Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

GAYA DAN KARAKTERISTIK SERTA PENGARUH KEPEMIMPINAN

Dibuat Oleh : Kelompok III

Nama : Melvin Dalimunthe (170210121)

: Abdul Dawi Bacin (170210)

: Meri Andri Yanti (170210015)

: Nurul Afrah (170210068)

Kelas : VII-E

Mata kuliah : Kepemimpinan

Dosen Pengasuh : Sufi Rashid

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah ”Gaya Dan Karakteristik Serta Pengaruh Kepemimpinan”.
Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah (Bapak Sufi Rashid) yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Makalah ini jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna
bagi kami khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Lhokseumawe, 28 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

A. BAB I PENDAHULUAN..........................................................................4
1.1. Latar Belakang......................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................6
1.3. Tujuan Penulisan...................................................................................6

B. BAB II PEMBAHASAN...........................................................................7
2.1. Gaya Dan Karakteristik Kepemimpinan...............................................7
2.2. Karakteristik Kepemimpinan Yang Ideal............................................13
2.3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dalam Sebuah Organisasi.................17

C. BAB III PENUTUP...................................................................................19


3.1. Kesimpulan............................................................................................19
3.2. Saran......................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gaya Dan Karakteristik Serta Pengaruh Kepemimpinan dipandang sangat penting
karena dua hal: pertama, adanya kenyataan bahwa penggantian pemimpin seringkali
mengubah kinerja suatu unit, instansi atau organisasi; kedua, hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa salah satu faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan organisasi
adalah gaya dan pengaruh kepemimpinan kepemimpinan itu sendiri, mencakup proses
kepemimpinan pada setiap jenjang organisasi, kompetensi dan tindakan pemimpin yang
bersangkutan (Yukl, 1989). Kenyataan dan/atau gagasan, serta hasil penelitian tersebut tak
dapat dibantah kebenarannya. Semua pihak maklum adanya, sehingga muncul jargon “ganti
pimpinan, ganti kebijakan”, bahkan sampai hal-hal teknis seperti ganti tata ruang kantor,
ganti kursi, atau ganti warna dinding. Demikianlah, kepemimpinan itu merupakan fenomena
yang kompleks sehingga selalu menarik untuk dikaji.

Dalam berbagai literatur, kepemimpinan dapat dikaji dari tiga sudut pandang, yakni: (1)
pendekatan sifat, atau karakteristik bawaan lahir, atau traits approach; (2) pendekatan gaya
atau tindakan dalam memimpin, atau style approach; dan (3) pendekatan kontingensi
atau contingency approach. Pada perkembangan selanjutnya, fokus kajian lebih banyak pada
cara-cara menjadi pemimpin yang efektif, termasuk dengan mengembangkan kesadaran
tentang kapasitas spiritual untuk menjadi pemimpin profesional dan bermoral.

Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik, namun tetap sangat
menarik untuk diteliti karena sangat menentukan berlangsungnya suatu organisasi.
Kepemimpinan itu esensinya adalah pertanggungjawaban. Masalah kepemimpinan masih
sangat baik untuk diteliti karena tiada habisnya untuk dibahas di sepanjang peradaban umat
manusia. Terlebih pada zaman sekarang ini yang semakin buruk saja moral dan mentalnya.
Ibaratnya, semakin sulit mencari pemimpin yang baik (good leader). Pemimpin yang baik
sebenarnya pemimpin yang mau berkorban dan peduli untuk orang lain serta bersifat
melayani. Tetapi, kenyataannya berbeda. Bila kita lihat sekarang para pemimpin kita, dari
lapisan bawah sampai lapisan tertinggi, dari pusat hingga ke daerah-daerah.

4
Banyak pemimpin yang hadir dengan tanpa mencerminkan sosok pemimpin yang
seharusnya, malah terlihat adanya pemimpin-pemimpin yang jauh dari harapan rakyat, tidak
peduli dengan nasib rakyat bawah, dan hampir tidak pernah berpikir untuk melayani
masyarakat.

Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan
pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan perilaku organisasinya
(Nawawi, 2003:113). Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi
perilaku bawahan, agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan
organisasi (Malayu, 2000:167).

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya.
Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih
mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu
mengelola lingkungan dengan baik. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri.Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan, manusia hidup berkelompok.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang
harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan
hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan
menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.

Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan
lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relative pelik dan
sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar
masalah dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kenyataannya para pemimpin dapat
mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama
tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan penting dalam
membantu kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.

5
2.1. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan?


2. Bagaimana karakteristik kepemimpinan yang baik dan benar?
3. Apa pengaruh gaya dan karakteristik didalam kepemimpinan itu sendiri?

2.3. Tujuan Penulisan

1. Agar mengetahui gaya-gaya dalam kepemimpinan.


2. Untuk mempelajari karakteristik kepempinan yang baik dan benar.
3. Menjelaskan tentang pengaruh gaya kepemimpinan dalam sebuah organisasi.

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Gaya Dan Karakteristik Kepemimpinan
A. Definisi Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah suatu cara, pola dan kemampuan tertentu yang digunakan
oleh seorang pemimpin dalam bersikap, berkomunikasi dan berinteraksi untuk
mempengaruhi, mengarahkan, mendorong dan mengendalikan orang lain atau bawahan agar
bisa melakukan suatu pekerjaan sehingga mencapai suatu tujuan. Setiap pemimpin memiliki
gaya kepemimpinan yang berbeda antara satu pemimpin dengan pemimpin yang lainnya, dan
bukan suatu keharusan bahwa suatu gaya kepemimpinan lebih baik atau lebih buruk
dibanding gaya kepemimpinan lainnya.

Gaya kepemimpinan menunjukkan secara langsung maupun tidak langsung, mengenai


keyakinan seorang pimpinan terhadap kemampuan bawahannya. Artinya gaya kepemimpinan
adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap,
yang sering diterapkan seorang pemimpin saat mencoba untuk memengaruhi kinerja
bawahannya.
Berikut definisi dan pengertian kepemimpinan menurut para ahli dari beberapa sumber buku:

 Menurut Kartono (2008), gaya kepemimpinan adalah sifat, kebiasaan, tempramen,


watak dan kepribadian yang membedakan seorang pemimpin dalam berinteraksi
dengan orang lain.

 Menurut Supardo (2006), gaya kepemimpinan adalah suatu cara dan proses kompleks
dimana seseorang mempengaruhi orang-orang lain untuk mencapai suatu misi, tugas
atau suatu sasaran dan mengarahkan organisasi dengan cara yang lebih masuk akal.

 Menurut Rivai (2014), gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan
pimpinan untuk memengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat
pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang
disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.

 Menurut Hasibuan (2013), gaya kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk
mempengaruhi bawahannya, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif
untuk mencapai tujuan organisasi.

