekitar 85% dari penderita katarak adalah orang lanjut usia (Fakultas &
Universitas 2013). Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi
akibat kedua-duanya (Ilyas, 2009). Kekeruhan ini dapat mengganggu jalannya cahaya
yang melewati lensa sehingga pandangan dapat menjadi kabur hingga hilang sama sekali.
Penyebab utama katarak adalah usia, tetapi banyak hal lain yang dapat terlibat seperti
trauma, toksin, penyakit sistemik (seperti diabetes), merokok dan herediter (Vaughan &
Asbury, 2007). Berdasarkan studi potong lintang prevalensi katarak pada usia 65 tahun
adalah 50% dan prevalensi ini meningkat hingga 70% pada usia lebih dari 75 tahun
(Vaughan & Asbury, 2007). Katarak merupakan masalah penglihatan yang serius karena
katarak dapat mengakibatkan kebutaan. Menurut WHO pada tahun 2002 katarak
merupakan penyebab kebutaan yang paling utama di dunia sebesar 48% dari seluruh
kebutaan di dunia. Setidaknya terdapat delapan belas juta orang di dunia menderita
kebutaan akibat katarak.Di Indonesia sendiri berdasarkan hasil survey kesehatan indera
1993-1996, katarak juga penyebab kebutaan paling utama yaitu sebesar 52%.Katarak
memang dianggap sebagai penyakit yang lumrah pada lansia.
Akan tetapi, ada banyak faktor yang akan memperbesar resiko terjadinya katarak.
Faktor-faktor ini antara lain adalah paparan sinar ultraviolet yang berlebihan terutama
pada negara tropis, paparan dengan radikal bebas, merokok, defesiensi vitamin (A, C, E,
niasin, tiamin, riboflavin, dan beta karoten), dehidrasi, trauma, infeksi, penggunaan obat
kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, genetik dan
1
myopia. Beberapa faktor-faktor resiko ini tentunya ada yang dapat dihindari masyarakat
untuk mencegah percepatan terjadinya katarak, misalnya merokok.(Utara 2009)
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Alis mata pada sebagian besar mamalia berupa bagian yang sedikit
menonjol sedikit diatas kedua belah kelopak mata dan mempunyai sedikit rambut
halus. Alis mata berfungsi sebagai pelindung mata yang peka dari tetesan keringat
yang jatuh dari bagian dahi,air hujan,atau sinar matahari yang berlebihan
Kelenjar air mata atau kelenjar lakrimalis adalah kelenjar dimata yang
mengeluarkan air mata.Kelenjar lakrimalis terletak pada bagian lateral atas mata
yang disebut dengan fossa lakrimalis. Dari sini,air mata akan mengalir ke duktus
nasolakrimalis dan bermuara pada meatus nasal bagian inferior.
c. Kelopak Mata
Kelopak mata adalah lipatan kulit yang lunak yang menutupi dan
melindungi mata.
d. Bulu Mata
Bulu mata atau rambut mata adalah bagian dari kelopak mata yang berupa
helaian rambut-rambut. Rambut-rambut ini berfungsi untuk melindungi supaya
debu,keringat atau air yang menetes dari dahi tidak masuk ke mata. Rambut mata
merupakan rambut yang sangat lembut.
3
Lapisan saraf pada mata yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut,yaitu
sel-sel saraf batang dan kerucut. Lapisan paling dalam bola mata yang peka
terhadap cahaya.Retina berbentuk membran tipis yang terdiri dari 3
lapisan.Dibagian tengah retina terdapat bintik-bintik kuning yang sangat peka
terhadap cahaya.Pada bintik kuning terdapat jutaan sel berupa sel kerucut dan sel
batang yang sangat peka terhadap cahaya.Sel-sel inilah yang mengirim sinyal-
sinyal kesaraf mata menuju ke otak.Otak menerjemahkan sinyal-sinyal itu
sehingga kita melihat benda tegak (tidak terbalik seperti yang ditangkap oleh
retina).
