BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
a. Pengertian
Dialisis adalah cara membersihkan darah ketika ginjal tidak bisa lagi
garam, dan air, serta membantu untuk mengontrol tekanan darah. Ada dua
jenis dialisis yaitu hemodialisis dan dialisis peritoneal. Dokter adalah orang
adalah suatu bentuk terapi pengganti pada pasien dengan kegagalan fungsi
ginjal, baik yang bersifat akut maupun kronik (National Kidney Foundation
(NKF), 2016). Pasien yang menderita gagal ginjal juga dapat dibantu dengan
untuk dialisa setiap minggunya, atau paling sedikit 3-4 jam per kali terapi.
Smeltzer, 2013).
tubuh. Zat sisa yang menumpuk pada pasien PGK ditarik dengan mekanisme
selama sekitar 4 jam pada suatu waktu. Orang-orang yang memilih untuk
lebih sering, 4-7 kali per minggu selama berjam-jam lebih pendek setiap kali.
terbanyak, hal ini masih di bawah standar durasi tindakan hemodialisis yang
protein, rendah garam, rendah kalium dimana pasien harus meluangkan waktu
2015).
protein dan membatasi jumlah kalium, fosfor, natrium, dan cairan dalam diet
Anda ahli gizi tentang kebutuhan diet individu. Tim asuhan dialisis akan
memastikan pasien mendapatkan jumlah yang tepat dari dialisis dan bahwa
sakit kepala, nyeri dada, nyeri punggung, demam dan menggigil (Al Nazly ,
1) Pengertian GGK
dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yang cukup berat secara perlahan
Gejala penyakit ini umumnya adalah tidak ada nafsu makan, mual,
muntah, pusing, sesak nafas, rasa Lelah, edema pada kaki dan tangan
serta uremia. Apabila nilai Glomerulo Filtration Rate (GFR) atau Tes
(Almatsier, 2004).
dan progresif. Adapun GGT (Gagal Ginjal Terminal) adalah fase terakhir
dari Gagal Ginjal Kronik (GGK) dengan faal ginjal sudah sangat buruk.
Kedua hal tersebut bisa dibedakan dengan tes klirens kreatinin (Irwan,
2016).
orang dan tahun 2014 sebanyak 17,193 orang. Dari data tersebut
2011)
2) Etiologi GGK
untuk bekerja maupun bergaul, juga kesulitan dalam tidur karena rasa
yang menyertai yang tidak sama antara satu pasien dengan pasien
lainnya. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa pasien
GGK akan merasakan adanya rasa tidak nyaman, sesak, oedema, nyeri
dada, rasa mual atau bahkan muntah, serta kram otot yang
kualitas hidupnya.
16
3) Gejala GGK
ginjal sehat akan mengambil alih tugas dan pekerjaan jaringan ginjal
yang sakit dengan meningkatkan perfusi darah ke ginjal dan filtrasi. Bila
jaringan ginjal yang rusak mencapai 75 -85 % maka daya kompensasi tak
penurunan zat – zat yang tak bisa dikeluarkan dari tubuh oleh ginjal yang
sakit. Gagal ginjal pada tahap awal akan tidak disadari oleh penderitanya,
karena gejalanya umumnya tidak Nampak. Tetapi ada pula gejala yang
akan dirasakan pada saat sakit ginjal. Berikut ini merupakan beberapa
gejala yang dapat dirasakan ketika mengalami gagal ginjal adalah sesak
Untuk gejala yang dialami oleh penderita Gagal Ginjal Kronik (GGK)
1) Gastrointestinal
mual, muntah, mulut kering, rasa pahit, pendarahan epitel, diare dan
konstipasi.