7
B. Teori Gaya Kepemimpinan

Menurut Istijanto (2006), gaya kepemimpinan seseorang umumnya berdasarkan dua


pertimbangan, yaitu:
1. Kepemimpinan atas dasar struktur. Kepemimpinan yang menekankan struktur
tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan dimana meliputi tugas pokok, fungsi,
tanggung jawab, prestasi kerja dan ide (gagasan).
2. Kepemimpinan berdasarkan pertimbangan. Kepemimpinan yang menekankan
gaya kepemimpinan yang memberikan perhatian atas dukungan terhadap bawahan
dimana meliputi peraturan, hubungan kerja dan etika.
Sedangkan menurut Purnomo dan Wijayanti (2013), gaya kepemimpinan bersumber dari
beberapa teori, yaitu:
1. Teori Bakat (traits). Teori yang mencari karakter atau kepribadian, sosial, fisik, atau
intelektual yang membedakan pemimpin dari bukan pemimpin. Bakat (traits) di-
definisikan sebagai kecenderungan yang dapat diduga, yang mengarahkan perilaku
individu berbuat dengan cara yang konsisten dan khas.
2. Teori Perilaku. Teori perilaku kepemimpinan, yaitu teori-teori yang mengemukakan
bahwa perilaku spesifik membedakan pemimpin dari bukan pemimpin. Kebanyakan
perilaku kepemimpinan yang digambarkan oleh bawahan sebagai struktur prakarsa
(initiating structure) dan pertimbangan (consideration), yaitu mempertimbangkan
perasaan dan kesejahteraan para bawahan.
3. Teori Situasional. Gaya situasional yang dikaitkan dengan tugas dan hubungan.
Yang dimaksud dengan gaya situasional dikaitkan dengan tugas dan hubungan, yaitu
bahwa seorang manajer atau pemimpin akan menggunakan gaya tertentu, tergantung
pada apa yang menonjol, tugas atau hubungan.

8
C. Indikator Gaya Kepemimpinan

Menurut Kartono (2008), gaya kepemimpinan seseorang dapat dilihat dan dinilai dari
beberapa indikator sebagai berikut:
1. Kemampuan Mengambil Keputusan. Pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil
tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
2. Kemampuan Memotivasi. Kemampuan Memotivasi adalah Daya pendorong yang
mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan
kemampuannya (dalam bentuk keahlian atau keterampilan) tenaga dan waktunya
untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan
menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran
organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Kemampuan Komunikasi. Kemampuan Komunikasi Adalah kecakapan atau
kesanggupan penyampaian pesan, gagasan, atau pikiran kepada orang lain dengan
tujuan orang lain tersebut memahami apa yang dimaksudkan dengan baik, secara
langsung lisan atau tidak langsung.
4. Kemampuan Mengendalikan Bawahan. Seorang Pemimpin harus memiliki
keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan menggunakan
kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi
kepentingan jangka panjang organisasi. Termasuk di dalamnya memberitahukan
orang lain apa yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada
tegas sampai meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas
dapat terselesaikan dengan baik.
5. Tanggung Jawab. Seorang pemimpin harus memiliki tanggung jawab kepada
bawahannya. Tanggung jawab bisa diartikan sebagai kewajiban yang wajib
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan
jawab dan menanggung akibatnya.
6. Kemampuan Mengendalikan Emosional. Kemampuan Mengendalikan Emosional
adalah hal yang sangat penting bagi keberhasilan hidup kita. Semakin baik
kemampuan kita mengendalikan emosi semakin mudah kita akan meraih kebahagiaan.

9
D. Jenis-jenis Gaya Kepemimpinan

Menurut Hasibuan (2014), terdapat beberapa macam gaya kepemimpinan, yaitu sebagai
berikut:

a. Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan Otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak
tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang.
Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan
tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses
pengambilan keputusan.

b. Kepemimpinan Partisipasi

Kepemimpinan Partisipasi adalah apabila dalam kepemimpinan-nya dilakukan dengan


cara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi
para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki organisasi.
Bawahan harus berpartisipasi memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses
pengambilan keputusan.

c. Kepemimpinan Delegasi

Kepemimpinan Delegasi apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenangnya


kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil
keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya.
Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya,
sepenuhnya diserahkan kepada bawahan.