b. Skelera
Skelera adalah bagian mata yang merupakan lapisan paling luar dari bola
mata.Sclera berwarna putih dan bersifat keras karena memiliki banyak serat
keras dari jaringan ikat.Skelera berfungsi untuk melindungi dan membungkus
bola mata sebagai dindingnya. Skelera membentuk putih mata dan tersambung
pada bagian depan dengan sebuah jendela membran yang bening yaitu kornea.
c. Koroid
Koroid adalah bagian mata yang terdiri atas banyak pembuluh darah dan
merupakan lapisan tengah mata yang terletak diantara sclera dan retina. Koroid
berfungsi untuk memberikan nutrisi dan oksigen kepada bagian lain,terutama
untuk retina. Pembuluh darah pada koroid sangat berperan dalam menjalankan
fungsinya.
Biasanya koroid berwarna coklat kehitaman atau hitam. Koroid berwarna
gelap agar cahaya yang masuk tidak dipantulkan bagian koroid yang terputus akan
membentuk iris.
d. Iris
Bagian mata yang memiliki pigmen warna untuk memberikan warna pada
mata. Iris terletak pada bagian depan bola mata,karena berperan dalam pemberian
warna pada mata. Iris sering disebut dengan selaput pelangi,iris juga berfungsi
untuk mengatur pembesaran dan pengecilan pupil sesuai dengan intesitas cahaya
yang masuk oleh karena itu iris dapat mengkerut dan dapat pula mengembang.
4
e. Lensa
Lensa merupakan benda asing bening yang dibatasi oleh dua buah bidang
lengkung.Dua bidang lengkung yang membatasi lensa berbentuk silindris maupun
bola. Lensa silindris bersifat memusatkan cahaya dari sumber titik yang jauh pada
suatu garis,sedangkan lensa yang berbentuk bola yang melengkung kesegala arah
memusatkan cahaya dari sumber yang jauh pada suatu titi.
f. Pupil
Bagian mata yang merupakan celah berbentuk lingkaran yang terletak
ditengah iris. Pupil berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk
kemata,pupil akan melebar apabila jumlah cahaya yang masuk sedikit (dalam
keadaan gelap) agar cahaya yang masuk dapat maksimal. Pupil akan mengecil
apabila jumlah cahaya yang masuk banyak (dalam keadaan terang) agar cahaya
tidak berlebihan.
g. Kornea
Merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan sclera
yang putih dan tidak tembus cahaya. Kornea terdiri atas beberapa lapisan.Lapisan
tepi adalah epithelium berlapis yang tersambung dengan konjungtiva.
h. Aqueous Humor
Cairan yang terdapat pada ruang mata diantara lensa mata dan
kornea.Aqueous humor merupakan cairan dengan konsentrasi menyerupai plasma
namun memiliki konsentrasi protein yang lebih rendah.Cairan ini berasal dari
badan siliaris dan diserap kembali kedalam aliran darah pada sudut iris dan kornea
melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran.
i. Vitreous Humor
Cairan seperti lender yang terdapat pada ruangan mata diantara lensa mata
dan retina. Vitreous humor merupakan cairan bening,transaparan,tidak memilki
pembuluh darah dan sebagian besar konsentrasinya merupakan air dan sangat
sedikit zat padat. Vitreous humor berfungsi untuk mempertahankan dan menjaga
bentuk bulat bola mata.
5
j. Bintik Kuning
Untuk tempat berkumpulnya sel-sel kerucut dan batang yang disini
berguna untuk menangkap bayangan.,sel kerucut berfungsi melihat saat keadaan
terang yang membutuhkan protein iodopsin dan saat gelap sel batang memerlukan
protein rhodopsin dan vitamin A.
k. Bintik Buta
Tempat masuk dan membeloknya berkas saraf yang tidak mempunyai
ujung-ujung saraf penglihatan sehingga tidak peka terhadap cahaya.
2. Etiologi Katarak
Penyebab utama katarak adalah proses penuaan. Usia rata-rata terjadi katarak
adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi,katarak dapat pula terjadi pada bayi
karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.