2) Kulit
3) Kardiovaskuler
4) Darah
5) Neurologi
4) Pencegahan GGK
3) Minumlah banyak air setiap harinya. Air adalah salah satu komponen
Selain itu, air juga bisa berguna dalam membantu untuk mengeluarkan
serta konsentrasi darh. Selain itu air juga bisa berguna dalam
tubuh.
satu fungsi yang paling utama yang dimiliki ginjal. Disaat proses
urin, tetapi rasa ingin buang air kecil akan dirasakan di saat kandung
kemih sudah mulai penuh sekitar 120 – 250 ml urin. Sebaiknya jangan
pernah menahan buang air kecil. Hal ini akan berdampak besar dari
organ tubuh. Diet yang diberikan untuk penderita Gagal Ginjal Kronik
(GGK) umumnya berupa (Irwan, 2016; Baradero, Dayrit dan Siswadi, 2005)
2. Status Gizi
pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi pada suatu
saat berdasarkan pada kategoridan indikator yang digunakan. Status gizi dapat
tersebut dapat dilihat dari variable pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi
badan atau panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan dan panjang tungkai
(Gibson, 1990).
Penilaian status gizi digunakan dua metode penilaian status gizi, yaitu
secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara tidak
langsung, dapat dibagi tiga yaitu survey konsumsi makanan, statstik vital, dan
faktor ekologi. Sedangkan penilaian ststus gizi secara langsung dapat dibagi
Menurut Call dan Levinson dalam Supariasa (2012), bahwa status gizi
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan,
terutama adanya penyakit infeksi, kedua faktor ini adalah penyebab langsung,
adalah asupan gizi dan penyakit infeksi, kedua, penyebab tidak langsung yaitu
keterdediaan pangan tingkat rumah tangga, perilaku / asuhan ibu dan anak,
mempengaruhi status gizi ditinjau dari sosial budaya dan ekonomi adalah
penanaman, pola penguasaan lahan, mutu luas lahan, cara pertanian, cara
pengosongan lambung lambat dan diare, komorbid medis lainya, kejadian sakit
22
dan rawat inap yang berulang, asupan makanan lebih menurun di hari-hari
3. Katabolisme protein meningkat, yaitu kejadian sakit dan rawat inap yang
3. Hemoglobin
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya
dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari
4. Kualitas Hidup
penilaian terhadap kondisi kehidupan yang stabil dalam jangka waktu lama.
kualitas hidup seseorang tidak dapat didefinisikan dengan pasti, hanya orang
budaya dan sistem nilai dimana individu tersebut hidup, dan hubungan
terhadap tujuan, harapan, standar dan keinginan. Hal ini merupakan suatu
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, status gizi (Desita, 2010 & Yuwono,
2010 dalam Wulandari, 2015) dan faktor dukungan keluarga serta lama
menjalani hemodialisis (Notoatmodjo, 2012 & Avis, 2005). Pada pasien gagal
(Kopple, 2007 dalam Wulandari, 2015). Tanda gizi kurang dapat dipengaruhi
dan penyakit yang timbul (Rahardjo, 2006). Spiegel et al., (2008 dalam
mempengaruhi domain fisik kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis.
mengatakan lebih dari 500 juta orang mengalami penyakit gagal ginjal
dengan penyakit ginjal sebesar 41,4% antara tahun 1995-2025 (Depkes RI,
2010).
Alat ukur generik adalah alat ukur yang dalat digunakan untuk berbagai macam
penyakit maupun usia. Kelebihan dari alat ukur ini adalah penggunaannya dapat
lebih luas, namun kekurangan dari alat ukur ini adalah tidak mencakup hal-hal
Alat ukur spesifik merupakan alatpengukur kualitas hidup yang spesifik untuk
sering terjadi pada penyakit yang dimaksud. Kelebihan dari alat ukur ini adalah
dapat mendeteksi lebih tepat keluhan atau hal khusus yang berperan pada
penyakit tertentu. Kekurangan dari alat ukur ini adalah tidak dapat digunakan
25
pada penyakit lain dan biasanya pertanyaannya lebih sulit dimengerti. Contoh
dari alat ukur ini adalah Kidney Disease Quality of Life – Short Form (KDQOL-
SF).
