Anda di halaman 1dari 13

hidronephrosis

Abdul Majid
Latar Belakang
• Nephrotoksik
• Acquired disoders
– Hidronefrosis
– Glumerulonefhritis
• Abnormalitas renal vaskular
– Renal Arteri Disease
– Renal Vena Disease
• Kongenital
– Anomali jumlah dan posisi ginjal
– Anomali bentuk dan ukuran ginjal
Pendahuluan
Lanjutan…
HIDRONEPHROSIS

pengertian Etiologi
Hidronefrosis merupakan suatu keadaan
Banyak faktor yang
pelebaran dari pelvis ginjal dan kalises. Adanya
memungkinkan terbentuknya
hidronefrosis dianggap sebagai respon fisiologis
kondisi hidronefrosis seperti
terhadap gangguan aliran urine. Meskipun hal ini
penyebab dari ureter, kandung
sering disebabkan oleh proses obstruktif, tetapi
kemih, uretra.
dalam beberapa kasus, seperti megaureter
sekunder untuk refluks pralahir, sistem
pengumpulan mungkin membesar karena tidak
adanya obstruksi.
patofisioligi

Hidronefrosis merupakan respons hasil dari proses anatomis atau


fungsional dari suatu gangguan aliran urine. Gangguan ini dapat terjadi
dimana saja di sepanjang saluran urine dari ginjal sampai ke meatus uretra.
Kenaikan tekanan ureter menyebabkan perubahan yang ditandai difiltrasi
glomerular, fungsi tubular, dan aliran darah ginjal. Laju filtrasi glomerolus
(GFR) menurun secara signifikan dalam hitungan jam setelah obstruksi
akut. Penurunan signifikan GFR dapat bertahan selama berminggu-minggu
setelah relief obstruksi. Selain itu, kemampuan tubular ginjal untuk
mengangkut natrium, kalium, dan protein, serta berkonsentrasi dan untuk
mencairkan urine sangat terganggu.
pengkajian

Pada anamnesis tidak ada keluhan spesifik yang


mengarah pada penyakit hidronefrosis. Keluhan
Pemeriksaan fisik
yang didapat bervariasi bergantung pada apakah
hidronefrosis yang akut dan kronis.

Dengan obstruksi akut, pasien mungkin datang


dengan rasa sakit, yang biasanya digambarkan
sebagai nyeri berat, intermiten, dan tumpul pada
bagian pinggang. Keluhan nyeri biasanya Pada pemeriksaan fisik, pasien
bertambah dengan peningkatan komsumsi dengan hidrinefrosis berat, palpasi
cairan. Tergantung pada tingkat hidroureter, nyeri ginjal dapat teraba. Dengan
dapat menyebar ke testis ipsilateral atau labia.
hidronefrosis bilateral, edema
Nyeri sering menyebabkan mual dan muntah,
selain itu nyeri juga sering dihubungkan dengan ekstremitas bawah dapat terjadi.
kolik ginjal. Sudut kostovertebral pada sisi yang
terkena sering lembut. Adanya
Pada pengkajian jg ditemukan adanya riwayat kembung pada kandung kemih yang
hematuria, kencing batu atau adanya keganasan teraba jelas menambah bukti bahwa
dimana saja disaluran kemih. Sering didapatkan adanya obstruksi saluran kemih.
adanya riwayat demam.
laboratorium

CT Scan
Pemeriksaan
diagnostik

Pyelography
Intravena
penatalaksanaan

• Peran pengobatan hidronefrosis terbatas untuk mengontrol


rasa sakit dan pencegahan infeksi. Sebagian besar kondisi
pasien memerlukan tindakan invasive atau intervensi
bedah dengan prognosis pascabedah yang baik.

• Intervensi bedah. Teknik yang dilakukan pada pasien


dengan hidronefrosis dan hidroureter bergantung pada
etiologi. Secara umum intervensi bedah dilakukan segera
bila terdapat adanya tanda-tanda infeksi pada saluran
kemih karena infeksi dengan hidronefrosis memberikan
predisposisi penting terjadinya kondisi sepsis.
Diagnosa keperawatan

• Nyeri b.d aktivitas peristaltic otot polos sistem kalises, peregangan


1. terminal saraf sekunder dari hidronefrosis, nyeri pascabedah

• Risiko Infeksi b.d port de entré luka pascah bedah


2.

• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual,muntah


3. efek sekunder dari nyeri.

• Kecemasan b.d prognosis pembedahan, tindakan invasive diagnostik


4.

• Pemenuhan informasi b.d rencana pembedahan, tindakan


5. diagnostik invasive, perencanaan pasien pulang.
Daftar Pustaka
• Potter, P. A., dan Perry, A. G.
(2005). Fundamentals of Nursing: Concept,
Process, and Practice. Edisi 4. (Terj. Yasmin Asih,
et al). Jakarta: Penerbit Buku EGC
• Purnomo, B., B., (2005). Dasar – dasar urologi.
Edisi ke – 2, hal 79 – 81. Jakarta : Penerbit
sangung seto
• Smeltzer, S.C., &Bare, B.G. (2004). Textbook of
Medical-Surgical Nursing. volume 2, 10th edition.
Phillipine: LippincottWlliams&Wilkins
Daftar Pustaka
• Wilkinson, M., J., (2007). Buku saku diagnose
keperawatan dengan intervensi NIC dan criteria
hasil NOC. Edisi 7. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
• Prince & Wilson (2006). Patofisiologi “Konsep
klinis proses – proses penyakit” Buku 1. Edisi 4.
Penerbit buku kedokteran. EGC. Jakarta
• Sweringen, L., P., (2007). Manual of medical-
surgical nursing care “Nursing intervension and
collaboration management”. 6th ed. United States
of America : Mosby Elsevier
Daftar Pustaka
• Black M., J., & Hawks H., J. (2009). Medical –
surgical nursing., clinical management for positive
outcomes., 8th ed. Singapore : Elsevier.
• William, L.S., & Hopper, P.D. (2007).
Understanding medical surgical nursing, 3rd ed.
Philadelphia : F.A Davis Company.
• Timby, B.K., & Smith, N.E. (2010). Introductory
Medical Surgical Nursing, 10th ed. Philadelphia :
Lippincott.

Anda mungkin juga menyukai