Penyebab katarak lainnya yaitu :
a) Gangguan metabolisme seperti DM (Diabetes Melitus)
6
b) Efek racun dari rokok
c) Alcohol
d) Gizi kurang vitamin E
e) Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama
f) Radang menahun didalam bola mata
g) Trauma atau cedera pada mata
h) Operasi pada mata sebelumnya Penggunaan obat tertentu,khusunya steroid
2. Manifestasi Klinis
a) Persepsi bahwa lingkungan lebih redup (seakan-akan kacamata yang perlu
dibersihkan)
b) Penyebaran cahaya : penurunan sensitivitas kontras,sensitivitas terhadap cahaya
silau,dan penurunan aktivitas visual
c) Nyeri,pandangan kabur
d) Efek lain mencakup pergeseran miopik kembali memiliki kemampuan untuk
melakukan pekerjaan dalam jarak dekat
3. Anatomi Mata Dengan Katarak
4. Patofisiologi Katarak
7
posterior nucleus,opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang
paling bermakna,Nampak seperti Kristal salju pada jendela. Lensa berisi 65 % air ,
35% protein,dan mineral. Katarak merupakan kondisi penurunan ambulan
oksigen,penurunan air mata,peningkatan kandungan kalsium dan berubahnya protein
yang dapat larut menjadi tidak larut,pada proses penuaan lensa secara bertahap
kehilangan air dan mengalami peningkatan dalam usuran dan densitasnya.
Peningkatan densitas diakibatkan oleh kompresi cebtral serat lensa yang lebih tua.
Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa
dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada
pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.
8
5. WOC KATARAK
PENURUNAN TAJAM
PENGLIHATAN
Gangguan Ansietas
Resiko jatuh
persepsi
sensori
9
6. Klasifikasi Katarak
a) Katarak Kongenital
Sejak sebelum berumur 1 tahun sudah terlihat disebabkan oleh infeksi virus
yang dialami ibu pada saat usia kehamilan masih dini. Katarak kongenital adalah
katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia
kurang dari 1 tahun.Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada bayi
yang cukup berarti terutama akibat penanganannya yang kurang tepat.
b) Katarak Juvenile
Katarak juvenile biasanya merupakan kelanjutan dari katarak
kongenital.Kekeruhan lensa terjadi pada saat perkembangan serat-serat lensa
sehingga konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft carahast.
Katarak biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun metabolic dan
penyakit lainnya terbentuk pada usia diatas 1 tahun
c) Katarak Senile
Katarak senile adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
lanjut,yaitu usia diatas 50 tahun. Pada katarak senile akan terjadi degenerasi lensa
secara berangsur-angsur hingga hanya proyeksi sinar. Katarak senil merupakan
katarak yang terjadi akibat terjadinya degenerasi serat lensa karena proses penuaan.
d) Katarak komplikata
Katarak komplikata terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel lensa
faktor fisik atau kimiawi sehingga terjadi gangguan kejernihan lensa.Katarak
komplikata dapat terjadi akibat iridosiklitis, miopia tinggi, abalasi retina dan
glaukoma. Katarak komplikata dapat terjadi akibat kelainan sistemik yang akan
mengenai kedua mata atau kelainan lokal yang akan mengenai satu mata.
7. Komplikasi
a. Ansietas
Beberapa pasien dapat mengalami kecemasan (ansietas) akibat ketakutan
akan operasi. Agen anxiolytic seperti diazepam 2-5 mg dapat memperbaiki
keadaan.
10
b. Nausea dan gastritis
Akibat efek obat preoperasi seperti asetazolamid atau gliserol.Kasus ini
dapat ditangani dengan pemberian antasida oral untuk mengurangi gejala.
c. Konjungtivitis iritatif atau alergi
Disebabkan oleh tetes antibiotic topical preoperative,ditangani dengan
penundaan operasi selama 2 hari.
d. Abrasi kornea
Akibat cedera saat pemeriksaan tekanan bola mata dengan menggunakan
tonometer schiotz.Penanganannya berupa pemberian salep antibiotic selama satu
hari dan diperlukan penundaan operasi selama 2 hari.