3) ukur utility
Alat ukur utility merupakan pengembangan dari suatu alat ukur, biasanya dari
Time Trade-Off (TTO) yang berguna untuk bidang ekonomi, yaitu dapat
kesehatan negara.
spesifik yang digunakan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (Lina,
SF adalah:
besar ganguan penyakit ginjal dalam kehidupan sehari – hari baik dari
26
termasuk masalah kesiapan mental pasien, asupan makanan dan status gizi.
pada pasien dan dipengaruhi oleh faktor- faktor sebagai berikut (Septiwi,
2011) :
1) Karakteristik pasien
GGK HD kondisi tubuh harus terus baik dan stabil agar pasien dapat
terus menjalankan terapi hemodialisis dengan baik, hal ini dapat dicapai
melalui perawatan kesehatan diri pasien itu sendiri dan pemberi layanan
kesehatan.
dengan peningkatan jumlah unit HD, pasien baru adalah pasien yang
pertama kali menjalani dialisis pada tahun 2017 sedangkan pasien aktif
adalah seluruh pasien baik pasien baru tahun 2017 maupun pasien lama
dari tahun sebelumnya yang masih menjalani hd rutin dan masih hidup
sampai dengan tanggal 31 Desember 2017. Pada tahun 2017 pasien aktif
meningkat tajam hal ini menunjukkan lebih banyak pasien yang dapat
2,64 % pada pasien aktif, hal ini menunjukkan sudah saatnya memberi
eritropoetin di semua level unit HD. Maka jumlah tranfusi darah masih
banyak dan meningkat pada tahun 2017. Pemberian besi intravena pun
4) Depresi
5) Dukungan keluarga
cairan.
6) Adekuasi hemodialisis
pasien dalam keadaan baik, merasa lebih nyaman, tidak ada manifestasi
hemodialisis dan kualitas hidup pasien dengan nilai p < 0,05. Cleary dan
7) Status gizi
adalah studi yang dilakukan oleh Afshar dkk., (2011) dalam Wulandari
gejala seperti lelah dan malaise, sakit kepala, kehilangan berat badan,
untuk masing – masing pertanyaan dari skala 1 – 100, dimana nilai yang
tinggi menunjukan kondisi yang lebih baik. Nilai akhir dari kualitas
• Kualitas Hidup Baik: bila total skor kualitas hidup ≥nilai median
B. Penelitian terkait
Penelitian yang dilakukan oleh A.A. Ayu Putri Oktiadewi (2012) yang
meneliti mengenai hubungan kadar Hb dan status gizi dengan kualitas hidup pasien
Terdapat hubungan bermakna antara status gizi dengan kualitas hidup pada
indikator kadar albumin dengan dimensi kesehatan fisik (p = 0,02), kategori skor
PG-SGA dengan dimensi kesehatan fisik (p = 0,037) dan kategori skor PG-SGA
Penelitian yang dilakukan oleh Sumarni (2014) yang meneliti analisis faktor-
faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup klien penyakit ginjal kronik yang
(53,2%). Tidak ditemukan hubungan antara kualitas hidup dengan variabel usia,
jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Kualitas hidup memiliki hubungan dengan
status gizi dalam kategori baik sebanyak 24 orang (52,2%) dan kualitas hidup dalam
kategori baik sebanyak 28 orang (60,9%). Hasil uji statistik Pearson Product
status gizi dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
kronik di RSUD Wates adalah berada pada pada rentang usia 56-65 tahun (44,6%),
(51,8%), dan ratarata telah menjalani hemodialysis selama 28,04 bulan. Status gizi
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis kategori berisiko malnutrisi
(66,1%). Kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis
kategori buruk (53,6%). Hasil uji chi square diperoleh p-value sebesar 0,003 dengan
koefisien kontingensi sebesar 0,365 ada hubungan antara status gizi dengan kualitas
hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Wates
C. Kerangka Teori
pasien, terapi hemodialisa yang dijalani, anemia (kadar Hb), depresi, dukungan
Skema 2.1.