10
Sedangkan menurut Sutikno (2014), gaya kepemimpinan terbagi menjadi beberapa tipe,
yaitu:

a. Tipe Otokratik

Tipe kepemimpinan menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak pribadinya


(pemimpin), sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dan tidak boleh ada
orang lain yang turut campur. Seorang pemimpin otokratik akan menunjukkan sikap yang
menonjolkan keakuannya, dan selalu mengabaikan peranan bawahan dalam proses
pengambilan keputusan, tidak mau menerima saran dan pandangan bawahannya.

b. Tipe Kendali Bebas atau Masa Bodo (Laisez Faire)

Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otokratik. Dalam
kepemimpinan tipe ini sang pemimpin biasanya menunjukkan perilaku yang pasif dan
seringkali menghindar diri dari tanggung jawab. Seorang pemimpin yang kendali bebas
cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya
sendiri. Disini seorang pemimpin mempunyai keyakinan bebas dengan memberikan
kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan maka semua usahanya akan cepat berhasil.

c. Tipe Paternalistik

Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan


organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahan kepadanya. Harapan bawahan
berwujud keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi
dan layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk, memberikan
perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraan bawahannya.

d. Tipe Kharismatik

Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya
yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para
pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkrit mengapa orang tersebut itu
dikagumi.

11
e. Tipe Militeristik

Pemimpin yang bertipe militeristik ialah pemimpin dalam menggerakkan bawahannya


lebih sering mempergunakan sistem perintah, senang bergantung kepada pangkat dan
jabatannya, dan senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan. Menuntut disiplin yang
tinggi dan kaku dari bawahannya, dan sukar menerima kritikan dari bawahannya.

f. Tipe Pseudo-demokratik

Tipe ini disebut juga kepemimpinan manipulatif atau semi demokratik. Pemimpin
seperti ini menjadikan demokrasi sebagai selubung untuk memperoleh kemenangan tertentu.
Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratik hanya tampaknya saja bersikap demokratis
padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih
mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus dan samar-
samar.

g. Tipe Demokratik

Tipe demokratik adalah tipe pemimpin yang demokratis, dan bukan karena dipilihnya si
pemimpin secara demokratis. Tipe kepemimpinan dimana pemimpin selalu bersedia
menerima dan menghargai saran-saran, pendapat, dan nasihat dari staf dan bawahan, melalui
forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat. Kepemimpinan demokratik adalah
kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan terarah. Kegiatan-kegiatan pengendalian
dilaksanakan secara tertib dan bertanggung jawab.

12
2.2. Karakteristik Kepemimpinan Yang Ideal

A. Macam-Macam Karakteristik Pemimpin

Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam
peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu
memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan,
kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa
dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".

Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan,
khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-
orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu
atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu
mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk
pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).

Pemimpin yang baik diukur dari tindakannya, bukan sekedar pandai berteori, namun miskin
pelaksanaan. Ciri yang harus dimiliki Seorang Pemimpin Baik dan Ideal :

1. Jujur
Kejujuran dalam diri seseorang tentunya menjadi point khas yang harus dimiliki oleh
seorang manusia, terutama oleh seorang pemimpin. Pemimpin yang jujur menjanjikan
keterbukaan dan keluwesan dalam memberikan segala informasi yang mencakup kepentingan
kelompok. Kejujuran yang ada dalam diri seorang pemimpin akan menjadi ciri khas
tersendiri yang mampu diandalkan oleh anggota. Pemimpin ideal dengan tingkat kejujuran
tinggi akan mendapatkan kepercayaan yang luas dari kelompoknya.
2. Cerdas
Kecerdasan adalah titik tentu idealnya yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Kecerdasan merupakan point utama yang menentukan seberapa baik langkah yang diambil
oleh seorang pemimpin jika dihadapkan oleh suatu masalah kelompok. Pemimpin ideal
adalah pemimpin yang cerdas dalam membawa diri yang didukung dengan keunggulan
berfikir dan peka terhadap hal-hal sekitar. Dalam menjalankan tugasnya, seorang pemimpin
yang ideal akan mampu berfikir luwes dan memiliki ide-ide segar untuk keberlangsungan
kepentingan kelompoknya.