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Kartu mata snellen/mesin telebinokular (test ketajaman penglihatan dan sentral
penglihatan) : mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,lensa, akueus atau
vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit sistem saraf atau penglihatan ke
retina atau jalan optik.
b. Lapang penglihatan : penurunan mungkin disebabkan oleh CSV, massa tumor pada
hipofisis/ otak, karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.
c. Pengukuran tonografi : mengkaji intraorkuler (TIO) (NORMAL 12-25 mm Hg).
Pengukuran gonioskopi : membantu membedakan sudut terbuka atau sudut tertutup
glaukoma.
d. Test provokatif : digunakan dalam menentukan adanya/tipe glaukoma bila TIO
normal atau hanya meningkat ringan.
e. Pemeriksaan oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, mencatat atropi lepeng
optik, papiledema, pendarahan retina,dan mikroaneurisme. Dilatasi dan pemeriksaan
belahan-lampu memastikan diagnosa katarak.
f. Darah lengkap, laju sedimentasi (LED) : menunjukan anemia sistemik/ infeksi.
EKG, kolestrol serum, dan pemeriksaan lipid : dilakukan untuk memastikan
arterosklerosis, PAK.
g. Test toleransi glaukosa/ FBS : menentukan adanya/kontrol diabetes
11
A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Biodata
Identitas klien yang meliputi : Nama,jenis kelamin,agama,umur,suku bangsa,status
perkawinan,pekerjaan,pendidikan,alamat
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien dengan penyakit katarak biasanya terjadi penurunan ketajaman
penglihatan, kedua matanya terasa kabur,melihat benda tidak jelas dan berbayang-
bayang, khawatir, gelisah, kontak mata buruk.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan dahulu pasien diambil untuk menemukan masalah
primer pasien,seperti:kesulitan membaca,pandangan kabur,pandangan ganda,atau
hilangnya daerah penglihatan soliter.
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Eksplorasi keadaan atau status okuler umum pasien. Apakah pasien
mengalami kesulitan melihat pada jarak dekat atau jauh,apakah ada keluhan
dalam membaca atau menonton televise,apakah ia menggunakan kacamata atau
lensa kontak. Klien biasanya juga mengatakan matanya terasa panas dan nyeri
setelah dilakukan operasi,dan mengatakan matanya berair dan mengeluarkan
kotoran.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada keluarga yang mengalami riwayat kesehatan seperti yang dialami
oleh pasien sekarang.
c. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Biasanya keadaan umum klien lansia yang mengalami gangguan penglihatan
seperti ini biasanya lemah
2. Kesadaran
12
Kesadaran klien biasanya composmentis
3. Tanda-Tanda Vital
Suhu normal atau meningkat (>37 ° C)
Nadi dalam batas normal (60-90 x/menit)
Tekanan darah normal atau meningkat
Pernapasan biasanya mengalami normal atau meningkat
4. Pemeriksaan fisik / review of system (ROS)
Sistem Pernafasan
Dapat ditemukan peningkatan frekuensi nafas atau masi dalam batas normal
System Sirkulasi
Frekuensi nadi normal kadang meningkat,akral dingin,kulit hangat
System persarafan
Keadaan composmentis,kehilangan sensasi,terlihat adanya kelemahan/hilang
fungsi
System perkemihan
Tidak ada perubahan pola berkemih,seperti inkontinensia urin,dysuria,distensi
kandung kemih,warna dan bau urin yang khas.
System pencernaan
Tidak ada konstipasi,konsistensi feses lunak,frekuensi eliminasi
normal,auskultasi bising usus normal,tidak ada anoreksia,tidak adanya
distensi abdomen dan nyeri tekan abdomen
System Muskuloskletal
Tidak terdapat adanya nyeri berat tiba-tiba/mungkin terlokalisir pada area
jaringan tertentu,dan dapat berkurang pada daerah imobilisasi,kontraktur
atrofi otot,laserasi kulit dan perubahan warna
System Penglihatan
Terganggu karena adanya kekeruhan lensa pada mata sebelah kanan atau kiri
sehingga tidak bisa melihat dengan baik
13
d. Pola Kebiasaan
Pola Aktivitas dan Latihan
Bagaimana kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas atau perawatan diri
dengan skor :
0 = mandiri
1= dibantu
2= perlu bantuan orang lain
3= perlu bantuan orang lain dan alat
4= tergantung/tidak mmapu
Pola Istirahat Tidur
Berapa lama waktu tidur pasien,apakah ada kesulitan tidur seperti insomnia,apakah
pasien saat tidur sering terbangun atau ada masalah lain.
Pola Nutrisi
Adakah diet khusus yang dijalani pasien,jika ada anjurkan diet apa yang telah
diberikan. Kaji nafsu makan pasien ada perubahan atau tidaak sebelum dan setelah
sakit,adakah keluhan mual dan muntah,adakah penurunan berat badan yang drastic
3 bulan terakhir.
Pola Aktivitas dan Istirahat
Adanya perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan
penglihatan klien
Pola Eliminasi
Pada pasien katarak tidak ada gangguan pada pola eliminasi
Pola Peran Dan Hubungan
Status perkawinan pasien,pekerjaan,kualitas bekerja,orang terdekat pasien,system
pendukung dalam menghadapi masalah dan bagaimana dukungan keluarga selama
pasien dirawat
Pola Nilai dan Kepercayaan
Apa agama pasien sebagai pendukung untuk lebih mendekatkan diri kepada tuhan
atas sakit yang diderita
14
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan persepsi berhubungan dengan gangguan penglihatan
b. Resiko Jatuh berhubungan dengan gangguan penglihatan ( katarak )
c. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri
15
3. ANALISIS DATA
Objektif : Gangguan
persepsi
1 Distori sensori sensori
2 Respons tidak sesuai
3 Bersikap seolah
melihat,mendengar,mengecap,meraba,
atau mencium sesuatu
Subjektif :
1 Menyatakan kesal
Objektif :
1 Menyendiri
2 Melamun
3 Konsentrasi buruk
4 Disorientasi waktu,tempat,orang atau
16
situasi
5 Curiga
6 Melihat kesatu arah
7 Mondar-mondir
8 Bicara sendiri
17
glukosa darah
Anemia
Kekuatan otot
menurun
Gangguan
pendengaran
Gangguan
keseimbangan
Gangguan
penglihatan(misalnya
glaucoma,katarak,abla
sio retina,neuritis
optikus)
Neuropati
Efek agen
farmakologis
(misalnya
sedasi,alcohol,anastesi
umum)
18
3. Gejala dan tanda mayor 1 Ketidakseimbangan Ansietas
antara suplai dan
Subjektif : kebutuhan oksigen
1 Merasa khawatir 2 Tirah baring
3 Kelemahan
Objektif : 4 Imobilitas
5 Gaya hidup monoton
1 Tampak gelisah
Subjektif : -
Objektif :
19
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN
(Nursing Outcome Clasification/NOC) (Nursing Intervention Clasification/NIC)
1. Gangguan persepsi sensori Setelah dilakukan intervensi keperawatan NIC: Peningkatan Komunikasi : Kurang
berhubungan dengan selama ... x ... jam, diharapkan pasien Penglihatan
gangguan penglihatan
NOC: Fungsi Sensori : Penglihatan Aktivitas Keperawatan:
20
3 Penglihatan terganggu memadai silau
1/2/3/4/5
4 Pusing 5. Minimalkan cahaya silau 5. Agar mata klien
1/2/3/4/5 tidak merasa