13
3. Percaya Diri
Seorang pemimpin yang ideal itu punya rasa percaya diri yang baik. Di saat-saat
genting sekalipun, seorang pemimpin bisa mengangkat moral timnya sehingga masalah yang
muncul bisa diatasi dengan baik.
4. Mampu Berkomunikasi
Kemampuan komunikasi amat penting bagi Leader atau seorang pemimpin. Sehingga
pesan yang disampaikan bisa jelas. Kemampuan berkomunikasi yang jelas ini juga penting
agar pemimpin bisa menyelarasakan semua anggota timnya menuju tujuan yang diinginkan
dan harus mampu berkomunikasi dengan cara yang baik dan tepat kepada siapa dia berbicara
dan bagaimana dia berbicara.
5. Mampu Mendelegasi
Seorang pemimpin harus mampu mendelegasikan beberapa pekerjaanya. Dia tidak bisa
menjadi “One Man Show” atau ingin menjadi yang terdepan. Pemimpin mau dan mampu
mendelegasikan pekerjaan-pekerjaanya atau sebagian tanggungjawabnya kepada orang
disekitarnya. Percayakan kepada tim yang anda bentuk dan beri mereka tanggungjawab
seperti yang anda mau lakukan. Mampu mendelegasikan suatu tugas adalah suatu keahlian
khusus yang tidak bisa dimiliki banyak orang.
6. Komitmen
Jangankan seorang pemimpin, seorang bawahan atau follower saja harus harus
memiliki komitmen yang tinggi terhadap apa yang dia kerjakan. Apalagi bagi seorang
pemimpin. Itu adalah hal wajib yang harus dimiliki. Tujuan tanpa komitmen adalah sia-sia.
Mungkinkah seorang pemimpin tersebut sukses jika dia tidak memiliki komitmen dalam
dirinya untuk meraih kesuksesan tersebut? Jika anda memiliki komitmen yang kuat, dan anda
berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkanya, maka anda akan mendapat respek dari anggota
anda. Komitmen timbul dari hati yang paling dalam, sehingga sangat sulit menggoyahkan
komitmen yang sudah sungguh-sungguh. Komitmen yang memberikan perubahan tanpa
camput tangan orang lain.
7. Kreatifitas dan Berinisiatif
Biasanya keputusan yang diambil seorang pemimpin tidaklah mudah. Mereka harus
memikirkan dampak positif dan dampak negatifnya. Itu sebabnya para pemimpin selalu
punya pertimbangan yang matang untuk memutuskan sesuatu. Disinilah butuh kreatifitas dari
seorang pemimpin. Cara belajar untuk memiliki kreatifitas ini adalah dengan berfikir out of
the box. Artinya berfikir dengan cara yang berbeda. Atau istilahnya memiliki sudut pandang
yang lain dan berbeda tapi dengan tujuan yang tetap sama.

14
Tidak hanya keretaif pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang berani berinisiatif
jika dihadapkan dengan suatu masalah. Inisiatifme diri jelas dibutuhkan oleh seorang
pemimpin demi terciptanya solusi yang bersifat nyata dan menjanjikan. Pemimpin yang
berinisiatif adalah pemimpin yang mampu menggerakkan dirinya sendiri terlebih dahulu
untuk memulai segala sesuatunya tanpa adanya paksaan. Dengan sifat inisiatif yang ada
dalam diri pemimpin, kekuatan diri dari tiap anggota untuk menjalankan misi kelompok pun
akan terjamin dengan baik.
8. Menjadi Inspirasi
Anda bisa bayangkan ketika anda seorang pemimpin yang memiliki sifat kurang bagus.
Anda akan menjadi inspirasi yang buruk bagi orang disekitar anda. Oleh karenanya milikilah
sifat baik, dewasa, berwibawa dan mengayomi agar anda menjadi Inspirasi bagi banyak
orang. Fokuslah kepada masa depan dan bekerjalah sekuat tenaga untuk mencapai tujuan
yang sudah anda komitmenkan dari awal. jangan terpengaruh hal-hal yang fana atau
sementara, walaupun kelihatan menyenangkan dan menggiurkan tapi ciri seorang pemimpin
besar adalah “Selalu ada bagian yang lebih baik di depan sana“.
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
Bertanggung jawab berarti berani untuk menanggung efek dari segala keputusan yang
timbul akibat tindakan yang telah dilaksanakan. Selain cerdas dan berinisatif, seorang
pemimpin yang ideal tentunya perlu memiliki sifat bertanggung jawab. Pengambilan
keputusan terhadap cara kerja dan pelaksanaan misi suatu kelompok tentunya diputuskan
dengan tidak tergesa-gesa. Pemimpin yang bertanggung jawab adalah pemimpin yang tetap
teguh dan dan mampu berfikir taktis untuk menerima segala resiko yang timbul dari
keputusan yang diambil.
Pemimpin yang dapat dipercaya adalah pemimpin yang mampu mendamaikan hati
semua anggota. Dengan pemimpin yang dapat dipercaya, setiap anggota akan merasa lebih
terpacu untuk menyatukan hati dan menciptakan keseragaman kelompok demi terciptanya
keutuhan. Karakter yang satu ini tentunya timbul dari seberapa berhasilnya seorang
pemimpin dalam menggerakkan anggotanya dan bijak dalam mengambil keputusan.
Pemimpin ideal adalah pemimpin yang tanpa perlu berfikir ulang, anggotanya akan dengan
kesungguhan hati mampu mempercayai pemimpin tersebut untuk mengambil keputusan.

15
10. Rela Berkorban
Rela berkorban berarti rela menerjunkan diri dalam kepentingan kelompoknya
dibandingkan dengan kepentingan pribadi. Pemimpin yang rela berkorban akan mampu
memfokuskan diri untuk mencapai visi kelompok secara detail. Sifat rela berkorban ini pun
tentunya harus didasari dengan kecerdasan dan kebijakan dari seorang pemimpin. Pemimpin
ideal yang rela berkorban akan mampu mengambil keputusan secara tepat tanpa merugikan
banyak pihak.
11. Dicintai dan mencintai kelompoknya
Cinta hadir dalam diri seorang pemimpin yang ideal dan juga kelompok yang
dipimpinnya. Segala bentuk tingkah laku yang hadir dari seorang pemimpin yang ideal akan
selalu diiringi dengan unsur cinta yang akan meminimalisir bentuk kecurangan juga hal-hal
buruk lainnya. Kelompok yang dipimpinnya pun akan mampu mencintai pemimpin tersebut
tanpa adanya unsur paksaan yang berlebih. Pemimpin yang ideal jelas akan mampu
menciptakan tindakan dengan cinta yang terkoordinir rapih untuk kemajuan.
12. Intuisi
Persoalan dan permasalahan tidaklah selalu mudah diselesaikan. Selalu ada jalan
terjal yang paling sulit untuk dilalui. Bagi seorang pemimpin sejati, mereka pasti memiliki
intuisi yang peka. Mereka mampu melihat resiko-resiko apa yang terberat ketika mereka
mengambil suatu keputusan. Milikilah intuisi yang baik dalam mengambil keputusan penting.
13. Humoris
Seorang pemimpin(Leader) yang hebat itu biasanya juga dilengkapi dengan sense of
humor yang baik. Mereka bisa membuat timnya tetap tertawa sekalipun mungkin sedang
dilanda masalah. Ini penting agar masalah yang timbul tidak menjadi beban, namun tetap bisa
diselesaikan dengan hati senang.