terganggu
21
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN
(Nursing Outcome Clasification/NOC) (Nursing Intervention Clasification/NIC)
2. Risiko jatuh berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan NIC : Pencegahan Jatuh
dengan gangguan penglihatan selama ... x ... jam, diharapkan pasien:
( katarak )
NOC: Kejadian Jatuh
Aktivitas keperawatan :
Dipertahankan pada level
1 Identifikasi perilaku dan faktor yang 1 Untuk mengurasi
Ditingkatkan pada level mempengaruhi risiko jatuh risiko jatuh pada
klien
1. 10 dan lebih
2. 7-9
2 Kaji ulang riwayat jatuh bersama 2 Untuk
3. 4-6 pasien dan keluarga memastikan
kondisi klien
4. 1-3 sebelumnya
pasien pernah
5. Tidak ada
jatuh
Dengan Kriteria hasil:
3 Untuk membantu
1 Jatuh saat berdiri 3 Dukung pasien untuk menggunakan
pasien saat
1/2/3/4/5 tongkat atau walker
berjalan
2 Jatuh saat berjalan54
1/2/3/4/5
3 Jatuh saat duduk 4 Letakkan benda-benda dalam
22
1/2/3/4/5 jangkauan yang mudah bagi pasien 4 Agar klien
4 Jatuh saat ke kamar mandi mudah
1/2/3/4/5 menjangkau
5 Jatuh saat naik tangga benda benda
1/2/3/4/5 tersebut
23
klien saat
9 Sediakan permukaan yang tidak licin berjalan
pada bak mandi dan pancuran 9 Agar pasien tidak
terjatuh paad saat
ke kamar mandi
10 Tempatkan busa di tempat duduk
pasien 10 Untuk mencegah
klien jatuh
dengan tepat
24
INTERVENSI KEPERAWATAN
RENCANA TINDAKAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN /KRITERIA HASIL RASIONAL
(Nursing Intervention
(Nursing Outcome Clasification/NOC)
Clasification/NIC)
3. Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan NIC: Pengurangan Kecemasan
ancaman terhadap konsep diri selama ... x ... jam, diharapkan pasien:
Aktivitas Keperawatan:
NOC: Tingkat Kecemasan 1 Agar klien merasa
1 Gunakan pendekatan yang nyaman an percaya
Dipertahankan di level tenang dan meyakinkan
2: Cukup berat
3 Pahami situasi krisis yang 3 Untuk meyakinkan
3. Sedang terjadi dari perspektif klien klien agar tidak
4. Ringan merasa cemas
25
3 Rasa takut yang disampaikan
secara lisan 6 Supaya klien merasa
1/2/3/4/5 dihargai
4 Wajah tegang 6 D engarkan klien berbicara
1/2/3/4/5
7 Ciptakan rasa aman pada pasien 7 Agar klien merasa
nyaman
26
27
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Katarak merupakan kelainan lensa mata yang keruh di dalam bola
mata. Faktor-faktor penyebab katarak antara lain: umur, jenis kelamin,
lingkungan, status sosial, nutrisi, pola hidup. Stadium katarak dibagi
menjadi 4 antara lain: Katarak Insipien, Imatur, Matur, Hipermatur.
Katarak dapat dicegah, di antaranya dengan menjaga kadar gula
darah selalu normal pada penderita diabetes mellitus, senantiasa menjaga
kesehatan mata, mengonsumsi makanan yang dapat melindungi kelainan
degeneratif pada mata dan antioksidan seperti buah-buahan banyak yang
mengandung vitamin C, minyak sayuran, sayuran hijau, kacang-kacangan,
kecambah, buncis, telur, hati dan susu yang merupakan makanan dengan
kandungan vitamin E, selenium, dan tembaga tinggi.
B. SARAN
Katarak adalah suatu penyakit degeneraf karena bertambahnya
faktor usia. Jadi untuk mencegah terjadinya penyakit katarak ini dapat
dilakukan dengan pola hidup yang
sehatseperti tidak mengkonsumsi alcohol dan minum minuman keras yang
dapat memicutimbulnya katarak.dan salalu mengkonsumsi buah-buahan
serta sayuran yang lebih banyak untuk menjaga kesehatan mata
28
Daftar Pustaka
29