16
2.3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Kepemimpinan Dalam Sebuah Organisasi
A. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan yang baik adalah gaya kepemimpinan yang dapat memberikan
motivasi kerja pada bawahannya. Ivancevich (2001) dalam Widyatmini dan Hakim (2008:
169) mengatakan, seorang pemimpin harus menyatukan berbagai keahlian, pengalaman,
kepribadian dan motivasi.
Kinerja anggota akan baik apabila pimpinan dapat memberimotivasi yang tepat dan
pimpinan memiliki gaya kepemimpinan yang dapat diterima oleh seluruh anggota dan
mendukung terciptanya suasana kerja yang baik. Gaya kepemimpinan yang tidak efektif tidak
akan memberikan pengarahan yang baik pada bawahannya terhadap usaha-usaha semua
pekerjaan dalam mencapai tujuan.
Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja anggotadapat dipengaruhi oleh gaya
kepemimpinan yang dianut dan diterapkan oleh manajemen puncak atau pimpinan.
Teori path Goal mengansumsikan bahwa pimpinan bisa mengubah gaya atau perilaku mereka
untuk memenuhi permintaandari situasi tertentu, misalnya saat menghadapi kelompok
bawahan baru atau proyek baru, pemimpin mungkin berprilaku direktif dalam membuat
prosedur kerja dan menjelaskan apa yang mesti dilakukan.
Berikutnya, pemimpin dapat menggunakan perilaku suportif untuk meningkatkan
kepaduan kelompok dan menumbuhkan iklim positif. Setelah kelompok familier dengan
tugas dan saat masalah-masalah baru ditemukan, pemimpin dapat menampakkan perilaku
partisipatif untuk meningkatkan motivasi anggota kelompok. Terakhir, perilaku yang
berorientasi pada prestasi dapat dipakai untuk mendorong kinerja yang semakin meningkat.
Penerapan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan karakter anggota, pekerjaan, dan kondisi
yang ada dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap peningkatan Kinerja Anggota.
Kesimpulannya adalah seorang pemimpin dalam suatu organisasi memlikiki dampak
terhadap kinerja anggota dalam mengarahkan, mempengaruhi dan memberikan motivasi
terhadap anggota untuk mencapai tujuan organisasi dan meningkatkan kinerja anggota. Gaya
kepemimpinan yang baik akan membuahkan hasil yang baik dengan berdasarkan tugas dan
fungsi seorang pemimpin dalam suatu organisasi, sebaliknya apabila gaya kepemimpin dari
seorang pemimpin organisasi dinilai kurang baik maka akan memberikan dampak yang
kurang baik terhadap anggota dan organisasi, maka dari itu disarankan agar dapat memantau
langsung anggotanya, memberikan kesempatan anggota untuk memberikan pendapat,
menjalin relasi dan komunikasi yang baik pada semua anggota.

17
B. Pengaruh Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan berorganisasi.
Banyak gaya kepemimpinan dapat dipilih untuk kemudian diterapkan oleh seorang pemimpin
dalam organisasi yang dipimpinnya. Diantara teori kepemimpinan yang unggul adalah teori
kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan transformasional adalah pendekatan
kepemimpinan dengan melakukan usaha mengubah kesadaran, membangkitkan semangat dan
mengilhami bawahan atau anggota organisasi untuk mengeluarkan usaha ekstra dalam
mencapai tujuan organisasi, tanpa merasa ditekan atau tertekan. Seorang pemimpin dikatakan
bergaya transformasional apabila dapat mengubah situasi, mengubah apa yang biasa
dilakukan, bicara tentang tujuan yang luhur, memiliki acuan nilai kebebasan, keadilan dan
kesamaan. Pemimpin yang transformasional akan membuat bawahan melihat bahwa tujuan
yang mau dicapai lebih dari sekedar kepentingan pribadinya.

Gaya kepemimpinan transformasional diyakini oleh banyak pihak sebagai gaya


kepemimpinan yang efektif dalam memotivasi para bawahan untuk berperilaku seperti yang
diinginkan. Menurut Bernard Bass (NN, 2009), dalam rangka memotivasi pegawai, bagi
pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan transformasional, terdapat tiga cara sebagai
berikut:

1. Mendorong karyawan untuk lebih menyadari arti penting hasil usaha.


2. Mendorong karyawan untuk mendahulukan kepentingan kelompok.
3. Meningkatkan kebutuhan karyawan yang lebih tinggi seperti harga diri dan aktualisasi
diri.
Pemahaman akan pentingnya hasil usaha harus diterapkan kepada para pegawai.
Dengan kata lain, orientasi proses mendapat prioritas dibandingkan dengan sekedar hasil.
Kemudian, penekanan untuk mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan
kepentingan pribadi menjadi krusial mengingat hubungan yang baik dan iklim kerja yang
kondusif menjadi perhatian utama dalam penerapan gaya kepemimpinan ini. Selanjutnya,
mengingat kebutuhan bawahan bukan hanya materi, maka seorang pimpinan harus mampu
mendorong pegawai untuk mempunyai kebutuhan yang lebih tinggi sesuai dengan kapasitas
mereka.

18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Intinya gaya dan karakteristik serta pengaruh kepemimpinan pada setiap organisasi di
sektor publik memiliki karakteristik kepemimpinan yang berkualitas yang harus dimiliki oleh
setiap pimpinannya agar dapat menjalankan organisasi sesuai dengan tujuan organisasi.
Begitupun dengan organisasi sektor swasta yang juga wajib memiliki karakteristik
kepemimpinan antara lain: Menginspirasi dan memberikan keteladanan perilaku Saling
Percaya, lntegritas, Peduli dan Pembelajar; dapat mempelopori pembaharuan dan modernisasi
organisasi melalui pemikiran out of the box; memastikan semua unsur organisasi
bekerjasama secara sinergis guna mendapatkan kinerja unggul dan meningkatkan pelayanan
publik; membina kader melalui proses CMC (coaching, mentouring dan konseling); dan juga
mampu mengantisipasi kondisi turbulence dan lingkungan yang selalu berubah dengan gesit
(agility) dan fleksibel.

Organisasi yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang memiliki karakteristik yang
selalu menganalisis situasi dan kondisi sebelum mengambil tindakan dan keputusan, agar
kebijakan yang dihasilkan organisasi/perusahaan dapat tepat sasaran, efektif dan efisien serta
masalah yang muncul sebelumnya dianalisis secara mendalam untuk menemukan solusi
pemecahan masalah yang tepat baik yang terjadi di dalam maupun di luar organisasi yang
dapat mempengaruhi kinerja organisasi. Jika dibandingkan dengan poin-poin karakteristik
kepemimpinan yang berkualitas di sektor publik, kepemimpinan seorang pemimpin yg ideal
sudah termasuk ke dalam kepemimpinan yang berkualitas dan diluar ekspetasi bawahan.

3.2. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh kami adalah kepemimpinan dalam organisasi,
khususnya kepemimpinan organisasi publik, haruslah tetap berjalan dengan memperhatikan
keadaan anggota dan bawahan. Kepemimpinan yang sesuai dalam sektor publik terutama
dalam organisasi yg bersifat publik haruslah peka terhadap perubahan yang dibawa oleh
lingkungan organisasi dan opini-opini anggota dan masyarakat. Dengan demikian akan
tercipta suatu organisasi yang dapat memberikan pelayanan prima tidak hanya kepada pihak
internal organisasi, tapi juga pihak eksternal organisasi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Kartono, Kartini. 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Supardo, Susilo. 2006. Kepemimpinan, Dasar-dasar dan Pengembangannya. Yogyakarta:
Andi offset.
Rivai, Z., Veithzal, dkk. 2014. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Hasibuan, Malayu. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Thoha, Miftah. 2010. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.
Istijanto. 2006. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Purnomo, F.X. Setio Edy dan Wijayanti, Ratna. 2013. Analisis Pengaruh Perilaku
Kepemimpinan Instruktif, Konsultatif, Partisipatif dan Delegatif terhadap Kinerja Karyawan.
Semarang: Universitas Semarang.

20

Anda mungkin juga menyukai